nlarut dalam etanol, khususnya untuk senyawa senyawa yang banyak mengandung gugu
hidroksi (-oh) dan yang bersifat polar.
Labu alas bulat kemudian dirangkai dengan kondensor yang bagian atasnya
diberi corong yang lubangnya diberi kapas secukupnya untuk mencegah uap keluar dari
kondensor. Kemudian kondensor dipasang pada statif. Kondensor memiliki 2 lubang
dimana bagian atasnya merupakan water out sedangkan bagian bawahnya adalah water
in. masing masing lubang ini dihubungkan dengan selang dimana selang untuk water in
dihubungkan dengan kran air. lubang Water in dari kndensor ini tertelak di bagian bawah
untuk mencegah turbulensi udara. Setelah itu bagian bawah rangkaian atau labu alas
bulat dimasukkan ke dalam heater dan diekstrasi selama 2 jam pada suhu 78-90 C .
pemanasan pada proses ekstraksi ini dapat membantu menghancurkan
membrane sel dari simplisia tongkol jagung
membrane
kedalam sel untuk proses pengekstrakan. Selain itu suhu yang digunakan
tersebut
merupakan suhu titik didih cairan penyari yang digunakan atau etanol 80% sehingga
cairan penyari akan menguap dan melewati kondensor spiral,
dikondensasikan dengan adanya pendingin balik yaitu air dari water in. uap yang
terkondensasi akan berubah menjadi molekul cairan yang akan jatuh kembali ke dalam
labu las bulat untuk menyari kembali simplisia.
Selesai ekstraksi, sampel disaring, ekstrak cair yang didapat sebanyak 45 ml dan
ditampung dalam wadah. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dipekatkan sampai
diperoleh ekstrak kental. Pemekatan ini bertujuan untuk menguapkan pelarut sehingga
didapatkan ektrak dengan kadar pearut rendah. Ekstrak kental kemudian di oven pada
suhu <60 C dan dimasukkan desikator
ditimbang sebanyak 3 replikasi agar beratnya konstan. Hal ini dilakukan agar diperoleh
ekstrak kental tanpa pengotor atau bahan asing. Setelah itu akan hasil penimbangan yang
diperoleh dihitung dan didapatan persen rendemen sebesar 3,39 %. ektrak tongkol
jagung tersebut selanjutnya di diidentifikasi komponen kimianya.
Pengujian komponen kimia dilakukan dengan penapisan fitokimia dan KLT.
Senyawa kimia yang diuji ada 3 yatu saponin tannin dan flavonoid. Sebelum melakukan
KLT , dilakukan penapisan fitokimia lebih dulu.
Penapisan fitokimia tannin dilakukan dengan menambahkan 10 ml air panas pada
10 ml sampel . lalu didihkan selama 5 menit . Pendidihan ini berfungsi untuk
melarutkan tanin agar terpisah dari sampel. Kemudian disaring untuk memisahkan
larutan dengan pengotornya. Filtrat yang diperoleh ditambah fecl 3 1%..
penambahan fecl 3 ini menunjukkan perubahan warn larutan menjadi
kuning , sehingga pengujian ini menunjukkan hasil
mengandung
Tanin
ditunjukkan
dari
adanya
warna
menambahkan
dilakukan dengan
menambahkan
hcl ini akan menghasilkan reaksi oksidasi sehingga pada saat yang sama akan
terjadi reaksi reduksi pada ikatan glikosida flavonoid. kemudian ditambah aetil
alcohol sampai terbentuk lapisan amil alhokol berwarna merah kuning atau jingga.
lapisan amil alcohol yang terbentuk akan menarik flavoniod yang sudah dipisah oleh
reaksi redoks sehingga amil alcohol yang semula tidak berwarna akan berubah
warna menjadi kuning jingga merah yang berasal dari flavonoid. pengujian tersebut
menghasilkan larutan yang berwarna putih kekuningan sehingga pengujian
menunjukkan hasil positif dimana semakin kuat intensitas warna kuning yang
terbentuk menunjukkan kandungan flavonoid pada ekstrak semakin banyak.