Metode
karakterisasi
disini
merupakan
suatu
metode
untuk
mengetahui sifat atau karakteristik dari suatu bahan. Ada beberapa sifat
bahan yang dapat ditentukan dengan menggunakan metode karakterisasi,
yaitu : sifat mekanik, sifat termal, sifat listrik, sifat magnet dan sifat optik.
Untuk alat karakterisasi yang digunakan dalam penentuan masing-masing
sifat
bahan
tentulah
berbeda
bergantung
sifat
bahan
yang
akan
DTGA Mettler
TA Instruments SDT-
massa
akibat
adanya
kehilangan
massa
yang
Heating
Furnace
Microbalance system
Microbalance ini menjadi kunci dari sistem analisis termal
dengan menggunakan TGA. Komponen ini berfungsi untuk
memantau adanya perubahan massa dari sampel pada saat
diperlakukan proses termal dalam hal ini adalah proses
pemanasan (heat treatment).
Photodioda
digunakan
untuk
melindungi
inert
ini
microbalance
terhadap
material
reference,
jika
terdapat
pasangan photodioda.
Magnet, menimbulkan adanya medan magnet sebagai
respon dari aliran arus yang masuk ke kumparan di
dalamnya.
Medan
magnet
ini
fungsinya
Furnace
Radia
tion
Term
Fin
Sample
ocou
Crucibl
ple
e
Gas
Heatin
Inlet
Sampl
g
e
Furnac
Holde
e
untuk
digunakan.
Kecepatan
rata-rata
pemanasan
pada
furnace ini dari 0C per menit sampai 100 C per menit atau
-
kerusakan.
Panas
yang
dihasilkan
oleh
ruang
dikondisikan
dalam
keadaan
vakum,
atau
ini
memantau
dihubungkan
adanya
dengan
perubahan
microbalance
massa
dari
untuk
sample.
Sample holder
Sample holder
Gambar
1.6.
platina,
alumina,
nikel,
maupun
tembaga.
serta
tidak
lengket.
Selain
itu,
cawan
yang
merupakan
sensor
suhu
yang
banyak
sinyal
listrik
yang
berupa
tegangan
listrik
satu
sambungan
pada
kedua
salah
logam
satu
ujungnya,
tersebut
jika
dipanaskan
titik
maka
kedua
ujung
batang
logam
yang
tidak
disambungkan.
Skema kerja termokopel pada holding furnace :
Temperat
ur
Termokopel
Sinyal listrik
(Tegangan)
Amplifier
Data
temperatur
Gambar 1.8. Alur kerja dari termokopel pada holding furnace
Data recorder
Sistem perekaman data digunakan untuk menampilkan kurva
hasil
karakterisasi
material
dengan
menggunakan
TGA.
Sistem perekaman data dari alat uji TGA dapat dilihat seperti
gambar 1.9.
perubahan
dimaksudkan
disini
massa,
adalah
perubahan
perubahan
massa
yang
yang
terjadi
jika
Samp
el
dimasukk
an
Cawa diletakk
n
an
Samp
el
Holde
Perlaku
termal
an
Furna
ce
Dat
a
0.00
0
200
400
600
800
1000 1200
-5.00
-10.00
T AHAP 2
T AHAP 3
-15.00
-20.00
-2.00
-3.00
Laju penurunan berat (% / menit)
TAHAP 1
-4.00
-5.00
TAHAP 2
TAHAP 3
-6.00
-7.00
-8.00
-9.00
Temperatur pemanasan (C)
terhadap penurunan dan laju penurunan berat dengan laju pemanasan 40C/menit.
Pada gambar tersebut diketahui bahwa untuk laju pemanasan 40C/menit, diperoleh
tiga tahap dekomposisi mikroalga nannochloropsis oculata, untuk tahap yang
pertama terjadi penurunan berat sebesar 1,9295 mg, ini disebabkan oleh adanya
penguapan air yang masih terkandung didalam mikroalga dan hilangnya senyawa
yang bersifat volatile (sukar menguap) ringan. Air dan volatile ringan mudap
menguap jika berada pada temperature rendah. Untuk tahap kedua, terjadi
penurunan sebesar 7,0922 mg, pada tahap ini kandungan utama dari mikroalga
nannochloropsis oculata yang berupa lipid terdekomposisi lebih dari 50% massa
volatile total, lipid pada mikroalga nannochloropsis oculata dapat terdekomposisi
pada temperature yang tinggi dengan range antara 175C - 750C. Pada tahap ketiga
terjadi penurunan berat sebesar 2,9018 mg, untuk tahap ini terjadi akibat penurunan
berat akibat adnya dekomposisi dari materi karbon dengan laju yang lambat.
Dimana karbon ini bisa terdekomposisi pada temperatur tinggi tetapi dengan waktu
yang lama.
1.2.
termal
yang
digunakan
untuk
menganalisis
adanya
dan
entalpi.
Seperti,
temperature
transisi
gelas
(T g),
Furnace
oleh
heating
block
yang
berfungsi
untuk
keunggulan
dikarenakan
keramik
dibandidingkan
mempunyai
blok
logam,
ruang-ruang
kosong
untuk
sample
container
tentunya
sudah
disesuaikan
untuk
sebagai
material
reference ini sifatnya inert, yang berarti material ini tidak akan
mengalami perubahan fasa pada temperatur yang diujikan.
Contohnya seperti Alumina (Al2O3), ini dikarenakan alumina
pada saat suhu tinggi yaitu 1000C masih tetap (konstan) yang
berarti alumina ini tidak berubah fase pada saat berada pada
suu tinggi yaitu 1000C. Sampel yang digunakan juga perlu
diperhatikan, karena sampel yang digunakan hanya sedikit,
hanya beberapa miligram. Penggunaan sampel yang terlalu
banyak akan menyebabkan berkurangnya sensitivitas dan
akurasi dari alat yang digunakan.
Temperature program
Temperatur program (pengatur suhu) disini digunakan untuk
memperoleh laju pemanasan yang konstan.
Recording system
Sistem perekaman digunakan untuk menampilkan kurva hasil
karakterisasi material dengan menggunakan DTA.
disini
adalah
apabila
material
uji
dan
antara
temperature (T).
suhu
pemanasan
dengan
perbedaan
yang
dihasilkan
oleh
uji
karakterisasi
dengan
dekomposisi.
Kurva
endotermik
yang
tajam
kurva
eksotermik,
menandakan
adanya
perubahan
endotermik
pada
kurva
DTA.
Hal
tersebut
dengan
perubahan
kurva
TGA.
Hal
tersebut
a. Komponen DSC
Crucible (Cawan)
Ada beberapa jenis cawan yang biasa
digunakan untuk menguji berbagai
sampel. Bahan cawan terbuat dari
tembaga, aluminium, alumina, steel,
emas, dan platina. Bahan material
yang akan diuji dapat berupa serbuk
maupun yang lain dengan berat antara
0,5 - 100 mg.
Gambar 2.4. Kumpulan cawan yang
digunakan pada DSC
Umumnya bahan-bahan yang digunakan sebagai crucible adalah bahan yang
-
Termokopel
Thermocouple adalah sensor suhu yang sama halnya digunakan pada termal
analisis yang lain.
Purge gas inlet
Digunakan untuk menstandarisasi ruang tempat terjadinya perlakuan termal
(furnace), untuk menghindari terjadinya reaksi antara sampel dan
lingkungan.
Sampel holder
Sample holder terdiri dari termokopel yang masing-masing
terdapat pada material uji dan refrensinya. Sample holder
dari DSC pada dasarnya sama dengan sampel holder yang
ada pada DTA.
reference
dihubungkan
ini
yang
digunakan
adalah
platina,
karena
platina
ini
adalah
perbedaan
aliran
kalor
aliran
antara
kalor
ini
dengan
DSC/TGA
dapat
melihat
heat
flow
dan
penurunan massa dari tinjauan termal. Selain itu dari data DSC
dapat melihat kapan terjadi transformasi fasa dari gejala reaksi
eksotermik
dan
reaksi
endotermik.
Pada
gambar
2.6.
DAFTAR PUSTAKA
Mastuki, dkk. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan
Pasir Besi dan Batu Kapur. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1.
Noly, A.K., Zainuri, M. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Sifat Magnetik
Serbuk Barium M-Heksaferrit dengan Doping Ion Zn pada Variasi
Temperatur Rendah. Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 1, No. 1.
Auf, M., Sudjito, Widhiyanuriyawan, D. 2010. Pengaruh Laju Pemanasan
terhadap
Penurunan
Berat
pada
Proses
Dekomposisi
Mikroalga