Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

1. JUDUL : Laporan Praktikum Ekstraksi Kafein


Dari Daun Teh
2. NAMA : YOVONE THERESIA MEILAN MARBUN
3. NIM : 18334777
4. TGL PRAK : 09 JULI 2020
5. ASISTEN : Tim Dosen

Program Studi S1 Farmasi

Institut Sains Teknologi Nasional


1. JUDUL : Ekstraksi Kafein Dari Daun Teh (Camelia Sinensis)
2. Tujuan : Mendapatkan kafein dari daun teh
3. Prinsip : Ektraksi, isolasi, pemurnian, dan identifikasi kafein dari daun the kering
4. Teori
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang
lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi
padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang
berbentuk cairan. Sementara ekstraksi padat-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk padatan.

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid adalah
senyawa yang mengandung atom nirogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan
dalam tanaman. Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki
sifat fisiologis aktif bagi manusia. Struktur kafein terbangun dari sistem cincin purin,
yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat.
Kafein bertindak sebagai stimulan yang dapat menstimulasi kerja jantung, pernafasan,
sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein dapat menyebabkan kegelisaha,
insomnia, sakit kepala, dan secara fisik dapat bersifat sebagai candu.

4.1 Deskripsi tanaman


Berikut ini klasifikasi tanaman Teh, yaitu sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Sub Kelas : Chorripettalae
Ordo : Trantroemiaceae
Famili : Tjeaccae
Genus : Cammellia
Species : Cammellia sinensis

Identifikasi Simplisia
Berdaun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada cabang yang tumbuh dari
ketiak daun dibagian bawah tajuk. Bentuk helaian daun teh yaitu berbentuk langset
dengan tulang daun yang menyirip dan runcing pada bagian ujungnya.
Tepi daun teh lancip bergerigi. Daun yang muda warnanya lebih terang dan
ukurannya lebih lebar daripada daun tua, yaitu sekitar 2,5-25 cm dan pucuk serta ruas
lebih banyak rambutnya. Sedangkan daun tua mempunyai warna hijau kelam dengan
permukaan yang lebih licin dibanding daun muda.
Daun teh mengalai dua fase pertumbuhan, yaitu fase aktif dan fase inaktif. Fase
aktif ialah fase pertumbuhan normal atau disebut juga dengan fase peko, sedangkan fase
inaktif ialah fase istirahat pertumbuhan tuna.

Khasiat Daun Teh


Berdasarkan sumber ilmiah, manfaat tanaman teh antara lain:

1. Mengurangi risiko kanker (kanker perut, kanker payudara, kanker kandungan, kanker
prostat, kanker rongga mulut)
2. Menurunkan kadar kolesterol darah
3. Mencegah tekanan darah tinggi
4. Membunuh bakteri
5. Menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler
6. Mencegah nafas tidak sedap. Selain itu teh juga digunakan untuk berbagai produk
kecantikan.

5. Gambar Rangkaian Alat

Gambar Alat Soxhlet

Gambar alat corong pisah


6. Bahan dan Alat

6.1 Bahan
1. Daun Teh Kering
2. Pereaksi MgO
3. Asam Sulfat pekat
4. Asam Nitrat pekat
5. Amoniak pekat
6. Pelarut Etanol
7. Pelarut Kloroform

6.2 Alat
1. Soxhlet
2. Corong pisah
3. Penangas air
4. Cawan uap

7. Prosedur / Cara Kerja


1. Serbuk 100 gram daun teh haluskan sampai halus, ekstraksi dengan 400 ml etanol
dalam soxhlet selama 3 jam.
2. Kemudian kafein dijerap dengan MgO + asam sulfat 10 % sebanyak 50 ml
3. Ekstraksi dengan kloroform
4. Kafein diperoleh sebagai jarum halus seperti sutra dengan TL 235ºC yang dapat
direkristalisasi dengan air panas.
5. Maksimum UV kafein dalam air : 278 nm.
Diuapkan dan
didapat kafein
teh

Uji Warna Kafein :


1. Larutkan sedikit zat dalam 3 tetes asam nitrat pekat kemudian uapkan sampai karing
2. Setelah kering tambahkan 2 tetes amoniak pekat.
3. Lihat perubahan warna yang akan menjadi merah lembayung, catat hasil
pengamatan.

8. Pengamatan & Hasil


 Uji warna kafein pada daun teh menunjukkan perubahan warna menjadi warna merah
lembayung.
Tabel 1.Data Hasil Ekstraksi Teh padaSuhu 70°C

Waktu Kadar
Suhu Konsentrasi
Ekstraksi Absorbansi Kafein
Ekstraksi (mg/L)
(menit) (mg/g)
0,5 0,222 19,639 19,577
1,0 0,269 23,991 23,889
1,5 0,273 24,361 24,223
70°C 2,0 0,286 25,534 25,434
2,5 0,290 25,904 25,817
3,0 0,305 27,324 27,234
3,5 0,328 29,485 29,403
4,0 0,326 29,299 29,213

9. Diskusi / Pembahasan
Sampel yang digunakan berupa serbuk yang bertujuan untuk memperluas bidang
kontak antara sampel dan pelarut ekstraksi. Pengecilan ukuran partikel simplisia
berpengaruh terhadap jumlah senyawa yang akan terekstrak. Semakin kecil ukuran
partikel simplisia yang diekstrak, luas permukaan kontak dengan pelarut semakin besar
sehingga senyawa yang kepolarannya sama dengan pelarut lebih optimal terekstrak atau
tertarik.

Proses subfraksinasi dilakukan untuk memisahkan senyawa kafein dari pengotor


sehingga diperoleh isolat kafein yang lebih murni. Metode subfraksinasi dilakukan
dengan proses kristalisasi sublimasi untuk memperoleh Kristal kafein secara langsung
dan selektif untuk memisahkan kafein dari pengotornya dalam ekstrak padat atau crude
extract. Pada prosesnya digunakan cawan porselen yang berisikan ekstrak padat yang
ditutup dengan kertas saring yang mana kertas saring ini berfungsi untuk menyaring uap
yang terbentuk sehingga pengotor-pengotor tidak ikut naik menuju kondensor dan kristal
yang dihasilkan merupakan kristal kafein yang berwarna putih bersih. Corong kaca yang
digunakandiletakkan dalam posisi terbalik dan pada bagian ujung ditutup dengan tissue
basah untuk mencegah uap keluar dari alat sublimasi. Dinding corong kaca juga
diselimuti dengan tissue yang basah untuk menjaga kondisi di dalam corong seperti
kondensor, sehingga dengan adanya proses pendinginan ini maka uap akan berubah
wujud menjadi padatan

10. Kesimpulan
Pada penelitian ini ini berhasil diperoleh senyawa alkaloid kafein dengan rendemen
ekstrak sebesar 22,3 %, dan rendemen isolat kafein sebesar 0.53%.
11. Literatur/ Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karnunika.
2. Anonim. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
3. Anonim. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
4. Buku Penuntun Praktikum ISTN Jurusan Farmasi
5. Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
6. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: ITB.
7. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai