Anda di halaman 1dari 6

HUKUM HOOKE

I. Tujuan Percobaan
Menentukan hubungan antara gaya (F) yang bekerja pada pegas dengan
pertambahan panjang pegas (x) dan konstanta pegas (k).

II. Teori dasar


Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis.  Elastis atau elastisitas
adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika
gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan  perubahan
bentuk adalah pertambahan panjang.
 Gaya yang diberikan jugamemiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet
bisa putus jika gaya tarik yangdiberikan sangat besar, melawati batas
elastisitasnya. Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke
bentuk semula jika diregangkan dengan gayayang sangat besar. Jadi benda-
benda elastis tersebut memiliki bataselastisitas. Tegangan didefinisikan sebagai
hasil bagi antara gaya tarik denganluas penampang benda. Regangan
didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang benda ketika
diberi gaya dengan panjang awal benda.Gaya elastisitas / pegas adalah gaya
yang mengembalikan pegas agarkembali ke bentuk semula setelah
meregang/menekan. Gaya pegas berlawanan arah dengan gaya berat dan
pertambahan panjang. Hukum hooke adalah hukum atau ketentuan dalam
bidang fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Besarnya
gaya Hooke berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi
normalnya. (Sunaryono dan Taufiq, 2010).
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang
meregangkan pegas dan pertambahan panjang (X), secara matematis : F = k.
Δx
Dengan : 
F = Gaya yang diberikan 
(N)k = konstanta pegas (N/m)

Δx = pertambahan panjang pegas (m)1 


Hukum Hooke dapat digunakan untuk menyatakan hubungan gaya (F)
yang membuat pegas meregang dengan penambahan jumlah panjang pegas (x)
di area elastis pegas. Berat beban dan pertambahan gaya pegas keduanya
berbanding lurus. Benda yang bergerak secara bolak-balik pada suatu titik
tertentu maka geraknya bisa disebut bergetar. Ada banyak jenis getaran, salah
satunya ditemukan pada gerak harmoni sederhana.  Contohnya adalah gerak
benda saat digantungkan pada pegas dan gerak ayunan dari bandul dengan
amplitudo yang kecil. Saat benda-benda tersebut bergerak, terdapat gaya
pemulih yang bekerja dengan arah selalu menuju titik kesetimbangan dari
benda.  Semua benda yang bersifat elastis memiliki gaya tersebut. Gaya
pemulih merupakan gaya yang muncul untuk menarik kembali sebuah benda
yang melekat pada benda elastis. Hal ini terjadi juga pada pegas. Sifat elastis
pada pegas membuatnya mampu kembali berada pada kondisi setimbang
seperti semula saat gaya regang atau gaya tekan yang diberikan telah
dihilangkan. Hal ini akan terjadi jika ada gaya pemulih.  Ilmuwan yang
pertama kali melakukan uji coba adalah Robert Hooke. Berdasarkan hasil
percobaannya, dapat disimpulkan bahwa sifat elastis pegas terbatas. Besarnya
gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang dari pegas tersebut. Suatu
pegas jika ditarik menggunakan gaya tertentu pada daerah yang masih dalam
batas kelentingannya, maka akan bertambah panjang yang dinyatakan
dalam ∆x (Saripudin,dkk, 2009).
Selain itu, juga dijumpai pada beberapa benda seperti mikroskop,
teleskop, alat untuk mengukur percepatan gravitasi bumi, jam yang dilengkapi
peer untuk mengatur waktu, ayunan pegas, kronometer, sambungan pada
tongkat persneling di berbagai jenis kendaraan dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan bahwa kehadiran hukum Hooke memberikan dampak positif bagi
kehidupan.  Banyak peralatan yang diciptakan guna menunjang aktivitas
manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip dari hukum Hooke. Hukum Hooke
merupakan perbandingan regangan dan tegangan dalam suatu deformasi elastis
dan mempunyai rentang keabsahan yang terbatas. Jika grafik tegangan
diplotkan sebagai fungsi dari regangan dan hukum tersebut terpenuhi maka
grafik yang terbentuk adalah garis lurus. Deformasi bersifat reversibel atau
bolak balik dan gaya bersifat kekal. Energi yang digunakan untuk
menghasilkan deformasi akan kembali saat tegangan hilang. (Young and
Freedman, 2002). Bunyi dari hukum Hooke adalah: “Pertambahan dari panjang
pegas akan sebanding dengan gaya tarik yang mengenai pegas sebelum
melewati batas elastisitas pegas.” Konstanta pegas nilainya dapat berubah jika
pegas disusun membentuk suatu rangkaian. Hal ini penting untuk diketahui jika
ingin memperoleh nilai konstanta pegas dengan tujuan tertentu. Contohnya saat
merancang pegas untuk diaplikasikan pada shockbreaker  (Sunaryono dan
Taufiq, 2010).
Besarnya konstanta secara keseluruhan dalam rangkaian pegas sangat
dipengaruhi oleh jenisnya. Menurut Saripudin dkk (2009), ada dua jenis
rangkaian yang bisa dipilih, yaitu: 
1. Rangkaian Pegas seri
Besarnya gaya yang bekerja pada masing-masing pegas yaitu F. Pegas
tersebut akan memiliki total pertambahan (∆xtotal) hasil penjumlahan dari
∆x1  dan ∆x2. Berdasarkan hukum Hooke, total dari konstanta pegas pada
susunan seri adalah:
∆xtotal = F/k1 + F/k2
∆xtotal / F = 1/k1 + 1/k2
1/ktotal = 1/k1 + 1/k2 + 1/k3 + …. + 1/kn
kn merupakan konstanta pegas ke-n
2. Rangkaian Pegas Pararel
Pada susunan paralel, jika pegas ditarik menggunakan gaya F maka
setiap pegas akan mendapat gaya tarik F1 dan F2. Menurut hukum Hooke,
konstanta pegas totalnya adalah seperti di bawah ini:
Ftotal  =  F1 + F2
Ftotal  =  ∆x (k1 + k2)
Ftotal /∆x = k1 + k2
ktotal = k1 + k2 + k3 + …. + kn
Keterangan: kn adalah konstanta pegas ke-n
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak benda yang bergetar. Senar
gitar yang sering andamain atau dimainkan oleh gitaris grup band musik
terkenal yang kadang membuat anda menjerithisteris bahkan sampai menangis
tersedu-sedu, getaran garputala, getaran mobil ketika mesinnyadinyalakan atau
ketika mobil mencium mobil lainnya hingga penumpangnya babak belur. Ingat
jugaketika anda tertawa tepingkal-pingkal tubuh anda juga bergetar , demikian
juga rumah anda yangbergetar dahsyat hingga ambruk ketika gempa bumi.
Sangat banyak contoh getaran dalam kehidupankita, sehingga jika disebutkan
satu persatu maka tentu akan sangat melelahkan.Getaran dan gelombang
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Gelombang, baik itugelombang air
laut , gelombang gempa bumi, gelombang suara yang merambat di udara;
semuanyabersumber pada getaran. Dengan kata lain getaran adalah penyebab
adanya gelombang.

III. Alat yang diperlukan


1) VTT Konsole / Syneo
2) Force sensor
3) Pegas helik
4) Support
5) Lock grip pliers
6) Box of masses (10 gr, 20 gr, 50 gr, 100 gr)
7) Ruler

IV. Prosedur Percobaan


1. Lihat Gambar 12 (Rangkaian P1.1);
2. Pasang force sensor pada penyangg;
3. Pasang pegas pada force sensor;
4. Hubungkan force sensor pada VTT Konsole/Syneo;
5. Kaitkan pegas pada statip Lock grip pliers dan letakan pada posisi yang
kita anggap nyaman;
6. Lihat dan perhatikan rangkaian sambungan force sensor pada VTT
Konsole/Syneo dan force sensor pada penyangga seperti gambar di bawah;

7. Atur hingga penunjukan force sensor pada nilai 0 ketika tidak ada beban
pada pegas dengan cara menekan 2 tombol pada force sensor secara
bersamaan bilamana tidak pada nilai 0 maka terjadi F koreksi (zero check);
8. Pasang penggaris pada posisi tegak, sejajar dengan pegas;
9. Ukur panjang pegas tanpa beban menggunakan mistar pada posisi ujung
sampai ujung pegas dan catat nilainya sebagai panjang awal pegas
dianggap sebagai X0;
10. Pada layar VTT / Syneo tempatkan force sensor sebagai ordinat (sumbu Y)
dan hand manual pada absis (sumbu X);
11. Klik force sensor pada layar VTT / Syneo dengan memberi satuan N;
12. Klik hand manual pada layar VTT / Syneo dengan memberi satuan
Panjang x dalam cm;
13. Tekan start pada nilai F = 0 N, ketik 0 cm pada absis. Klik ok next;
14. Gantungkan sebuah beban (m1) dengan massa 10 g sebagai beban awal
pada pegas, catat panjang pegas akibat penambahan beban tersebut;
15. Setelah pegas diam catat posisi ujung pegas pada mistar sehingga
diperoleh X1 dan m1;
16. Ulangi langkah 13 dan 14 dengan menambah beban pada pegas sehingga
diperoleh X2 dan m2 dan seterusnya hingga penambahan beban 100gram;
17. Penambahkan beban secara bertahap pada pegas mulai dari 10 gram
hingga 100 gram (penambahan beban setiap 10 gram). Catat perubahan x
pada absis sebelum ok next seperti dalam tabel di bawah ini;
18. Inputkan hasil pengamatan pada Tabel 1;
19. Buat grafik hubungan antara F dan ∆x;
20. Ukur gradien grafik dan hitung nilai konstanta pegasnya
21. Selesai, tekan stop pada VTT / Syneo. Lihat tampilan grafiknya kemudian
cetak report dari VTT / Syneo;
22. Laporkan pada dosen/instruktur/asisten laboratorium untuk melihat hasil
percobaan;
23. Hasil percobaan ini bila berhasil akan mendapatkan grafik seperti Gambar

V. Hasil Pengamatan
Dari pratikum yang telah dilakukan didapat data sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai