2282180017
2020
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT : EKSTRAKSI
Jum’at, 27 Maret 2020
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui prinsip ekstraksi.
2. Untuk dapat melakukan proses ekstraksi.
3. Menentukan kadar kafein dalam teh.
B. Dasar Teori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua jenis pelarut yang tidak akan saling bercampur.
Ekstraksi pelarut biasanya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan
dan kemungkinan harus menggunakan gugus pengganggu dalam proses analisis secara
menyeluruh. Gugus pengganggu ini diekstraksi dengan cara yang selektif (Petrucci, 1987).
Partisi dari zat-zat terlarut antara dua atau lebih cairan yang tidak dapat campur
memiliki banyak kemungkinan untuk dapat dilakukan pemisahan secara analitis. Jika
suatu zat terlarut membagi dirinya antara dua cairan yang tidak dapat tercampur, pasti ada
suatu hubungan antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fasa pada kondisi kesetimbangan
adalah konstanta pada temperatur tertentu. (Underwood, 1998).
Ekstraksi pelarut atau yang biasa disebut juga dengan ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik. Yang menjadi alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat
dilakukan baik dalam tingkat makro bahkan mikro sekalipun. Prinsip pada metode ini
didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut
yang tidak saling bercampur "seperti benzena" karbon tetraklorida atau kloroform.
Batasnya adalah zat terlarut yang dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua
fase pelarut (Rudi, 2010).
Ekstraksi pelarut menyangkut sebuah distribusi dari suatu zat terlarut atau solut
diantara dua fasa air yang tidak dapat saling bercampur. Teknik ekstraksi merupakan
teknik yang sangat berguna untuk pemisahan secara cepat, “bersih” baik untuk zat yang
tergolong zat organik maupun zat yang tergolong zat anorganik. Cara ini dapat digunakan
untuk melakukan analisis secara bahkan mikro sekalipun. Dengan proses ekstraksi, ion
logam dalam pelarut air daapat ditarik keluar dengan suatu pelarut organik. Secara umum,
ekstraksi dapat dikatakan merupakan proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di
dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air itu sendiri. Tujuan
dilakukannya proses ekstraksi ialah untuk memisahkan suatu komponen dari
campurannyadengan menggunakan suatu pelarut (Suyanti, 2008).
b. Bahan
1. 45 mL Dikloro metana
2. Air
3. 6 Kantong teh
4. 6 gram Natrium Karbonat
5. DCM
6. 95% Etanol
D. Bagan Alir
6 Kantong teh
Dimasukkan ke dalam gelas kimia.
Ditambahkan 90 mL air
Ditambahkan 6 gram Na2CO3
Diaduk sampai homogen dan dipanaskan selama 10 menit
Ditutup bagian atas gelas kimia menggunakan kaca arloji
Larutan tersebut dipindahkan ke dalam tabung erlenmeyer
Ditambahkan air 60 mL
Diulangi proses sebelumnya
Dan Saring Ekstrak teh dengan corong pisah
Ditambahkan 15 mL DCM dan dikocok perlahan
Dilakukan destilasi untuk menghilangkan diklorometana
Kafein yang diperoleh dimasukkan pada tabung reaksi
Ditambahkan DCM dan ditaruh pada hot plate
Ditambahkan 95% etanol
Kemudian vakum kafein kemudian timbang
Hasil
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi kafein dari teh hijau. Ekstraksi dilakukan
dengan 6 buah kantong teh hijau, bisa digunakan selain teh hijau. Teh dimasukkan ke dalam
gelas kimia kemudian ditambahkan air dan natrium karbonat lalu dilakukan pemanasan,
pemanasan berfungsi untuk memisahkan komponen air dengan kafein dan tanin. Kemudian
Tamin akan bereaksi dengan natrium karbonat membentuk suatu garam. Selanjutnya untuk
memisahkan kafein dengan air dibutuhkan pelarut organik dengan dilakukan pemanasan
kembali agar tanin tetap berada di permukaan air, saat pemanasan gelas kimia ditutup dengan
kaca arloji yang berfungsi untuk mencegah air keluar menjadi uap air. dilakukan pemanasan
selama 10 menit kemudian hasil dari pemanasan tersebut dimasukkan ke dalam tabung
Erlenmeyer kemudian diulangi langkah sebelumnya dan dicampur kan kembali the yang telah
dibuat dan the yang baru dibuat. Saat menuangkan Teh ke dalam Erlenmeyer pastikan
kantung teh diperas agar semua airnya dapat keluar kemudian dilakukan pendinginan pada
suhu ruang. Setelah itu dapat dilakukan filtrasi atau penyaringan sebelum dilakukan ekstraksi.
Pada separator ditambahkan DCM maka nanti akan terbentuk dua fasa setelah itu, larutan di
kocok agar tidak terjadi penggumpalan. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan mengambil
kafein yang berada di layar atas. bagian organik yang terletak di bawah kemudian direaksikan
dengan kalsium klorida kemudian disaring ke dalam labu alas bulat, dilakukan proses destilasi
untuk menghilangkan diklorometana yang terdapat pada larutan, nanti akan terdapat kafein
padatan pada dasar labu. Kafein tersebut dipindahkan ke dalam tabung reaksi sisa-sisa kafein
pada labu alas bulat diambil dengan menambahkan dcm dan di tuangkan kembali ke tabung
reaksi, setelah itu ledakan tabung reaksi di atas hotplate Maka nanti di sini akan mengalami
penguapan sehingga yang tersisa hanyalah kafein. Ditambahkan 95% etanol kemudian
dilakukan penyaringan, kristal kristal kafein tersebut dikeringkan menggunakan vakum
hingga warnanya putih terang kemudian kafein ditimbang menggunakan neraca analitik
setelah ditimbang ternyata didapatkan kafein seberat 30 mg.
F. Kesimpulan
1. Prinspip ekstraksi didasarkan pada distribusi zat tersebut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak dapat saling bercampur.
2. Mahasiswa dapat melakukan proses ekstraksi pemisahan kafein dalam teh,
3. Kafein dalam sampel teh yang digunakan didapat sebanyak 30 mg.
G. Daftar Pustaka
Underwood, A. L. dan Day A.R. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
H. Lampiran