Anda di halaman 1dari 15

C.

Hukum Hooke
Versi Bahasa Inggris (Klik Disini)
Benda elastisitas juga memiliki batas elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya
tertentu dan kemudian dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti
berarti gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga dinamakan
keadaan plastis.
Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah
panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya
pemulih
.
Pertambahan panjang pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang
diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa:
jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tariknya

Gambar 4. Pengaruh Gaya (F) Terhadap Perubahan Panjang Pegas (L)


Besar gaya pemulih
berlawanan:

sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu ,tetapi arahnya

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang ditarik sepanjang
adalah : Fr = -kL
dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.
Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam SI, satuan k adalah
. Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah
dengan simpangan pegas.

Laporan Penelitian Hukum Hooke

1. Judul
Percobaan Hukum Hooke
2. Landasan Teori
k merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran kelenturan
pegas. Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 1703) pada tahun 1678,
karenanya dikenal sebagai hukum Hooke.
Bunyi Hukum Hooke:

jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas
berbanding lurus dengan gaya tariknya

Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka,
setelah gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya
berlaku hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang
dapat diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas
tidak dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dan
pertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas. F = k.x Atau
F = k (tetap dalam artian pegas tidak mengalami perubahan panjang), k adalah suatu tetapan
perbandingan yang disebut tetapan pegas yang nilainya berbeda untuk pegas yang berbeda.
Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuan Hukum Hooke dalam SI
adalah N/m.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan
bahwa pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah
proporsional atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional.
Struktur yang mengikuti hukum Hooke dikatakan elastis linier dimana hubungan F dan X
berupa garis lurus. Lihat Gambar 1.A. , sedangkan struktur yang tidak mengikuti hukum
Hooke dikatakan Elastis non linier, lihat Gambar 1.B.

1. Tujuan
Untuk menyelidiki hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
Untuk mengetahui pengaruh gaya dan pertambahan panjang terhadap konstanta Elastis
Linear atau Elastis Non Linear.
2.

Alat dan Bahan


Penyangga
Pegas
Beban
Penggaris

3. Cara Kerja
I. Merangkai Alat dan bahan.
II. Mengamati dan mengukur perubahaan panjang pegas, dilakukan sebanyak 5 kali percobaan
dengan massa beban yang berbeda.
III. Cara membaca mistar dengan menghitung mulai dari garis angka nol.
4. Hasil Pengamatan
No
Massa (g)
.
1.
20
2.
40
3.
90
4.
140
5.
190

X0
(cm)
11,4
11,4
11,4
11,4
11,4

X1 (cm)
13,0
14,8
19,4
24,0
29,0

5. Pembahasan.
I. Ubah satuan kedalam SI (Satuan Internasional)
No
Massa (kg)
X0 (m)
X1 (m)
.
1.
20 . 10-3
11,4 . 10-2
13,0 . 10-2
-3
-2
2.
40 . 10
11,4 . 10
14,8 . 10-2
3.
90 . 10-3
11,4 . 10-2
19,4 . 10-2
-3
-2
4.
140 . 10
11,4 . 10
24,0 . 10-2
5.
190 . 10-3
11,4 . 10-2
29,0 . 10-2
II.

Mencari Perubahan Panjang (X)


X1 = X1.1 X0
X4 = X1.4 X0
-2
-2
X1 = 13,0 . 10 11,4 . 10
X4 = 24,0 . 10-2 11,4 . 10-2
-2
= 1,6 . 10 m.
= 12,6 . 10-2 m.
X2 = X1.2 X0
X2 = 14,8 . 10-2 11,4 . 10-2
= 3,4 . 10-2 m.

X5 = X1.5 X0
X5 = 29,0 . 10-2 11,4 . 10-2
= 17,6 . 10-2 m.

X3 = X1.3 X0
X3 = 19,4 . 10-2 11,4 . 10-2
= 8,0 . 10-2 m.
III. Mencari Besar Gaya (F)
F1 = m.g
F1 = 20 . 10-3 . 10
= 200. 10-3 N
F2 = m.g
F2 = 40 . 10-3 . 10
= 400. 10-3 N
F3 = m.g
F3 = 90 . 10-3 . 10
= 900. 10-3 N
IV.

Mencari Konstanta Pegas (k)

F4 = m.g
F4 = 140 . 10-3 . 10
= 1400. 10-3 N
F5 = m.g
F5 = 190 . 10-3 . 10
= 1900. 10-3 N

V. Hasil Akhir pengamatan


No
Massa (kg)
X0 (m)
.
1.
20 . 10-3
11,4 . 10-2
3
2.
40.10
11,4.102
3.
90.103
11,4.102
4.
140.103
11,4.102
3
5.
190.10
11,4.102

X1 (m)
13,0 . 10-2
14,8.102
19,4.102
24,0.102
29,0.102

X (m)

F (N)

k(N/m)

1,6 . 10-2
3,4.102
8,0.102
12,6.102
17,6.102

200 . 10-3
400.103
900.103
1400.103
1900.103

12,50
11,76
11,25
11,11
10,79

Daftar Pustaka
Minggu, 03 Maret 2013, 05:08. http://gracep3.wordpress.com/fisika/teori-hukum-hooke/
Minggu, 03 Maret 2013, 05:12. http://gurumuda.net/hukum-hooke.htm
Minggu, 03 Maret 2013, 05:24. http://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-2/bab-2elastisitas-bahan/c-hukum-hooke/
Siswanto, Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisik. Jakarta: Citra Aji Parama

Teori Hukum Hooke

Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertikal


Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang
terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara
proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya,
atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
F adalah gaya (dalam unit newton)
k adalah konstante pegas (dalam newton per meter)
x adalah jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit meter).
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas
danpertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas.F = k.x
Atau : F = k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang disebut tetapan pegas yang
nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan
panjang. Satuannya dalam SI adalah N/m
Hukum Hooke.
Salah satu prinsip dasar dari analisa struktur adalah hukum Hooke yang menyatakan bahwa
pada suatu struktur : hubungan tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah proporsional
atau hubungan beban (load) dan deformasi (deformations) adalah proporsional.

Jika anda menarik karet gelang atau karet ban sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, panjang karet kembali seperti semula. Demikian juga
ketika anda merentangkan pegas, pegas tersebut bertambah panjang. Setelah dilepaskan,
panjang pegas kembali seperti semula. Pegas atau karet bertambah panjang ketika ditarik dan
panjangnya kembali seperti semula setelah tarikan dilepaskan karena pegas atau karet bersifat
elastis. Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuknya
semula ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.

Pernah mengunyah permen karet ? Jika permen karet ditarik menggunakan kedua tangan
anda, permen karet bertambah panjang. Setelah tarikanmu dilepaskan, bentuk permen karet
tetap seperti itu atau panjang permen karet tidak kembali seperti semula. Demikian juga
plastisin, tanah liat dll. Benda-benda seperti permen karet, plastisin dan tanah liat disebut
sebagai benda plastis. Benda elastis seperti pegas juga bisa berubah menjadi plastis jika
ditarik dengan gaya yang besar dan melewati batas elastisnya.
Jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan meregang dan bertambah panjang (gambar 1).
Jika gaya tarik tidak sangat besar, ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas sebanding
dengan besar gaya tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap pertambahan
panjang pegas bernilai konstan.

Perbandingan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan, yang
ditandai oleh kemiringan grafik yang sama (gambar 2).

k merupakan konstanta pegas atau koofisien elastisitas pegas atau ukuran kelenturan pegas.
Hubungan ini pertama kali diamati oleh Robert Hooke (1635 1703) pada tahun 1678,
karenanya dikenal sebagai hukum Hooke.
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka setelah
gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya berlaku
hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat
diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak
dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.

Bila suatu pegas diberikan beban (w) maka pegas akan bertambah panjang (x) :

maka berlaku hubungan :

Keterangan :
F = gaya pegas (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada pegas justru berlawanan dengan
gaya yang kita berikan (misal : jika pegas kita tarik ke bawah maka menimbulkan gaya pegas
ke atas) dan bila hanya ditanya nilainya saja maka tanda negatif tersebut boleh tidak
dicantumkan. Bila pertambahan panjang pegas disebabkan oleh beban (w) yang digantungkan
pada
salah
satu
ujungnya,
maka
berlaku
hubungan
:
Gaya

(F)

Berat

Sedangkan beban tersebut dapat dicari dengan rumus :

Keterangan :
w = berat beban (N)
m = massa beban (kg)
g = percepatan grafitasi (m/s2)

Beban

(w)

besarnya percepatan grafitasi biasanya = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2. Biasanya dalam soal sudah
dicantumkan dan seandainya belum maka biasanya percepatan grafitasi yang dipakai yang 10
m/s2.
Besar energi potensial pegas dapat dihitung dengan rumus :

atau

Hubungan antara gaya dan pertambahan panjang dapat digambarkan dalam grafik sebagai
berikut :

Susunan Pegas

a. Susunan Seri
besar konstanta gabungannya :

setelah mendapat nilai 1/ks jangan lupa dibalik untuk mendapatkan nilai ks.
jika nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :

n = banyaknya pegas
b. Susunan Paralel
besar konstanta gabungannya :

jika nilai k1 = k2 = k3 = .... maka :

n = banyaknya pegas
Bila susunan pegas terdiri dari gabungan susunan seri dan paralel maka harus ditentukan
dahulu bagian yang digabung terlebih dahulu. jika diibaratkan aliran sungai maka bagian
cabang yang terumitlah yang digabung terlebih dahulu, baru kemudian hasil gabungan
tersebut digabung dengan bagian yang lain....intinya penggabungan secara seri dan paralel
mempunyai rumus yang berbeda sehingga tidak mungkin dikerjakan bersama-sama, di dalam
rangkaian paralel bisa jadi ada bagian yang harus diseri terlebih dahulu dan sebaliknya dalam
rangkaian seri bisa jadi ada bagian yang harus diparalel terlebih dahulu, seperti contoh di
bawah ini :

Modulus Young/Elastis
jika ada benda yang bersifat elastis dengan panjang tertentu kemudian ditarik dengan gaya
tertentu yang mengakibatkan pertambahan panjang benda tersebut maka berlaku hubungan :

pengambaran di atas diasumsikan luas penampangnya berbentuk lingkaran.... dan besarnya


tegangan (T) dan regangan dari peristiwa tersebut dapat dicari dengan rumus :
Tegangan (T) :

gaya

(N)

Regangan (e) :

dan nilai modulus young/elastinya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) :

Periode
Periode ( T ) :

Frekuensi ( f ) :

dan

Frekuensi

pada

Pegas

Keterangan
k
=
m = massa beban pada pegas ( kg )

konstanta

:
pegas

Tegangan (Stress)

Pada gambar di atas, seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya tarik F
pada ujung-ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan (stress), yang
didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas
penampangnya (A).

dengan
= tegangan/stress (N/m2 atau pascal),
F = gaya tekan/tarik (N), dan
A = luas penampang yang ditekan/ditarik (m2).

Regangan (Strain)
Perhatikan kembali gambar di atas, gaya tarik yang dikerjakan pada batang kawat hingga
panjang kawat semula L bertambah sebesar L. Regangan (strain) e didefinisikan sebagai hasil
bagi antara pertambahan panjang L dengan panjang awal L.

Grafik Hubungan Gaya dengan Pertambahan Panjang Pegas


Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau
bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya
untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar,
sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar
dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan
semula. Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu, dinamakan
batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas elastisitasnya,
benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan.

Perhatikan gambar di atas, pegas ditarik dengan gaya F akan meregang, kemudian ketika gaya
tersebut dilepaskan pegas akan kembali ke bentuk semulanya. Jika gaya yang diberikan terus

diperbesar, maka hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat
digambarkan dengan grafik seperti pada Gambar berikut.

Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) pegas adalah elastis. Ini berarti jika tegangan
dihilangkan, pegas akan kembali ke bentuk semula. Dalam daerah deformasi elastis terdapat
daerah yang grafiknya linear (garis lurus), yaitu OA. Dari O sampai A berlaku hukum Hooke, dan
A disebut batas Hukum Hooke.
B adalah batas elastis. Di atas titik itu deformasi pegas adalah plastis. Jika tegangan dihilangkan
dalam daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, pegas tidak akan kembali ke bentuk semula,
melainkan mengalami deformasi permanen.
C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik itu hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil
untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang dapat kita
berikan tepat sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile stress). E
adalah titik patah. Jika tegangan yang kita berikan mencapai titik E, maka pegas akan patah.

Anda mungkin juga menyukai