Anda di halaman 1dari 6

A.

Hukum Hooke

Penggunaan pegas banyak anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Shockbreaker sepeda
motor/mobil, springbed, neraca pegas dan masih banyak lagi alat-alat yang menggunakan sifat elastis
pegas. Ketika anda duduk di atas sepeda motor, pegas pada shockbreaker akan memendek. Begitu
pula ketika anda menggantungkan benda di neraca pegas, maka pegas di dalamnya akan memanjang.
Kalau jeli mengamati, anda akan menemukan bahwa sebuah beban dengan berat tertentu akan
menyebabkan pertambahan panjang yang berbeda untuk dua jenis pegas yang berbeda. Perbedaan
pertambahan panjang ini dibabkan karakteristik pegas yang dinyatakan sebagai konstanta pegas.
Konstanta pegas menggambarkan kekakuan pegas. Semakin besar konstanta yang dimiliki pegas,
pegas semakin kaku dan semakin sulit diregangkan atau ditekan. Begitu pula sebaliknya, jika
konstanta pegas kecil, pegas tersebut semakin mudah diregangkan atau ditekan. Maka dengan
demikian, jika konstanta pegas semakin besar maka gaya yang diberikan untuk meregangkan atau
menekannya juga semakin besar.

Kegiatan LKPD 2
Nah…untuk mengetahui hubungan antara besar gaya dengan pertambahan
panjang pegas dan konstanta pegas lakukanlah kegiatan percobaan Hukum
Hooke.

Dengan melakukan kegiatan LKPD 2 anda


F telah menyelidiki hubungan antara gaya yang
bekerja pada pegas dan pertambahan pegas.
Hubungan antara kedua besaran tersebut telah
diselidiki oleh ilmuwan bernama Hooke. Anda
ΔL telah menemukan bahwa gaya yang bekerja pada
θ
pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas (F ∝ ΔL). Hubungan ini dinyatakan dengan
Gambar 2.5 grafik hubungan gaya (F) dengan grafik pada gambar
perpanjang pegas (ΔL)

Secara matematis, hubungan kesebandingan antara besar gaya dan pertambahan pegas ini
mengharuskan adanya konsanta, yaitu konstanta pegas (k) yang secara fisis mewakili sifat pegas
ketika dikenai gaya. Berdasarkan grafik F = f(ΔL), nilai konstanta pegas sama dengan nilai grafik
2

∆𝐹
kemiringan F = f(ΔL), yaitu 𝑘 = ∆𝐿
= tan 𝜃 di beberapa buku fisika, pertambahan perubahan

panjang pegas ini dinyatakan dengan Δx sehingga hubungan antara gaya, konstanta pegas dan
pertambahan panjang pegas dapat dinyatakan sebagai berikut :

𝐹 = 𝑘. ∆𝑥

dimana:
k = Tetapan pegas (N/m)

Persamaan ini merupakan representasi matematis dari pernyataan Robert Hooke. Hooke
merupakan seorang ilmuwan Inggris yang mengemukakan “Jika gaya tidak melampaui batas
elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.”
Apakah yang terjadi pada pegas ketika masa beban pada kegiatan LKPD 2 terus ditambah ?
apakah pegas akan tetap elastis? Gaya tarik yang dikerjakan pada benda dapat mengubah bentuk dan
ukuran benda. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil dari batas elastisitas benda maka
benda akan kembali ke bentuk atau ukuran semula ketika gaya itu dihilangkan. Akan tetapi jika gaya
yang diberikan lebih besar dari batas elastisitas, maka benda berubah secara permanen.

Ayo Diskusi dan Kulik Literatur !


Dibawah ini terdapat gambar 2.6 grafik hubungan antara gaya F dengan
pertambahan panjang pada sebuah kawat. Jelaskanlah arti (dari titik A sampai
titik E) dari grafik tersebut dan presentasikan hasilnya di depan teman-teman anda.
3

Berdasarkan persamaan tegangan dan regangan, maka hubungan modulus Young (E) dengan
gaya (F) untuk benda elastis selain pegas dapat ditentukan dengan :

F = k Δx (hukum Hooke)

F
σ A FL0
E= = ∆L = ( Modulus Young)
ε A∆L
L0

AE
Sehingga 𝐹 = ΔL
L0
AE
k= (tetapan gaya bahan elastisitas)
L0

Contoh Soal
Sebuah pegas dalam keadaan tergantung bebas mempunyai panjang 10 cm.
Pada ujung bebas digantungkan beban 200 gram hingga panjang pegas
menjadi 11 cm. jika g = 10 m/s2, berapakah konstanta pegas tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui : x0= 10 cm = 0,1 m
m = 200 gr = 0,2 kg
x = 11 cm = 0,11 m
g = 10 m/s2
Ditanya : k =…?
Jawab :
Δx = x – x0
Δx = 0,11 – 0,1 = 0,01 m
F m.g 2.10
k = ∆x = = 0,01
∆x

2
k = 0,01 = 200 N⁄m

B. Susunan Pegas

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan beberapa pegas digunakan secara
bersamaan, sebagai contoh spring bed menggunakan pegas dalam jumlah banyak yang disusun secara
4

paralel. Jika beberapa pegas disusun sedimikian rupa, bagaimakah konstanta pegas gabungannya ?
secara garis besar susunan pegas ada dua macam yaitu susunan seri dan susunan paralel. Mari kita
bahas susunan pegas satu-persatu.

1. Susunan seri
Susunan seri dapat kita buat dengan cara menyambung pegas dengan pegas lain, sehingga
pegas gabungan semakin panjang. Dari pelajaran sebelumnya telah dipelajari, jika pegas ditarik
dengan suatu gaya, pegas akan bertambah panjang sebanding dengan gaya yang menariknya.
Bagaimanakah pertambahan panjang pada susunan seri pegas, jika ditarik dengan gaya F ? jika
susunan seri pegas diberi gaya F, setiap pegas akan bertambah panjang. Bukan hanya pegas yang
dekat dengan penyebabnya saja yang bertambah panjang, tetapi semua pegas akan bertambah
panjang. Pada susunan pegas seri gaya yang diberikan beban akan sama pada setiap pegas. Jadi, kita
mendapatkan persamaan :
FS = F1 = F2 = . . .= Fn

Dimana :
FS = Besar gaya pada rangkaian seri (N)
F1, F2 = Besar gaya pada pegas 1, 2…

Gambar 2.6 Susunan Pegas Seri

Gaya F yang diberikan pada susunan pegas seri menyebabkan setiap pegas bertambah
panjang, maka pertambahan susunan seri pegas merupakan jumlah dari pertambahan setiap pegas.

ΔxS = Δx1 + Δx2 +…+ Δxn


dimana :
Δxs = Pertambahan pegas
Δx1, Δx2 = Pertambahan panjang pegas 1, 2…

Anda telah mendapatkan hubungan antara Δx dan F dalam persamaan berikut :

𝐹
∆𝑥 =
𝑘

Dari kedua persamaan tersebut, kita mendapatkan persamaan :


5

𝐹𝑠 𝐹1 𝐹2 𝐹𝑛
= + + ⋯+
𝑘𝑠 𝑘1 𝑘2 𝑘𝑛

Karena F1 = F2 = …= Fn maka persamaan tersebut menjadi :

1 1 1 1
= + + ⋯+
𝑘𝑠 𝑘1 𝑘2 𝑘𝑛

2. Susunan paralel
Susunan pegas paralel dapat kita temukan pada springbed, shockbreaker sepeda motor atau
alat olahraga yang digunakan untuk melatih otot. Ketika kita menarik alat olahraga tersebut dengan
posisi mendatar, pertambahan panjang semua pegas sama besar. Sehingga jika beberapa pegas
disusun paralel, kita mendapatkan persamaan :

Δxp = Δx1 = Δx2 =…= Δxn


Dimana :
Δxp = Pertambahan panjang pegas susunan paralel
Δx1, Δx2,…= Pertambahan panjang pegas 1, 2,…

Gambar 2.7 Susunan Pegas Paralel


Pada saat anda menarik alat tersebut, gaya yang anda berikan terbagi menjadi dua untuk
setiap pegas. Ini berarti jika rangkaian paralel terdiri dari beberapa tegas, gaya total yang anda
lakukan dapat dituliskan dengan persamaan berikut :
FP = F1 = F2 = . . .= Fn

Dengan menstubtitusikan persamaan F = kx , kita mendapatkan persamaan :


kPxP = k1x1 + k2x2+…+ kn
kPx = k1x + k2x +…+kn

sehingga kita mendapatkan persamaan konstanta pegas susunan paralel sebagai berikut :

kP = k1 + k2 +…+kn

kP = konstanta pegas susunan paralel (N/m)

Contoh Soal
6

Dua buah pegas identik memiliki konstanta pegas 600 N/m. tentukanlah konstanta pegas pengganti
dari kedua pegas tersebut jika :
a. Disusun seri
b. Disusun paralel
Penyelesaian
Diketahui : k1 = k2 = 600 N/m
Ditanya : a. ks =…?
b. kp =…?
Jawab :
1 1 1
a. = + b. kP = k1 + k2
ks k1 k2
1 1 1
ks
= 600 + 600 kP = 600 + 600
600
ks = 2
= 300 N⁄m kP = 1.200 N/m

Tugas
Selidikilah dari berbagai literatur tentang elastisitas sarang laba-laba
Selidikilah dari berbagai literatur tentang elastisitas tulang
Buatlah hasil penyelidikanmu dalam bentuk makalah

Anda mungkin juga menyukai