Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA "HUKUM HOOKE"

http://penacahaya88.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-
fisika-hukum-hooke.html
A. Judul Kegiatan
"Praktikum Hukum Hooke"

B. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sering menggunakan hukum-hukum fisika untuk
membantu kita dalam melakukan banyak hal. Salah satu hukum yang sering
dipakai yaitu hukum hooke, yaitu hukum yang digunakan untuk mencari besar
konstanta pada pegas dengan memperhitungkan pengaruh dari gaya yang
diberikan pada benda dan massa benda itu sendiri.
Untuk membuktikan hukum hooke tersebut, kami telah melakukan
praktikum fisika tentang hukum hooke dan telah merumuskan hasil praktikum
tersebut ke dalam laporan ini.

C. Tujuan Kegiatan
1. Mempelajari Hukum Hooke
2. Menentukan konstanta pegas

D. Landasan Teori
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Elastis atau
elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah
gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut
berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk
adalah pertambahan panjang. Perlu diketahui bahwa gaya yang diberikan juga
memiliki batas-batas tertentu. Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang
diberikan sangat besar, melawati batas elastisitasnya.
Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk semula jika
diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis tersebut
memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas
tersebut tidak diberikan gaya. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara
gaya tarik dengan luas penampang benda. Regangan didefinisikan sebagai hasil
bagi antara pertambahan panjang benda ketika diberi gaya dengan panjang awal
benda.
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang
cukup banyak dijumpai gejalanya. Dalam getaran, sebuah benda melakukan
gerak bolak - balik menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu
yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak - balik dinamakan periode
(dilambangkan dengan T, satuannya sekon (s). Simpangan maksimum getaran
dinamakan amplitudo.
Hukum Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. Elastisitas benda
hanya berlaku sampai suatu batas yaitu batas elastisitas. Grafik tegangan
terhadap regangan untuk menjelaskan hukum Hooke: Titik O ke titik B adalah
masa deformasi elastis, yaitu perubahan bentuk yang dapat kembali ke bentuk
semula. Titik A adalah batas hukum Hooke yang grafiknya merupakan garis
lurus. Titik B adalah batas elastis, dan grafik selanjutnya merupakan masa
deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula. Titik C adalah titik tekuk (yield point), dimana hanya dibutuhkan gaya
yang kecil untuk memperbesar pertambahan panjang. Titik D adalah tegangan
maksimum (ultimate stress), dimana benda benar-benar mengalami perubahan
bentuk secara permanen. Titik E adalah titik patah, dimana benda akan
patah/putus bila gaya yang diberikan sampai ke titik tersebut.
Gaya elastisitas/pegas adalah gaya yang mengembalikan pegas agar
kembali ke bentuk semula setelah meregang/menekan. Gaya pegas berlawanan
arah dengan gaya berat dan pertambahan panjang, dapat dirumuskan, tetapan
pegas dapat ditentukan melalui penjelasan dan persamaan berikut:
Hukum Hooke untuk pegas yang bergerak secara vertical. Hukum
Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika
yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya
Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan
pegas dari posisi normalnya,
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang (X), didaerah yang ada dalam batas kelentingan
pegas.F = k.x Atau : F = k (tetap) xk adalah suatu tetapan perbandingan yang
disebut tetapan pegas yang nilainyaberbeda untuk pegas yang berbeda.Tetapan
pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang. Satuannya dalam SI adalah
N/m.
Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak,
yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah satu -
satunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II
Newton Atau Persamaan diatas merupakan persamaan gerak getaran selaras
(simple harmonic motion). Dalam getaran selaras, benda berosilasi di antara dua
posisi dalam waktu (periode) tertentu dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum (amplitudo) getaran
tetap. Dapat ditulis menjadi Persamaan diatas disebut persamaan diferensial,
karena mengandung suku yang berupa diferensial. Penyelesaian dari Persamaan
tersebut dapat berbentuk Gambar simpangan getaran selaras sederhana. Fungsi
x periodik dan berulang pada simpangan yang sama dengan keanikan sebesar 2
Periode getaran T adalah waktu yang diperlukan benda untuk menjalani gerakan
satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x pada saat t sama dengan nilai x pada saat
t + T.
Berdasarkan kenyataan ini dapat diketahui bahwa:
Kebalikan dari periode dinamakan f. Frekuensi menyatakan jumlah
getaran per satuan waktu. Satuannya adalah hertz (Hz) Dengan demikian,
frekuensi sudutnya adalah Persamaan gerak getaran di atas dapat juga
dinyatakan dalam cosinus, yaitu Suatu getaran memiliki persamaan simpangan
unik yang bentuk denitifnya ditentukan oleh posisi awal dan kecepatan awal
(keduanya sering disebut sebagai syarat awal). Karakteristik Rangkaian Pegas
Pada dasarnya rangkaian pegas ada dua, yaitu rangakaian seri dan paralel. Jika
sebuah sistem tersusun atas rangkaian seri dan paralel, rangkaian itu disebut
rangakaian kompleks.
Dalam bahasan ini akan dijelaskan nilai konstanta pegas (k) sistem
untuk pegas-pegas yang tersusun secara seri dan paralel. Pada rangkaian seri,
gaya yang bekerja pada setiap pegas sama tetapi pertambahan panjang setiap
pegas berbeda. Sedangkan pada rangkaina paralel, gaya yang bekerja pada
setiap pegas berbeda tetapi pertambahan panjang setiap pegas adalah sama.
Contoh rangkaian seri dan paralel dari tiga pegas dapat dilihat dari percobaan
berikut : Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Untuk rangkaian pegas secara seri
berlaku kaitan, yitu perubahan panjang total pegas merupakan penjumlahan
perubahan panjang masing-masing pegas. Sehingga, dapat dirumuskan :
xtotal = x1 + x2 + x3

Dengan menerapkan hukum Hooke F = k x dan gaya pada setiap pegas sama
dengan gaya total yang bekerja ( ), diperoleh nilai konstanta pegas untuk
rangkaian pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara seri,
nilai konstanta pegas totalnya adalah Jika hanya ada dua pegas yang disusun
secara seri, nilai konstanta pegas totalnya adalah Sedangkan dengan rangkaian
pegas secara paralel berlaku kaitan gaya total yang bekerja pada pegas sama
dengan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing pegas, yaitu
dengan menerapkan hukum Hooke F = k x dan pertambahan panjang pada
masing-masing pegas sama dengan pertambahan panjang
total(xtotal=x1=x2= x3), diperoleh nilai konstanta pegas untuk rangkaian
pegas secara seri adalah Jika ada n pegas yang tersusun secara paralel, nilai
konstanta pegas totalnya adalah Benda yang melakukan gerak lurus berubah
beraturan, mempunyai percepatan yang tetap, Ini berarti pada benda senantiasa
bekerja gaya yang tetap baik arahnya maupun besarnya. Bila gayanya selalu
berubah-ubah, percepatannyapun berubah-ubah pula.

E. Alat Dan Bahan


1. Pegas
2. Mistar
3. Statif dan Penjepitnya
4. Stopwatch atau jam
5. Beban
F. Langkah Kerja
1. Mengukur masa beban yang akan digunakan.
2. Mengukur panjang pegas sebelum diberi beban
3. Mengukur panjang pegas setelah diberi beban.
4. Mengalikan masa beban dengan besar gaya gravitasi.
5. Mencari nilai kontanta dengan cara membagi nilai gaya yang bekerja pada
pegas dengan masa beban pada pegas tersebut.

G. Hasil Pengamatan
No Massa (gr) x
1. 100 gr 26 cm
2. 150 gr 28 cm
3. 200 gr 29 cm
4. 220 gr 30 cm
5. 250 gr 31 cm
Ketika pegas ditarik sekitar 10 cm dan sampai getaran 20 getaran dengan massa
yang berbeda-beda, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
No Massa (gr) Waktu (s) Getaran
1. 100 gr 8s 20 getaran
2. 150 gr 10s 20 getaran
3. 200 gr 12s 20 getaran
JJika x0 4. 220 gr 12s 20 getaran
= 15 cm 5. 250 gr 13s 20 getaran
dan g=
10 maka diperoleh data sebagai berikut :
No Massa (kg) X = x-x0 (cm) F= m.g (N) K = F/ X (N/m)
1. 0,1 kg 0,11 m 1N 9,090 N/m
2. 0,15 kg 0,13 m 1,5 N 11,538 N/m
3. 0,2 kg 0,14 m 2N 14,285 N/m
4. 0,22 kg 0,15 m 2,2 N 14,666 N/m
5. 0,25 kg 0,16 m 2,5 N 15,625 N/m

H. Pembahasan
Hukum Hooke
Berdasarkan data hasil pengamatan dengan massa beban yang berbeda maka
dapat diperoleh data pada percobaan hukum Hooke. Percobaan pertama dengan
massa beban seberat 100 gr pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,11 m,
percobaan kedua dengan massa 150 gr pertambahan panjang pegasnya
diperoleh 0,13 m, percobaan ketiga dengan massa 200 gr pertambahan panjang
pegasnya diperoleh 0,14 m, percobaan keempat dengan massa 220 gr
pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,15 m, dan pada percobaan terakhir
yaitu percobaan yang kelima dengan massa 250 gr pertambahan panjang
pegasnya diperoleh 0,16 m. Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban
yang diberikan, semakin besar beban yang diberikan semakin besar pula
pertambahan panjang pegas.
Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F maka
pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut. Dimana F : gaya yang bekerja pada pegas (N)
dan x : pertambahan panjang pegas (m). Dari pernyataan tersebut Hooke
membuat suatu hukum tentang gaya pegas yang dapat dinyatakan seperti
berikut. Besarnya gaya yang diberikan pada pegas, sebanding dengan tetapan
pegas (k) dan sebanding dengan perubahan panjang (x). Sehingga diperoleh
persamaan dari hukum Hooke tersebut.
F= x
F=k x
Gerak Harmonik sederhana
Berdasarkan data hasil pengamatan pada percobaan gerak harmonik sederhana
dengan menggunakan massa beban yang berbeda-beda. Pada percobaan ini
ditarik beban ke bawah sekitar 10 cm kemudian dilepaskan dan pada saat
bersamaan jalankan stopwatch dan matikan stopwatch setelah beban bergerak
ke atas ke bawah lagi secara berulang sebanyak 5 kali dan dicatat waktu yang
terukur. Sehingga diperoleh data pada percobaan gerak harmonik ini. Pada
percobaan pertama diberikan beban seberat 100 gram ditarik sekitar 10 cm
kemudian dilepaskan sampai 20 getaran diperoleh waktu 8 s, percobaan kedua
diberikan beban seberat 150 gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan
sampai 20 getaran diperoleh waktu 10 s, percobaan ketiga diberikan beban
seberat 200 gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan sampai 20 getaran
diperoleh waktu 12 s, percobaan keempat diberikan beban seberat 220 gram
ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan sampai 20 getaran diperoleh waktu
12s, dan pada percobaan kelima diberikan beban seberat 250 gram ditarik
sekitar 10 cm kemudian dilepaskan sampai 20 getaran diperoleh waktu 13 s.
Data-data ini jelas terdapat hasil yang berbeda akibatnya beban yang di berikan
tidaklah sama ataupun berbeda. Variasi beban ini sangat berpengaruh pada
kecepatan pegas menarik beban yang diberikan, ini terlihat pada kecepatan
waktu yang diperoleh. Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat
pula waktu yang dibutuhkan pegas untuk mencapai lima kali ke atas ke bawah.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bola-balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dapat kita dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya getaran benda pada pegas dan getaran benda pada ayunan
sederhana. Gerak pada pegas terdapat dua macam, yaitu gerak pada pegas yang
dipasang secara horizontal dan gerak pada pegas yang digantung secara vertikal.
I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum mengenai Hukum
Hooke ini adalah sebagai berikut :

1. Semakin berat massa beban yang digantung pada pegas, maka semakin
besar gaya yang diperlukan untuk menarik beban ke bawah.
2. Besarnya konstanta dipengaruhi oleh massa, gaya, dan gravitasi. Dan dapat
terjadi kesalahan atau ketidakakuratan data karena pengaruh keseimbangan
pegas, kesalahan dalam penghitungan massa maupun gaya.
3. Renggang tidaknya suatu pegas dipengaruhi oleh massa beban yang
digantungkan.
4. Besarnya gaya yang diberikan berbanding lurus dengan pertambahan
panjang pegas (x) yaitu panjang akhir panjang awal.
5. Konstanta pada masing-masing percobaan berbeda-beda karena perbedaan
bahan yang digunakan atau tingkat keregangan pegas.
6. Hasil Pengukuran konstanta pegas dengan menggunakan pegas yang sama
memiliki nilai yang hampir sama.
7. Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F maka
pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut.
8. Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan, semakin
besar beban yang diberikan semakin besar pula pertambahan panjang pegas.
9. Data-data pada percobaan gerak harmonis sedehana terdapat hasil yang
berbeda akibatnya beban beban yang di berikan tidak sama (berbeda).
10. Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat pula waktu yang
dibutuhkan pegas untuk mencapai lima kali ke atas ke bawah

J. Daftar Pustaka
http://alymandaku.wordpress.com/
http://gracep3.wordpress.com/
http://slideshare.com/HukumHooke/
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika (terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika 1. Kupang : Lab.
Fisika FST UNC.
Mikarajuddin. 2008. IPA FISIKA : Jilid 1. Jakarta: Esis.
Seran D, G. dkk. 2007. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2015/01/bunyi-hukum-hooke.html

Bunyi Hukum Hooke


Hukum Hooke merupakan hukum yang menyatakan hubungan antara gaya yang bekerja pada pegas
dan pertambahan panjang pegas

Bagaimana bunyi hukum Hooke ?


Robert Hooke seorang arsitek berkebangsaan Inggris menyatakan pertambahan panjang pegas
akan sebanding dengan gaya yang bekerja pada pegas , pernyataan tersebut dikenal dengan hukum
Hooke.

Rumus Hukum Hooke , dapat dituliskan :


F = - k . x
Dimana :
F = gaya (N)
K = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)
Menurut hukum Hooke semakin besar gaya yang diberikan maka pegas juga akan semakin
memanjang.

Adapun grafik yang hubungan antara gaya (F) dan pertambahan panjang pegas (x)

Seperti halnya rangkaian listrik, pegas juga dapat disusun seri maupun paralel. Lalu bagaimana cara
meentukan nilai konstanta suatu pegas yang sisusu seri maupun paralel ?
a. Rangkaian pegas seri
Jika dua pegas atau lebih disusun seri maka nilai konstanta pegas dapat dihitung dengan persamaan :
1 /kp = 1/k1 + 1/k2 + . . .

b. Rangkaian pegas paralel


Jika dua pegas atau lebih disusun

secara paralel maka nilai konstanta pegas dapat dihitung dengan persamaan :
kp = k1 + k2 + . . .
Energi Potensial Pegas
energi potensial pegas diartikan sebagai energi yang tersimpan di dalam pegas karena sifat elastis
pegas. Besar energi potensial pegas bergantung pada besar gaya luar yang diberikan untuk menekan
atau merenggangkan pegas.

Energi potensial pegas dirumuskan :


Ep = k x2
Dimana :
Ep = energi potensial pegas (J)
K = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang pegas (m)

Aplikasi hukum Hooke :


Sebagaimana yang telah dibahas di atas bahwa hukum Hooke berkaitan erat dengan benda benda
yang prinsip kerjanya menggunakan pegas maupun benda benda yang bersifat elastisitas yang
lainnya.
Konsep Hukum Hooke dimanfaatkan pada pengguaan teleskop dan mikroskop. Teleskop digunakan
untuk melihat benda benda yang letaknya jauh agartampak dekat sedangkan mikroskop
dimanfaatkan untuk meliha tbenda-benda yang sangat kecil (renik) agar tampak besar. Konsep
hukum Hooke juga dmanfaatkan pada alat pengukur percepatan gravitasi bumi.
Aplikasi Hukum Hooke juga terdapat pada jam yang menggunakan peer sebagaipengatur waktu.
Hukum Hooke juga dapat ditemukan pada jam kasa atau yang biasa disebut kronometer yang
dimanfaatkan untuk menentukan garis atau kedudukan kapal yang berada di laut.
Hukum Hooke juga dimanfaatkan pada sambungan tongkat tongkat persneling kendaraan baik
sepeda motor maupun mobil. Hukum Hooke juga dimanfaatkan untuk membuat ayunan pegas.

demikianlah uraian tentang Hukum Hooke semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai