Anda di halaman 1dari 14

1.

PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi masa kini membuat pemecahan
suatu masalah fisika dapat diselesaikan dengan mudah, salah satunya
dengan menggunakan bantuan aplikasi MATLAB. Permasalahan yang
terkait

disini

meliputi

pembuatan

grafik,

dan

penyelesaian

persamaan-persamaan fisika dengan menggunakan beragam metode


yang telah tersedia. Persamaan fisika yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan aplikasi MATLAB, salah satunya adalah persamaan
differensial yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi mahasiswa
fisika. Contoh dari persamaan differensial yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari kita adalah masalah kecepatan gerak jatuh
bebas yang mempertimbangkan adanya pengaruh dari gesekan udara.
Misalnya, pada buah buah yang jatuh dari pohon, genting yang jatuh
dari atap rumah, dan masih banyak lagi. Dalam MATLAB penyelesaian
persamaan differensial dapat dilakukan dengan beragam metode
numerik, diantaranya adalah dengan menggunakan metode Euler,
metode RK4 (Runge Kutta Orde-4), dan metode Heun. Dalam makalah
ini metode numeriknya menggunakan metode runge kutta orde-4,
yang mana pada metode ini memiliki beberapa keuntungan seperti
lebih akurat, karena metode

Runge Kutta Orde-4 menawarkan

penyelesaian persamaan diferensial dengan error yang jauh lebih kecil


dibandingkan metode-metode yang lain.
Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk menyelesaikan persamaan kecepatan gerak jatuh bebas
yang mempertimbangkan adanya pengaruh gesekan udara dengan
menggunakan metode Runge-Kutta Orde-4 dan Euler, kemudian
membandingkannya dengan hasil penyelesaian persamaan gerak
jatuh bebas dengan pengaruh gesekan udara antara metode RungeKutta Orde-4 dan Euler dengan solusi analitik sebagai indikatornya.

2. DASAR TEORI
2.1.

MATLAB
Matlab merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan

oleh The Mathwork. Inc. Bahasa pemograman ini banyak digunakan

untuk

perhitung-an

numerik

keteknikan,

komputasi

simbolik,

visualisasi grafis, analisis data matematis, statistika, simulasi


pemodelan, dan desain GUI (graphical user in-terface). Dalam
bidang fisika, matlab banyak digunakan untuk menyelesaikan
persamaan-persamaan

yang

berkaitan

dengan

bidang

fisika.

Persamaan gerak jatuh bebas ini merupakan salah satu contoh


persamaan differensial biasa. Persamaan-persamaan differensial ini
menjadi bagian yang umum dalam pemodelan sistem-sistem fisika.
Prosedur perhitungan, visualisasi dan pemrograman dengan matlab
sangat mudah dilakukan karena variabelnya dinyatakan dalam
notasi

metematika

biasa.

Penamaan

variabel

dalam

matlab

dilakukan secara langsung tanpa melalui deklarasi seperti pada


pascal, delphi dan fortran. Basis data dalam bentuk syntax tidak
perlu

dinyatakan

secara

khusus,

sehingga

memudahkan

perhitungan dalam waktu yang lebih singkat.


2.2.

Gerak jatuh bebas


Gerak jatuh bebas dalam fisika termasuk salah satu contoh

umum dari gerak lurus berubah

beraturan. Dalam gerak jatuh

bebas, gaya gesekan udara mempengaruhi gerak jatuh bebas.


Galileo mendalilkan bahwa semua benda akan akan jatuh dengan
percepatan yang sama apabila tidak ada udara atau hambatan
lainnya. Galileo menegaskan bahwa semua benda, berat atau
ringan akan jatuh dengan percepatan yang sama, paling tidak jika
tidak ada udara.Untuk gerak jatuh bebas, ada dua gaya yang
mempengaruhi gerak dari benda yang mengalami gerak jatuh
bebas, yaitu gaya berat (W) serta gaya gesekan dengan udara (F u).
Seperti permasalahan mekanika yang terkait dengan gerak pada
umumnya,
memperoleh

para

ahli

fisika

persamaan

akan

merasa

kecepatan

persamaan posisi terhadap waktu.


Untuk menentukan persamaan

puas

terhadap

kecepatan

jika

telah

waktu

benda,

dan

terlebih

dahulu, tinjau benda yang melakukan gerak jatuh bebas berbentuk


boladengan asumsi dasar v0 = 0 (kecepatan awal) dan

x0 = 0

(posisi awal). Sehingga gaya gesekan udara dapat dituliskan dalam


persamaan berikut :
Fu = k . v ..
(2.2.1)

Dimana : Fu = gaya gesekan udara, k = konstanta yang


bergantung bentuk beda, dan v = kecepatan benda.

FU
arah gerak
benda

Gambar 1. Diagram gaya benda jatuh bebas


Dari gambar 1, gaya yang bekerja pada system dapat diuraikan
sebagai berikut dengan menggunakan persamaan hukum Newton
II.
F = m . a .....
(2.2.2)
W Fu = m . a ....
(2.2.3)
(m . g) (k . v) = m . a.
(2.2.4)
Ingat :
a =

dv
dt

(2.2.5)
Sehingga, persamaan (2.2.5) menjadi :
(m

g)

(k

v)

dv

. dt

...(2.2.6)

dv
(m. g) (k . v)

dt
m

..(2.2.7)

(m . g) (k . v ) dv

m dt

....(2.2.8)

1
k ln(m . g) (k . v)
..(2.2.9)

1
.t +C ...
m

ln(m. g) (k . v )

k
. t)+C ..
m

(2.2.10)

(m. g) ( k . v)
ln
exp
(m

g)

exp((

k
. t)+C) ...(2.2.11)
m

(k

v)

C . exp(

k
. t)
m

....(2.2.12)
k . v = (m . g)

C .exp (

k
. t) ...
m

(2.2.13)
v

(t)

(m. g)

C . exp(

k
. t)
m

(2.2.14)
Untuk v0 = 0 selanjutnya di substitusi ke persamaan (2.2.14),
sehingga diperoleh hasil :

(m. g)
k

..(2.2.15)
Sehingga persamaan (14) menjadi :
v

(t)

(m. g)

(m. g)
k
. exp(
. t)
k
m

..(2.2.16)

v (t) =

1
( m. g )
.
k

(m. g)
k
. exp(
. t) ) .....
k
m

(2.2.17)
Persamaan (2.2.17) adalah suatu model yang menghubungkan
percepatan dari sebuah benda jatuh terhadap gaya yang bekerja
padanya. Persamaan ini yang nantinya digunakan sebagai solusi
dari metode numeriknya yang dijadikan sebagai indikator tingkat
keakuratan penyelesaian analitik(seperti metode runge-kutta orde
4, serta metode euler).
2.3.

Metode Euler dan Runge-Kutta Orde-4

Dalam
metode

penyelesaian
yang

dapat

persamaan

diferensial

digunakan

untuk

ada

beberapa

menyelesaikannya,

diantaranya dengan menggunaka metode euler dan metode


runge-kutta orde-4 (RK-4) :
a. Metode Euler,

dy

Suatu persamaan diferensial ( dt

) dinyatakan dalam fungsi

f(t,y), dimana y(t) adalah persamaan asalnya

dy
dt = f (t,y), a t b,

y(a)

(2.3.1)
Nilai t dibatasi dari a hingga ke b. Sementara, syarat awal telah
diketahui yaitu pada saat t = a maka y bernilai . Namun, tidak
diketahui bentuk formulasi persamaan asalnya y (t). Untuk
mendapatkan solusi persamaan differensial untuk setiap nilai
y(t) yang t-nya terletak diantara a dan b, maka tahap awalnya
adalah menentukan solusi melalui pendekatan numeric dengan
menentukan point-point dalam jarak yang sama di dalam
interval [a,b]. Jarak antar point dirumskan sebagai
h

ba
N

..(2.3.2)
dengan N adalah bilangan integer positif, nilai h ini juga dikenal
dengan nama step-size. Selanjutnya nilai t diantara a dan b
ditentukan berdasarkan persamaan
ti = a + ih,
i
=
...(2.3.3)

0,

1,

2,...,N

Gambar 2. Grafik metode euler (Sumber : Supriyanto, 2013)

Metode euler ini merupakan penurunan dari deret Taylor.


Misalnya, fungsi y(t) adalah fungsi yang kontinyu dan memiliki
turunan dalam interval [a,b]. Dalam deret Taylor, fungsi y(t)
tersebut diru-muskan sebagai

(t i+1t i )2
2

y(ti+1) = y(ti) + (ti+1 ti) . y(ti ) +

. y(i)

.(2.3.4)
dengan memasukkan h = (ti+1 ti), maka
2

y(ti+1)

y(ti )

hy(ti )

h
2

y(i)..

(2.3.5)
dan, karena y(t) memenuhi persamaan diferensial (2.3.1),
dimana y(ti) tak lain adalah fungsi turunan f (ti, y(ti)), maka
y(ti+1)

y(ti

hf

(ti,

y(ti))

h2
2 y(i)

(2.3.6)
Metode euler dibangun dengan pendekatan bahwa suku terakhir
dari persamaan (2.3.6), yang memuat turunan kedua dapat
diabaikan. Disamping itu, pada umumya notasi penulisan y(ti)
diganti dengan wi. Sehingga metode euler dapat diformulasikan
sebagai
wi+1 =

wi

hf

(ti

,wi)

dengan

syarat

awal

w0

.. (2.3.7)
Namun, dalam matlab metode euler ini memiliki tingkat error
yang cukup tinggi.
b. Metode Runge-Kutta Orde-4
Karena pada metode euler

untuk

penyelesaian

sistem

persamaan diferensial menghasilkan truncation error yang


tinggi dan terus membesar seiring dengan bertambahnya iterasi
(ti). Dikaitkan dengan hal tersebut, metode Runge-Kutta Orde-4
menawarkan

penyelesaian

persamaan

diferensial

dengan

pertumbuhan truncation error yang jauh lebih ke-cil. Persamaanpersamaan yang menyusun metode Runge-Kutta Orde-4 adalah
w0 = .
(2.3.8)

k1 = hf(ti ,wi)....
(2.3.9)
k2

h
2

hf(ti+

wi+

..(2.3.10)
k3

h
2

hf(ti+

wi+

1
2 k1)
1
2 k2)

..(2.3.11)
k2 = hf(ti+1 , wi+ k3).
(2.3.12)
wi+1

wi

1
6

(k1+

...(2.3.13)
dimana fungsi f (t,w) adalah fungsi turunan.

2k2+2k3+k4)

3. METODE PENELITIAN
3.1.
Script metode euler
clear all
clc
format short
a=0;
%batas awal interval
b=10;
%batas akhir interval
N=20;
%bilangan integer positif
h=(b-a)/N; %nilai step-size
w0=0;
%nilai w awal
t0=0;
%nilai t awal
g=9.8;
c=7;
m=70;
% Tempat menyimpan data
w=zeros(N,1);
y=w;
%tempat menyimpan y
t=w;
%tempat menyimpan t
error=w; %tempat menyimpan error
%perubahan t sesuai step-size h adalah:
for i=1:N
t(i)=a+(i*h);
end
%solusi untuk metode euler :
w(1)=w0+h*futur(t0,w0);
for i=2:N
k=i-1;
w(i)=w(k)+h*futur(t(k),w(k));
end
%solusi exact:
for i=1:N
y(i)=(g*m/c)*(1-exp(-(c/m)*t(i)));
end
%solusi exact:
for i=1:N
error(i)=w(i)-y(i);
end
%Plot grafik solusi exact dan numerik metode Euler
plot(t,w,'ro-',t,y,'b*-')
xlabel('waktu, t(s)')
ylabel('kecepatan, v(m/s)')
title('GRAFIK GERAK JATUH DENGAN GESEKAN')
legend('Euler','Exact')
%Menampilkan tabel
It=1:N;
disp(' ')
disp(' SOLUSI NUMERIK DAN EKSAK GERAK JATUH BEBAS ')
disp(' DENGAN HAMBATAN UDARA ') %TABEL OUTPUT
disp('++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++')
disp(' i
t(i)
wi
yi
|wi-yi| ')
disp('++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++')
disp([ It'
t
w
y
error]) %mengisi table

3.2.

Script fungsi M-File gerak jatuh bebas dengan gesekan

udara
function y = futur(t,w)
g=9.8;
c=7;
m=70;

y=g-(c/m)*w;

3.3.

Script metode runge kutta orde 4 (RK4)

clear all
clc
format short
a=0;
%batas awal interval
b=10;
%batas akhir interval
N=20;
%bilangan integer positif
h=(b-a)/N; %nilai step-size
w0=0;
%nilai w awal
t0=0;
%nilai t awal
g=9.8;
c=7;
m=70;
%tempat menyimpan data
w=zeros(N,1);
y=w;
%tempat menyimpan y
t=w;
%tempat menyimpan t
error=w;
%tempat menyimpan error
%perubahan t sesuai step-size h adalah:
for i=1:N
t(i)=a+(i*h);
end
%solusinya metode Runge kutta:
k1=h*futur(t0,w0);
k2=h*futur(t0+h/2,w0+k1/2);
k3=h*futur(t0+h/2,w0+k2/2);
k4=h*futur(t(1),w0+k3);
w(1)=w0+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);
for i=2:N
k=i-1;
k1=h*futur(t(k),w(k));
k2=h*futur(t(k)+h/2,w(k)+k1/2);
k3=h*futur(t(k)+h/2,w(k)+k2/2);
k4=h*futur(t(i),w(k)+k3);
w(i)=w(k)+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);
end
%solusi exact :
for i=1:N
y(i)=(g*m/c)*(1-exp(-(c/m)*t(i)));
end
%error antara numerik dan exact
for i=1:N
error(i)=w(i)-y(i);
end
%Plot grafik solusi exact dan numerik metode Runge Kutta
plot(t,w,'ro-',t,y,'b*-')
xlabel('Waktu, t(s)')
ylabel('Kecepatan, v(m/s)')
title('GRAFIK GERAK JATUH BEBAS DENGAN GESEKAN')
legend('RK4','Exact')
%menampilkan tabel
It=1:N;
disp(' ')
disp(' SOLUSI NUMERIK DAN EKSAK GERAK JATUH BEBAS ')
disp('
DENGAN HAMBATAN UDARA
')%TABEL OUTPUT
disp('++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++')
disp('
i
t(i)
wi
yi
|wi-yi|
')
disp('++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++')
disp([
It'
t
w
y
error])
%mengsi table

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah script program dijalankan, maka akan dihasilkan tabel dan
grafik seperti pada gambar 3 dan 4. Pada program, telah ditentukan
massa (m) yang digunakan adalah sebesar 70kg dan konstanta yang
tergantung benda (c) nya adalah 7kg/s.

Gambar 3. Tabel solusi numeric dan eksak gerak jatuh bebas dengan
hambatan udara menggunakan metode runge-kutta
Dari tabel pada gambar 3 dapat diketahui bahwa nilai kecepatan
untuk solusi yang dihitung secara eksak dengan menggunakan
persamaan (2.2.17) yang ditunjukkan oleh (yi) akan menghasilkan nilai
yang sama dengan hasil dari solusi menggunakan metode runge-kutta
orde-4 (wi). Dengan demikian error yang dihasilkan ini akan bernilai
0,00 karena nilai dengan solusi eksak dan solusi menggunakan
metode runge-kutta orde-4 adalah sama. Contohnya saja pada saat
iterasinya (i) adalah 1 maka waktu yang digunakan t (i) adalah 0,50
karena pada program rentang waktu yang digunakan adalah dari 010s, dengan nilai step-sizenya adalah 0,5. Pada t (1) nilai solusi eksak
(yi) dan nilai dengan metode runge-kutta orde-4 (wi) adalah 4,7795
m/s , sehingga nilai error (|wi - yi |) adalah 0,00. Untuk eror yang
dihasilkan ini nilainya tidak mengalami perubahan seiring dengan

bertambahnya nilai iterasi yang digunakan. Hal ini tentunya lebih


efektif jika dibandingkan dengan menggunakan metode euler. Untuk
solusi pada metode euler ini dapat dilihat pada gambar 4. Pada
metode euler, solusi yang dihasilkan (wi) akan mendekati nilai solusi
secara eksaknya. Contohnya pada saat iterasinya (i) adalah 1 maka
sama dengan yang metode runge-kutta waktu yang digunakan (t i)
adalah 0,5. Sehingga dari sini akan dihasilkan nilai wi (menggunakan
metode euler) sebesar 4,90 m/s. Sedangkan nilai yi yang dihasilkan
adalah 4,7795. Dengan demikian dapat diketahui bahwa eror yang
dihasilkan ini sebesar 0,1205. Seiring dengan bertambahnya nilai
iterasi maka pada gambar 4. ini dapat diketahui bahwa error yang
dihasilkan akan semakin membesar. Sehingga penggunaan metode
euler sebagai penyelesaian persamaan diferensial menggunakan
matlab ini kurang efektif jika dibandingkan dengan penggunaan
metode runge-kutta orde-4.

Gambar 4. Tabel solusi numeric dan eksak gerak jatuh bebas dengan
hambatan udara menggunakan metode euler

Gambar 5. Grafik gerak jatuh bebas dengan gesekan menggunakan


metode runge-kutta orde-4

Gambar 6. Grafik gerak jatuh bebas dengan gesekan menggunakan


metode euler
Gambar 5 dan 6, merupakan hasil solusi dengan beberapa metode
penyelesaian sistem persamaan diferensial menggunakan matlab
dalam bentuk grafik. Grafik ini semakin memmperjelas bahwa
penggunaan metode euler dalam matlab kurang efektif. Dengan
menggunakan metode runge-kutta orde-4, grafik yang dihasilkan akan
saling

bertumpang

tindih

yang

menandakan

bahwa nilai

yang

dihasilkan sama dengan nilai eksaknya.


Dari grafik ini juga dapat dijelaskan model dari benda yang mengalami
gerak jatuh bebas dengan memperhitungkan gaya gesek udara. Benda
yang terjatuh ini akan bergerak semakin cepat yang artinya benda ini
mengalami

percepatan.

Ini

diperlihatkan

dengan

semakin

bertambahnya waktu maka kecepatan dari benda ini akan semakin


bertambah sesuai dengan prinsip gerak jatuh bebas.
5. PENUTUP
Penggunaan metode RK4 ini lebih efektif jika dibandingkan dengan
metode euler. Hal ini dapat dilihat berdasarkan error yang dihasilkan
oleh metode RK4 lebih kecil dibandingkan metode euler, serta seiring
dengan bertambahnya iterasi maka error yang dihasilkan metode
euler akan semakin bertambah.

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D. C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Nathanael, M. Gerak Jatuh Bebas + Gaya Gesekan

Udara.

http://ricoatmaship.blogspot.com/p/metode-euler-dan-runge-kuttanumerik.html [diakses pada 4 Januari 2015].


Rico. Metode Euler dan Runge Kutta Numerik Di Terapkan dalam Matlab.
http://gurufisikamuda.blogspot.com/2011/05/gerak-jatuh-bebas-gayagesekan-udara.html [diakses pada 4 Januari 2015].
Samsudin, A. 2014. Laporan Praktikum Metode Numerik Persamaan
Differensial Berorde N. Bandung : Jurusan Fisika-FST UIN Sunan
Gunung Jati.
Santoso, T. B. 2009. Dasar-dasar Operasi Matlab. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai