Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak
digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi, kristalisasi,
pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih
sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan yang
tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika
dengan metode lain tidak dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit
atau campurannya kompleks.
Meskipun dasar kromatografi adalah suatu proses pemisahan namun banyak diantara
cara ini dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat
dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah kromatografi kertas, kromatigrafi lapis
tipis (KLT), kromatografi kolom, kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi.
Kromatografi kertas dan KLT pada umunya lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi,
karena lebih mudah dan sederhana.
Kromatografi kertas Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi
planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang
(umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase
diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau
gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari
campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang
berbeda pula.
Kromatografi gas metode yang tepat dan cepat untuk memisahkan campuran yang
sangat rumit. Waktu yang dibutuhkan beragam, mulai dari beberapa detik untuk campuran
yang sederhana sampai berjam-jam untuk campuran yang mengandung 500-1000 komponen.
Metode ini sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti
hidrokarbon dan eter. Analisis minyak mentah dan tekanan uap dalam buah telah dengan
sukses dilakukan dengan tehnik ini.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan
mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat
dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC
jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah GLC.
Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah sisebabkan oleh perbedaan dalam
kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada
kecepatan dan waktu yang berbeda.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara pemisahan dengan metode kromatografi kertas?
2. Bagaimana penggolongan dari kromatografi
3. Apa yang dimaksud dengan kromatografi gas ?
4. Apa prinsip dari kromatografi gas ?
5. Bagaimana cara kerja kromatografi gas ?
6. Apa kelebihan dan kelemahan kromatografi gas ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara pemisahan dengan metode kromatografi kertas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi
3. Untuk mempermudah proses belajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik terutama
Kromatografi.
4. Untuk mengetahui cara pemisahan campuran berdasarkan metode kromatografi gas.
5. Untuk mengetahui prinsip dan cara kerja kromatografi gas.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kromatografi gas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kromatografi
Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani RusiaMichael
Tsweet pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara
perkolasi esktrak petroleum eter dalam kolom gelas yangberisi kalsium karbonat (CaCo3).
Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering
digunakan dalam bidang kimia analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis,
baik analisis kualitatif, kuantitatif, atau preparative dalam bidang farmasi, lingkungan,
industri, dan sebagainya. Kromatografi suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase diam
(stationary phase) dan fase gerak (mobile phase) (Rohman, 2007).
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada
adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobile
phase).Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu χρῶμα yang berarti warna dan γράφειν
yang berarti menulis.
Kromatografi dapat bersifat preparatif maupun analitik.Tujuan kromatografi
preparatif biasanya adalah untuk memisahkan senyawa dalam campuran (biasanya digunakan
untuk pemurnian).Kromatografi analitik digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa
dalam campuran.
Dalam kromatografi, dikenal beberapa istilah, antara lain:
1. Analit adalah zat yang dipisahkan.
2. Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil pemisahan. Adanya puncak
karakterisitik yang berbeda menunjukkan adanya senyawa yang berbeda.
3. Eluen adalah pelarut yang digunakan untuk memisahkan analit.
4. Fasa gerak adalah fasa zat yang bergerak pada arah tertentu.
5. Fasa diam adalah fasa yang tetap pada tempatnya.
6. Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan analit untuk melewati sistem.
7. Volume retensi adalah volume fasa gerak yang dibutuhkan untuk mengelusi komponen
analit.

B. Pembagian/penggolongan kromatografi
Penggolongan kromatografi ada 3 yaitu :
1. Berdasarkan prinsip/mekanisme pemisahan
2. Berdasarkan fase yang digunakan
3. Berdasarkan alat yang digunakan

1. Kromatografi Berdasarkan prinsip/mekanisme pemisahannya pemisahannya, kromatografi


dapat dibedakan menjadi: (a) kromatografi adsorpsi; (b) kromatografi partisi; (c)
kromatografi penukar ion; (d) kromatografi eksklusi ukuran; (e) kromatografi afinitas.
a. Kromatografi Adsorpsi
Adsorpsi merupakan penyerapan pada permukaannya saja dan jangan sekali-kali
dikacaukan dengan proses absorpsi yang berarti penyerapan keseluruhan. Adsorpsi pada
permukaan melibatkan interaksi-interaksi elektrostatik seperti ikatan hidrogen, penarikan
dipol-dipol, dan penarikan yang diinduksi oleh dipole.Silika gel merupakan jenis absorben
(fase diam) yang penggunaannya paling luas.Permukaan silika gel terdiri atas gugus Si-O-Si
dan gugus silanol (Si-OH). Kromatografi Adsorpsi seperti:
1) Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas sebagai penjerap digunakan sehelai kertas dengan susunan
serabut dan tebal yang sesuai.Sebagai alternatif dapat juga digunakan sistem dua fase.Kertas
diimpregnasi dengan salah satu fase yang kemudianmenjadi fase diam (umumnya fase yang
lebih polar dalam hal kertas yang dimodifikasi).Kromatogram dilakukan dengan
merambatkan fase gerak, melalui kertas. Dapat dilakukan kromatografi menaik, pelarut
merambat naik pada kertas ditarik oleh gaya kapiler ataupun kromatografi menurun,
pelarutnya mengalir oleh gaya gravitasi.

2) Kromatografi Lapis Tipis


Pada KLT, zat penjerap merupakan lapis tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng
kaca. Plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Pemisahan yang
tercapai dapat didasarkan pada adsorpsi, partisi atau kombinasi dari kedua efek, tergantung
jenis penyangga, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan. Perkiraan identifikasi
diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran yang hamper
sama. Dengan menotolkan zat uji dan baku pembanding pada lempeng yang sama. Bercak
dapat dikerok dari lempeng, kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan diukur
secara spektrofotometri.
Kromatografi kertas termasuk kromatografi partisi.Fasa diamnya air dan fasa
penyokongnya adalah selulosa.Fasa geraknya biasanya merupakan campuran dari salah satu
pelarut-pelarut organik atau air.Setelah elusi selesai, noda ditandai dengan penanda.Bila noda
tidak berwarna maka harus dideteksi secara fisika dan kimia.
a. Secara fisika dengan menggunakan uap iodium, lampu UV
b. Secara kimia dengan menggunakan pereaksi cerium sulfat,
dragendrof, liberman burchard.
Kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh:
a. Ketebalan kertas
b. Kekentalan eluen
c. Pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap.
Pada kromatografi kertas, eluen bergerak berdasarkan gaya kapiler dari bawah keatas
(ascending) sama dengan KLT. Tetapi bisa juga dengan gaya gravitasi bila elusinya dari atas
ke bawah (descending). Eluen yang digunakan pada kromatografi kertas umumnya adalah
campuran berbagai pelarut terutama air.
Kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann yang beredar bermacam-
macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50 cm.
Kromatografi kertasserat fasa penyokongnya lebih pendek, bercaknya lebih kecil dari
pada KLT (kromatografi lapis tipis), waktunya lebih lama dari pada adsorben lain, tapi lebih
singkat dari pada KLTtidak bisa menggunakan pereaksi H2SO4 karena selulosa akan
terdekomposisi.
b. Kromatografi Partisi
Partisi merupakan analog dengan ekstraksi pelarut.Fase diam diikatkan pada padatan
lapis tipis yang lembam (inert). Karena fase diam cair diikatkan pada padatan pendukung
maka masih diperdebatkan apakah proses adsorpsinya merupakan partisi murni atau partisi
yang dimodifikasi karena absorpsi juga mungkin terjadi (Rohman,2007).
Cara ini didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang tak bercampur, salah
satunya diam (fase diam) dan yang lainnya bergerak (fase gerak). Pada tahap awal KC, fase
diam dibuat dengan cara yang sama seperti membuat penyangga kromatografi gas (Johnson,
Stevenson,1991).
c. Pertukaran Ion
Cara ini didasarkan pada pertukaran (penjerapan) ion antara fase gerak dan titik ion
pada kemasan.Banyak dammar diperoleh dari kopolimer stirena divinilbenzena yang telah
ditambahi gugus fungsi.Dammar jenis asam sulfonat dan jenis amin kuartener merupakan
pilihan terbaik untuk sebagian besar pemakaian.Baik fase terikat maupun dammar telah
digunakan. Cara tersebut banyak dipakai dalam ilmu hayat, contohnya pemisahan asam
amino, dan dapat pula dipakai untuk pemisahan kation dan anion (Jonhson, Stevenson,1991)
d. Kromatografi Eksklusi
Eksklusi berbeda dari mekanisme sorpsi yang lain, yakni dalam eksklusi tidak ada
interaksi spesifik antara solute dengan fase diam. Teknik ini unik karena dalam pemisahan
didasarkan pada ukuran molekul dari zat padat pengepak (fase diam). Pengepak adalah suatu
gel dengan permukaan berlubang-lubang sangat kecil (porous) yang inert.Sebagai fase gerak
digunakan cairan. Kromatografi jenis ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk struktur
dan ukuran molekul (Rohman,2007).
e. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC
(High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada akhir tahun 1960an dan
awal tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas
untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel tertentu seperti asam-
asam amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairanfisiologis;menentukan
kadarsenyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis,
2. Kromatografi berdasarkan fase yang digunakan dapat dibedakan menjadi (a) kromatografi
Padat cair; (b) kromatografi Padat cair; (c) kromatografi Cair cair (k.partisi); (d)
kromatografi Gas cair
a. kromatografi Padat cair
bila fase geraknya berupa air sedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat
menyerap.
b. Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa padatan
yang dapat menyerap/mengadsorp.
c. Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase diamnya
dilapisi pada permukaan padatan pendukung yang inert
d. Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa cairan yang
dilapiskanpada padatan pendukung yang inert.
3. Kromatografi Berdasarkan alat yang digunakan dapat dibedakan menjadi
(a) Kromatografi planar; (b) HPLC; (c) Kromatografi kertas; (d) Kromatografi cair kinerja
tinggi; (e) kromatogarfi vakum; (f) kromatografi kolom.
a. Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak
melalui sebuah kolom kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona-zona pita. Pada
kromatografi analitik setiap komponen yang keluar dari kolom akan dicatat oleh rekorder dan
disajikan dalam bentuk puncak (peak) yang menunjukkan konsentrasi eluen sebagai fungsi
waktu. Untuk suatu senyawa yang mengandung komponen tunggal akan ditandai dengan
waktu elusi yang tampak pada konsentrasi eluen maksimum. Tinggi atau luasan puncak
sebanding dengan konsentrasi komponen sampel. Pada kromatografi preparatif, akan
diperoleh sejumlah fraksi isolate dari komponen sampel dalam fase gerak.
b. Kromatografi planar (kromatografi lapis tipis dan kromatogafi kertas), apabila komponen
yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang
bergerak berupa bentuk noda (spot) yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia,
maupun biologis. Posisi noda menunjukkan identitas suatu komponen / senyawa, sedangkan
besar atau intensitasnya menunjukkan konsentrasinya. Pada kromatografi planar beberapa
komponen dapat dipisahkan secara bersamaan maupun dipisahkan dengan dua langkah yang
pertama, Cara ini dikenal dengan metode kromatografi dua dimensi.
c. Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC (High
Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada akhir tahun 1960an dan awal
tahun 1970an. Saat ini, KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk
analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel tertentu seperti asam-asam
amino, asam-asam nukleat, dan protein-protein dalam cairanfisiologis;menentukan kadar
senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis.
d. Kromatografi cair vakum (KCV)
Kromatografi Cair Vakum (KCV) merupakan salah satu metode fraksinasi yaitu
dengan memisahkan crude extract menjadi fraksi-fraksinya yang lebih sederhana. Pemisahan
tersebut memanfaatkan kolom yang berisi fasa diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan
pompa vakum.Fasa diam yang digunakan dapat berupa silika gel atau alumunium oksida
(Ghisalberti, 2008).
Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan dalam KCV. Proses
penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Cara Basah
Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan melarutkan fasa diam dalam
fase gerak yang akan digunakan. Campuran kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan
dibuat merata.Fase gerak dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang tetap
dan rata, kemudian aliran dihentikan (Sarker et al., 2006).
b. Cara kering
Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara memasukkan fase diam
yang digunakan ke dalam kolom kromatografi. Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi
dengan pelarut yang akan digunakan (Sarker et al., 2006).
Preparasi sampel saat akan dielusi dengan KCV juga memiliki berbagai metode
seperti preparasi fasa diam. Metode tersebut yaitu cara basah dan cara kering (Canell, 1998).
Preparasi sampel cara basah dilakukan dengan melarutkan sampel dalam pelarut yang akan
digunakan sebagai fasa gerak dalam KCV. Larutan dimasukkan dalam kolom kromatografi
yang telah terisi fasa diam. Bagian atas dari sampel ditutupi kembali dengan fasa diam yang
sama. Sedangkan cara kering dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan sebagian kecil
fase diam yang akan digunakan hingga terbentuk serbuk. Campuran tersebut diletakkan
dalam kolom yang telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali dengan fase diam yang
sama (Canell, 1998; Sarker et al., 2006).
e. HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
Teknik pemisahan HPLC memiliki banyak keunggulan dibanding dengan kromatografi
lainnya, diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih tinggi,
sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat digunakan kembali, ideal
dan cocok untuk zat bermolekul besar dan berionik dan mudah untuk rekoveri sampel. HPLC
boleh dibilang sebagai teknik tercanggih dalam metode kromatografi. HPLC juga
menggunakan sistem instrumen seperti pada kromatogarfi gas. Di dalam teknik ini juga
digunakan tekanan dan kecepatan yang cukup tinggi sehingga mampu dihasilkan resolusi
yang lebih baik.
Jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisa kualitatif dan kuantitatif
yang digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian Farmakope Indonesia adalah
kromatografi Kolom, Kromatografi Gas, Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis dan
KCKT.

C. DEFINISI DAN TEORI KROMATOGRAFI GAS

Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-


komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan
serapan (sorben) yang diam.
Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
 Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai
dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
 Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat
pada zat padat penunjangnya

Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat digunakan untuk
menganalisa senyawa-senyawa organic. Kita telah mengetahui bahwa ada dua jenis
kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair (KGC).
Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas (hingga keduanya disebut kromatografi
gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun kedua cara tersebut mempunyai banya
persamaan. Perbedaan antara kedunya hanya tentang cara kerja.
Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair
(KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi gas padat (KGP) digunakan sebelum tahun
1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis
padatan baru sebagi hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini
mirip dengan kromatografi cair padat. Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh
para pakar kimia organic sebagai kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James
dan Martin pada tahun 1952. metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna,
cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram
masih dapat dideteksi. Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada
suhu kolom.

D. PRINSIP KERJA

Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya, tapi
memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran dilakukan antara
stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan
pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen
(hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan menginduksi
terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
E. RANCANGAN KROMATOGRAFI GAS

Kromatografi gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :


1.Fase Mobil (Gas Pembawa).
Fasa mobil (gas pembawa) dipasok dari tanki melalui pengaturan pengurangan
tekanan. Kemudian membawa cuplikan langsung ke dalam kolom. Jika hal ini terjadi,
cuplikan tidak menyebar sebelum proses pemisahan. Cara ini cocok untuk cuplikan yang
mudah menyerap.
Gas pembawa ini harus bersifat inert dan harus sangat murni. Seringkali gas pembawa ini
harus disaring untuk menahan debu uap air dan oksigen. Gas sering digunakan adalah N2, H2
He dan Ar.
2.Sistem Injeksi Sampel
Sampel dimasukkan ke dalam aliran gas, jika sampel berupa cairan harus diencerkan
terlebih dahulu dalam bentuk larutan. Injeksi sampel dapat diambil dengan karet silicon ke
dalam oven, banyak sampel + 0,1-10 ml.
3.Kolom
Fungsi kolom merupakan ”jantung” kromatografi gas dimana terjadi pemisahan
komponen-komponen cuplikan kolom terbuat dari baja tahan karat, nikel, kaca.
Merupakan jantung Chromatography, dimana pemisahan komponen cuplikan terjadi yang
berwujud puncak-puncak yang disebut Chromatogram
Faktor yang berkaitan dengan keterpisahan puncak Chromatography adalah keefisienan
kolom dan keefisienan pelarut.
Ada dua type kolom :

 Kolom Partisi, berisi bahan padat inert menyangga lapisan tipis cairan, disebut
Chromatography Gas Cair (GLC)
 Kolom Adsorbsi, berisi partikel penyerap yang umumnya digunakan untuk analisa
gas permanen dan hydrokarbon rendah, biasa disebut Chromatography Gas Padat
(GSC)

4.Detektor
Fungsi detektor untuk memonitor gas pembawa yang keluar dari kolom dan merespon
perubahan komposisi yang terelusi.
Merupakan suatu gawai yang menunjukan dan mengukur banyaknya komponen yang
terpisah dalam gas pembawa.Suhu detector harus panas agar cuplikan tak mengembun.
Pelebaran puncak dan menghilangnya puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya
pengembunan.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur
kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor (pada FID).
5.Pencatat (Recorder)
Fungsi recorder sebagai alat untuk mencetak hasil percobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).

F. CARA KERJA KROMATOGRAFI GAS

1. Mencuci jarum suntik dengan aseton dengan mengisi jarum suntik mendepak
sepenuhnya dan aseton limbah ke kertas handuk. Cuci 2-3 kali.
2. Tarik beberapa sampel Anda ke dalam jarum suntik. Anda mungkin perlu untuk
menghilangkan gelembung udara di dalam tabung suntik oleh plunyer bergerak cepat
ke atas dan ke bawah sementara jarum dalam sampel. Biasanya 1-2 mL sampel
disuntikkan ke dalam GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum
suntik. Namun, Anda tidak ingin menyuntikkan sebagian besar udara atau puncak
Anda akan terlalu kecil pada tabel perekam.
3. Pastikan tabel perekam dan diatur ke kecepatan grafik yang sesuai (Arrow A).
Mengatur baseline menggunakan nol pada tabel perekam (Arrow B). Dengan pena di
tempat, menyalakan bagan (Arrow D), pastikan pena ke bawah (yang menandai
kertas) dan kertas bergerak.
4. Menyuntikkan sampel Anda baik ke kolom A atau kolom B sesuai instruksi. Pegang
tingkat jarum suntik dan mendorong jarum sepenuhnya ke injector. Setelah Anda
tidak dapat lagi melihat jarum, dengan cepat mendorong pendorong dan kemudian
tarik jarum suntik injeksi keluar dari pelabuhan.

Injeksi Catatan:

injector sangat panas, jadi berhati-hatilah untuk tidak menyentuh perak disk.
Jarum akan melewati septum karet, sehingga Anda akan merasa beberapa perlawanan. Untuk
beberapa GC kita itu, kolom tidak menyelaraskan benar dalam injector, sehingga jarum hits
bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa bahwa Anda mendorong terhadap logam,
menarik jarum keluar dari injector dan coba lagi, mungkin di sudut yang sedikit berbeda.
Jarum harus benar-benar menghilang ke dalam injeksi untuk injeksi yang tepat sampel ke
kolom GC.Suntikkan dengan cepat untuk hasil terbaik. Jangan ragu untuk menyuntikkan
jarum setelah benar diposisikan di pelabuhan injeksi.Lepaskan jarum suntik segera setelah
injeksi. (Pelaksanaan catatan C dan D membantu untuk memastikan bahwa semua sampel
memasuki GC kolom di sekitar waktu yang sama.)

5. Menandai waktu injeksi Anda pada tabel perekam. Ini dapat dilakukan dengan
menyesuaikan nol tepat setelah sampel disuntikkan. Hal ini sering nyaman bagi satu
orang untuk menyuntikkan sampel sementara pasangan laboratorium menandai waktu
injeksi di bagan perekam.
6. Bersihkan jarum suntik Anda segera setelah injeksi. Jarum suntik sering tersumbat
dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak dibersihkan setelah setiap
penggunaan.
7. Catatan pengaturan perekam grafik Anda selama berjalan. Anda perlu mengetahui
kecepatan grafik dan pengaturan skala penuh.
8. Catatan pengaturan GC selama Anda berlari. Sebuah tombol di bagian tengah bawah
GC dapat diubah untuk membaca kolom (atau oven) suhu, suhu detektor dan suhu
injektor pelabuhan dalam ° C. Jembatan saat ini ditampilkan dalam mA. Perhatikan
bahwa ada dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat!

G. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KROMATOGRAFI GAS

Kelebihan
a. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
b. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang
tinggi.
c. Gas mempunyai vikositas yang rendah.
d. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif
cepat dan sensitifitasnya tinggi.
e. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
a. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
b. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
c. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat terlarut.

H. APLIKASI KROMATOGRAFI GAS

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam


berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan
yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut
beberapa kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangmya adalah :
1.Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang
digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal
untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGCdipakai
untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan beberapa
oksida dari nitrogen dll.
2.Klinik
Diklinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam
klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak
dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin
3.Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan resin-
resin sintesis.
4.Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5.Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuanatau
pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga
dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6.Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa
peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, dan
fosfor.
7.Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-
hasildari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8.Bidang farmasi dan obat-obatan
Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas, analisa hasil-hasilbaru dalam
pengamatan metabolisme dalam zat-zatalir biologi
9.Bidang kimia/ penelitian
Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak
digunakan, dibandingkan dengan metode yang lainnya seperti detilasi, kristalisasi,
pengendapan, ekstraksi, dan lain-lain mempunyai keuntungan dalam pelaksanaan yang lebih
sederhana, penggunaan waktu yang sangat singkat terutama mempunyai kepekaan yang
tinggi serta mempunyai kemampuan memisahkan yang tinggi, Metode ini digunakan, jika
dengan metode lain tidak dapat di lakukan misalnya karena jumlah cuplikan sangat sedikit
atau campurannya kompleks.
Penggolongan Kromatografi
¨ Berdasarkan prinsip/mekanisme pemisahan
¨ Berdasarkan fase yang digunakan
¨ Berdasarkan alat yang digunakan
Cara membedakan fase gerak dan fase diam
¨ Fase diam (Stationary phase) merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses
pemisahan dengan kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan fase diamlah terjadi
perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen suatu senyawa analit termasuk asam
amino. Fase diam dapat berupa bahan padat atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil
atau cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung.
¨ Fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit (asam amino), dapat bersifat inert
maupun berinteraksi dengan analit tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan dapat
juga berupa gas inert yang umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa mudah
menguap (volatil).
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas ( kromatografi gas ) ataupun cair ( kromatografi cair ) dan fasa
diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan polaritas dari fasa diam dan gerak.

Ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas
cair (KGC).
Kromatografi gas terdiri dari beberapa alat diantaranya :
 Fase Mobil (Gas Pembawa)
 Sistem Injeksi Sampel
 Kolom
 Detektor
 Pencatat (Recorder)
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta:
Andi Offset
Anonim.2010.Kromatografi
Gas.http://bondiebluesy.wordpress.com/2010/03/08/kromatografi-gas/.Di Akses 3 Juni 2012
Sastrohamodjojo Harddjono Dr. Kromatografi. IPB Press. Bogor 1985
Soebagio, Drs Dkk, Kimia Analitik II, Jica Common Textbook, Malang 2002
Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga Jakarta. 2004

Anda mungkin juga menyukai