Anda di halaman 1dari 7

ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

ELASTISITAS
Sifat Elastisitas Bahan

Gambar 1. Karet yang ditarik


Siapkan sebuah karet dan lakukan seperti gambar. Rasakan apa yang terjadi kemudian jelaskan
dengan kalimat sendiri, apa yang dirasakan saat:
 Posisi karet tepat ketika membentuk posisi seperti gambar
 Jauhkan jarak kedua jari ke kanan-kiri dengan tetap mempertahamlam posisi karet ditepat
yang sama, apa yang dirasakan? 9semakin berat/sakit/ atau sama saja tidak semakin
berat/semakin sakit?)

Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke bentuk semula setelah
mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Ketika diberi
gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Karena
mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat
deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh
molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung
untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.
 Benda Elastis
Benda-benda yang memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang,
pegas, dan pelat logam disebut benda elastis. Benda elastis mempunyai batas elastisitas.
Jika gaya yang diberikan melebihi batas elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi
menahan gaya sehingga akan putus.
 Benda Plastis
Benda-benda yang tidak memiliki elastisitas (tidak kembali ke bentuk awalnya) disebut
benda plastis. Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan).
TEGANGAN (STRESS)

Tegangan menyatakan perbandingan antara gaya dengan luasan yang mendapat gaya, bila
dinyatakan dalam persamaan ditulis sebagai:
𝐹
𝜎=
𝐴
Dimana:
𝜎 = Tegangan (N/m2)
F = Gaya (Newton)
A = Luas bidang yang dikenai gaya (m2)
Menurut persamaan tersebut,nilai tegangan akan semakin besar apabila:
1. Gaya besar
2. Luasan kecil
3. Gaya besar dan luasan kecil

REGANGAN

Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang benda


mula-mula. Secara matematis regangan dinyatakan:
∆𝐿
𝜀=
𝐿𝑜
Dimana:
𝜀 = Regangan
∆𝐿 = Pertambahan panjang benda (m)
Lo = Panjang mula-mula benda (m)

MODULUS YOUNG
Perbandingan antara besaran tegangan dan regangan dinyatakan sebagai modulus young,
yaitu angka yang menggambarkan tingkat elastisitas suatu bahan. Semakin tinggi modulus
elastisitasnya, artinya bahan tersebut semakin kaku. Ini berarti untuk menekan bahan yang
memiliki modulus elastisitas/modulus Young besar membutuhkan gaya yang besar. Secara
matematis, untuk menentukan modulus young, digunakan persamaan:
𝜎
𝐸=
𝜀
Dimana:
E = Modulus Young (N/m2)
𝜎 = Tegangan (N/m2)
𝜀 = Regangan
Nilai modulus Young hanya bergantung pada jenis benda (komposisi benda), tidak
bergantung pada ukuran atau bentuk benda. Nilai modulus Young beberapa jenis bahan dapat
kalian lihat pada tabel dibawah ini Satuan SI untuk E adalah pascal (Pa) atau Nm2.

HUKUM HOOKE
Penggunaan pegas banyak di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Springbed, neraca pegas
dan masih banyak lagi alat-alat yang menggunakan sifat elastis pegas. Seperti ketika
menggantungkan benda di neraca pegas, maka pegas di dalamnya akan memanjang. Ketika
mengamati, akan menemukan bahwa sebuah beban dengan berat tertentu akan menyebabkan
pertambahan panjang yang berbeda untuk dua jenis pegas yang berbeda. Perbedaan pertambahan
panjang ini dibabkan karakteristik pegas yang dinyatakan sebagai konstanta pegas. Konstanta
pegas menggambarkan kekakuan pegas. Semakin besar konstanta yang dimiliki pegas, pegas
semakin kaku dan semakin sulit diregangkan atau ditekan. Begitu pula sebaliknya, jika konstanta
pegas kecil, pegas tersebut semakin mudah diregangkan atau ditekan. Maka dengan demikian, jika
konstanta pegas semakin besar maka gaya yang diberikan untuk meregangkan atau menekannya
juga semakin besar.
Secara matematis, hubungan kesebandingan antara besar gaya dan pertambahan pegas ini
mengharuskan adanya konsanta, yaitu konstanta pegas (k) yang secara fisis mewakili sifat pegas
ketika gaya. Berdasarkan grafik F = f (∆l), nilai konstanta pegas sama dengan kemiringan F = f
∆𝐹
(∆l), yaitu 𝑘 = = 𝑡𝑎𝑛𝜃 di beberapa buku fisika, pertambahan perubahan panjang pegas ini
∆𝐿
dinyatakan dengan Δx sehingga hubungan antara gaya, konstanta pegas dan pertambahan panjang
pegas dapat dinyatakan sebagai berikut :
F = k . ∆x
Dimana;
k = Tetapan pegas (N/m)
Menurut Hukum Hooke, gaya pemulih pada pegas yang berada di dalam batas elastisnya
akan selalu memenuhi persamaan berikut. dengan:
F = - k . ∆x
Dimana:
k = Tetapan pegas (N/m)
∆L=∆x= Pertambahan panjang pegas (m)
F = Gaya yang bekerja pada pegas (N)
Tanda minus (–) menyatakan arah gaya pemulih yang selalu berlawanan dengan
pertambahan panjang pegas.
Persamaan ini merupakan representasi matematis dari pernyataan Robert Hooke. Hooke
merupakan seorang ilmuwan Inggris yang mengemukakan “Jika gaya tidak melampaui batas
elastisitas pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.”

Garfik hubungan antara F dengan pertambahan panjang pada sebuah kawat


Berdasarkan persamaan tegangan dan regangan, maka hubungan modulus Young (E)
dengan gaya (F) untuk benda elastis selain pegas dapat ditentukan dengan :
Hukum hooke: F = k . ∆x
𝐹
𝜎 𝐴 𝐹.𝐿𝑜 𝐴𝐸
ModulusYoung: 𝐸 = = ∆𝐿 = 𝐴.∆𝐿 sehingga F = ∆𝐿
𝜀 𝐿𝑜
𝐿𝑜

Hubungan modulus Young (E) dengan gaya (F) untuk benda elastis selain pegas:
𝐴𝐸
𝑘=
𝐿𝑜

SUSUNAN PEGAS
A. SUSUNAN SERI

Gambar Susunan Pegas Seri

Susunan seri dapat di buat dengan cara menyambung pegas dengan pegas lain,
sehingga pegas gabungan semakin panjang. Pada susunan pegas seri gaya yang diberikan
beban akan sama pada setiap pegas
Fs = F1 = F2 = …= Fn
Dimana:
Fs = Besar gaya pada rangkaian seri (N)
F1, F2 = Besar gaya pada pegas 1, 2

Gaya F yang diberikan pada susunan pegas seri menyebabkan setiap pegas
bertambah panjang, maka pertambahan susunan seri pegas merupakan jumlah dari
pertambahan setiap pegas.
∆xs = ∆x 1 + ∆x 2 + …+∆xn
Dimana:
∆xs = Pertambahan pegas
∆x 1 , ∆x 2 = Pertambahan panjang pegas 1,2

Maka dari itu ditentukan hubungan Δx dan F dalam persamaan berikut :

Dari kedua persamaan tersebut, kita mendapatkan persamaan :

Karena F1 = F2 = …= Fn maka persamaan tersebut menjadi:


B. SUSUNAN PARALEL

Gambar Susunan Pegas Paralel

Susunan pegas paralel dapat ditemukan pada springbed, shockbreaker sepeda


motor atau alat olahraga yang digunakan untuk melatih otot. Ketika kita menarik alat
olahraga tersebut dengan posisi mendatar, pertambahan panjang semua pegas sama besar.
Sehingga jika beberapa pegas disusun paralel, kita mendapatkan persamaan :

Dimana:
Δxp = Pertambahan panjang pegas susunan paralel
Δx1 , Δx2 ,…= Pertambahan panjang pegas 1, 2,…
Pada saat menarik alat tersebut, gaya yang diberikan terbagi menjadi dua untuk
setiap pegas. Ini berarti jika rangkaian paralel terdiri dari beberapa tegas, gaya total yang
anda lakukan dapat dituliskan dengan persamaan berikut :

Dengan menstubtitusikan persamaan F = kx , kita mendapatkan persamaan :

sehingga didapatkan persamaan konstanta pegas susunan paralel sebagai berikut :

C. SUSUNAN CAMPURAN
Dua pegas atau lebih dapat disusun secara seri, paralel atau gabungan. Setiap
susunan mempunyai rumus konstanta gabungan masing-masing yang sudah kita bahas
sebelumnya. Berikut contoh susunan campuran atau gabungan dari seri-paralel.
Gambar Susunan Pegas Gabungan Seri-Paralel

Anda mungkin juga menyukai