Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tarysa marsyska

NIM : 209728
Kelas : 2B
Makul : Teori Fitokimia
Dosen pengampu :

1. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID PADA EKSTRAK ETIL


ASETAT DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L.)
 Analisis kadar air sampel
Analisis kadar air menggunakan metodev oven kering pada suhu 105oC. Cawan
kosong
dikeringkan dengan suhu 105oC selama 1 jam lalu didinginkan di dalam desikator selama 20-
30 menit untuk menstabilkan massa konstan cawan. Setelah itu cawan tersebut ditimbang.
Sebanyak 3 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan, ditimbang dengan cepat dan
dikeringkan dengan oven 105oC selama 3 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator
selama 20-30 menit dan ditimbang kembali Cawan dimasukkan kembali ke dalaoven selama
1 jam sampai diperoleh berat konstan. Kadar air sampel dihitung dengan rumus berikut:
a−b
Kadar air = x 100%
a
Keterangan
a= berat awal sampel ( gram)
b= berat sampel kering yang sudah konstan (gram)
Ekstraksi sampel

Metode ekstraksi yang digunakan adalah Maserasi yang dimodifikasi waktu


Maserasinya. Sebanyak 1 kg serbuk sampel Daun gedi diekstraksi menggunakan pelarut etil
Asetat teknis selama 48 jam dan sesekali Diaduk, kemudian disaring untuk mengambil
Filtratnya. Filtrat diuapkan dengan Rotary Evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental,
Kemudian dipanaskan dalam oven suhu 40oC Selama 24 jam. Rendemen ekstrak yang
Diperoleh dihitung dengan menggunakan Skrining fitokimia flavonoid Uji Fitokimia
dilakukan pada ekstrak etil Asetat daun gedi hasil maserasi sesuai dengan Prosedur Harbone
(1987) yaitu sebagai berikut: Sejumlah tertentu sampel ditambahkan Beberapa tetes HCl
pekat dan sedikit serbuk Mg. Perubahan warna menjadi kuning Menandakan sampel positif
flavonoid. Sejumlah tertentu sampel ditambahkan Beberapa tetes H2SO4 pekat, kemudian
Dipanaskan di atas penangas air selama 15 Menit. Reaksi positif jika berwarna merah.
2. ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA AKTIF DARI EKSTRAK METILENA
KLORIDA (MTC) LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga (L)Willd)
Isolasi Senyawa Aktif dari Ekstrak MTC Lengkuas Putih Proses pemisahan senyawa
dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom grafitasi (KKG)yang berdiameter 2,50
cm. Sebanyak 100,00 gram silika gel G 60 dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan
temperatur 100°C. Kolom kaca (diameter 2,50 cm) diisi dengan silika gel yang telah
dipanaskan. Kolom silika dikemas dengan cara basah dan dipadatkan. Setelah padat dilihat
kolom terdapat keretakan atau tidak. Ekstrak MTC dibuat impreg dengan cara dilarutkan
dalam 2,00 ml aseton, kemudian diteteskan ke dalam 2,00 gram silika gel 60 diaduk sampai
homogen dan kering. Impreg dimasukkan di atas kolom KKG yang telah siap pakai kemudian
diratakan. Elusi diawali dengan eluen non polar yaitu n-heksana kemudian elusi dilanjutkan
dengan kombinasi eluen dengan polaritas meningkat sesuai hasil KLT. Eluat yang dihasilkan
kemudian
ditampung dalam vial berbeda sehingga akan dihasilkan beberapa fraksi. Semua fraksi yang
diperoleh setelah proses elusi pada KKG diamati dengan KLT. Setiap fraksi ditotolkan pada
plat KLT sesuai urutan. Penggabungan fraksi dilakukan berdasarkan pola kromatogram KLT.
Uji Toksisitas Fraksi Menggunakan BSLT
Telur udang ditetaskan ke dalam gelas piala
berisi air laut dan dilengkapi dengan aerator. Setelah
24 jam telur udang akan menetas menjadi larva udang.
Larva udang yang baik digunakan untuk uji
bioaktivitas adalah larva yang baru menetas (Rosyidah
& Ariyani, 2009). Sebanyak 10,00 mg sampel
dilarutkan dalam 10,00 ml air laut. Bila sampel tidak
larut dapat ditambahkan 50,00 μl tween-80. Dari
larutan sampel tersebut 1000,00; 500,00; 50,00; 5,00
μl dimasukkan ke dalam vial dan ditambahkan air laut
sampai volumenya menjadi 1,00 ml, sehingga
konsentrasi larutan menjadi 1000, 100, 10, dan 1 ppm.
Kemudian sebanyak 10 ekor larva udang dimasukkan
dalam setiap vial kemudian diamati selama 24 jam
(Rosyidah & Ariyani, 2009). Setelah 24 jam, jumlah
udang yang mati dihitung dan dianalisis menggunakan
Program analisis Probit Finney untuk menentukan
LC50 dengan selang kepecayaan 95%.

Pemurnian Fraksi Aktif


Pemurnian fraksi aktif dari ekstrak MTC
dilakukan dengan menggunakan cara kromatografi
lapis tipis preparatif (KLT Preparatif) dengan eluen
yang sesuai dengan metode seperti penentuan eluen
untuk KKG. Senyawa tunggal dari fraksi yang aktif,
dilakukan uji kemurnian. Uji kemurnian dilakukan
dengan KLT sampai tampak satu noda pada minimaltiga sistem eluen. Selain itu, uji
kemurnian juga
dilakukan dengan KLT dua dimensi yang apabila
murni akan menampakkan satu noda

Analisis spektrofotometri UV dan IR


Analisis spektra UV Vis menggunakan
spektofotometer UV Shimadzu UV-pharmaSpec 1700
dan analisis spektra IR menggunakan spektofotometer
IR Buck Scientific Model 500.

3. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ZAT AKTIF EKSTRAK


METANOL RIMPANG KUNYIT PUTIH (Curcuma
mangga Val) FRAKSI ETIL ASETAT

Jalannya Penelitian
1. Pemilihan Kunyit Putih Kunyit putih yang digunakan adalah yang sudah tua, kemudian
dikeringkan tanpa dikuliti dan dihaluskan yang didapatkan dari daerah Yogyakarta.

2. Maserasi serbuk rimpang kunyitbputih. Sampel sebanyak 1000 g dimaserasi dengan


metanol, pada suhu kamar selama 24 jam sebanyak 7 kali pengulangan kemudian disaring
dengan kertas saring. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu dan diuapkan dengan
evaporator sampai pekat, kemudian difraksinasi dengan etil asetat. Fraksinasi ini dilakukan
dengan menggunakan corong pisah dengan volume ekstrak metanol : etil asetat = 1:1 dan
dipisahkan antara fraksi metanol dan fraksi etil asetat. Fraksinasi ini dilakukan dengan 3x
pengulangan, total fraksi etil asetat diuapkan dengan evaporator.
3. Kromatografi lapis tipis (KLT)Optimasi fase gerak dilakukan dengan menggunakan KLT
dengan berbagai perbandingan antara kloroform dan heksana. Berdasarkan hasil dari
perbandingan volume yang dipakai dalam kromatografi lapis tipis maka dipilih eluen dengan
perbandingan volume kloroform: heksana = 4:6. Per bandingan ini dipilih karena harga Rfv
yang diberikan = 0,2. Setelah eluen naik sampai batas atas (0,5 cm dari ujung atas plat silika
gel), plat silika gel diambil dari bejana dan dikeringkan di udara. Selanjutnya dideteksi
dengan lampu UV pada 254 nm.
4. Kromatografi kolom Silika gel 60 (230-400 mesh) sebanyak 20 gram diaktifasi dengan pe-
manasan dalam oven selama 2 jam pada suhu 110°C, selanjutnya didinginkan dengan
meletakkannya dalam eksikator. Kolom mula-mula diisi glasswool pada bagian bawah dan
menggunakan eluen yang digunakan pada KLT. Untuk pembuatan bubur, silika gel yang
telah diaktifasi dimasukkan dalam beker gelas dan ditambahkan eluen yang sesuai dengan
kromatografi lapis tipis, diaduk hingga homogen dan tidak ada gelembung udara. Selanjutnya
diisikan ke dalam kolom yang sudah disiapkan. Cuplikan (fraksi etil asetat sebanyak 7,5g)
diimpregnasi pada silika gel yang lain, kemudian silika gel impregnasi ini dimasukkan ke
dalam kolom, kran sedikit dibuka dan eluen ditampung. Selanjutnya baru ditambah eluen
yang banyak untuk elusi. Setiap 5-10 mL eluat ditampung dalam botol sampel. Masing-
masing botol (eluat) dianalisis dengan metode kromatografi lapis tipis. Kolom dihentikan jika
pada plat KLT sudah tidak terdapat bercak noda. Eluat yang mempunyai harga Rf yang sama
dan bercak yang sama dikumpulkan sebagai fraksi yang sama, dan selanjutnya dievaporasi.
Hasil evaporasi kemudian dilakukan uji kemurnian, yaitu melakukan KLT dengan berbagai
macam pelarut, jika dari berbagai macam pelarut
tersebut menghasilkan satu noda berarti senyawa tersebut sudah murni, jika senyawa tersebut
belum murni maka hasil uji murni ini bisa digunakan sebagai eluen untuk kromatografi
kolom selanjutnya.
5. Identifikasi struktur senyawa zat aktif
hasil kromatografi kolom.
Identifikasi struktur zat aktif hasil
kromatografi kolom dilakukan dengan
dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis dan spektroskopi UV-Vis, IR dan
GC-MS

Anda mungkin juga menyukai