Kontrak Perkuliahan
Arus Listrik
Hukum Termodinamika
Gelombang dan Getaran
Program Sarjana
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
UPN Veteran Jawa Timur
Analisis Dimensional
Panjang [L]
Massa [M]
Waktu [T]
Analisis Dimensional
1
vo+
2
[ ]= [] + [] [T2]
[]
+ [L]
Analisis Dimensional
T=2
[]
[/2]
tidak : [T]
[/2]
[]
SATUAN
SATUAN
SATUAN
SATUAN
SATUAN
SATUAN
SATUAN
Vektor
Penambahan Vektor
utara
R1
R2
timur
R = 12 + 22
Penambahan Vektor
V1
V2
Pangkal - ujung
V1
V2
V2
Jajaran genjang
V1
V2
VR
V1
17
Salah
+V
V2 - V1 = V2 + (-V1)
V1
V2
18
=
V1
+
V2
V1
=
V2 - V1
V2
Vx
a
Sin = b/c
Cos = a/c
Tan = b/a
V2y
V2
Vy
V1
V1x
V2x
V1y
b.
c.
d.
Latihan Soal 2
Seorang tukang pos meninggalkan kantor pos dan berkendara sejauh 22
km ke arah utara ke kota berikutnya. Ia kemudian meneruskan dengan
arah 60o ke arah selatan dari arah timur sepanjang 47 km ke kota
lainnya. Berapa perpindahaan dari kantor pos?
y
y
y
D1
Utara
60o
D1
D1
x
Timur
Kantor pos
D2
D2x
0
D2y
60o
D2
D2
18,7
Tan = = 23,5 = 0,796 km
Kalkulator dengan tombol INV atau TAN-1 memberikan hasil = tan-1 (0,796) = -38,5o dibawah sumbuh x
-x
0
DR
Utara
+x
45o Timur
D2
53o
-y
+x
45o D
D2
2y
D3y
D3
-y
D1x
D1
-x
D3
53o
Timur
Latihan Soal 3
Penyelesaian
D1 : D1x = + D1 cos 0o = D1 = 620 km
D1y = + D1 sin 0o = 0 km
D2 : D2x = +D2 cos 45o = + (440 km) (0,707) = +311 km
D2y = - D2 sin 45o = - (440 km) (0,707) = - 311 km
D3 : D3x = - D3 cos 53o = - (550 km) (0,602) = -331 km
D3y = - D3 sin 53o = - (550 km) (0,799) = -439 km
Dx = D1x + D2x + D3x = 620 km + 311 km 331 km = 600 km
Dy = D1y + D2y + D3y = 0 km 311 km 439 km = -750 km
DR = 2 + 2 = (600 )2 +(750 ) 2 = 960 km
750
750
Gerak Peluru
Galileo berpendapat bahwa gerak peluru dapat dipahami dengan
menganalisa komponen komponen gerak horizontal dan vertikal
tersebut secara terspisah.
Galileo meramalkan bahwa sebuah
benda yang dilepaskan dengan arah
horizontal akan mencapai lantai pada
saat yang sama dengan sebuah
benda yang dijatuhkan secara
vertikal.
Gerak Peluru
+y
Vy0
0
Gerak Peluru
Persamaan umum gerak kinematika untuk percepatan Konstan dalam
dua dimensi
X Komponen (horizontal)
Y komponen (vertikal)
Vx = Vxo + axt
Vy = Vyo + ayt
x = xo + vxot + at2
Vx2 = v2xo + 2ax (x-xo)
y = yo + vyot + at2
Vy2 = v2yo + 2ay (y-yo)
y = yo + vyot + gt2
2(50 )
9,8 /2
90
vxo = = 3,19 = 28,2 m/det atau 101 km/jam
+x
50m
+y
Y = 50m
90m
50m
+y
Vyo
a=g
+x
22
2
2 (9,8 2 )
= 7,35 m
t=
2(12 )
9,8 /2
= 2,45 s
(c) jarak total yang ditempuh pada arah x didapat dengan memakai persamaan x
= xo + vxot sedangkan xo = 0, ax = vxo = 16 m/s.
x = xo + vxot = (16 m/s) (2,45 m/s) = 39,2 m
(d) Pada titik tertinggi, tidak ada komponen vertikal dari kecepatan. Hanya ada
komponen horisontal (tetap konstan) selama bola tersebut melayang di udara,
sehingga v = vxo = vo cos 37o = 16 m/s
(e) Vektor percepatan adalah sama pada titik tertinggi maupun pada saat lainnya
yaitu 9,8 m/s2 dengan arah kebawah
Kecepatan Relatif
Kecepatan sebuah benda relatif terhadap satu kerangka acuan (KA)
bisa didapatkan dengan penambahan vektor jika kecepatannya
relatif terhadap kerangka acuan keduanya dan kecepatan relatif
kedua kerangka acuannya diketahui.
Contoh :
KA yang berbeda dari dua kereta yang melaju saling mendekat.
Masing-masing mempunyai kecepatan 80 km/jam terhadap bumi.
Pengamat dari sisi rel akan mengukur 80 km/jam sebagai laju
setiap kereta dan 160 km/jam untuk penumpang ditiap masingmasing kereta yang mengukur kecepatan kereta yang berlawanan
arah.
Sebuah mobil melaju 90 km/jam melewati mobil lain yang
mempunyai laju 75 km/jam dengan arah yang sama. Sehingga
mobil pertama mempunyai laju relatif terhadap mobil kedua
sebesar 90 km/jam 75 km/jam sama dengan 15 km/jam.
Kecepatan Relatif
Setiap kecepatan diberi label
dua
indeks.
Pertama
menunjukkan benda, kedua
menyatakan kerangka acuan
dimana
benda
tersebut
memiliki kecepatan ini.
VPT = VPA + VAT
1,2 /
y
x
x
h
Tepi sungai
Hulu
Hilir
Tepi sungai
X