Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gaby Aprilia Kusumawati

NIM : M0316032

Kelompok : 08

PRETEST

1. Apa itu TG-DTA ?


2. Apa perbedaan TGA dengan DTA ?
3. Bagaimana prinsip alat tersebut ?
4. Bagaimana perbedaan kurva TGA dengan DTA ?

Jawab :
1. TGA-DTA (Thermogravimetric analysis dan differential thermal analysis) merupakan
kombinasi dari dua teknik analisis termal, yaitu teknik yang mempelajari sifat-sifat fisik
bahan dan kimia material sebagai fungsi dari suhu, yang dapat digunakan untuk
menganalisis sifat bahan secara termal atau untuk sifat sifat fisik tertentu, misalnya
entalpi, kapasitas panas, massa dan koefisien ekspansi termal (Rahmayanti, 2016).

2. TGA merupakan pengukuran perubahan berat suatu bahan sebagai fungsi waktu. Hasil
analisis berupa rekaman diagram yang kontinue dimana reaksi dekomposisi. Berat
suatu bahan yang dibutuhkan saat dianalisis beberapa milligram, yang dipanaskan pada
laju konstan. Sedangkan DTA merupakan analisis termal menggunakan material
referensi (bahan pembanding) biasanya material inert dimana sampel dan bahan
referensi yang dipanaskan dalam satu tungku. Perbedaan suhu sampel dan suhu bahan
referensi dicatat dalam program selama siklus pemanasan dan pendinginan
(Rahmayanti, 2016).

3. Prinsip TGA : mengukur kecepatan rata-rata perubahan massa suatu bahan/cuplikan


sebagai fungsi dari suhu atau waktu pada atmosfir yang terkontrol. Pengukuran
digunakan khususnya untuk menentukan komposisi dari suatu bahan atau cuplikan dan
memperkirakan stabilitas termal pada suhu diatas 1000C. Metode ini dapat
mengkarakterisasi suatu bahan atau cuplikan yang dilihat dari kehilangan massa atau
terjadinya dekomposisi, oksidasi atau dehidrasi. Mekanisme perubahan massa pada
TGA ialah bahan akan mengalami kehilangan maupun kanaikan massa. Proses
kehilangan massa terjadi karena adanya proses dekomposi yaitu pemutusan ikatan
kimia, evaporasi yaitu kehilangan atsiri pada peningkatan suhu, reduksi yaitu interaksi
bahan dengan pereduksi, dan desorpsi. Sedangkan kenaikan massa disebabkan oleh
proses oksidasi yaitu interaksi bahan dengan suasana pengoksidasi, dan absorpsi (Beri
dan Sanjaya, 2012).
Prinsip DTA : Apabila temperatur sampel dan zat pembanding dipanaskan pada
temperatur konstan maka zat pembanding akan mengalami kenaikan temperatur sesuai
dengan kenaikan temperatur yang mengenainya, sementara itu pada sampel akan terjadi
kenaikan suhu atau penurunan suhu pada batas tertentu sesuai dnegan peristiwa yang
terjadi pada sampel. Jika perubahan pada sampel telah sempurna maka temperatur
sampel akan konstan kembali seiring dengan zat pembandingnya (Beri dan Sanjaya,
2012).

4. Kurva DTA :
Hasil pengujian DTA merupakan kurva yang menunjukkan diskontinuitas pada
temperatur transisi dan kemiringan kurva pada titik tertentu akan tergantung pada
konstitusi mikrostruktur sampel pada temperatur tersebut. Kurva DTA secara garis
besar adalah kurva perbedaan temperatur antara material sampel dengan material
referensi. Kurva DTA dapat digunakan sebagai finger print untuk tujuan identifikasi.
Area dibawah peak kurva DTA dapat diidentifikasi sebagai perubahan entalpi dan tidak
dipengaruhi oleh kapasitas panas sampel.

Kurva TGA :
Hasil TGA biasanya ditunjukkan dalam bentuk grafik kontinue yang merupakan tahap-
tahap dari reaksi dekomposisi. Hasil kurva massa versus temperatur memberikan
informasi mengenai stabilitas termal dan komposisi dari sampel. Kestabilitas termal dan
komposisis beberapa senyawa dan komposisi sampel dan komposisi dari residu.
Instrumen analitik yang digunakan yaitu termobalance dengan furnace yang dipogram
untuk menghasilkan data temperatur dengan waktu.

Daftar Pustaka :
Beri, D., dan Sanjaya, H. 2012. Analisis Instrumen 2. Padang : UNP Press.
Rahmayanti, D. 2012. Karakteristik Sifat Termal (DTA-TGA) Dan Konduktivitas Termal
Keramik Cordierite Berbasis Silika Sekam Padi Dengan Penambahan Alumina (0, 20, 25,
Dan 30 Wt%). Skripsi Fisika FMIPA, 1-43.

Anda mungkin juga menyukai