NIM : 17334044
Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan kimia yang paling lama. Penyediaan
secangkir kopi atau teh termasuk rasa dari ekstraksi dan komponen bau dari masalah bahan
kering dengan air panas. Demikian juga dengan bahan-bahan wewangian dan banyak obat
diisolasi secara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organic. Pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi sebaiknya memiliki banyak sifat pengekstraksian yang memuaskan. Pelarut yang
digunakan sebaikknya tidak memecah substansi yang akan diekstraksi, memiliki titik didih yang
rendah sehingga mudah dihilangkan, tidak bereaksi dengan pelarut, tidak mudah terbakar dan
berbahaya, dan relative tidak mahal.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji
cokelat. Kafein termasuk kelompok senyawa “metilxantin”. Metilxantin merupakan senyawa
yang terbentuk secara alami dan termasuk ke dalam derivat xantin yang merupakan golongan
senyawa alkaloid. Anggota kelompok metilxantin lainnya adalah teofilin yang terkandung di
dalam teh, dan teobromin yang terkandung dalam cokelat. Kopi mengandung senyawa aktif yang
secara farmakologi merupakan turunan metilxantin, yakni kafein. Perbedaan pengaruh dari
produk-produk tersebut kemungkinan dimungkinkan adanya perbedaan senyawa yang
dikandungnya
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode ekstraksi penyarian dengan
pelarut
Pemilihan sampel
Digunakan sampel teh instan yang beredar di pasaran yang mengandung ekstrak the
alami
Cara kerja
Ekstraksi teh
Siapkan teh celup kemasan,teh kemasan dimasukkan ke dalam beaker glass dan
tambahkan 250 ml air panas kedalamnya.selanjutnya diseduh selama 5 menit sambil
diaduk.Larutan teh disaring melalui corong dengan menggunakan kertas saring.filtrat
dipindahkan ke corong pisah,selanjutnya difraksinasi dengan 5 x 30 ml kloroform.Ambil lapisan
kloroform,kemudian gabungkan dan keringkan dengan menggunakan NaSO4 anhidrat.Saring
larutan dan uapkan filtrat menggunakan rotary evaporator sampai didapatkan ekstrak
cair,kemudian cukupkan dengan kloroform dalam labu ukur 10 ml.Pipet 3 ml ekstrak cair
kemudian diencerkan dengan kloroform hingga 10 ml dalam labu ukur.kafein di dalam larutan
sampel diidentifikasi dengan reaksi murexid.
Pembahasan
Kandungan kafein dalam teh dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis daun
teh,tempat tumbuhnya tanaman teh,ukuran partikel teh,metode dan lamanya waktu
penyeduhan.proses pengolahan teh ada berbagai macam yaitu proses pelayuan dilakukan dengan
menggunakan uap panas.Langkah tersebut bertujuan untuk menginaktif enzim oksidase atau
fenolase yang terdapat dalam pucuk daun teh segar.dengan menginaktif enzim oksidasi
enzimatik akan terhambat.hasil proses penggilingan diusahakan tidak sampai membuat daun teh
remuk dan hancur.
Waktu penyeduhan juga berpengaruh terhadap kadar kafein.waktu penyeduhan 10 menit
lebih tinggi dibandingkan penyeduhan dengan waktu 5 menit,hal tersebut dikarenakan waktu
interaksi antara zat terlarut dan pelarut semakin lama sehingga akan semakin banyak zat terlarut
(kafein) yang terekstrak ke dalam pelarut.
Selain jenis teh dan waktu penyeduhan ,suhu penyeduhan juga berpengaruh terhadap kadar
kafein dalam sampel teh,teh yang diseduh dengan suhu 95oC memiliki kadar kafein lebih tinggi
dibandingkan penyeduhan teh dalam suhu 75oC.Hal tersebut dikarenakan suhu penyeduhan teh
yang tinggi dapat memperlebar jarak antar molekul dalam daun teh.Lebarnya jarak antar
molekul dalam daun teh dapat mempermudah molekul air untuk menembus padatan daun teh
sehingga kafein akan mudah terekstrak dalam pelarut air.
Kesimpulan
Pengaruh kadar kafein dipengaruhi oleh proses pengolahan,suhu penyeduhan,waktu
penyeduhan,ekstrak kafein dalam teh menunjukkan hasil yang positif bahwa teh benar – benar
mengandung kafein
Daftar pustaka
Ratih Kusuma Wardani,M.A Hanny Ferry F,jurnal of Analisis Kadar Kafein Dari Serbuk Teh
Hitam,Teh Hijau,Teh Putih (Camellia sinensis),2016,Akademi Farmasi Surabaya