Anda di halaman 1dari 10

SINTESIS BUTIRALDEHIDA

Gabriela Errandya Karisma, Gaby Aprilia Kusumawati, Khoirul Jamaluddin, Venty


Suryanti*
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas
Maret, Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah 57126 Indonesia

*Dosen Penguji, Email : venty@mipa.uns.ac.id

Abstrak
n-Butiraldehid adalah bahan kimia yang diproduksi tahunan 7 juta ton dan pertumbuhannya 2-3% per
tahun. n-Butiraldehid adalah bahan kimia reaktif yang merupakan intermediet serbaguna untuk sintesis
berbagai alkohol. Tujuan dari penelitian ini untuk mepelajari reaksi oksidasi alkohol primer menjadi
aldehid. Butiraldehid dapat dihasilkan dengan mereaksikan 1 butanol dengan okidator K2Cr2O7 dalam
suasana asam melalui proses destilasi. Aldehid dapat dibuktikan dengan uji fehling yang akan
menghasilkan endapan merah bata. Hasil yang diperoleh dari oksidasi 1 butanol adalah volume sebesar
5mL dengan berat 4,2 gram dan memiliki rendemen sebesar 77,78%.
Kata kunci: Butiraldehid, Butanol, Oksidasi alkohol primer, aldehid.

1. Pendahuluan
n-Butiraldehid adalah bahan kimia yang diproduksi tahunan 7 juta ton dan pertumbuhannya 2-3% per
tahun. n-Butiraldehid adalah bahan kimia reaktif yang merupakan intermediet serbaguna untuk sintesis
berbagai alkohol Cu dan C8, asam karboksilat, amina, dan ester. Alih-alih menggunakan pengupasan gas in
situ, dengan ekstraksi cair-cair dapat menunjukkan bahwa deilalkohol adalah ekstraktan yang cocok untuk
produksi n-butiraldehid ( Ku dkk., 2017 ).
Aldehid adalah molekul organik untuk sintesis berbagai produk bernilai tinggi. Bahan kimia
terbarukan seperti bioalkohol, contohnya etanol, butanol atau gliserol dapat diperoleh dari biomassa dan
dapat dikonversikan ke aldehid. Produksi skala besar industri butiraldehid terjadi melalui reaksi
hidroformilasi (oksosintesis) dari propilena. Proses ini menggunakan logam hidrida kecuali Co, Rh, Ru
sebagai katalis homogen untuk memperoleh campuran aldehid yaitu butiraldehid dan isobutiraldehid.
Sebagian besar kasus, oksidasi alkohol terjadi dalam fase cair, keberadaan pelarut biasanya diperlukan untuk
mempromosikan reaksi. Katalis yang digunakan biasanya basa Cu, basa Co, dan katalis logam mulia seperti
Ru, Pd, dan Os ( Requies dkk., 2012).
Butanol memiliki kandungan energi yang tinggi, miscibilitas rendah dengan air dan volatilitas rendah.
Butanol dapat menggantikan atau dicampur menjadi bensin tanpa perlu memodifikasi teknologi mesin. C 5-C7
alkohol serta campuran alkohol telah diusulkan sebagai aditif untuk bensin, solar, dan avtur. Alkohol dapat
diproduksi dengan hidrogenasi aldehida yang berasal dari hidroformilasi alkena yang diperoleh seagai produk
sintesis Fischer-Tropsch. Tantangannya adalah menemukan katalis atau pasangan katalis yang tepat untuk
hidroformilasi Cn alkena ke Cn+1 aldehid dan hidrogenasi selanjutnya dari aldehid ke Cn alkohol ( Zakzeski
dkk., 2010).
Oksidasi alkohol adalah salah satu reaksi organik yang digunakan secara luas. Alkohol tersirer bersifat
inert terhadap oksidasi, dan alkohol sekunder langsung menghasilkan keton. Alkohol primer lebih rumit
karena untuk menghasilkan aldehid, produk dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat yang dapat
bereaksi kembali dengan alkohol menjadi ester. Oksidasi berlebihan perlu dicegah, aldehid harus dikeluarkan
segera setelah terbentuk campuran. Teknik destilasi sederhana sering digunakan terutama untuk yang mudah
menguap. Cara ini dapat diperoleh propionaldehid dan butiraldehid sekitar 50% (Benguergoura dkk., 2014).
Oksidasi organik sering berubah menjadi katalis logam transisi, besi bervalensi tinggi atau garam
mineralnya. Reagen jenis ini adalah mangandioksida (MnO2), kalium permangant (KMnO4), kroimum
trioksida (CrO3), potasium kromat (K2CrO4), dan kalium dikromat (K2Cr2O7) dan piridinium kloromat.
Oksidan ini membutuhkan kontrol yang kuat terhadap kondisi eksperimental. Kelemahan lainnya adalah
kurangnya selektifitas, protik yang kuat dan kondisi berair, hasil produk rendah, dan pekerjaan yang
menjemukkan misalnya over oksidasi aldehid ke asam karboksilat yang merupakan reaksi samping yang
tidak dapat dihindari ( Mirjalili dkk., 2004). Berdasarkan kajian yang dilakukan maka perlu dilakukan
penelitian mengenai proses oksidasi alkohol untuk memperoleh aldehid.

2. Metodologi Percobaan

2.1. Alat
Alat yang digunakanantaralain; 1buah kaca arloji, 1 buah neraca analitik (Ohaus), 2 buah gelas bekker 250
mL (pyrex), 1 buah erlenmeyer 100 mL (pyrex), 1 buah pipet tetes, 1 buah tabung reaksi, 1 buah batang
pengaduk, 1 buah bunsen, 1 buah penjepit tabung reaksi, 1 set alat destilasi meliputi 1 buah hotplate
(maspion), 1 buah penangas, 1 buah labu leher tiga 100mL (duran), 1 buah konektor, 1 buah kondensor, 1
buah adaptor, 1 buah labu destilat, 2 buah statif, 2 buah klem, 1 buah termometer, 3 buah selang, 1 buah
corong kontinyu, 1 buah pompa air, 1 buah ember, 1 buah gelas ukur 25 mL ( pyrex ), dan 2 buah tutup
kaca.

2.2. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain; 9,5 mL n-butanol, 7,402 gram K2Cr2O7, 5mL H2SO4 15M, 38 mL
akuades, es batu secukupnya, dan Fehling AB 2 tetes.

2.3. Gambar Rangkaian

Gambar 2.1.Alat Destilasi


Keterangan:
(1) Hotplate; (2) Labu Leher Tiga; (3) Corong Kontinyu; (4) Termometer; (5) Konektor; (6) Kondensor;
(7) Air Keluar; (8) Air Masuk; (9) Adaptor; (10) Labu Destilat.

2.4. Langkah Kerja


Larutan pengoksidasi disiapkan yaitu 7,402 gram K2Cr2O7 yang dilarutkan dalam campuran
38 mL akuades dan 5 mL H2SO4 15 M. Setelah larutan oksidasi dingin, dimasukkan ke corong
kontinyu dan disambungkan dalam rangkaian alat sintesis melalui leher labu dengan kondisi keran
tertutup. Labu leher tiga diisi 9,5 mL n- butanol lalu didestilasi hingga suhu 35ºC. Setelah suhu 35ºC,
keran dibuka sedikit sehingga larutan pengoksidasi menetes hingga habis. Destilasi dilanjutkan hingga
suhu 75ºC hingga diperoleh destilat. Destilat diuji dengan Fehling AB hingga diperoleh warna merah
bata.

3. Hasil dan Pembahasan


Tabel 3.1 Data Percobaan

Parameter Hasil Pengamatan


Volume akuades 38 mL
Volume H2SO4 5 mL
Massa K2Cr2O7 7,402 gram
Larutan pengoksidasi Warna bening, panas
Suhu tetesan pertama 81º
Warna destilat Bening
Bentuk destilat Cair
Volume destilat 5 mL
Massa destilat 4,2 gram
Uji Fehling Endapan merah bata
Rendemen 77,78%

3.2 Pembahasan
Prinsip percobaan ini adalah mereaksikan 1 butanol dengan zat pengoksidasi K2Cr2O7 dalam
suasana asam melalui destilasi untuk membuat butiraldehid. Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang
melibatkan adanya pengikatan oksigen oleh suatu zat yang ditandai dengan pelepasan elektron dan
penambahan bilangan oksidasi. Sintesis aldehid membutuhkan prekursor suatu alkohol primer. Alkohol
primer yang digunakan pada percobaan ini adalah 1 butanol.
1 butanol merupakan alkohol primer sebab atom karbon yang membawa gugus –OH hanya terikat
pada satu gugus alkil yaitu C4H6. 1 butanol merupakan alkohol primer yang baik untuk dioksidasi
karena punya rantai lurus atau rantai pendek, sehingga kelarutannya lebih baik. Oksidasi 1 butanol
membutuhkan zat oksidator, yaitu zat yang mengoksidasi alkohol dalam reaksi ini atau spesies kimia
yang memindahkana oksi n ke dalam substrat. Zat oksidator yang digunakan adalah K2Cr2O7 pada
suasana asam. K2Cr2O7 merupakan oksidatorsedang karena lebih lemah dari KMnO4. Selain itu K2Cr2O7
dapat mereaksikan tanpa katalis transfer fasa, reagen pendukung, penggunaan profik solven dan
menjanjikan pembentukan aldehid ( Lou dan Xu, 2002). K2Cr2O7 memiliki kelemahan yaitu kurang
selektifitas, protik yang kuat, hasil produk rendah, dan dapat membentuk produk samping yaitu asam
karboksilat ( Mirjalili dkk., 2004). K2Cr2O7 harus terlindung dari cahaya sehingga dalam pelarutan perlu
ditutup dengan plastik hitam agar tidak rusak atau terurai oleh cahaya. Selain K2Cr2O7 dapat digunakan
oksidator lain seperti mangandioksida (MnO2), kalium permangant (KMnO4), kroimum trioksida
(CrO3), potasium kromat (K2CrO4), dan kalium dikromat (K2Cr2O7) dan piridinium kloromat. K2Cr2O7
dapat berubah menjadi oksidator kuat dalam suasana asam, menyebabkan bilangan oksidasi kromium
turun menjadi +3.
Pada percobaan ini H2SO4 digunakan sebagai pemberi suasana asam, selain itu mereduksi K2Cr2O7
atau ion dikromat (VI) menjadi ion kromium (III). Butanol dioksidasi dalam suasana asam dapat
membentuk asam karboksilat, jika dalam suasana basa akan membentuk garam karboksilat yang mudah
bereaksi dengan logam alkali. Penambahan H2SO4 dilakukan lewat dinding dan sedikit demi sedikit
karena terjadi reaksi eksoterm atau reaksi pelepasan panas dari sistem ke lingkungan sehingga
menyebabkan panas. Jika langsung dituang dapat menimbulkan letupan atau ledakan. Perlakuan yang
dilakukan yaitu asam sulfat diteteskan ke akuades bukan sebaliknya, hal ini dikarenakan air memiliki
massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung diatasnya, apabila air
yang ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka air akan mendidih dan bereaksi dengan keras.
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :
3
K2Cr2O7 (s) + H2SO4(aq) H2Cr2O4(aq) + K2SO4(aq) + O2(g)
2
Butanol yang digunakan lebih banyak daripada pengoksidator agar terbentuk aldehid. Alkohol
berlebih artinya tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi keuda.
Apabila alkohol jumlahnya lebih sedikit maka akan terjadi oksidasi kedua yaitu hasil yang terbentuk
bukan aldehid tetapi asam karboksilat. Butanol sebelum ditambah dengan pengoksidator dipanaskan
terlebih dahulu hingga suhu 75˚C. Pemanasan dilakukan dalam sistem tertutup untuk mencegah
terjadinya penguapan butanol. Pemanasan berfungsi mempercepat proses oksidasi pada saat butanol
ditetesi zat pengoksidator. Setelah suhu butanol mencapai 75˚C kemudian ditetesi zat pengoksidator
melalui corong kontinyu. Pemanasan dilakukan dengan cara destilasi.
Prinsip destilasi adalah pemisahan 2 atau lebih senyawa berdasarkan perbedaan titik didik.
Senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, lalu dalam konensor
terjadi pendingingan yang menyebabkan uap turun ke labu destilat dalam keadaan cair. Pemanasan
yang dilakukan sambil diaduk dengan magnetik stirer. Pengadukan berfungsi mempercepat proses
oksidasi dan menghomogenkan larutan. Pengadukan menyebabkan partikel didalam larutan bergerak
cepat sehingga tumbukan antar partikel semakin banyak. Pemasangan selang pada labu leher tiga untuk
jalan keluarnya gas H2. Gas H2 yang dibuang menyebabkan suhu lambat untuk naik. Penambahan batu
didih berfungsi untuk mengurangi letupan yang terjadi dan membantu meratakan pemanasan. Penangas
air digunakan sebab destilat yang diambil mempunyai titik didih lebih rendah daripada air, sehingga air
tidak akan habis karena mendidih pada suhu 100˚C. Reaksi oksidasi ditandai dengan perubahan warna
larutan butanol dari bening menjadi hijau. Warna hijau dikarenakan Cr tereduksi dari bilangan oksidasi
+6 menjadi +4. Cr(IV) tidak stabil sehingga berubah menjadi Cr(III) yang stabil yang ditandai dengan
warna hijau. Sehingga percobaan ini terjadi reaksi redoks. Pada percobaan ini destilat menetes pada
suhu 81˚C berwarna bening. Destilat tersebut adalah aldehid karena titik didih aldehid yaitu 78˚C.
Reaksi redoks yang terjadi yaitu :
Oksidasi : C4H10O(aq) C4H8O(aq) + 2H+(aq) + 2e- x3
2- + - 3+
Reduksi : Cr2O7 (aq) + 14H (aq) + 6e 2Cr (aq) + 7H2O(l) x1

3C4H10O(aq) 3C4H8O(aq) + 6H+ (aq) + 6e-


Cr2O72- (aq) + 14H+(aq) + 6e- 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)

3C4H10(aq) + Cr2O72- (aq) + 8H+(aq) 3C4H8O(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)


Mekanisme reaksi yang terjadi yaitu:

Gambar 3.2.1. mekanisme reaksi sintesis butiraldehida


Destilasi dihentikan ketika tidak ada yang menetes lagi. Destilat lalu diuji dengan larutan fehling
untuk menguji ada tidaknya aldehid. Prinsip dari uji fehling adalah mebedakan gugus aldehid dan keton
dalam sampel dengan menambahkan reagen fehling A dan B dimana Fehling A adalah CuSO4 dan
fehling B adalah campuran dari NaOH dan Na-K-tatrat. Reaksi yang terjadi yaitu reaksi redoks. Aldehid
dioksidasi membentuk asam karboksilat dan Cu2+ akan tereduksi menjadi Cu+. Hasil uji dikatakan
positif aldehid jika terbentuk endapan merah bata. Percobaan ini positif mengandung aldehid karena
menghasilkan endapan merah bata. Destilat yang dihasilkan sebanyak 4,2 gram dengan rendemen
77,78%.
4. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa oksidasi 1 butanol
dengan oksidator K2Cr2O7 dalam suasana asam dapat membentuk aldehid yang dapat dibuktikan dengan uji
fehling menghasilkan endapan merah bata, dan rendemen yang dihasilkan sebesar 77,78%. Mekanisme
reaksi yang terjadi yaitu :

Gambar 4.1. mekanisme reaksi sintesis butiraldehida

Referensi

Benguergoura, H., Aouak, T., dan Moulay, S. 2004. Use of pervaporation technique to monitor the
oxidation of primary alcohols: n-propanol and n-butanol. Journal of membrane science, 229(1-2):
107-116.
Ku, J.T., Simanjuntak, W., dan Lan, E.I. 2017. Renewable synthesis of n-butyraldehyde from glucose by
engineered Escherichia coli. Biotechnology for Biofuels, 10(1): 291.
Lou, J.D., dan Xu, Z.N. 2002. Selective solvent-free oxidation of alcohols with potassium
dichromate. Tetrahedron letters, 43(49): 8843-8844.
Mirjalili, B.F., Zolfigol, M.A., Bamoniri, A., dan Zarei, A. 2004. Solvent‐free Oxidation of Alcohols by
Silica Sulfuric Acid/Sodium Dichromate Dihydrate or Potassium Permanganate/Wet SiO2
System. Journal of the Chinese Chemical Society, 51(3): 509-512.
Requies, J., Güemez, M.B., Iriondo, A., Barrio, V.L., Cambra, J.F., dan Arias, P.L. 2012. Bio n-butanol
partial oxidation to butyraldehyde in gas phase on supported Ru and Cu catalysts. Catalysis
letters, 142(4): 417-426.
Zakzeski, J., Lee, H.R., Leung, Y.L., dan Bell, A.T. 2010. One-pot synthesis of alcohols from olefins
catalyzed by rhodium and ruthenium complexes. Applied Catalysis A: General, 374(1-2): 201-212.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Rendemen
K2Cr2O7 C4H9OH
Massa = 7,402 gram V = 9,5 mL
Mr = 294 ρ = 0,81 gram / mL
𝑔𝑟𝑎𝑚 7,402
Mol = 𝑀𝑟
= 294
= 0,025 mol massa = ρ.V
= 0,81 gram/mL x 9,5 mL
V H2SO4`= 5 mL = 7,695 gram
𝑔𝑟𝑎𝑚 7,695 𝑔𝑟𝑎𝑚
ρH2SO4 = 1,84 gram/mL mol = = = 0,1 mol
𝑀𝑟 74
Massa = 𝜌. 𝑉
= 1,84 gram/mL x 5 mL
= 9,2 gram
𝑔𝑟𝑎𝑚 9,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol = 𝑀𝑟
= 98
= 0,094 mol

C4H9OH + Cr 2O72- + 8H+ 3C4H8O + 2Cr3+ + 7H2O


m 0,1 0,025 0,752 - - -
r 0,025 0,025 0,2 0,075 0,05 0,175

0,075 - 0,552 0,075 0,05 0,175

Massa teori = mol x Mr


= 0,075 x 72
= 5,4 gram

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘 4,2


Rendemen = = 5,4 = 77,78%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Destilasi

Gambar 2. Uji Fehling Gambar 3. Produk yang diperoleh


MSDS K2Cr2O7

1. Sifat Fisika dan Kimia


a. Penampilan : Padat
b. Bau : Tidak berbau
c. Rasa : Pahit
d. Warna : Oranye-merah
e. Titik didih : dekomposisi 500oC
f. Titik leleh : 398oC
g. Berat jenis : 2,676
h. Kelarutan : Mudah larut dalam air panas, larut dalam air dingin

2. Tindakan Pertolongan Pertama


a. Kontak mata
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Segera basuh mata dengan air mengalir setidaknya
selama 15 menit. Pertahankan kelopak mata terbuka dan segera hubungi medis.
b. Kontak kulit
Cuci dengan air sekurangnya 15 menit. Oleskan emolien pada kulit. Lepaskan pakaian dan sepatu
terkontaminasi. Cuci sebelum digunakan
c. Kontak kulit serius
Cuci dengan sabun disenfektan dan oleskan krim anti bakteri.
d. Inhalasi
Jika terhirup, angkat ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, beri oksigen. Segera hubungi medis.
e. Inhalasi serius
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat. Jika
pernapasan sulit dilakukan, berikan oksigen. Jika tidak bernapas, beri nafas buatan. Hubungi
medis segera.
f. Tertelan
Jangan dipaksakan muntah kecuali jika diarahkan oleh petugas medis. Jangan berikan apapun
melalui mulut ke alam bawah sadar orang. Hubungi medis segera.
MSDS Butanol

1. Sifat Fisika dan Kimia


a. Penampilan : Cair
b. Bau : Sedikit memabukkan
c. Rasa :-
d. Warna : Tidak berwarna
e. Titik didih : 117,7oC
f. Titik leleh : -89,5 oC
g. Berat jenis : 0,81
h. Kelarutan : Mudah larut dalam metanol, dietil eter, sebagian larut dalam air dingin, air
panas, n-oktanol.

2. Tindakan Pertolongan Pertama


a. Kontak mata
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Segera basuh mata dengan air mengalir setidaknya
selama 15 menit. Pertahankan kelopak mata terbuka dan segera hubungi medis.
b. Kontak kulit
Cuci dengan air sekurangnya 15 menit. Oleskan emolien pada kulit. Lepaskan pakaian dan sepatu
terkontaminasi. Cuci sebelum digunakan
c. Kontak kulit serius
Cuci dengan sabun disenfektan dan oleskan krim anti bakteri.
d. Inhalasi
Jika terhirup, angkat ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, beri oksigen. Segera hubungi medis.
e. Inhalasi serius
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat. Jika
pernapasan sulit dilakukan, berikan oksigen. Jika tidak bernapas, beri nafas buatan. Hubungi medis
segera.
f. Tertelan
Jangan dipaksakan muntah kecuali jika diarahkan oleh petugas medis. Jangan berikan apapun
melalui mulut ke alam bawah sadar orang. Hubungi medis segera.
MSDS H2SO4 pekat

1. Sifat Fisika dan Kimia


a. Penampilan : Cair ( minyak tebal )
b. Bau : Tidak berbau, tapi saat
panas membuat tersedak
c. Rasa : Asam
d. Warna : Tidak berwarna
e. Titik didih : 270 oC
f. Titik leleh : -35 oC
g. Berat jenis : 1,84
h. Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin. Larut dalam air dengan liberasi panas

i. Tindakan Pertolongan Pertama


3. Kontak mata
Periksa dan lepaskan semua lensa kontak. Segera basuh mata dengan air mengalir setidaknya
selama 15 menit. Pertahankan kelopak mata terbuka dan segera hubungi medis.
4. Kontak kulit
Cuci dengan air sekurangnya 15 menit. Oleskan emolien pada kulit. Lepaskan pakaian dan sepatu
terkontaminasi. Cuci sebelum digunakan
5. Kontak kulit serius
Cuci dengan sabun disenfektan dan oleskan krim anti bakteri.
6. Inhalasi
Jika terhirup, angkat ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, beri oksigen. Segera hubungi medis.
7. Inhalasi serius
Evakuasi korban ke tempat yang aman sesegera mungkin. Kendurkan pakaian ketat. Jika
pernapasan sulit dilakukan, berikan oksigen. Jika tidak bernapas, beri nafas buatan. Hubungi
medis segera.
8. Tertelan
Jangan dipaksakan muntah kecuali jika diarahkan oleh petugas medis. Jangan berikan apapun
melalui mulut ke alam bawah sadar orang. Hubungi medis segera.

Anda mungkin juga menyukai