Anda di halaman 1dari 26

Momentum linear

Momentum linear atau biasa disingkat momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan.
p = m v
Keterangan : p = momentum, m = massa (kilogram), v = kecepatan (meter/sekon)
Momentum merupakan besara vektor sehingga selain mempunyai besar, momentum juga mempunyai arah.
Arah momentum sama dengan arah kecepatan benda atau arah gerakan benda.
Momentum berbanding lurus dengan massa dan kecepatan. Semakin besar massa, semakin besar momentum.
Demikian juga semakin besar kecepatan, semakin besar momentum. Misalnya terdapat dua mobil, sebut saja
mobil A dan mobil B. Jika massa mobil A lebih besar dari massa mobil B dan kedua mobil bergerak dengan
kecepatan yang sama maka mobil A mempunyai momentum lebih besar daripada mobil B. Demikian juga jika
mobil A dan mobil B mempunyai mempunyai massa sama dan mobil A bergerak lebih cepat daripada mobil B
maka momentum mobil A lebih besar daripada momomentum mobil B. Apabila sebuah benda bermassa tidak
bergerak atau diam maka momentum benda tersebut nol.
Satuan internasional momentum adalah kilogram meter / sekon, disingkat kg m/s.

Impuls
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya atau resultan dengan gaya dengan selang waktu.

Teorema Impuls-Momentum

Teorema impuls momentum diperoleh dengan cara menurunkan persamaan hukum II Newton dalam bentuk
momentum.

Keterangan :

Contoh soal.
1. Bola bermassa 1 kg dilempar horisontal dengan kelajuan 2 m/s. Kemudian bola dipukul searah dengan arah
mula-mula. Lamanya bola bersentuhan dengan pemukul 1 milisekon dan kelajuan bola setelah meninggalkan
pemukul adalah 4 m/s. Berapa besar gaya yang diberikan oleh pemukul pada bola ?
Pembahasan
Diketahui :

Arah gerakan bola sama sehingga kelajuan awal dan kelajuan akhir mempunyai tanda yang
sama.
Ditanya : gaya F
Jawab :

2. Bola bermassa 1 kg dilempar horisontal ke kanan dengan kelajuan 10 m/s.


Setelah dipukul, bola bergerak ke kiri dengan kelajuan 20 m/s. Tentukan besar impuls yang bekerja pada bola.
Pembahasan
Diketahui :
m = 1 kg, vo = 10 m/s, vt = -20 m/s
Arah gerakan atau arah kecepatan bola berlawanan karenanya kelajuan awal dan kelajuan akhir mempunyai
tanda yang berbeda.
Ditanya : impuls (I)
Jawab :
I = m (vt vo) = (1)(-20 10) = (1)(-30) = -30 kg m/s.
Tanda negatif menunjukan bahwa arah impuls sama dengan arah kelajuan akhir bola (ke kiri).

3. Seorang siswa memukul bola voli bermassa 0,1 kg yang pada mulanya diam. Tangan siswa tersebut
bersentuhan dengan bola voli selama 0,01 detik. Setelah dipukul, bola voli bergerak dengan kelajuan 2 m/s. (a)
Berapa besar gaya yang dikerjakan tangan siswa pada bola voli ? (b) Hukum III Newton menyatakan bahwa
jika siswa mengerjakan gaya pada bola maka bola juga mengerjakan gaya pada siswa. Berapa besar gaya yang
dikerjakan bola pada siswa ? (c) Jika tangan siswa bersentuhan dengan bola voli selama 0,001 sekon, berapa
besar gaya yang dikerjakan bola pada tangan siswa ?
Pembahasan
Diketahui :

Ditanya : gaya F
Jawab :
(a) Gaya yang dikerjakan oleh tangan siswa pada bola jika waktu kontak 0,01 sekon

(b) Gaya yang dikerjakan oleh bola pada tangan siswa jika waktu kontak 0,01
sekon
Hukum III Newton : F aksi = F reaksi
Besar gaya yang dikerjakan bola pada tangan siswa adalah 200 Newton.
(c) Gaya yang dikerjakan oleh bola pada tangan siswa jika waktu kontak 0,001 sekon

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa gaya yang


dikerjakan bola pada tangan siswa lebih besar ketika waktu kontak lebih singkat. Gaya yang lebih besar
menyebabkan tangan siswa lebih sakit. Anda dapat membuktikan hal ini ketika bermain bola voli. Jika anda
memukul bola voli yang lebih keras, waktu kontak antara tangan anda dengan bola lebih singkat dibandingkan
ketika anda memukul bola yang lebih lembut. Perbedaan waktu kontak menyebabkan tangan anda terasa lebih
sakit ketika memukul bola yang lebih keras.

Pengertian Momentum dan Impuls, Hukum Kekekalan, Energi, Tumbukan, Aplikasi


Kehidupan, Rumus, Contoh Soal, Kunci Jawaban

Pernahkah anda melihat seorang atlet golf yang memukul bola golf dengan menggunakan tongkat sehingga bola
tersebut terpental jauh sampai beberapa ratus meter? Seperti yang terlihat pada gambar, bola golf yang mulanya
diam, akan bergerak dengan kecepatan tertentu, bukan? Peristiwa apa yang dialami bola golf tersebut? Tahukah
Anda prinsip dasar yang menjelaskan peristiwa ini? Peristiwa saat Anda memukul dan menendang benda, atau
peristiwa tabrakan antara dua benda dapat dijelaskan dengan konsep Fisika, yaitu momentum dan impuls.
Bagaimanakah konsep Fisika yang bekerja pada sebuah tabrakan mobil? Dalam hal apa sajakah konsep
momentum dan impuls ini diterapkan?
Peristiwa saat Anda memukul dan menendang benda, atau peristiwa tabrakan antara dua benda dapat dijelaskan
dengan konsep Fisika, yaitu momentum dan impuls. [1]
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dalam bab ini akan dibahas materi momentum dan impuls,
Hukum Kekekalan Momentum, serta aplikasi keduanya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.

Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik dengan cara menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.

A. Momentum dan Impuls

1. Momentum

Sebuah truk bermuatan penuh akan lebih sulit untuk berhenti daripada sebuah mobil kecil, walaupun kecepatan
kedua kendaraan itu sama. Kenapa demikian? Dalam pengertian fisisnya dikatakan bahwa momentum truk lebih
besar daripada mobil. Secara Fisika, pengertian momentum adalah hasil kali antara massa benda (m) dan
kecepatannya (v), yang dituliskan sebagai berikut.

p=mxv (1-1)

dengan:

m = massa benda (kg),


v = kecepatan benda (m/s), dan
p = momentum benda (kgm/s).

Gambar 1. Mobil bermassa m, bergerak dengan kecepatan v. Momentumnya p = m x v.


Dari Persamaan (11) tersebut, dapat dilihat bahwa momentum merupakan besaran vektor karena memiliki
besar dan arah.

Contoh Soal 1 :

Sebuah mobil bermassa 1.500 kg bergerak dengan kecepatan 36 km/jam. Berapakah momentum mobil tersebut?

Kunci Jawaban :

Diketahui: m = 1.500 kg dan v = 36 km/jam.


m = 1.500 kg
v = 36 km/jam = 10 m/s
Momentum mobil: p = mv = (1.500 kg)(10 m/s) = 15.000 kgm/s.

Contoh Soal 2 :

Perhatikan data berikut ini.

a. Mobil bermassa 2.000 kg yang berisi seorang penumpang bergerak dengan kecepatan 72 km/jam.
b. Seseorang mengendarai motor bermassa 100 kg dengan kecepatan 108 km/jam.
c. Seseorang naik motor bermassa 100 kg dan membonceng seorang lainnya, bergerak dengan kecepatan 54
km/jam.

Jika massa orang 50 kg, data manakah yang memiliki momentum terbesar?

Kunci Jawaban :

Diketahui : mmobil = 2.000 kg, mmotor = 100 kg, vmotor ke2 = 54 km/jam = 15 m/s,
vmotor ke1 = 108 km/jam = 30 m/s, dan vmobil =72 km/jam = 20 m/s

a. Momentum mobil dengan seorang penumpang:

pmobil = (morang + mmobil)(vmobil)

pmobil = (50 kg + 2.000 kg)(20 m/s) = 41.000 kgm/s

b. Momentum motor dengan seorang pengendara:

pmotor = (morang + mmotor)(vmotor ke1)

pmotor = (50 kg + 100 kg)(30 m/s) = 4.500 kgm/s

Jadi, momentum yang terbesar adalah momentum yang dimiliki oleh motor dengan seorang pengendara, yaitu
4.500 kgm/s.

Contoh Soal 3 :

Benda A dan benda B masing-masing bermassa 2 kg dan 3 kg, bergerak saling tegak lurus dengan kecepatan
masing-masing sebesar 8 m/s dan 4 m/s. Berapakah momentum total kedua benda tersebut?

Kunci Jawaban :

Diketahui: mA = mA = 2 kg, mB = 3 kg, vA = 8 m/s, dan vB = 4 m/s.


pA = mAvA = (2 kg)(8 m/s) = 16 kgm/s
pB = mBvB = (3 kg)(4 m/s) = 12 kgm/s

Momentum adalah besaran vektor sehingga untuk menghitung besar momentum total kedua benda, digunakan
penjumlahan vektor:

ptotal = (pA2 + pB2)1/2 = [(16 kgm/s)2 + (12 kgm/s)2]1/2 = 20 kgm/s.

2. Impuls

Cobalah Anda tendang sebuah bola yang sedang diam. Walaupun kontak antara kaki Anda dan bola hanya
sesaat, namun bola dapat bergerak dengan kecepatan tertentu. Dalam pengertian momentum, dikatakan bahwa
pada bola terjadi perubahan momentum akibat adanya gaya yang diberikan dalam selang waktu tertentu. Gaya
seperti ini, yang hanya bekerja dalam selang waktu yang sangat singkat, disebut gaya impulsif.
Gambar 2. Gaya yang diberikan pada bola tenis hanya bekerja dalam selang waktu singkat. Gaya ini
menyebabkan bola tenis bergerak dengan kecepatan dan lintasan tertentu. [2]
Oleh karena itu, perkalian antara gaya dan selang waktu gaya itu bekerja pada benda disebut impuls. Secara
matematis, dituliskan sebagai

I = F t (52) (12)

Besarnya impuls dapat dihitung dengan menggunakan grafik hubungan gaya F terhadap waktu t (grafik F t).
Perhatikan Gambar 3. berikut.

Gambar 3. Luas daerah di bawah grafik F t menunjukkan impuls yang dialami benda.
Gaya impulsif yang bekerja pada benda berada pada nilai nol saat t1 Kemudian, gaya tersebut bergerak ke nilai
maksimum dan akhirnya turun kembali dengan cepat ke nilai nol pada saat t2 Oleh karena luas daerah di bawah
kurva gaya impulsif sama dengan luas persegipanjang gaya rata-rata ( F )yang bekerja pada benda, grafik
hubungan antara F dan t dapat digambarkan sebagai besar impuls yang terjadi pada benda.

Jika gaya yang diberikan pada benda merupakan suatu fungsi linear, impuls yang dialami oleh benda sama
dengan luas daerah di bawah kurva fungsi gaya terhadap waktu, seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Impuls = luas daerah yang diarsir.
Dengan memerhatikan Persamaan (12), Anda dapat menyimpulkan bahwa gaya dan selang waktu berbanding
terbalik. Perhatikan Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Kombinasi antara Gaya dan Waktu yang Dibutuhkan untuk Menghasilkan Impuls Sebesar 100 Ns

Gaya (N) Waktu (s) Impuls (Ns)


100 1 100
50 2 100
25 4 100
10 10 100
4 25 100
2 50 100
1 100 100
0,1 1.000 100

Besarnya impuls yang dibentuk adalah sebesar 100 Ns, namun besar gaya dan selang waktu gaya tersebut
bekerja pada benda bervariasi. dari Tabel 1. tersebut, dapat dilihat bahwa jika waktu terjadinya tumbukan
semakin besar (lama), gaya yang bekerja pada benda akan semakin kecil. oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa waktu kontak antara gaya dan benda sangat memengaruhi besar gaya yang bekerja pada benda saat
terjadi tumbukan.

Catatan Fisika :

Pesawat Luar Angkasa

Peluncuran Pesawat Luar Angkasa AS, Columbia. [3]

Pesawat luar angkasa yang akan bergerak menuju orbit harus mendapatkan momentum yang sangat besar agar
kecepatannya bisa mengatasi percepatan gravitasi Bumi. Oleh karena itu, mesin pesawat harus mampu
mengeluarkan gaya dorong yang sangat besar (sekitar 30 106 N). (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

3. Hubungan antara Impuls dan Perubahan Momentum


Pada pelajaran sebelumnya, telah Anda ketahui bahwa jika pada sebuah benda bermassa m, bekerja sebuah gaya
F yang besarnya tetap selama t sekon, pada benda itu berlaku persamaan

vt = v0 + at

dengan a = F/m (Hukum II Newton) sehingga vt = v0 + (F/m) t

vt = v0 + (F/m) t

sehingga :

Ft = m(vt v0) (13)

dengan:

mv0 = momentum awal, dan


mvt = momentum akhir.

Oleh karena Ft = impuls dari gaya F, Persamaan (13) dapat diartikan bahwa impuls suatu benda sama dengan
perubahan momentum yang dialami benda tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai :

I = p (14)

Contoh Soal 4 :

Sebuah benda yang massanya 0,5 kg berada dalam keadaan diam. Kemudian, benda tersebut dipukul dengan
gaya sebesar F sehingga benda bergerak dengan kecepatan 10 m/s. Jika pemukul menyentuh benda selama 0,01
sekon, tentukanlah:

a. perubahan momentum benda, dan


b. besarnya gaya F yang bekerja pada benda.

Kunci Jawaban :

Diketahui: m = 0,5 kg, v = 10 m/s, dan t = 0,01 s.

a. Perubahan momentum ( p):

p = mv mv0 = (0,5 kg)(10 m/s) (0,5 kg)(0 m/s) = 5 Ns

b. Besarnya gaya F:

F t = mv mv0

F(0,01 s) = 5 Ns F = (5 Ns / 0,01 s) = 500 newton.

Contoh Soal 5 :

Sebuah benda bermassa 2 kg berada dalam keadaan diam di permukaan meja yang licin. Kemudian, benda itu
digerakkan secara mendatar oleh sebuah gaya mendatar F. Gaya tersebut berubah terhadap waktu menurut F =
30 6t, dengan t dalam s dan F dalam N. Tentukanlah:

a. grafik hubungan gaya (F) terhadap waktu (t),


b. impuls yang bekerja pada benda tersebut, dan
c. kecepatan benda setelah 5 sekon.

Kunci Jawaban :

Diketahui: m = 2 kg dan F = 30 6t.

a. Grafik hubungan gaya (F) terhadap waktu (t) dari persamaan F = 30 6t adalah sebagai berikut.
b. Impuls = luas daerah di bawah kurva
Impuls = luas segitiga
Impuls = 1/2 (5 s)(30 N) = 75 Ns

c. Kecepatan benda setelah 5 sekon ditentukan dengan persamaan berikut.


Impuls = perubahan momentum
F t = mv mv0
75 Ns = (2 kg)(v) (2 kg)(0 m/s)
v = 37,5 m/s

Catatan Fisika :

Ayunan balistik digunakan untuk mengukur kecepatan peluru dengan cara menembakkan peluru bermassa m ke
balok kayu yang tergantung bebas bermassa m. Apabila simpangan ayunan diukur, akan didapatkan momentum
tumbukan antara peluru dan balok kayu sehingga kecepatan peluru dapat diukur.

B. Hukum Kekekalan Momentum

1. Hukum Kekekalan Momentum

Dua benda dapat saling bertumbukan, jika kedua benda bermassa m1 dan m2 tersebut bergerak berlawanan arah
dengan kecepatan masing-masing v1 dan v2 Apabila sistem yang mengalami tumbukan itu tidak mendapatkan
gaya luar, menurut Persamaan (14) diketahui bahwa apabila F = 0 maka p = 0 atau p = konstan. Dengan
demikian, didapatkan bahwa jumlah momentum benda sebelum tumbukan akan sama dengan jumlah
momentum benda setelah tumbukan. Hal ini disebut sebagai Hukum Kekekalan Momentum. Perhatikanlah
Gambar 5.

Gambar 5. Urutan gerak dua benda bermassa m1 dan m2 mulai dari sebelum tumbukan hingga sesudah
tumbukan.
Sebelum tumbukan, kecepatan masing-masing adalah benda v1 dan v2. Sesudah tumbukan, kecepatannya
menjadi v1' dan v2'. Apabila F12 adalah gaya dari m1 yang dipakai untuk menumbuk m2, dan F21 adalah gaya
dari m2 yang dipakai untuk menumbuk m1 maka menurut Hukum III Newton diperoleh hubungan sebagai
berikut:
F(aksi) = F(reaksi) atau F12 = F21. Jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan selang waktu t maka selama
tumbukan akan didapatkan:

F12t = F21t
Impuls ke-1 = Impuls ke-2
(m1v1 m1v1')= (m2v2 m2v2')
m1v1 m1v1' = m2v2 + m2v2' .... (a)

Apabila Persamaan (a) dikelompokkan berdasarkan kecepatannya, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut.

m1v1 m1v1' = m2v2 + m2v2' (15)

Contoh Soal 6 :

Dua benda masing-masing bermassa m, bergerak berlawanan arah dengan kecepatan masing-masing 20 m/s dan
15 m/s. Setelah tumbukan, kedua benda tersebut bersatu. Tentukanlah kecepatan kedua benda dan arah
geraknya setelah tumbukan.

Kunci Jawaban :

Diketahui: m1 = m2 = m, v1 = 20 m/s, dan v2 = 15 m/s.

v2 bertanda negatif karena geraknya berlawanan arah dengan arah gerak benda pertama. Oleh karena setelah
tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersamaan maka kecepatan kedua benda setelah tumbukan
adalah v1' = v2' = v'

sehingga :

m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v'


m(20 m/s) + m(15 m/s) = (m + m)v'

Jadi, kecepatan kedua benda 2,5 m/s, searah dengan arah gerak benda pertama (positif).

Contoh Soal 7 :

Seorang penumpang naik perahu yang bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Massa perahu dan orang itu masing-
masing 200 kg dan 50 kg. Pada suatu saat, orang tersebut meloncat dari perahu dengan kecepatan 8 m/s searah
gerak perahu. Tentukanlah kecepatan perahu sesaat setelah orang tersebut meloncat.

Kunci Jawaban :

Diketahui: mp = 200 kg, m0 = 50 kg, dan v0 = 8 m/s.


(mp + m0)v = mpvp' + m0v0'
(200 kg + 50 kg) (4 m/s) = (200 kg)vp' + (50 kg)(8 m/s)
1.000 kgm/s = (200 kg) vp' + 400 kgm/s
600 kgm/s = (200 kg) vp'
vp' = 3 m/s

Contoh Soal 8 :

Seseorang yang massanya 45 kg membawa senapan bermassa 5 kg. Dalam senapan tersebut, terdapat sebutir
peluru seberat 0,05 kg. Diketahui orang tersebut berdiri pada lantai yang licin. Pada saat peluru ditembakkan
dengan kecepatan 100 m/s, orang tersebut terdorong ke belakang. Tentukanlah kecepatan orang tersebut pada
saat peluru dilepaskan.

Kunci Jawaban :

Diketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum menyatakan energi mekanik sebelum dan setelah tumbukan
adalah sama, dengan m0 = massa orang = 45 kg, ms = massa senapan = 5 kg, dan mp = massa peluru = 0,05 kg,
dan vp = 100 m/s.
(m0 + ms + mp)v = (m0 + ms)v0 + mpvp
0 = (45 kg + 5 kg)v0 + (0,05 kg)(100 m/s)
(50 kg)v0 = 5 kgm/s
v0 = (5 kgm / 50 m/s) = 0,1 m/s
Jadi, kecepatan orang tersebut pada saat peluru dilepaskan adalah 0,1 m/s.

Tokoh Fisika :

Abdus Salam

Abdus Salam. [4]


Abdus Salam adalah seorang ilmuwan fisika yang berasal dari Pakistan. Ia dilahirkan di Jhang, Pakistan. Pada
tahun 1979, ia menerima penghargaan Nobel atas penelitiannya yang membuktikan bahwa gaya
elektromagnetik dan gaya nuklir lemah adalah variasi dari satu supergaya yang mendasari keduanya. Gaya ini
disebut gaya elektrolemah. Ia meninggal pada tahun 1996. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

2. Hukum Kekekalan Energi pada Tumbukan

Tumbukan antara dua benda dikatakan lenting (elastis) sempurna apabila jumlah energi mekanik benda sebelum
dan sesudah tumbukan tetap. Anda telah mengetahui dan mempelajari bahwa energi mekanik adalah energi
potensial ditambah energi kinetik. Untuk benda yang bertumbukan pada bidang datar, energi potensial benda
tidak berubah sehingga yang ditinjau hanya energi kinetiknya saja. Jadi, akan berlaku pernyataan bahwa jumlah
energi kinetik benda sebelum dan sesudah bertumbukan adalah tetap.

Gambar 6. Sebuah bola mengalami tumbukan lenting sebagian sehingga tinggi bola semakin berkurang. [5]
Hukum Kekekalan Energi untuk tumbukan lenting sempurna dapat dituliskan sebagai berikut.

EK1 + EK2 = EK'1 + EK'2

m1v12 + m2v22 = m1v'12 + m2v'12

Hukum Kekekalan Momentumnya dapat dituliskan menjadi :

Secara umum, dapat dituliskan menjadi:

dengan e adalah koefisien restitusi. Harga dari e adalah 1 > e > 0. Apabila e = 1, tumbukan lenting sempurna;
e = 0, tumbukan tidak lenting sama sekali;
e = 0,1; 0,2; 0,5; dan sebagainya maka disebut tumbukan lenting sebagian.

Dengan demikian, Anda dapat memberikan definisi untuk koefisien restitusi sebagai nilai negatif dari
perbandingan beda kecepatan kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan. Walaupun pada tumbukan tidak
lenting sama sekali dan tumbukan lenting sebagian tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik, namun
pada tumbukan ini Hukum Kekekalan Momentum, yaitu m1v1 + m2v2 = m1v'1 + m2v'2 tetap berlaku.

Contoh Soal 9 :

Dua benda dengan kecepatan 2 m/s dan 4 m/s bergerak searah. Massa benda masing-masing sebesar 2 kg dan 3
kg. Apabila terjadi tumbukan tidak lenting sama sekali, tentukanlah kecepatan kedua benda tersebut setelah
bertumbukan.

Kunci Jawaban :

Diketahui: v1 = 2 m/s, v2 = 4 m/s, m1 = 2 kg, dan m2 = 3 kg.

m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2)v'
(2 kg)(2 m/s) + (3 kg)(4 m/s) = (2 kg + 3 kg)v'
16 kgm/s = (5 kg)v'
v' = 3,2 m/s

Jadi kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah 3,2 m/s.

Contoh Soal 10 :

Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1,8 m. Kemudian, terpental hingga mencapai ketinggian 45 cm.
Berapakah koefisien restitusi antara lantai dan bola itu?

Kunci Jawaban :

Diketahui: h = 1,8 m, dan h' = 45 cm.

Catatan Fisika :

Pandai Besi
Pandai Besi. [6]
Prinsip momentum telah digunakan sejak jaman dulu oleh para pandai besi. Landasan tempa yang digunakan
oleh pandai besi bersifat sangat masif sehingga hampir tidak bergerak oleh hantaman palu. Momentum palu
akan diserap oleh logam panas sehingga logam dapat ditempa menjadi bentuk yang diinginkan

C. Aplikasi Momentum dan Impuls dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Peluncuran Roket

Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini dapat dilakukan karena adanya gaya
dorong dari mesin roket yang bekerja berdasarkan impuls yang diberikan oleh roket. Pada saat roket sedang
bergerak, akan berlaku hukum kekekalan momentum. Pada saat roket belum dinyalakan, momentum roket
adalah nol. Apabila bahan bakar di dalamnya telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang
arahnya ke bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan mendapatkan momentum yang
arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat gas roket tersebut dan besarnya sama.

Secara matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam hubungan berikut.

Impuls = perubahan momentum

Ft = (mv)

dengan:

F = gaya dorong roket (N),

m/t = perubahan massa roket terhadap waktu (kg/s), dan


v = kecepatan roket (m/s).

Contoh Soal 11 :

Sebuah roket menyemburkan gas dengan kelajuan 200 kg per sekon. Jika kecepatan molekul-molekul gas
mencapai 300 m/s, berapakah gaya dorong pada roket tersebut?

Kunci Jawaban :

Diketahui: v = 300 m/s dan m/t = 200 kg/s.

F = (200 kg/s)(300 m/s) = 60.000 N.

Contoh Soal 12 :
Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg menumbuk kereta mainan yang massanya 0,9 kg yang berada dalam
keadaan diam. Pada saat menumbuk, bola memiliki kecepatan 18 m/s dalam arah horizontal. Kecepatan kereta
mainan setelah tumbukan adalah ....

a. 2 m/s
b. 16,2 m/s
c. 180 m/s
d. 18 m/s
e. 1,8 m/s

Kunci Jawaban :

Pada kasus ini, setelah tumbukan, bola tanah liat akan menempel pada kereta mainan sehingga

mb vb + mk vk = (mb + mk) vk'


(0,1 kg)(18 m/s) + (0,9 kg)(0) = (0,1 kg + 0,9 kg) vk'
vk' = 1,8 m/s

Jawab: e

2. Air Bag Safety

Air Bag Safety (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan yang terjadi pada saat
tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta dirancang untuk keluar dan mengembang secara
otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap benda yang
bertumbukan. Prinsip kerjanya adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum
pengemudi. Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan kecepatan gerak
mobil (Hukum Pertama Newton). Gerakan ini akan membuatnya menabrak kaca depan mobil yang
mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum pengemudi dalam waktu sangat singkat.
Apabila pengemudi menumbuk kantong udara, waktu yang digunakan untuk menghentikan momentum
pengemudi akan lebih lama sehingga gaya yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil. Dengan demikian,
keselamatan si pengemudi akan lebih terjamin.

Gambar 7. Airbag Safety digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan pada saat tabrakan. [7]

3. Desain Mobil

Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang timbul akibat tabrakan. Caranya dengan
membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat menggumpal sehingga mobil yang bertabrakan tidak
saling terpental satu dengan lainnya. Mengapa demikian? Apabila mobil yang bertabrakan saling terpental, pada
mobil tersebut terjadi perubahan momentum dan impuls yang sangat besar sehingga membahayakan
keselamatan jiwa penumpangnya.

Perhatikanlah contoh berikut.

Gambar 8. Perubahan momentum pada mobil yang menabrak tembok.


Pada kasus A, mobil yang menabrak tembok dan terpental kembali, akan mengalami perubahan kecepatan
sebesar 9 m/s. Dalam kasus B, mobil tidak terpental kembali sehingga mobil tersebut hanya mengalami
perubahan kecepatan sebesar 5 m/s. Berarti, perubahan momentum yang dialami mobil pada kasus A jauh lebih
besar daripada kasus B.

Daerah penggumpalan pada badan mobil atau bagian badan mobil yang dapat penyok akan memperkecil
pengaruh gaya akibat tumbukan yang dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu memperpanjang waktu yang
dibutuhkan untuk menghentikan momentum mobil dan menjaga agar mobil tidak saling terpental. Rancangan
badan mobil yang memiliki daerah penggumpalan atau penyok tersebut akan mengurangi bahaya akibat
tabrakan pada penumpang mobil.

Contoh Soal 13 :

Sebuah granat yang diam tiba-tiba meledak dan pecah menjadi 2 bagian yang bergerak dalam arah berlawanan.
Perbandingan massa kedua bagian itu adalah m1 : m2. Apabila energi yang dibebaskan adalah 3 105 joule,
perbandingan energi kinetik pecahan granat pertama dan kedua adalah ....

a. 1 : 1
b. 2 : 1
c. 1 : 3
d. 5 : 1
e. 7 : 5

Kunci Jawaban :

Hukum Kekekalan Momentum:

m1v1 + m2v2 = m1v1' + m2v2' (m1 : m2 = 1 : 2)


0 = m1v1' + 2 m1v2'
v1' = 2 v2'(v1' dan v2' berlawanan arah)

EK1 : EK2 = 2 : 1

Jawab: b

1. Setiap benda bergerak memiliki momentum (p). Momentum dinyatakan sebagai perkalian antara massa dan
kecepatan benda.

p=mxv

2. Impuls (I) adalah perkalian antara gaya dengan selang waktu bekerjanya gaya tersebut pada benda, atau sama
dengan perubahan momentum yang dialami benda.

I = Ft = p

3. Hukum Kekekalan Momentum berlaku apabila tidak ada gaya dari luar, yaitu jumlah momentum benda
sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.

m1v1 + m2v2 = m1v'1 + m2v'2

4. Jenis-jenis tumbukan, yaitu sebagai berikut.

a. Tumbukan lenting sempurna.

b. Tumbukan lenting sebagian.

c. Tumbukan tidak lenting sama sekali.


5. Gaya dorong yang dihasilkan dalam aplikasi momentum dan impuls dapat ditentukan dari penjabaran bahwa
impuls adalah perubahan momentum

2.1. PENGERTIAN IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR

Impuls
Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap bendayang menyebabkan perubahan
momentum.

Momentum

Ukuran kesukaran untuk memberhentiikan suatu benda yang sedang bergerak. Makin sukar memberhentikannya,
makin besar momentumnya. Momentum Disebabkan adanya impuls serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls

Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang
momentum linear disingkat momentum. Dirimu jangan bingung ketika membaca buku pelajaran fisika yang hanya
menulis momentum. Yang dimaksudkan buku itu adalah momentum linear. Seperti pada gerak lurus, kita seringkali
hanya menyebut kecepatan linear dengan kecepatan. Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah kecepatan
linear. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan lurus,
sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang bergerak pada lintasan melingkar.

Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut

p = m .v
atau
P = m.v1 m.v0

Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :


F (T1 T2) = m.v2 m.v1

P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda. Sedangkan T adalah aksi gaya.
Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai, momentum juga mempunyai arah.
Besar momentum p = mv. Terus arah momentum bagaimana-kah ? arah momentum sama dengan arah
kecepatan. Misalnya sebuah mobil bergerak ke timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau mobilnya bergerak
ke selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana dengan satuan momentum ? karena p = mv, di mana
satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka satuan momentum adalah kg m/s.

Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa (m) dan kecepatan (v). Semakin
besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa
sebuah benda, maka momentum benda tersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa momentum adalah
hasil kali antara massa dan kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan gendut, momentum orang tersebut = 0 apabila
dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda
tersebut. kita tidak bisa meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.

Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada partikel dianggap tetap dengan arah sejajar
gerak partikel jadi Jika kecepatan (v) partikel pada t =0 adalah Vo maka kecepatan pada waktu t adalah

V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V m.Vo = F.t
Perubahan momentum linear = m.v m.Vo
Impuls gaya = F.t

Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam
waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola.
Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2 Newton diperoleh
F = dp/dt
F dt = dp
I = F dt = p = Impuls

Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila
dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka:

I = F t = p
Fr= I /t =p/t

Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel .

2.2. HUBUNGAN MOMENTUM DENGAN HUKUM II NEWTON

Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya total yang bekerja pada benda maka
benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika dirimu
masih bingung dengan Hukum II warisan Newton, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa
hubungan antara hukum II Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II Newton dengan
momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum. Sekarang pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki momentum. Nah,
untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya (dalam hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika
mobil direm). Ketika kecepatan mobil berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga
sebaliknya, sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil tersebut (dalam
hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil masih diam, momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai
bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan
momentum mobil disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan
gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam bentuk momentum. Newton pada
mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk momentum. Hanya Hukum II Newton yang menyebut hasil kali mv
sebagai kuantitas gerak, bukan momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan
persamaan :
F= pt
F= gaya total yang bekerja pada benda
p = perubahan momentum
t = selang waktu perubahan momentum

Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu lambang daya. p dicetak tebal karena
momentum adalah besaran vektor.

Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton yang sebenarnya untuk kasus massa benda
konstan alias tetap.Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :
F= pt
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan menjadi :
F= mvt-mvt
F= m(vt-v)t
F= vt
F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang sudah kita pelajari pada pokok bahasan
Hukum II Newton. Di atas sebagai Hukum II Newton yang sebenarnya.

Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton yang sebenarnya dengan hukum II Newton versi momentum ?
Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum, sedangkan Hukum II Newton yang sebenarnya hanya
bisa digunakan untuk kasus massa benda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di
mana massa benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton yang sebenarnya, tapi tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Ketika kita meninjau benda yang massa-nya tidak
tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan Hukum II Newton yang sebenarnya (F = ma). Kita hanya bisa
menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket akan
berkurang ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.
2.3HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN IMPULS

Ketika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan menjadi nilai yang sangat besar dalam
waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara drastis menjadi nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit
ketika dipukul sangat cepat (waktu kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).Hukum II
Newton versi momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum suatu benda
sama dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang bekerja pada benda yang bertumbukan
dinyatakan dengan persamaan :Ingat bahwa impuls diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang
sangat singkat. Konsep impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja pada benda dalam selang waktu
yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho menendang bola sepak, atau ketika tanganmu dipukul dengan cepat.

2.4 HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari tabrakan antara dua sepeda motor dan
tabrakan antara sepeda motor dengan mobil ? anggap saja kendaraan tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja
tabrakan antara sepeda motor dan mobil lebih fatal akibatnya dibandingkan dengan tabrakan antara dua sepeda motor.
Kalo ga percaya silahkan buktikan Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor, sehingga ketika mobil
bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan momentum sepeda motor. Ketika mobil dan
sepeda motor bertabrakan alias bertumbukan, maka pasti sepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan, apa yang
terjadi jika mobil bergerak sangat kencang (v sangat besar) ? Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang
dimiliki oleh sebuah benda, semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut bertumbukkan.

2.5 KEKALAN MOMENTUM LINEAR

Oleh karena masing-masing benda memberi gaya pada benda lainnya maka momentum masing-masing benda berubah.
Dalam setiap selang waktu, perubahan vector momentum. Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat
bertumbukan kedua partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada
partikel 2 oleh partikel 1.
Perubahan momentum pada partikel 1 :

p12= F12 dt = Fr12 t

Perubahan momentum pada partikel :

p2= F21 dt = Fr21 t


Karena F21= - F12 maka Fr21 = - Fr12
oleh karena itu p1 = - p2

Momentum total sistem : P = p1+ p2 dan perubahan momentum total sistem :


P= p1 + p2 = 0

Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah momentum total sistem.
partikel yang satu besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan perubahanvector momentum partikel yang lain.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif,
sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.

2.6 HUKUM KEKALAN MOMENTUM LINEAR

Pada pokok bahasan Momentum dan Impuls , kita telah berkenalan dengan konsep momentum serta pengaruh
momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada kesempatan ini kita akan meninjau momentum benda ketika dua
buah benda saling bertumbukan. Ingat ya, momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan
gerak benda tersebut. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. Kita tidak
bisa meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.
Hukum Kekekalan Momentum Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda yang saling bertumbukan, ternyata
momentum total sebelum tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar
alias gaya eksternal total yang bekerja pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda
yang bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara matematis,hukum kekekalan
momentum dinyatakan dengan persamaan :Momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m1v1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum ditemukan melalui percobaan pada pertengahan abad ke-17,
sebelum eyang Newton merumuskan hukumnya tentang gerak (mengenai Hukum II Newton versi momentum telah saya
jelaskan pada pokok bahasan Momentum, Tumbukan dan Impuls). Walaupun demikian, kita dapat menurunkan
persamaanHukum Kekekalan Momentum dari persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau ini khusus untuk kasus
tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan pada gambar di atas.

BAB III
TUMBUKAN

3.1. PENGERTIAN TUMBUKAN

Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak. Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan
momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
Macam tumbukan yaitu :
Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi. Koefisien restitusi e = 1
Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e < 1.
Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan kedua benda
setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama. Koefisien restitusi e = 0.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi
di jalan raya sebagiannya disebabkan karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor
dengan sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil. Demikian juga dengan kereta
api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David
Beckham, pada saat itu juga terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tampa tumbukan,
permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng kesukaanmu ketika masih kecil.
Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ayo dipikirkan Pada pembahasan
mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan.
Hukum Kekekalan Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling bertumbukan.
Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-
hukum fisika apa saja yang berlaku ketika benda-benda saling bertumbukan.

3.2. TUMBUKAN LENTING SEMPURNA

Tumbukan lenting sempurna tu maksudnya bagaimanakah ? Dua benda dikatakan melakukanTumbukan lenting
sempurna jika Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelumtumbukan = momentum dan energi kinetik setelah
tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukanlenting sempurna berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum
Kekekalan Energi Kinetik.Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada
peristiwatumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan kedua benda sama, baik sebelummaupun
setelah tumbukan. Hukum Kekekalan Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lentingsempurna karena selama tumbukan
tidak ada energi yang hilang.
Benda-benda yang mengalami Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi,panas atau bentuk energi lain
ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses tumbukan. Dengan demikian, kita bisa
mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.

Hukum kekekalan momentum ditinjau dari energi kinetik:

Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1 bergerak dengan kecepatanv1 dan benda 2
bergerak dengan kecepatan v2. Kedua benda itu bertumbukan dan terpantul dalamarah yang berlawanan. Perhatikan
bahwa kecepatan merupakan besaran vektor sehinggadipengaruhi juga oleh arah. Sesuai dengan kesepakatan, arah ke
kanan bertanda positif dan arahke kiri bertanda negatif. Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda
memiliki momentum (p = mv) dan energi kinetik (EK = mv2). Total Momentum dan Energi Kinetikkedua benda sama,
baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan.
Secara matematis, Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :

m v + m v = m v' +m v' Persamaan 1


Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2
v1 = kecepatan benda sebelum tumbukan dan
v2 = kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan
v1 = kecepatan benda Setelah tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum,
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m1v1 = momentum benda 1 setelah tumbukan
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 setelah tumbukan

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut :

1/2mv-1/2mv= 1/2mv'- 1/2mv'

Keterangan :
12mv = EK benda 1 sebelum tumbukan
12mv= EK benda 2 sebelum tumbukan
12mv'= EK benda 1 setelah tumbukan
12mv'= EK benda 2 setelah tumbukan
Kita telah menurunkan 2 persamaan untuk Tumbukan Lenting Sempurna, yakni persamaan Hukum Kekekalan
Momentum dan Persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Ada suatu halyang menarik, bahwa apabila hanya
diketahui massa dan kecepatan awal, maka kecepatansetelah tumbukan bisa kita tentukan menggunakan suatu
persamaan lain. Persamaan ini diturunkan dari dua persamaan di atas.

m v+mv=mv'+mv'
m v-mv=mv'-mv'
mv-v'=m(v'-v) Persamaan a

Kita tulis kembali persamaan Hukum Kekekalan Energi Kinetik :

1/2mv-1/2mv= 1/2mv'- 1/2mv

Ini merupakan salah satu persamaan penting dalam Tumbukan Lenting sempurna, selain persamaan Kekekalan
Momentum dan persamaan Kekekalan Energi Kinetik. Persamaan 3 menyatakan bahwa pada Tumbukan Lenting
Sempurna, laju kedua benda sebelum dan setelah tumbukan sama besar tetapi berlawanan arah, berapapun massa
benda tersebut.

3.3TUMBUKAN SATU DIMENSI

Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila tenaga kinetiknya kekal,
tumbukannya bersifat elstik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi
setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.

Tumbukan elastik

Dari kekekalan momentum :


m v+mv=mv'+mv'
Dari kekekalan tenaga kinetik :
1/2mv+1/2mv'=1/2mv+ 1/2mv'

Dan diperoleh :
v1 v2 = v2 - v1

Tumbukan tidak elastik

Dari kekekalan momentum :


m1v1+ m2v2= m1v1+ m2v2

Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini berubah/berasal dari tenaga
potensial deformasi (perubahan bentuk).

Dari persamaan ketiga tumbukan elastis dapat dimodifikasi menjadi :


v1- v2
v1- v2

e : koefisien elastisitas,
e = 1 untuk tumbukan elastis
0 < e < 1 untuk tumbukan tidak elastis
e = 0untuk tumbukan tidak elastis sempurna
Rumus-Rumus Fisika Lengkap/Impuls dan momentum
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

< Rumus-Rumus Fisika Lengkap

Momentum

Keterangan:

p = momentum (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)

Impuls

Impuls merupakan perubahan momentum.

Keterangan:

I = impuls
= perubahan momentum (kg m/s)
= perubahan selang waktu (s)
F = gaya (Newton)

Konsep Impuls dan Momentum

Jan 18

Posted by mdius

Impuls merupakan suatu besaran yang erat hubungannya dengan tumbukan. Misalnya ketika seorang petinju
memukul lawannya maka dikatakan lawannya ini menerima impuls atau ketika palu memukul batu bata maka
batu bata hancur akibat menerima impuls.
Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya impulsif rata-rata () dan selang waktu (t) selama gaya impulsif
itu bekerja.
Secara matematis,

I = Impuls (N.s atau kg m/s)


F = gaya (N)
t = selang waktu gaya diberikan (s)

Karena F merupakan besaran vektor maka Impuls I juga merupakan vektor yang arahnya sama dengan arah F

Momentum adalah ukuran kesukaran untuk menggerakkan suatu benda dan didefinisikan sebagai hasil kali
massa (m) dengan kecepatan (v)
Besaran mv ini yang disebut dengan momentum (lambang P)

P = momentum linear (kg m/s)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
EK = Energi kinetik benda (Joule)

momentum juga merupakan besaran vektor.

Penjumlahan momentum mengikuti aturan penjumlahan vektor.

Teori Impuls
dan Momentum

Misalnya kita akan menghitung besar impuls yang diberikan bola yang menumbuk sebuah tembok. Impuls
dapat diukur jika kita dapat mengukur gaya rata-rata (F) yang diberikan dan selang waktu (t) gaya tersebut
kontak dengan tembok. Karena sangat sulit untuk mengukur gaya yang bervariasi dan juga sulit mengukur
lamanya bola kontak dengan tembok karena proses berlangsung cepat, maka untuk mengukur impuls lebih
mudah menggunakan bantuan besaran momentum.

Misalkan sebuah mobil bergerak dengan kecepatan v1, ketika ditabrak dari belakang maka kecepatannya
menjadi v2. Untuk menghitung besar impuls yang diterima mobil adalah

Contoh penerapan hubungan antara impuls dan momentum

1. Hubungan ini menyatakan benda yang mempunyai momentum lebih besar dapat menimbulkan impuls atau
gaya yang lebih besar. Contoh: sebuah truk dan sebuah sepeda menabrak sebuah pohon dengan kecepatan
yang sama. Truk akan memberikan impuls yang lebih besar karena momentum truk lebih besar (massa truk lebih
besar)
2. Dalam waktu kontak yang lebih singkat dapat menimbulkan gaya yang lebih besar. Contoh: seorang karateka
yang hendak menghancurkan sebuah papan akan memberikan kecepatan tinggi pada tangannya agar
momentumnya besar, momentum ini akan menjadi nol saat ia memberikan impuls pada papan. Dalam
memberikan impuls ini ia akan berusaha agar kontak terjadi sesingkat mungkin sehingga gaya yang diberikannya
besar.
Contoh Soal 1

Sebuah bola bermassa 0,4 kg dilempar dengan kecepatan 30 m/s ke arah sebuah dinding di kiri kemudian
bola memantul kembali dengan dengan kecepatan 20 m/s ke kanan.
a. berapa impuls pada bola?
b. jika bola bertumbukan dengan dinding selama 0,010 s, berapa gaya yang dikerjakan dinding pada bola?

Penyelesaian
Karena momentum merupakan besaran vektor dan memiliki arah maka kita tetapkan acuan ke kanan sebagai
sumbu x positif, maka keadaan soal dapat digambarkan

a. Dengan sumbu x ke kanan positif, maka


p1 = m.v1 = (0,4)(30) = 12 kg m/s
p2 = m.v2 = (0,4)(+20) = +8 kg m/s
I = p2 p1 = +8 (12) = +20 kg m/s

b. F = I/t = 20/0,01 = 2000 N

Contoh Soal 2
A 3.00-kg steel ball strikes a wall with a speed of 10.0 m/s at an angle of 60.0 with the surface. It bounces
off with the same speed and angle. If the ball is in contact with the wall for 0.200 s, what is the average
force exerted by the wall on the ball?

Penyelesaian
Dalam persoalan ini, perubahan momentum dihitung menurut sumbu x dan sumbu y
Py = m(v cos 600) m(v cos 600) = 0
PX = m(v sin 600) m(v sin 600) = 2mv sin 600
= (2)(3.00)(10.0)(0.866) = 52.0 kg m/s
F = P/t = 52.0/0.200 = 260 N

Momentum, Impuls, dan Tumbukan Fisika Momentum dapat didefinisikan sebagai perkalian antara massa
benda dengan kecepatan benda tersebut. Ia merupakan besaran turunan dari massa, panjang, dan waktu.
Momentum adalah besaran turunan yang muncul karena ada benda bermassa yang bergerak. Dalam fisika
besaran turunan ini dilambangkan dengan huruf P. Berikut rumus momentum

P = m V
P = momentum (kg.m.s-1)
m = massa benda (kg)
V = kecepatan benda (m.s-1)

Dari rumus momentum di atas dapat disimpulkan momentum suatu benda akan semakin besar jika massa dan
kecepatannya semakin bear. Ini juga berlaku sebaliknya, semakin kecil massa atau kecepatan suatu benda maka
akan semakin kecil pula momentumnya. Ilmu fisika mengenal yang namanya hukum kekalan momentum yang
berbunyi

Momentum sebelum dan sesudah tumbukan akan selalu sama

Misalkan ada dua benda yang memiliki kecepatan dan massa masing-masing bertumbukan dan setelah
tumbukan masing-masing benda mempunyai kecepatan yang berbeda maka menurut hukum kekekalan
momentum

m1V1 +m2V2 = m1V1 + m2V2

Contoh Soal Momentum

Misalkan sobat hitung yang gemuk dengan berat badan 110 kg berlari dengan kecepatan tetap 72 km/jam.
Berapa momentum dari sobat hitung tersebut?

P = m.v

Kecepatan harus dalam m/s, 72 km/ jam = 72000/3600 = 20 m/s

P = 110 x 20 = 2.220 kg m/s

Impuls

Perhatikann sobat, ketika bola kalian tendang pasti terjadi kontak kaki dengan bola, saat itu pula gaya dari kaki
akan bekerja pada bola dalam tempo atau waktu yang sangat singkat. Waktunya hanya sepersekian sekon,
selama terjadi kontak kaki sobat dengan bola. Bekerjanya gaya tersebut terhadap bola dalam waktu yang sangat
singkat itulah yang disebut impuls. Lebih sederhananya, impuls adalah perkalian gaya (F) dengan selang waktu
(t). Impuls bekerja di awal sehingga membuat sebuah benda bergerak dan mempunyai momentum. Secara
matematis impuls dapat dirumuskan

I = F t
I = impuls (Nt)

F = gaya (N)

t = waktu (s)

Contoh Soal

Lionel messi mengambil tendangan bebas tepat di garis area pinalti lawan. Jika ia menendang dengan gaya 300
N dan kakinya bersentuhan dengan bola dalam waktu 0,15 sekon. Hitunglah berapa besar impuls yang terjadi

I = F. t

I = 300. 0,15 = 45 Nt

Apa Hubungan Impul dengan Momentum?

Salah satu hukum newton mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan perkalian
massa dengan percepatannya.

F = m.a.

Jika kita masukkan ke rumus I = F. t

I = F. t
I = m.a (t2-t1)

I = m v/t (t2-t1)

I = m.v1 mv2

Jadi dapat disimupulkan bahawaBesarnya impuls yang bekerja/dikerjakan pada suatu benda sama dengan
besarnya perubahan momentum pada benda tersebut.

Tumbukan

Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku
hukum kekekalan momentum tapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian
energi kinetik diubah menjadi energi panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.

1. Tumbukan Lenting Sempurna

Dua buah benda bisa dibilang mengalami tumbukan lenting sempurna bila tidak ada kehilangan energi kinetik
ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan sama demikian juga dengan momentum
dari sistem tersebut. Dalam tumbukan lenting sempurna secara matematis bisa dirumuskan

V1 + V1 = V2 + V2

2. Tumbukan lenting Sebagian

Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sebagaian bila ada kehilangan energi kinetik setelah
tumbukan. Secara matematis kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada
rumus berikut

eV1 + V1 = eV2 + V2

e pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya bergerak antara 0 sampai 1. Contoh tumbukan
lenting sebagian yang pernah sobat hitung jumpai adalah bola bekel yang jatuh dan memantul berulang-ulang
hingga akhirnya berhenti. Karena ada nilai e maka tinggi pantulann jadi lebih rendah dari pada tinggi mula-mul.
Secara matemtis tinggi pantulna ke-n tumbukan adalah

hn = ho.e2n
contoh soal

Sebuah bola bekel jatuh dari ketinggian 4 meter, lalau dia mengalami pemantulan berulang. Jika koefisien
restitusi adalah 0,7, maka berapa tinggi bola bekel setelah pemantulan ke-5?

Jawab

h5 = 4.0,710 = 0,113 m = 11,3 cm

3. Tumbukan tidak lenting sama sekali

Dua buah benda dikatakan mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali jika setelah tumbukan kedua benda
tersebut menjadi satu dan setelah tumbukan kedua benda tersebut memiliki kecepatan yang sama. Momentum
sebelum dan sesudah tumbukan juga bernilai sama. Secara matematis dirumuskan

m1V1 + m2V2 =(m1+m2)V

Contoh peristiwa tumbukan ini sering dijumpai dalam ayunan balistik.

Peristiwa Ayunan Balistik


Sebuah perluru dengan massa m ditembakkan dengan kecepatan v sehingga menumbuk sebuah balok yang
terikat oleh tali. Jika setelah tumbukan keduanya menyaut dan mencapati tinggi maksimum H (titik puncah saat
balok dan peluru berhenti). Maka kita dapatkan persamaan

mv = (m+M) 2gh

Contoh soal

Sebuah peluru bermassa 20 gram, ditembakkan mengenai sebuah balok pada ayunan balistik yang massanya 1
kg. Jika peluru tertancap pada balok hingga mereka mencapai tinggi maksimal 25 cm. Berapa kecepatan peluru
mula-mula peluru tersebut?

mv = (m+M) 2gh
0,02.v = (0,02+1) 2.10.0,25
0,02.v = 1,02 5
v = (1,02+5)/0,02
v = 162,8 m/s

Anda mungkin juga menyukai