I. DAFTAR ISI
JUDUL ..............................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................2
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................2
LATAR BELAKANG ......................................................................3
RUMUSAN MASALAH ......................................................................
TUJUAN ..............................................................................................
PEMBAHASAN .................................................................................
A. Pengertian Kromatografi .........................................................
B. Pengertian Kromatografi Kolom .............................................
C. Metode dan Instrumen Kromatografi Kolom .................................
D. Jenis-jenis Kromatografi Kolom .............................................
E. Komponen Dalam Kromatografi Kolom .................................
F. Manfaat Dari Kromatografi Kolom .............................................
G. Kelebihan Dan Kelebihan Dari Kromatografi Kolom .....................
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Saat ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat penting,
terutama dalam bidang kimia, farmasi, industri, dan bidang-bidang lainnya. Suatu
metode analisis lainnya, akan tetapi membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang
Didalam sebuah produk seperti cairan vitamin atau obat sejenis serta
produk pangan lainnya terkadang sulit untuk membedakan dengan benar tentang
dibidang elektrokimia saat ini telah memiliki peranan penting dalam menentukan
berbagai kandungan / unsur zat didalam cairan. Adapun teknologi yang masih
sebenarnya secara harfiah berasal dari nama "warna menulis", namun tak ada
dengan cara ini adalah pigmen hijau tumbuhan, seperti klorofil (Ibrahim dan
Sitorus, 2013).
(atau hampir murni) akan sangat sukar diteliti. Pada umumnya sebelum suatu
senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya, perlu dipisahkan dari
matriknya. Oleh karna itu, pemisahan merupakan langkah penting dalam analisi
kualitatis. Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak
mendalam mengenai metode pemisahan suatu senyawa dalam suatu analisis kimia
dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah, antara lain :
V. TUJUAN
VI. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kromatografi
Tsweet pada tahun 1903 yang merupakan seorang di ahli botani dari rusia. Dalam
karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter sebagai pelarut
(Mulyadi, 2006).
kemudian dialirkan pelarut petroleum eter, dan hasilnya berupa pita pita warna
dalam ekstrak tumbuhan. Cara asli telah dilakukan pada tahun 1903 oleh Tsweet,
dan nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna. Meskipun demikian
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan
komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Definisi lain dari
zat terlarut dan menghasilkan apa yang di sebut kromatogram. Pada dasarnya,
semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan
relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan
sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair (Puspita, 2007).
Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai
kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena
fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat system
komponen dalam fasa diam dan fasa gerak berdasarkan perbedaan sifat fisik
tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom
untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat
yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom
sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan
yang pertama kali dilakukan oleh D.T. Davy untuk membedakan komposisi
bertindak sebagai fase diam yang sifatnya tidak larut dalam fase cair. Fase
ialah bahwa komponen komponen dalam zat contoh yang harus diperiksa
cairan ( elutor ) dialirkan secara kontinue melalui kolom yang berisi zat contoh
yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom, maka yang pertama tama
dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat kepada adsorben.
Komponen komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan afinitasnya
dipermukaan adsorben dan masuk kembali pada fase bergerak. Pada saat
teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fase bergerak yang
afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan. Komponen
dengan afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran pelarut
materi padat berpori seperti kieselguhr, selulosa atau silika gel yang
permukaannya dilapisi zat cair (biasanya air). Dalam hal ini zat padat hanya
berperan sebagai penyangga (penyokong) dan zat cair sebagai fase diamnya. Fase
diam zat cair umumnya diadsorpsikan pada penyangga padat yang sejauh
mungkin inert terhadap senyawa-senyawa yang akan dipisahkan. Zat padat yang
penyokong harus penyerap dan menahan fase diam serta harus membuat
permukaannya seluas mungkin untuk mengalirnya fase bergerak. Penyangga pada
umumnya bersifat polar dan fase diam lebih polar dari pada fase bergerak. Dalam
kromatografi partisi fase bergeraknya dapat berupa zat cair dan gas yang mengalir
bergeraknya dari zat cair, akan diperoleh kromatografi partisi cair-cair. Teknik ini
(Arsyad, 2001).
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion
positif atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia
lain dari luar. Berdasarkan jenis ion/muatan yang dipertukarkan, resin dapat
dibagi menjadi 2 yaitu resin penukar kation adalah ion positif yang dipertukarkan
dan resin penukar anion adalah ion negatif yang dipertukarkan. Ion Exchange
adalah proses penyerapan ion ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair
(biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi
dengan padatan resin. Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti
akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh deng
Besarnya nilai kapasitas penukar dari resin penukar ion tergantung pada
jumlah gugus ion yang dapat ditukarkan yang terkandung dalam setiap gram
bahan resin tersebut. Semakin besar jumlah gugus-gugus tersebut, maka semakin
besar pula nilai kapasitas resinnya. Besarnya nilai kapasitas resin diketahui agar
mengikat jumlah ion yang sama dengan kapasitas maksimumnya maka resin
agak pekat ke dalamnya sehingga terjadi reaksi kebalikan dari reaksi penukaran
ion. Resin penukar anion dapat berupa ko-polimer stiren dan divinil benzen tetapi
dapat di kendalikan dengan menerapkan uji kesesuian sistem tertentu. Salah satu
diantaranya adalah perhitungan pelat pelat teoritis untuk suatu kolom dan terdapat
Ciri khas dari kromatografi kolom adalah penggunaan sebuah tabung kaca
wadah bahan fase stasioner (bagian yang diam). Bahan campuran (larutan) masuk
melalui sisi atas tabung dan mengalir perlahan melewati bahan stasioner. Zat-zat
bahan stasioner. Zat yang paling cepat mengalir akan mencapai bagian outlet
tabung terlebih dahulu, dan diikuti dengan zat-zat yang lainnya (Ibrahim dan
Sitorus, 2013).
Gambar 1. Kromatografi Kolom
digunakan, yaitu berupa silica gel atau juga alumina. Serupa dengan alumina,
silica gel memiliki struktur kimia inti silikon dioksida, dimana atom silikon
pada sisi permukaan struktur silica, setiap atom silikon terikat dengan molekul
Misalnya sebuah campuran terdiri atas dua komponen zat yang memiliki
perbedaan sifat, yang pertama (A) bersifat mudah untuk membentuk ikatan
hidrogen, sedangkan yang kedua (B) tidak mudah untuk bereaksi dengan zat lain
(dalam kata lain memiliki gaya interaksi van der waals lemah). Jika campuran ini
dilewatkan ke dalam kolom kromatografi berisi silica gel, maka zat A akan lebih
lambat sampai ke bawah sisi kolom karena zat ini akan bereaksi dengan silica gel
membentuk ikatan hidrogen. Sedangkan zat B akan lebih cepat menuju ke sisi
bawah kolom karena ia tidak mudah bereaksi dengan silica gel. Perbedaan
kecepatan melewati silica gel inilah yang menyebabkan kedua komponen zat
a. Kromatografi adsorbsi
b. Kromatografi partisi
fase gerak.
sebagai fase diam secara selektif akan terlepas/terelusi oleh fase gerak.
dipisahkan.
1. Adsorben
kolom. Partikel yang lebih kecil (mesh lebih besar) digunakan untuk
lapis tipis. Daya adsorbsi alumina dapat diatur dengan mengatur jumlah air
2. Pelarut
kolom. Pelarut yang mampu menjalankan elusi terlalu cepat tidak akan
digunakan adalah pelarut mengelusi kolom. Dalam hal ini pelarut yang
komponen yang kurang polar. Pelarut yang lebih polar ditambahkan untuk
adsorben.
baik untuk memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan
elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. kekuatan
dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.
F. Manfaat dari Kromatografi Kolom
besar.
dapat dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru,
dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien,
dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.
Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan
hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.
Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan
data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh
manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa
oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney
stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan
waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan
consuming).
VII. KESIMPULAN
Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian
(Yazid, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
F:/faiQ%20eLmuHamMad%20%20kromatografi%20HPLC%20dan%20GAS.htm
http://ismailsabihialhulondhaly.blogspot.co.id/2013/05/kromatografi-kolom.html
F:/Desty%27s%20Pharmacys%20%20KROMATOGRAFI%20KOLOM.htm
F:/Kumpulan%20Laporan%20%20Makalah%20Kimia%20Analitik%20Kromatog
rafi%20Lapis%20Tipis.htm
F:/Dunia%20Abstrak%20%20Makalah%20Kimia%20Dasar%20%20%20Kromat
ografi%20Kolom.htm
F:/%29%20Nhunhu%20Zone%20%20MAKALAH%20TENTANG%20GC%20
%20%29.htm
Ibrahim, Sanusi dan Sitorus, Marham. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Indonesia Press.
Kedokteran.