Anda di halaman 1dari 4

ISOLASI SENYAWA KAFEIN PADA TEH

NAMA : Indah Puspita Sari

NIM : 17334044

KELAS : Praktek Fitokimia K

INSTITUT SAINS DAN TEKHNOLOGI NASIONAL


JAKARTA
2020
Pendahuluan

Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan kimia yang paling lama. Penyediaan
secangkir kopi atau teh termasuk rasa dari ekstraksi dan komponen bau dari masalah bahan
kering dengan air panas. Demikian juga dengan bahan-bahan wewangian dan banyak obat
diisolasi secara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organic. Pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi sebaiknya memiliki banyak sifat pengekstraksian yang memuaskan. Pelarut yang
digunakan sebaikknya tidak memecah substansi yang akan diekstraksi, memiliki titik didih yang
rendah sehingga mudah dihilangkan, tidak bereaksi dengan pelarut, tidak mudah terbakar dan
berbahaya, dan relative tidak mahal.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan biji
cokelat. Kafein termasuk kelompok senyawa “metilxantin”. Metilxantin merupakan senyawa
yang terbentuk secara alami dan termasuk ke dalam derivat xantin yang merupakan golongan
senyawa alkaloid. Anggota kelompok metilxantin lainnya adalah teofilin yang terkandung di
dalam teh, dan teobromin yang terkandung dalam cokelat. Kopi mengandung senyawa aktif yang
secara farmakologi merupakan turunan metilxantin, yakni kafein. Perbedaan pengaruh dari
produk-produk tersebut kemungkinan dimungkinkan adanya perbedaan senyawa yang
dikandungnya

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode ekstraksi penyarian dengan
pelarut

Bahan dan Alat


Bahan :
 Kloroform
 NaOH
 Aquadest
 Metanol
 Teh celup
Alat :
 Kertas saring
 Beaker glass
 Labu ukur
 Corong pisah
 Rotary evaporator

Pemilihan sampel
Digunakan sampel teh instan yang beredar di pasaran yang mengandung ekstrak the
alami

Cara kerja
Ekstraksi teh
Siapkan teh celup kemasan,teh kemasan dimasukkan ke dalam beaker glass dan
tambahkan 250 ml air panas kedalamnya.selanjutnya diseduh selama 5 menit sambil
diaduk.Larutan teh disaring melalui corong dengan menggunakan kertas saring.filtrat
dipindahkan ke corong pisah,selanjutnya difraksinasi dengan 5 x 30 ml kloroform.Ambil lapisan
kloroform,kemudian gabungkan dan keringkan dengan menggunakan NaSO4 anhidrat.Saring
larutan dan uapkan filtrat menggunakan rotary evaporator sampai didapatkan ekstrak
cair,kemudian cukupkan dengan kloroform dalam labu ukur 10 ml.Pipet 3 ml ekstrak cair
kemudian diencerkan dengan kloroform hingga 10 ml dalam labu ukur.kafein di dalam larutan
sampel diidentifikasi dengan reaksi murexid.

Penetapan kadar kafein dalam sampel


Filtrat hasil ekstraksi yang telah murni dan bebas kloroform diambil sebanyak 2 gram dan
dilarutkan dalam asam asetat anhidrid.Panaskan campuran tersebut kemudian dinginkan,setelah
itu tambahkan 10 ml benzene.setelah tercampur semua tambahkan 2-3 tetes indikator kristal
violet.titrasi dengan asam perklorat 0,1 N hingga terjadi warna hijau zamrud.titrasi sebanyak 5
kali

Uji kualitatif tanaman teh


Uji kualitatif kafein pada teh sebanyak 10 mg dilakukan dengan menambahkan H2O2 dan
HCL p yang dipanaskan diatas penangas air kemudian ditambahkan dengan NH3 6N. Apabila
terjadi perubahan warna menjadi merah maka sampel tersebut menunjukkan positif mengandung
kafein.

Hasil dan pembahasan


Hasil

Pembahasan
Kandungan kafein dalam teh dipengaruhi beberapa faktor antara lain jenis daun
teh,tempat tumbuhnya tanaman teh,ukuran partikel teh,metode dan lamanya waktu
penyeduhan.proses pengolahan teh ada berbagai macam yaitu proses pelayuan dilakukan dengan
menggunakan uap panas.Langkah tersebut bertujuan untuk menginaktif enzim oksidase atau
fenolase yang terdapat dalam pucuk daun teh segar.dengan menginaktif enzim oksidasi
enzimatik akan terhambat.hasil proses penggilingan diusahakan tidak sampai membuat daun teh
remuk dan hancur.
Waktu penyeduhan juga berpengaruh terhadap kadar kafein.waktu penyeduhan 10 menit
lebih tinggi dibandingkan penyeduhan dengan waktu 5 menit,hal tersebut dikarenakan waktu
interaksi antara zat terlarut dan pelarut semakin lama sehingga akan semakin banyak zat terlarut
(kafein) yang terekstrak ke dalam pelarut.
Selain jenis teh dan waktu penyeduhan ,suhu penyeduhan juga berpengaruh terhadap kadar
kafein dalam sampel teh,teh yang diseduh dengan suhu 95oC memiliki kadar kafein lebih tinggi
dibandingkan penyeduhan teh dalam suhu 75oC.Hal tersebut dikarenakan suhu penyeduhan teh
yang tinggi dapat memperlebar jarak antar molekul dalam daun teh.Lebarnya jarak antar
molekul dalam daun teh dapat mempermudah molekul air untuk menembus padatan daun teh
sehingga kafein akan mudah terekstrak dalam pelarut air.

Kesimpulan
Pengaruh kadar kafein dipengaruhi oleh proses pengolahan,suhu penyeduhan,waktu
penyeduhan,ekstrak kafein dalam teh menunjukkan hasil yang positif bahwa teh benar – benar
mengandung kafein

Daftar pustaka
Ratih Kusuma Wardani,M.A Hanny Ferry F,jurnal of Analisis Kadar Kafein Dari Serbuk Teh
Hitam,Teh Hijau,Teh Putih (Camellia sinensis),2016,Akademi Farmasi Surabaya

Anif Nur Artanti,Wahyu Rohmatin Nikmah,Discus Hendra Setiawan,FMIPA Universitas


Sebelas Maret Surakarta,2016,jurnal of Perbedaan Kadar Kafein Daun Teh Berdasarkan Status
Ketinggian Tempat Tanam dengan Metode HPLC

Dian Irawati,Anita Agustina Styawan,Rahmi Nurhaini,STIKES Muhammadyah


Surakarta,2018,jurnal of Penetapan Kadar pada Teh Oolong dengan Metode Titrasi Bebas Air

Anda mungkin juga menyukai