Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum MKW.

15P

Kimia Organik

Praktikum Modul II

Ekstraksi

(Ekstraksi dan Pemurnian Kafein Pada Teh)

Nama :Wahyu Ridhoni

Nim :2022042094

Tanggal Praktikum :09 November 2023

Laboratorium Kimia

Program Studi Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Adila

Bandar Lampung

2023
I. Tujuan
➢ Mengetahui dan dapat melakukan ekstraksi dan pemurnian kafein dari teh celup
dengan metode ekstraksi cair-cair.

II. Dasar Teori

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padatmaupun bahan cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang
diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
suatu bahan dari campurannya. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan
komponen terhadap komponen lain dalam campuran.(Tuhuloula et al., 2013)

Ekstraksi pelarut dilakukan dengan cara dingin (maserasi). Proses ekstraksi dengan
teknik maserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu
ruang. Keuntungan cara ini mudah dan tidak perlu pemanasan sehingga kecil kemungkinan
bahan alam menjadi rusak atau terurai. Pemilihan pelarut berdasarkan kelarutan dan
polaritasnya memudahkan pemisahan bahan alam dalam sampel. Pengerjaan metode
maserasi yang lama dan keadaan diam selama maserasi memungkinkan banyak senyawa
yang akan terekstraksi. Proses ekstraksi lainnya dilakukan dengan cara pemanasan, refluks
yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dengan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dan adanya pendingin balik. Ekstraksi
dapat berlangsung dengan efisien dan senyawa dalam sampel secara lebih efektif dapat
ditarik oleh pelarut.(Susanty & Bachmid, 2016)

Antioksidan adalah senyawa yang pada konsentrasi rendah dapat menunda atau
mencegah oksidasi substrat. Sistem antioksidan bekerja dengan mencegah oksidasi dengan
menstabilkan radikal bebas, sehingga dapat mengurangi stres oksidatif dan mencegah
kerusakan dalam tubuh manusia. Antioksidan dapat berasal dari dalam dan asupan dari
luar tubuh manusia. Contoh antioksidan yang sering dikonsumsi adalah vitamin C, vitamin
E, karoten, glutation, flavonoid, dan lain-lain. Sebagai salah satu antioksidan, senyawa
golongan flavonoid banyak ditemukan dalam tanaman teh atau Camellia sinensis L.

Teh adalah minuman terpopuler kedua setelah air putih di dunia. Konsumsi teh
hitam di Indonesia lebih banyak dibandingkan teh hijau. Daun teh mengandung
antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif seperti kanker. Teh hijau memiliki
senyawa antioksidan total lebih banyak dibandingkan jenis teh lainnya. Antioksidan dalam
teh terutama diperoleh dari senyawa katekin, sehingga semakin tinggi nilai total katekin
maka aktivitas antioksidannya semakin besar. Berbeda dengan teh hitam yang mengalami
proses fermentasi sebelum dikemas menjadi olahan teh, teh hijau tidak difermentasi.
Ulasan ini menegaskan kembali aktivitas antioksidan teh hijau dibandingkan teh hitam
berdasarkan total katekin dan nilai IC50 DPPH. Aktivitas antioksidan teh hijau lebih besar
dibandingkan teh hitam. Nilai total katekin pada teh hijau lebih besar dibandingkan teh
hitam, sedangkan nilai IC50 DPPH pada teh hijau lebih kecil dibandingkan teh hitam.
Hasil tinjauan literatur ini merekomendasikan bahwa penelitian lebih lanjut dapat
dikembangkan berdasarkan potensi aktivitas teh hijau dan teh hitam.(Tuhuloula et al.,
2013)

Kafein merupakan senyawa alkaloid dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2,


danrumusbangun 1,3,7-trimethylxanthine. Kafeinmemiliki bentuk kristal padat dan
dimorfik, memiliki rasa pahit, berwarna putih atau kekuningan dan tidak berbau.Kafein
juga memiliki manfaat untuk kesehatan,konsumsi kafein dengan takaran atau dosis yang
pas dapat memberikan manfaat untuk kesehatan, seperti diuretik, aktivitas positif pada
SSP, astringen, antiasthmatic, penambah sekresi asam dan pepsin, penambah metabolisme
asam lemak bebas dan kadar glukosa plasma.Manfaat kafein hanya dapat diperoleh jika
pengonsumsianya sesuai dengan anjuran dosis akan tetapi, kafein juga dapat menimbulkan
efek samping jika dikonsumsi secara berlebihan.Efek samping tersebut diantaranya yaitu
bisa menyebabkan gugup, tremor, kegelisahan, mual, hipertensi hingga kejang dan bahkan
kematian.MenurutSNI 01-7152-2006 menyatakan bahwa ketentuan senyawa bioaktif
kafein yang terkandung dalam produk pangan minuman memiliki batas maksimum
50mg/sajian dan 150mg/hari. Adapun berdasarkan penelitian terdahulu menyebutkan
bahwa dalam secangkir teh terdapat sekitar 50–70 mg kandungan kafein,untuk itu perlu
adanya pengonsumsian kafein dengan takaran yang tepat. Analisis kadar kafein dalam teh
ataupun produk teh dapat dilakukan dengan menggunakan metode HPLC yang merupakan
jenis kromatografi dengan menggunakan fase gerak cair yang dialirkan melalui kolom
sebagai fase diam menuju ke detektor dengan bantuan pompa dan menghasilkan
kromatogram dari senyawa yang dianalisis.(Widhyani et al., 2021)
Alat Dan Bahan
➢ Alat
• Glass ukur
• Erlenmayer 250 ml
• Beaker glass
• Corong
• Corong pisah
• Kaca arloji
• Waterbath
• Pipa ukur
➢ Bahan
• Natrium karbonat
• Kloroform
• Teh celup
III. Cara Kerja

Siapkan labu erlenmayer 250 ml.

Masukan 2 bungkus/3o gram teh celup, tambahkan natrium karbonat 5 gram.

Tambahkan aquadest 100 ml, panaskan di waterbath selama 20 menit sambal di kocok,
pisahkan teh dari airnya.

Dinginkan filtrat dengan air es, setelah dingin masukan kedalam corong pisah.

Tambahkan 10 ml kloroform

Dikocok secara perlahan sampai terbentuk emulsi dan buang udara sesekali.

Keluarkan fase organik, tampung dalam beaker glass.

Diuapkan dengan waterbath sampai terbentuk padatan.


IV. Data Pengamatan

No. Bahan Warna+Bentuk Jumlah


1 Na2CO3 Serbuk putih 5 gr
2 Kloroform Cairan tak berwarna 10 ml
3 Teh celup Coklat 2 bungkus
V. Pembahasan

Pada praktikum kali ini berjudul EKSTRAKSI ( Ekstraksi dan pemurnian


kafein pada teh) yang bertujuan untuk mengetahui dan dapat melakukan ekstraksi dan
pemurnian kafein dari teh celup dengan metode ekstraksi cair- cair.Ekstraksi adalah
proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam pelarut
polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar. Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap proses ekstraksi adalah lama ekstraksi, suhu dan jenis pelarut
yang digunakan Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis pelarut adalah
daya melarutkan, titik didih, sifat toksik, mudah tidaknya terbakar dan sifat korosif
terhadap peralatan ekstraksi.
Struktur kafein dapat digambarkan sebagai berikut:

Kafein merupakan senyawa alkaloid dengan rumus senyawa kimia


C8H10N4O2,dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine. Kafeinmemiliki bentuk
kristal padat dan dimorfik, memiliki rasa pahit, berwarna putih atau kekuningan dan
tidak berbau.(Widhyani et al., 2021)
Pertama tama hal yang kita lakukan Siapkan labu erlenmeyer 250 ml. Masukkan
2 bungkus/30gr teh tubuk tambahkan natrium karbonat 5gr dan masukan aquadest 100
ml kemudian dipanaskan Selama 20 menit Sambil dikocok. Setelah itu dipisahkan teh
dari airnya, lalu dinginkan filtrat dengan air es. Setelah dingin masukkan ke dalam
corong pisah tambahkan 10 ml kloroform kemudian dikocok secara perlahan sampai
terbentuk emulsi dan dibuang udara sesekali, lalu dikeluarkan fase organik tampung
dalam beaker glass. Diuapkan dengan waterbath sampai terbentuk padatan. Sampel
yang digunakan dalam percobaan adalah the. Berdasarkan proses pengolahnya terdapat
beberapa jenis teh salah satunya teh hitam. Teh hitam adalah jenis teh yang dibuat
melalui proses pelayuan, penggilingan, oksimatis dan pengeringan. Teh hitam memiliki
kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau.
Ditambahkan dengan natrium karbonat dengan tujuan untuk membantu
pendesakan kafein dalam daun teh sehingga melarut dalam air, atau dengan kata lain
untuk mengikat bahan-bahan yang tekandung dalam the. Mendidihkan larutan
dimaksudkan untuk memisahkan kafein dan zat-zat lain dalam teh karena Natrium
Karbonat larut dalam keadaan panas. Filtrat yang di dapat dari penyaringan dipanaskan
sekitar 20 menit agar kandungan lain dari teh tersebut hilang dan yang tersisa hanya
kafein. Proses pemanasan ini sangat berperan dalam mendukung difusivitas, yaitu
masuknya pelarut air menembus bahan padat daun teh dari teh celup dan melarutkan
kafein dari daun karena perbedaan konsentrasi yang besar antara pelarut dan bahan.
Difusivitas ini memerlukan perbedaan temperatur dan tekanan yang signifikan
yang dapat diperoleh melalui pendidihan larutan. Hasilnya adalah sari daun teh tersebut
larut dengan warna larutan coklat tua, sedangkan Natrium Karbonat menjadi endapan
putih di dasar larutan sehingga tidak mengganggu larutan yang diinginkan. Pendingin
pada larutan bertujuan agar pelarutan ekstrak daun teh dalam air benar-benar sempurna
(larut secara maksimal). Jika menyaring saat larutan masih panas, mungkin saja proses
pelarutan masih terjadi. Tujuan ditambahkan Kloroform untuk mengikat kafein dari
larutan agar kafein benar- benar terpisah dari zat lain dalam larutan. Kafein terikat
dengan kloroform karena kloroform adalah zat non polar yang dapat terikat oleh zat
non polar sendiri. Campuran dalam corong pemisah dikocok dan membentuk dua
lapisan. Lapisan atas berwarna coklat tua yang merupakan kafein yang masih
bercampur dengan zat lain sedangkan lapisan bawah berwarna bening yang merupakan
larutan kafein, lapisan tersebut terbentuk dikarenakan perbedaan massa jenisnya.
Kafein dimasukkan ke dalam gelas kimin untuk dievaporasi. Evaporasi bertujuan untuk
menguapkan kloroform sehingga tersisa crude kafein pada gelas kimia.
Faktor faktor penyebab tidak terjadi emulsi pada ektraksi teh saat dalam corong
pisah dikarenakan kurang lamanya pemanasan saat diletakan dalam waterbath dan
pendinginan pada larutan. Proses pemanasan ini sangat berperan dalam mendukung
difusivitas, yaitu masuknya pelarut air menembus bahan padat daun teh dari teh celup
dan melarutkan kafein dari daun karena perbedaan konsentrasi yang besar antara pelarut
dan bahan. Difusivitas ini memerlukan perbedaan temperatur dan tekanan yang
signifikan yang dapat diperoleh melalui pendidihan larutan, dan pendingin pada larutan
bertujuan agar pelarutan ekstrak daun teh dalam air benar-benar sempurna (larut secara
maksimal). Jika menyaring saat larutan masih panas, mungkin saja proses pelarutan
masih terjadi.
VI. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang ekstraksi kafein dari daun


teh,dapat disimpulkan bahwa :
1. Kafein merupakan senyawa alkaloid secara alamiah terdapat dalam daun teh
2. Crude kafein dari daun teh kering didapatkan melalui proses ekstraksi.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses ekstraksi adalah lama ekstraksi,
suhu dan jenis pelarut yang digunakan Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
jenis pelarut adalah daya melarutkan, titik didih, sifat toksik, mudah tidaknya
terbakar dan sifat korosif terhadap peralatan ekstraksi
VII. Saran

Di harapkan kepada mahasiswa agar dapat memahami, percobaan yang akan


dilakukan serta dapat menggunakan peralatan laboratorium kimia dengan baik dan
benar, menjaga dan memastikan kebersihan alat dan bahan agar tidak terjadi
kontaminasi pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Susanty, S., & Bachmid, F. (2016). PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI


DAN REFLUKS TERHADAP KADAR FENOLIK DARI EKSTRAK TONGKOL
JAGUNG (Zea mays L.). Jurnal Konversi, 5(2), 87.

Tuhuloula, A., Budiyarti, L., & Fitriana, E. N. (2013). Karakterisasi Pektin Dengan
Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang Menggunakan Metode Ekstraksi. Konversi, 2(1), 21.

Widhyani, R., Rahmasari, K. S., Kristiyanti, R., & Slamet. (2021). Penetapan Kadar Kafein
Pada Teh Kering Kemasan Produksi Industri Teh di Pekalongan. Jurnal Ilmu Farmasi,
12(1), 29–35.
VIII. Lampiran
terbentuknya emulsi dalam corong pisah dari proses
ekstraksi teh

hasil pemurnian dari fase organik ekstraksi teh

Anda mungkin juga menyukai