Tujuan kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inivatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan
peradaban dunia.
Tujuan pembelajaran Fisika sesuai 2013
Tujuan pembelajaran Fisika yang sesuai dengan kurikulum 2013 adalah untuk menguasai konsep
dan prinsip serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu penegetahuan dan teknologi.
Metode dan model serta pendekatan yang disarankan untuk pembelajaran Fisika sesuai
kurikulum 2013
a. Metode
1. Metode Pembelajaran Examples non Examples
Metode menginstruksikan pada para siswa menganalisis gambar secara berkelompok lalu
mendiskusikan hasilnya. Langkah-langkah dari metode ini:
Dengan metode ini, siswa akan mengurutkan gambar berseri yang disusun secara acak.
Sembari mengurutkan siswa diminta untuk memaparkan alasan pengurutannya. Langkah-
langkahnya metode picture and picture adalah:
Metode ini terdiri dari tugas diberi nomor. Tujuan metode ini adalah agar dipelajari oleh
siswa yang mendapatkan nomor tersebut dalam kelompok yang berbeda. Setelah itu masing-
masing siswa pemegang nomor akan berbagi dengan anggota kelompok dan kelompok
lainnya.
Metode Naskah Kooperatif mengajak peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian
untuk menjadi pembicara dan pendengar. Langkah-langkahnya meliputi:
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa dalam kelompok akan
mendapatkan nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor yang didapatkan . Contohnya
siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan
3. Jika diperlukan, guru dapat meminta siswa untuk bekerja kelompok
4. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain
5. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka
6. Siswa melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
7. Penutup
Metode ini mengelompokkan siswa menurut prestasi, gender, suku, dan sebagainya. Lantas
kelompok siswa diminta untuk mengerjakan tugas kelompok. Kemudian evaluasi dilakukan
dalam bentuk tes atau kuis. Nah dalam tes ini, kelompok tidak boleh saling membantu.
1. Kelompok siswa dibentuk dengan jumlah empat orang berdasarkan kategori tertentu
seperti prestasi, jenis kelamin, atau suku
2. Guru menyajikan materi pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk tiap anggota. Anggota kelompok yang telah
memahami materi harus menjelaskannya kepada anggota lain hingga semua anggota
kelompok memahaminya
4. Guru memberi pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis, siswa tidak
boleh saling membantu
5. Guru memberi evaluasi
6. Penutup yang berisi kesimpulan
Metode pembelajaran ini meminta siswa untuk secara berpasangan untuk menyampaikan
materi yang diterima dari guru dan mencatatnya secara bergantian.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menyajikan materi
sebagaimana biasa
2. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang
3. Siswa meminta salah satu dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil
4. Secara bergiliran siswa menyampaikan hasil wawancara dengan pasangannya
5. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa
6. Penutup
Pada metode ini, guru memberikan permasalahan kepada siswa. Kemudian siswa membuat
peta konsepnya dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Langkah-langkah metode
mind mapping, yakni:
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.
Guna memperkuat pendekatan saintifik serta pendekatan rekayasa dan teknologi serta mendorong
kemampuan peserta didik menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka
diterapkan strategi pembelajaran menggunakan model model pembelajaran penyingkapan (inquiry
learning), pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis
hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) serta pelatihan
berbasis produk (production based training) dan pembelajaran berbasis proyek (project based
learning) sertateaching factorysesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan.
Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih,
2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi (pengambilan keputusan/kesimpulan). Proses tersebut
disebutcognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of
assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui
penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003).
Tujuan Pembelajaran Inquiry untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logis
dan kritis sebagai bagian dari proses mental.
Orientasi masalah;
Pengumpulan data dan verifikasi;
Pengumpulan data melalui eksperimen;
Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
Analisis proses inkuiri.
3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Kurikulum 2013 Revisi 2017
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik
secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi
permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).Problem Based
Learning untuk pemecahan masalah yang komplek, problem-problem nyata dengan menggunakan
pendekataan studi kasus.Peserta didik melakukan penelitian dan menetapan solusi untuk
pemecahan masalah. (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111).
Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
terdiri atas:
Mengidentifikasi masalah;
Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-
informasi yang relevan;
Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan
mengecek perbedaan pandang;
Melakukan tindakan strategis, dan
Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93)
terdiri atas:
Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam
kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau
permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam
upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan
kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/ taksonomi tingkat kreativitas
yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Model inimerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana
peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja
industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali
mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.
Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT/PBET adalah untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan
kerjasama(berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.
Merencanakan produk;
Melaksanakan proses produksi;
Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
Mengembangkan rencana pemasaran.
Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang
mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana
seperti yang terjadi di industri.Pelaksanaan teaching factory menuntut keterlibatan mutlak pihak
industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah
dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
c. Pendekatan
Pendekatan yang disarankan untuk pembelajaran Fisika sesuai kurikulum 2013 adalah pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan
saitifik berfokus pada keaktifan sisiwa dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan ini
diharapkan dapat meningkatkan prestesi mereka dalam pembelajaran fisika.