Bab 2
PERSAMAAN SCHROEDINGER-
TIDAK BERGANTUNG WAKTU
(Griffiths, 1995)
[2.1]
Di mana (huruf kecil) adalah fungsi x tersendiri dan f adalah fungsi t tersendiri.
Tampaknya ini merupakan pembatasan yang mustahil, dan kelihatannya kita tidak
bisa berharap banyak dari solusi dengan cara seperti ini. Tapi tunggu dulu, karena
solusi yang ditampilkan dalam persamaan 2.1 di atas, menghilangkan banyak
1
Biasanya ditulis Fungsi energi potensial, karena dirasa terlalu panjang penulisannya,
maka kebanyakan orang menyingkatnya dengan , potensial walaupun ini dikawatirkan
akan mendatangkan salah pengertian dengan potensial listrik karena memiliki simbol yang
sama, dengan arti yang sebenarnya adalah energi persatuan muatan.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 3
langkah-langkah penting, dan nanti pada saatnya kita akan tahu bahwa
dengan menggabungkan solusi separasi maka kita akan mendapatkan solusi
umunya. Tapi untuk sekarang cukuplah kita tahu bahwa solusi umum dari
metode separasi variabel adalah seperti yang ditampilkan dalam persamaan 2.1.
Dan persamaan Schroedinger yang telah dibahas pada BAB 1 (persamaan 1.1)
berubah menjadi:
[2.2]
Sekarang, dapat kita lihat pada persamaan 2.2, pada sisi kiri hanya
2
merupakan fungsi , sedangkan pada sisi kanan hanya merupakan fungsi ,
dengan kata lain, persamaan 2.2 hanya akan terpenuhi jika kedua sisinya
konstan, maka dengan memvariasi nilai t, kita bisa mengubah nilai pada bagian
sisi kiri, tanpa mengubah nilai atau mengganggu sisi kanan, dan keduanya
masih tetap konstan. (hal ini merupakan pernyataan yang krusial, jika ini
merupakan hal baru bagimu, maka berhentilah sejenak dan pikirkan dengan
seksama). Karena ini mungkin akan dipakai pada beberapa waktu ke depan,
kita akan menggunakan simbol untuk
menyebutkan konstanta pada kedua sisi, maka:
[2.3]
2
Ingat bahwa V (Fungsi energi potensial, telah dijelaskan pada catatan kaki sebelumnya)
hanya merupakan fungsi dan bukan merupakan fungsi , oleh karena itu V indepeden
terhadap waktu.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 4
Atau
[2.4]
[2.5]
[2.6]
Rapat probabilitasnya adalah:
[2.7]
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 5
3
Dengan sendirinya, kebergantungan terhadap waktu akan menghilang . Hal
yang sama terjadi pada perhitungan nilai ekspektasi pada variabel dinamik
yang lain, misalnya pada persamaan 1.36 akan menjadi:
[2.8]
Setiap nilai ekspektasi suatu besaran pastilah akan konstan terhadap waktu, kita
mungkin akan menghilangkan begitu saja faktor , dan dengan sederhana
menggantikan variabel dengan .(ini akan menjadi biasa untuk merujuk
sebagai fungsi gelombang, tetapi ini adalah bahasa yang buruk yang dapat
mengakibatkan kesalahpahaman, oleh karena itu penting untuk diingat bahwa
fungsi gelombang yang sebenarnya selalu melibatkan faktor kebergantungan
eksponensial waktu). Dengan demikian, adalah sebuah konstanta, dan oleh
sebab itu (persamaan 1.33) . Tidak akan pernah terjadi pada keadaan
stasioner.
[2.9]
[2.10]
[2.11]
Dan nilai ekspektasi dari energi total adalah
[2.12]
3
Untuk solusi normalisasi, E harus real.
4
Untuk selanjutnya, kita akan menggunakan tanda topi (^) yang menunjukkan bahwa
sombol tersebut adalah sebuah operator yang membedakan dengan variabel dinamis.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 6
(ingat bahwa normalisasi dapat pula dianggap sebagai normalisasi ), selain itu,
[2.13]
Tetapi ingat, jika , maka setiap anggota dari pengukuran sampel harus
memberikan nilai yang sama (distribusi memiliki sebaran nol). Kesimpulan:
solusi separabel memiliki sifat bahwa setiap pengukuran dari energi total pasti
akan menghasilkan nilai E. (itulah mengapa saya pilih tanda tersebut untuk
konstanta separasi)
, , ...
. [2.14]
5
Kombinasi linier dari fungsi merupakan ekspresi dalam bentuk
memasukkan syarat batas untuk kasus yang kita hadapi. Akan kita lihat bagaimana
mekanisme ini bekerja dalam subbab berikutnya dalam bebapa kasus, dan dalam
BAB 3 kita akan melakukannya dengan cara yang lebih elegan. Tetapi inti
dari semua ini adalah, sekali kita menyelesaikan persamaan Shroedinger
tidak bergantung waktu, sebenarnya tugas kita sudah selesai, mendapatkan
solusi persamaan Shroedinger dari situ adalah perkara yang mudah dan langsung.
[2.15]
(gambar 2.1) Partikel yang berada dalam potensial ini pasti merupakan partikel
bebas, kecuali apabila berada di luar dinding potensial ( dan ) di mana
terdapat gaya yang tak terhingga yang menghalangi partikel tersebut untuk lolos
dari dinding potensial. Dalam model klasik, hal ini seperti kereta mainan yang
berada di atas trek udara (biasanya terdapat pada praktikum fisika dasar
universitas) dengan tumbukan elastik sempurna, sehingga akan memantul secara
terus menerus (potensial ini sebenarnya sangat dibuat-buat, tetapi saya berharap
kita dapat membayangkannya. Meskipun potensial ini sangat sederhana, tetapi
akan mmenjadi sangat berarti karena kesederhanannya, di mana hasilnya akan
sangat dibutuhkan untuk memahami bentuk-bentuk potensial lain yang lebih
rumit).
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 8
[2.16]
atau
di mana [2.17]
(dengan menuliskan demikian, kita semua tahu bahwa E harus lebih dari nol,
, karena kita tahu bahwa E tidak mungkin bernilai negatif) Persamaan 2.17
adalah persamaan osilator harminik sederhana (klasik) yang memiliki solusi umum:
[2.18]
[2.19]
Dengan begitu untuk yang berada di luar dinding potensial, nilainya pasti nol,
apabila syarat-syarat tersebut dimasukkan ke dalam persamaan 2.18, maka
maka karenanya
[2.20]
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu 9
[2.21]
, dengan [2.22]
[2.23]
maka
[2.24]
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
Gambar 2.2: Visualisasi fungsi gelombang tiga keadaan yang pertama pada sumur
potensial tak hingga (persamaan 2.24)
[2.25]
apabila . Bukti:
6
Untuk membuat simetri ini kelihatan lebih nyata, beberapa penulis memusatkan sumur
potensial pada pusat koordinat (sehingga batasnya dari hingga ). Fungsi
genapnya kemudian adalah cosinus, dan fungsi ganjilnya adalah sinus. Lihatlah soal 2.4.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
Ingat bahwa argumen ini tidak akan bekerja jika , pada kasus normalisasi
yang memberitahukan kita bahwa nilainya adalah 1. Oleh karena itu, kita bisa
7
mengkombinasikan ortogonalitas dengan normalitas ke dalam satu pernyataan
[2.26]
[2.27]
[2.28]
[2.29]
7
Dalam kasus ini adalah real, maka tanda * pada menjadi tidak begitu penting, tetapi
untuk tujuan ke depan, adalah lebih bagus apabila tetap menuliskan tandad tersebut.
8
Untuk lebih jelasnya lihatlah, Mary Boas, Mathematcal Methods in the Physical Science,
2nd ed. (New York: John Wiley & Sons, 1983), halaman 313; f bahkan mempunyai
bilangan terbatas dari diskontinuitas tertentu.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
[2.30]
Ke empat sifat tersebut sangat melekat pada kasus sumur potensial tak berhingga.
Sifat pertama benar karena memang potensial adalah fungsi genap, sifat yang
kedua adalah sifat yang universal walaupun dengan mengabaikan bentuk
9
potensial , Ortogonalitas adalah sifat yang umum, kita akan membuktikannya nanti
pada BAB 3, kekomplitan memegang semua potensial yang kita hadapi dalam
permasalahan mekanika kuantum, tetapi pembuktiannya cenderung sulit dan
buruk, kebanyakan fisikawan membuktikannya dengan mudah mengasumsikan
kekomplitan dan berharap yang terbaik.
Keadaan stasioner (persamaan 2.6) untuk sumur potensial tak berhingga dengan
jelas menjadi
[2.31]
[2.32]
Jika kamu meragukan pernyataan di atas, mari kita buktikan bersama. Coba
kita hitung persamaan Shroedinger mula-mula ( ) dengan
pendekatan koefisien berdasarkan Persamaan 2.32, kita dapatkan:
9
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat, John L. Powell dan Bernd Crasemann, Quantum
Mechanics (Reading, MA: Addison-Wesley, 1961), halaman 126.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
[2.33]
Paradigma dari osilator harmonik klasik adalah sebuah benda dengan massa
m, yang dipaksa untuk bergetar dengan gaya F dan kontanta k. Gerakannya
diatur oleh hukum Hooke:
di mana
[2.36]
[2.37]
Tentunya, tak ada yang sesempurna seperti pada kasus osilator harmonik
sederhana ini. Jika kita membentangkan pegas terlalu panjang, bisa-bisa pegas
tersebut akan berhenti bergetar karena sudah melewati titik elastisitasnya dan
juga hukum Hooke tidak akan berlaku untuk kasus yang demikian.
Tetapi praktisnya, potensial dapat didekati dengan fungsi parabola, di
dalam titik tetangga dari titik minimum (Gambar 2.3), Formalnya, jika kita
mengekspansi ke dalam deret Taylor di sekitar titik minimum, maka
yang menggambarkan gerak oslilasi selaras sederhana (di sekitar titik x0), dengan
10
konstanta pegas efetif . Inilah kenapa oslilator selaras
sederhana menjadi sangat penting dalam mekanika kuantum, secara kasat
mata gerak osilator adalah selaras sederhana selama nilai amplitudonya kecil.
10
Ingat bahwa , karena asumsi bahwa adalah minimu. Hanya pada kasus
yang jarang terjadi pada , yaitu osilasi yang tidak harmonik sederhana.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
[2.38]
Seperti yang telah kita lihat, tujuan kita adalah menyelesaikan persamaan
Shroedinger tidak bergantung waktu.
[2.39]
Untuk memulainya, marilah kita tulis ulang persamaan 2.39 dengan bentuk yang
sedikit berbeda
[2.40]
Idenya adalah faktor dari bentuk yang ada di dalam tanda kurung kotak, jika kita
ganti dengan simbol, maka akan kelihatan lebih familiar
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
[2.41]
Apakah produk dari ? Catatan: operator bisa dengan mudah bekerja dengan
variabel abstrak,dan kita akan mendapatkan kesalahan terkecil dengan
memberikan fungsi coba, . Pada akhirnya kita bisa mengabaikan fungsi
coba dan kita bisa mengambil operatornya saja.
[2.42]
[2.43]
Ingat bahwa penempatan fator dan mejadi sangat penting, dengan cara
yang sama apabila kita menempatkan di sebelah , akan dihasilkan
[2.44]
11
Saya mulai jenuh dengan menuliskan Persamaan Shroedinger tidak bergantung waktu,
sehingga jelaslah dari teks apa yang saya maksudkan, saya hanya menuliskan persamaan
Shroedinger.
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
Bab 2 Persamaan Shroedinger-Tidak Bergantung Waktu
dengan demikian
[2.45]
[2.46]
Di sini, kita telah menemukan suatu operator baru yang dapat memberikan solusi
atas permasalahan di atas, yang berkaitan dengan perubahan tingkat energi,
energi lebih tinggi ataupun lebih rendah, kita namakan operator dengan
ladder operator (operator tangga) karena dapat mengijinkan untuk
berpindah level energi, sementara operator kita namakan dengan raising
operator dan
di sebut dengan lowering operator. Gambaran kerja dari ladder operator ini
bisa dilihat dalam gambar 2.4.
Gambar 2.4: Tangga keadaan stasioner untuk osiltor selaras sederhana.
[2.47]
yang berarti
atau
di mana persamaan diferensial ini cukup mudah untuk kita selesikan
maka
[2.48]
Untuk mendapatan energi pada keadaan ini, kita masukkan fungsi gelombang
keadaan terendah ke dalam persamaan Shroedinger (dalam bentuk persamaan
2.46) , karena maka akan kita dapatkan
[2.49]
ini juga secara tidak langsung menghitung faktor normalisasi misalnya (2.51)
[2.51]
Saya tidak berharap untuk menghitung dengan cara seperti ini, tetapi
pada intinya kita sudah mengetahui bagaimana menentukan keadaan dan
energinya dengan cara yang seperti ini.
Ini akan kelihatan lebih sederhana dan jelas jika kita mengenalkan variabel tak
berdimensi
[2.55]
; [2.55]
[2.56]
. [2.57]
Untuk memulainya, ingat bahwa untuk yang sangat besar (yang juga dapat
dikatakan, pada nilai x yang sangat besar), menjadi sangat dominan dari
pada kontanta K, maka persamaan 2.56 bisa dreduksi menjadi
, [2.58]
[2.59]
Kontanta B jelas sekali tidak ternormalisasi (karena nilainya akan menjadi tak
terhingga pada ; solusi yang dapat diterima secara fisika, adalah pada
bagian yang pertama dan memiliki bentuk yang asimtotik)
, [2.61]
dengan harapan bahwa apa yang sudah saya tuliskan [ ] memiliki bentuk
fungsional yang lebih sederhanya dari pada itu sendiri.[14]Dengan
mendiferensialkan persamaan 2.61 kita dapatkan
dan
. [2.62]
Saya menyarankan untuk mencari solusi dari Persamaan 2.62 dalam bentuk deret
[15]:
. [2.63]
dan
.
Kita masukkan ini ke dalam Persamaan 2.62, didapatkan
. [2.64]
Ini berarti bahwa (dari keunikan ekspansi deret[16]) koefisien dari masing-masing
anggota deret haruslah nol,
. [2.65]
Formula rekursi ini seluruhnya ekuivalen dengan persamaa Shroedinger itu sendiri.
Diberikan memungkinkan kita (prinsipnya) untuk membangkitkan ,
dan diberikan akan membangkitakan . Sekarang marilah kita
tuliskan
, [2.66]
di mana
adalah fungsi ganjil, yang dibangun dari . Dengan demikian Persamaan 2.65
menghasilkan dalam dua bentuk konstanta sembarang ( dan ), yang kita
harapkan untuk persamaan diferensial orde dua.
,
untuk suatu konstanta C, dan ini menghasilkan (pada , di mana deret yang besar
yang paling dominan)
untuk suatu nilai integer n, yang dikatakan (sesuai dengan Persamaan 2.57) bahwa
energi harus dalam bentuk
, untuk . [2.67]
Ini membuktikan, dengan metode yang sama sekali berbeda, kondisi kuantisasi
energi yang kita temukan secara alagbar dalam Persamaan 2.50.
. [2.68]
jika , hanya ada satu bentuk dalam deret (kita harus mengambil nilai
untuk menghilangkan , dan dalam Persamaan 2.68 menghasilkan nilai
):
,
maka dari itu
dan
dan seterusnya. (Bandingkan dengan Soal 2.13, di mana dengan hasil yang sama
telah didapatkan dengan pengertian aljabar.)
.[19] Beberapa diantaranya ditampilkan dalam tabel 2.1. Di mana nilai koefisien
deret terbesar pangkat tertinggi dari adalah . Dengan faktor konvensi ini,
normalisasi[20]keadaan stasioner untuk osilator harmonik adalah
. [2.69]
Hasil yang sama (tentu saja) telah kita dapatkan sbelumnya secara aljbar dalam
Persamaan 2.50. Gambar 2.5a merupakan plot dari untuk beberapa nilai
n yang pertama.
Osilator kuantum jauh berbeda dengan yang klasik, bukan hanya karena energinya
yang terkuantisasi, tetapi juga posisi distribusinya yang memiliki
keistimewaan. Misalnya, probabilitas untuk menemukan partikel di luar
batasan yang diijinkan secara klasik (di mana, dengan x yang lebih besar dari
pada amplitudo klasik untuk energi) adalah tidak nol (Lihat Soal 2.15), dan
dalam semua keadaan ganjil, probailitas untuk menemukan partikel pada
pusat dinding potensial adalah nol. Hanya dengan n yang relatif besar kita akan
menemui beberapa kemiripan dengan kasus klasik. Dalam Gambar 2.5b saya
telah menambahkan distribusi posisi klasik pada plot osilator kuantum (untuk n
= 100); tampak bahwa antara kasus klasik dengan kasus kuantum terdapat
kemiripan(walaupun dalam kasus klasik yang kita bicarakan adalah mengenai
distribusi posisi pada setiap waktu untuk satu kali osilasi saja, sedangkan
pada kasus kuantum kita berbicara mengenai distribusi pada satu set sistem
yang identik).[21]
Soal 2.15 Pada keadaan terendah dari osilator harmonik, berapakah probabilitas
(sampai ketelitian 3 angka) untuk menemukan partikel di luar batasan yang
diijinkan secara klasik? Petunjuk: Lihatlah tabel matatika pada Distribusi Normal
atau Fungsi Error.
Soal 2.16 Gunakan formula rekursi (Persamaan 2.68) untuk menghitung dan
.
Soal 2.17 Sebuah partikel di dalam potensial osilator harmonik memiliki fungsi
gelombang mula-mula
Soal 2.18 Pada soal kali ini kita mengeksplorasi beberapa teori yang sangat
bermanfaat serta polinomial Hermite.
, [2.70]
Gunakanlah untuk mendapatkan dan .
. [2.71]
. [2.72]
. [2.73]
Telah sampailah kita pada apa yang seharusnya menjadi kasus yang
paling sederhana dari semua yang telah kita pelajari, partikel bebas di
manapun]. Seperti apa yang telah kita lihat baru saja, kasus partikel bebas
ini cukup aneh bagi kita. Oleh karena itu, persamaan Shroedinger menjadi
, [2.74]
atau
, di mana . [2.75]
Sejauh ini kelihatan sama dengan yang di dalam sumur potensial tak
berhingga (Persamaan 2.17), di mana potensialnya juga nol, kali ini, saya
lebih suka untuk menuliskan solusi umumnya dalam bentuk eksponensia (sebagai
ganti dari sin dan cos) untuk alasan bahwa ini akan serupa dengan apa yang biasa
kita lakukan:
. [2.76]
Tidak seperti pada sumur potensial tak berhingga, di sini tidak terdapat
syarat batas yang membatasi nilai k yang memungkinkan (dan juga E tentunya),
partikel bebas bisa membawa sembarang energi (positif). Berdasarkan
pada standar kebergantungan waktu,
. [2.77]
Sekarang, setiap fungsi x dan t yang bergantung pada variabel
tersebut dalam kombinasi khusus ( )(untuk suatu konstan) yang
merepresentasikan profil gelombang, merambat pada arah pada kecepatan .
Suatu titi tertentu pada bentuk gelombang (misalnya pada titik maksimum atau
titik minimum) yang berhubungan dengan nilai-nilai tertentu dan juga pada nilai
dan , maka
, atau ,
Adalah formula untuk gerak pada arah dengan kecepatan . Selama setiap titik
dalam bentuk gelombang bergerak bersama dengan kecepatan yang sama, maka
bentuknya tidak akan berubah selama merambat. Dengan demikian,
bagian pertama dalam Persamaan 2.77 merepresentasikan gelombang yang
merambat ke kanan, dan bagian yang kedua merepresentasikan gelombang
(dengan energi yang sama) yang merambat ke kiri. Oleh karena itu, selama arah
perambatannya hanya dibedakan oleh tanda di depan k, kita mungkin bisa
menuliskannya sebagai
, [2.78]
Dan bila negatif maka itu menandakan bahwa gelombang bergerak ke kiri:
, dengan [2.79]
. [2.80]
Tetapi di lain pihak, kecepatan klasik partikel bebas dengan energi diberikan oleh
(murni hanya kinetik, karena ), maka
. [2.81]
. [2.82]
Pada kasus partikel bebas, solusi separasi tidak merepresentasikan keadaan
fisis yang sebenarnya. Partikel bebas tidak dapat berada dalam keadaan stasioner,
atau kita bisa menggunakan kata-kata lain, tdak ada materi apapun sepert
partkel bebas dengan energi yang tertentu.
Tetapi ini tidak berarti bahwa solusi separasi tidak berguna untuk
kita. Oleh karena solusi separasi memainkan aturan matematis yang
seluruhnya tidak bergantung pada interpretasi fisisnya: Solusi umum dari
persamaaan Shroedinger bergantung waktu masih merupakan kombinasi liner
dari solusi separasi (hanya kali ini integralnya terhadap variable kontinu ,
sebagai ganti dari penjumlahan pada indeks diskret ):
. [2.83]
. [2.84]
Ini adalah permasalahan klasik dalam analisis fourier, jawabannya disajikan oleh
teorema Plancherel:
.[2.85]
. [2.86]
Kita kembali pada paradok yang telah kita perhatikan sebelumnya, fakta
bahwa solusi separasi merambat pada kecepatan yang salah untuk
partikel, itu tidak merepresentasikan kejadian yang sebenarnya. Sebuah perkataan
yang kasar, bahwa permasalahan yang muncul ketika kita menemukan
sebenarnya merupakan keadaan yang tidak dapat diterima secara fisis.
Bagaimanapun juga ini menarik untuk dicari tahu bagaimana informasi yang
berkaitan dengan kecepatan partikel dibawa oleh fungsi gelombang (Persamaan
2.83). Gagasan utamanya adalah ini: Paket gelombang adalah fungsi sinusoidal di
mana amplitudonya termodualasi oleh (Gambar 2.6); yang terdiri dari riak
yang berada di dalam sampul. Apa yang berhubungan dengan kecepatan partikel
bukanlah kecepatan dari riak secara individu (yang dinamakan dengan kecepatan
fase), tetapi merupakan kecepatan sampul (kecepatan grup), yang tergantung
pada sifat alami dari gelombang, bisa lebih besar, lebih kecil, atau sama
dengan kecepatan riaknya. Untuk gelombang pada tali, kecepatan grup sama
dengan kecepatan fase. Untuk gelombang air adalah setengah dari kecepatan fase,
seperrti yang mungkin kamu ingat ketika kamu melemparkan batu pada sebuah
kolam air: jika kamu memperhatikan riak, kamu akan melihat riak akan terbentuk
dari bagian belakang, bergerak ke depan melewati grup dan lama-lama pudar di
bagian depan, sementara itu, grup secara keseluruhan
merambat dengan kecepatan setengahnya. Apa yang ingin saya
tunjukkan adalah bahwa untuk partikel bebas
12
Keperluan dan kondisi yang cukup pada adalah bahwa haruslah
terbatas. (Pada kasus juga terbatas, dan faktanya bahwa kedua intehralnya
adalah sama.) Lihatlah Arfken (catatan kaki 15), subbab 15.5
dalam mekanika kuantum, kecepatan grupnya dua kali dari kecepatan fase, hali ini
dimaksudkan untuk merepresentasikan kecepatan partikel klasik.
[dalam kasus ini , tetapi apa yang saya katakan tersebut dapat
diaplikasikan pada semua jenis paket gelombang, tanpa memperhatikan relasi
dispersinya-formula sebagai fungsi dari .] Marilah kita asumsikan bahwa
berada di sekitar nilai . [Tidak ada yang salah mengenai penyebaran yang
lebar, tetapi untuk paket gelombang, perubahan bentuk dengan cepat (selama
komponen yang berbeda merambat pada kecepatan yang berbeda), akan
menyebabkan kerugian yang berarti.] Selama integrannya dapat diabaikan kecuali
di sekitar , kita bisa menggunakan ekspansi Taylor untuk fungsi pada titik
tersebut dan mengambil hanya bagian yang utama:
Pada ,
. [2.87]
Terpisah dari faktor fasa yang berada di depan (yang tidak akan mempengaruhi
pada setiap waktu), paket gelombang dengan jelas bergerak dengan
kecepatan
[2.88]
. [2.89]
. [2.90]
[2.91]
Dalam kehidupan nyata semua potensial akan habis pada titik tak berhingga,
pada kasus ini dapat dengan sederhana dinyatakan dengan:
[2.92]
Karena potensial pada sumur potensial tak berhingga dan osilator
harmonik menjadi tak berhingga pada , keduanya hanya berlaku
keadaan terikat saja, karena potensial partikel bebas adalah nol di mana-
13
mana, maka hanya berlaku keadaan hamburan . Pada subbab ini (dan juga
berikutnya) kita sebaiknya memeriksa potensial yang menghasilkan kedua jenis
keadaan.
dengan [2.93]
Mempunyai ketinggian tak terhingga, dengan lebar yang sangat sempit terletak
pada titik pusat koordinat, dan dengan luas area 1 (Gambar 2.8). teknisnya,
ini bukanlah sebuah fungsi, karena tidak terbatas pada (matematikawan
14
menyebut ini dengan fungsi tergeneralisasi, atau distribusi) . Meskipun demikian,
ini sangat berguna untuk membangun fisika teori. (Misalnya, dalam
elektrodinamika, rapat muatan dalam muatan titik adalah sebuah fungsi delta.)
Ingat bahwa adalah merupakan sebuah spike dengan luas area 1 pada
titik a. Jika kita mengalikan dengan sebuah fungsi , adalah sama
dengan bila kita mengalikannya dengan :
, [2.94]
karena perkalian produknya adalah nol di setiap titik, kecuali pada titik a. Dengan
kata lain,
. [2.95]
13
Jika kamu sangat berhati-hati dan sangat tidak puas mengenai pernyataan ini, mungkin
kamu harus ingat bahwa teorema umum yang mensyaratkan (Soal 2.2) tidak
dapat diterapkan pada keadaan hamburan, karena keadaan tersebut tentunya tidak
ternormalisasi. Jika ini mengganggumu, cobalah untuk menyelesaikan persamaan
Shroedinger dengan , untuk partikel bebas, dan ingat bahwa kombinasi linier genap
dari solusi ini tidak dapat ternormalisasi. Energi positifnya merupakan set yang komplit.
14
Fungsi delta dapat dapat didefinisikan sebagai sekumpulan dari beberapa fungsi, seperti
fungsi kotak (atau segitiga) dengan ketinggian yang sangat tinggi dan lebar yang sangat
sempit.
Gambar 2.8: Fungsi delta Dirac (Persamaan 2.93).
Itu adalah sifat dari fungsi delta yang paling penting: Di bawah tanda integral, itu
akan mengangkat nilai pada titik a. (Tentunya, integral sebenarnya tidak
membutuhkan batas dari hingga , semua itu hanyalah merupakan domain
integrasi pada titik a, maka hingga , untuk setiap .)
, [2.96]
Di mana adalah sebuah kontanta. Ini adalah potensial buatan (sumur potensial
juga demikian), tetapi ini sederhana, dan cukup mendekati keadaan nyata
dari pada bentuk potensial lain yang telah kita pertimbangkan sebelumnya.
Persamaan Shroedinger kemudian menjadi
. [2.97]
, [2.98]
di mana
. [2.99]
(Dengan asumsi bahwa E adalah negatif, maka bersifat real dan positif.) Solusi
umum dari Persamaan 2.98 adalah
, [2.100]
Tetapi bentuk yang pertama akan menjadi tak terhingga pada , maka kita
harus memilih :
, ( ). [2.101]
Jika pada daerah , akan kembali lagi bernilai nol, dan solusi umumnya
adalah ; kali ini bagian kedua yang menjadi tak terhingga
(pada ), maka dari itu
, ( ). [2.102]
Dua fungsi ini dapat digabungkan menjadi sebuah fungsi bersama, menggunakan
syarat batas yang tepat pada . Saya memberikan kutipan lebih awal
syarat batas standar untuk :
[2.103]
Pada kasus ini syarat batas yang pertama mengatakan kepada kita bahwa
, maka
[2.104]
[Sketsa grafik dapat dilihat dalam gambar 2.9.] Syarat batas yang kedua tidak
memberikan petunjuk apa-apa kepada kita, ini (yang mirip dengan sumur potensial
tak berhingga) adalah kasus pengecualian di mana adalah tak terhingga pada
titik gabungan, dan dengan jelas pada grafik bahwa fungsi ini memiliki titik temu
pada . Selain itu, hingga titik ini, fungsi delta belum juga muncul sampai saai
ini. Dengan jelas, fungsi delta harus menentukan diskontinuitas dalam turunan ,
pada . Akan kita sajikan kali ini bagaimana fungsi delta bekerja, dan kita akan
melihat mengapa sebenarnya kontinu.
Gambar 2.9: Fungsi gelombang keadaan terikat untuk potensial fungsi delta
(Persamaan 2.104).
. [2.105]
. [2.106]
Sebenarnya, limit pada sebelah kanan sekali lagi nol, dan kemudian
menjadi kontinu. Tetapi ketika adalah tak terhingga pada batas, maka
argumen tersebut runtuh. Sederhana saja, jika , Persamaan
2.95 menghasilkan
. [2.107]
, [2.108]
Dan energi yang diijinkan (Persamaan 2.99) adalah
. [2.109]
. [2.110]
Dengan jelas dinding fungsi delta, berdasarkan pada kekuatan , memiliki satu
keadaan terikat:
[2.111]
Di mana
[2.112]
, [2.113]
Dan kali ini kita tidak dapat melakukan cara yang sama seperti yang telah
kita lakukan pada keadaan terikat, karena kedua bagian dalam Pesamaan 2.113
tidak menuju nilai tak berhingga pada . Hasil yang sama untuk ,
. [2.114]
Kontinuitas pada mensyaratkan kita bahwa
. [2.115]
Turunan dari solusinya adalah
Dan karenanya . Sementara itu ,
maka syarat batas kedua (Persamaan 2.107) menjadi
, [2.116]
, di mana . [2.117]
, . [2.119]
(jika kamu ingin mempelajari hamburan yang datang dari arah sebelah kanan,
tetapkan , kemudian G adalah amplitudo gelombang datang, F
adalah amplitudo gelombang pantul, dan B adalah amplitudo gelombang
transmisi.)
. [2.120]
. [2.121]
. [2.122]
Ingat bahwa dan adalah fungsi dari yang tentunya juga fungsi dari
(Persamaan 2.112 dan 2.117):
[2.123]
Dengan energi yang lebih besar, maka probabilitas transmisi menjadi lebih besar
(yang kelihatan lebih beralasan).
Semua ini kelihatan sangat rapi, tetapi terdapat beberapa prinsip yang cukup alot
yang tidak bisa kita abaikan begitu saja: Fungsi gelombang hamburan ini tidaklah
ternormalisasi, sehingga fungsi gelombang tersebut tidak
merepresentasikan keadaan partikel sebenarnya. Tetapi kita semua tahu bahwa
pemecahan masalah
ini adalah: kita harus membentuk kombinasi linier ternormalisasi dari keadaan
15
Ini bukanlah normalisasi fungsi gelombang, sehingga probabilitas absolut untuk
menemukan partikel pada sutu titik tertentu tidaklah terdefinisi dengan benar, namun
demikian, rasio dari probalitas untuk dua lokasi yang berbeda dapat diterima. Untuk
keterangan lebih ada pada paragrap selanjutnya.
stasioner, sama seperti yang telah kita lakukan pada kasus partikel bebas, partikel
fisis yang sebenarnya direpresentasikan oleh paket gelombang yang
dihasilkan. Pemecahan masalah secara langsung adalah sesuatu yang sangat sulit,
dan kali ini cara yang paling baik adalah memecahkan masalah tersebut dengan
menggunakan komputer. Sementara itu, selama tidak mungkin untuk
menghasilkan partikel bebas ternormalisasi tanpa memasukkan jangkauan
energi, R dan T sebaiknya diinterpretasikan sebagai perkiraan probabilitas
refleksi dan transmisi untuk partikel dalam jangkauan sempit energi di
sekitar nilai E. Biasanya, ini akan menjadi gangguan kita dalam
menganalisis permasalahan kebergantungan terhadap waktu secara esensial
menggunakan keadaan stasioner(partikel datang, terhambur oleh potensial, dan
kemudian bergerak menuju titik tak terhingga). Sehingga, (dalam Persamaan
2.113 dan 2.114) secara sederhana adalah fungsi sinusoidal komplek, tidak
bergantung terhadap waktu, perluasan menuju kedua titik tak berhingga
(dengan konstanta amplitudo). Dan sebelumnya, dengan menentukan syarat
batas yang sesuai pada fungsi tersebut, kita bisa menentukan probabilitas
bahwa partikel akan terpantul atau melewati dinding potensial (tentunya
direpresentasikan oleh paket gelombang terlokalisasi). Di balik semua ini adalah
hanya keajaiban matematis saja, yang menunjukkan fakta bahwa dengan
menggunakan kombinasi linier dari keadaan yang tersebar dalam semua
ruang, dan secara esensial bergantung terhadap waktu, kita bisa membangun
fungsi gelombang yang terkonsentrasi di suatu titik (bergerak), dengan sedikit
perilaku yang rumit terhadap waktu.
Setelah semua yang kita lakukan, di mana kita telah mempunyai persamaan yang
sesuai dengan keadaannya, marilah sejenak kita lihat kasus rintangan fungsi delta
secara singkat (Gambar 2.11). Formalnya, semua yang harus kita lakukan adalah
mengubah tanda . Tentunya ini akan menghilangkan keadaan terikat.
Dengan kata lain, koefisien transmisi dan refleksi yang hanya bergantung pada
, tidak akan berubah. Dengan kasar dapat kita katakana,
partikel hanya berperilaku ntuk melewati rintangannya seperti menembus dinding.
Secara klasik, tentunya partikel tidak akan bisa melewati dinding yang memiliki
energi potensial yang lebih besar dari pada energi partikel tersebut. Dengan
demikian, permasalahan hamburan klasik adalah sangat tidak sesuai: Jika ,
maka dan dan
partikel benar-benar melewati dinding potensial, sebaliknya jika maka
dan partikel akan terpental dari dinding. Permasalahan
hamburan
kuantum lebih dari itu, partikel memiliki probabilitas tidak nol dalam melalui
dinding potensial walaupun . Kita namakan peristiwa ini dengan
fenomena penembusan (tunneling), inilah mekanisme yang memungkinkan
pada
sebagian besar elektronika modern, yang tidak disebutkan dalam
perkembangan spektakuler terkini dalam mikroskopi. Sebaliknya, bahkan jika ,
terdapat kemungkinan bahwa partikel akan terpantul kembali.
[2.127]
, atau ,
Di mana
[2.128]
adalah real dan positif. Solusi umumnya adalah ,
tetapi bagian pertama akan bernilai tak berhingga (pada ), maka solusi
fisis yang dapat diterima (seperti sebelumnya, lihat Persamaan 2.101) adalah
, untuk . [2.129]
, atau ,
Di mana
. [2.130]
Walaupun negatif, untuk keadaan terikat haruslah lebih besar dari pada
, yang disebabkan oleh teorena klasik yang menyebutkan bahwa
(soal
2.2), oleh karena itu, juga harus real dan positif. Solusi umumnya adalah
, untuk , [2.131]
, untuk . [2.132]
Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah menentukan syarat batas:
dan kontinu pada dan . Tetapi kita dapat menghemat sedikit waktu
kita dengan mengingat bahwa potensial ini adalah fungsi genap, maka kita dapat
mengasumsikan tanpa ada kekurangan bahwa solusinya adalah juga merupakan
fungsi genap dan ganjil (Soal 2.1c). Keuntungan dari ini adalah bahwa kita hanya
butuh untuk menerapkan syarat batas pada salah satu sisi saja (katakanlah pada
), sisi yang lain secara otomatis akan langsung sama cara penyelesainnya,
karena . Kita akan mengerjakan solusi genapnya saja, maka tugas
kamu adalah mengerjakan sisi ganjilnya pada soal 2.28. Cos adalah fungsi genap
(dan sin adalah fungsi ganjil), maka solusi umumnya adalah
[2.133]
, [2.134]
. [2.135]
Dengan membagi Persamaan 2.135 dengan Persamaan 2.134 kita dapatkan
. [2.136]
Persamaan 2.136 adalah perumusan untuk energi yang diijinkan, karena dan ,
keduanya adalah fungsi . Untuk mendapatkan , kita sebaiknya mengadopsi
beberapa notasi. Misalkan saja
, dan . [2.137]
. [2.138]
Gambar 2.13: solusi grafis untuk Persamaan 2.138, untuk (keadaan genap)
Ini adalah persamaan yang sulit untuk diselesaikan di mana z (dan juga untuk
E) sebagai fungsi (yang merupakan sebuah ukuran dinding). Persamaan tersebut
dapat diselesaikan secara numerik dengan menggunakan kalkulator,
atau
komputer, atau secara grafik dengan menggambarkan tan z dan pada
grafik yang sama, kemudian kita perhatikan titik pertemuan kedua plot tersebut
(Lihat Gambar 2.13). Terdapat dua kondisi spesifik untuk permasalahan ini:
Dinding lebar dan dalam. Jika sangat besar, titik perpotongan hanya terjadi
sedikit di bawah , dengan bilangan ganjil; ini berarti bahwa
. [2.139]
Di sini ( ) adalah energi di atas dasar sumur, dan pada sebelah kanan kita
dapatkan secara tepat energi sumur potensial tak berhingga, untuk sumur dengan
lemar (lihat Persamaan 2.23)atau sebaiknya, setengah darinya, selama
adalah ganjil. (Untuk bagian yang lain, tentunya, datang dari fungsi gelombang
ganjil, sama seperti yang akan kamu temukan dalam soal 2.28.) Sehingga, sumur
potensial berhingga akan menjadi sumur potensial tak berhingga pada ;
bagaimanapun untuk berhingga terdapat hanya banyak keadaan terikat
berhingga pula.
Dinding sempit dan dangkal. Saat menurun, terdapat lebih sedikit dan sedikit
keadaan terikat, hingga akhirnya (untuk , di mana bilangan
ganjil terendah hilang) hanya terdapat satu. Ini menarik untuk dicatat,
bagaimanapun, bahwa selalu terdapat satu keadaan terikat, tanpa memperdulikan
seberapa lemah sumur potensial yang ada.
, untuk ( ) [2.140]
. [2.141]
, untuk ( ) [2.142]
. [2.143]
Pada sebelah kanan, asumsikan tidak terdapat gelombang datang pada daerah ini,
kita dapatkan
. [2.144]
, [2.145]
, [2.146]
, [2.147]
. [2.148]
, [2.149]
. [2.150]
. [2.151]
16
Kita bisa menggunakan istilah fungsi genap dan ganjil, sama seperti yang telah kita
gunakan pada keaadaan terikat, tetapi untuk kali ini sebaiknya kita wakili dengan gelomban
berdiri, dan permasalahan hamburan secara alami lebih diformulasikan dalam bentuk
gelombang merambat.
Ingat bahwa bila (dinding sumur menjadi transparan) bilamana argumen
sinus adalah nol, yang mana dapat dikatakan untuk
, [2.152]
, [2.153]
yang terjadi pada energi yang diijinkan secara tepat untuk sumur potensial
berhingga. ditunjukkan dalam Gambar 2.14 sebagai fungsi energi.
, di mana . [2.155]
Pada bagian kanan (Daerah III), kembali lagi bernilai nol, maka
. [2.156]
, [2.157]
17
di mana dan adalah solusi terpisah yang independen secara linier.
Akan ada empat syarat batas (dua dari gabungan Daerah I dan II, dan dua lagi dari
gabungan Daerah II dan III). Dua diantaranya dapat digunakan untuk
mengeliminasi dan , dan dua lagi yang lainnya dapat diselesaikan untuk B
dan F dalam bentuk A dan G:
, . [2.158]
, [2.159]
. [2.160]
17
Lihatlah beberapa buku persamaan diferensial, misalnya, J.L. Van Iwaarden, Ordinary
Diferental Equatons with Numerical Techniques (San Diego, CA: Harcourt Brace
Jovanovich, 1985), BAB 3.
Pada kasus hamburan yang datang dari sebelah kiri, , maka koefisien refleksi
dan transmisi adalah
, . [2.161]
, [2.162]
[2.163]
dengan
. [2.164]
Nilai tersebut secara tepat adalah kondisi untuk keadaan terikat pada sumur
potensial berhingga (Persamaan 2.136 dan Soal 2.28).