Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : PERCEPATAN GRAVITASI


NAMA : AJENG YUMNA AMARTYA
NIM : 200801103
KELOMPOK/GRUP : II/A
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/23 NOVEMBER 2021
ASISTEN : NURUL SYAFINA LUBIS

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita banyak bertemu atau bahkan banyak
menyaksikan percepatan garavitasi. Benda yang dilepas dari suatu tempat di atas tanah
akan jatuh menuju ke bawah. Pada saat benda tersebut jatuh, hambatan udara akan
mempengaruhi percepatan dari benda yang jatuh. Percepatan yang dialami oleh benda
yang jatuh disebabkan oleh gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi hal itu yang disebut
atau dikenal dengan percepatan gravitasi.
Berat adalah besar dari gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu
benda akan berbeda harganya dari satu tempat ke tempat lain pada permukaan bumi.
Berat benda ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain massa dan percepatan
gravitasi. Suatu massa tidak tergantung pada tempat di permukaan bumi maka dapat
dikatakan bahwa percepatan gravitasi bumi lah yang berubah antara tempat yang satu
dengan yang lain di permukaan bumi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percepatan
gravitasi dipengaruhi oleh jarak suatu tempat dengan pusat bumi. Ini berarti bahwa besar
percepatan gravitasi tidak sama di setiap tempat.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh seorang fisikawan, besar percepatan
gravitasi bumi adalah 9.8 m/s2, ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai rata-rata nilai
percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi bumi mempunyai arah selalu menuju pusat
bumi, ini memungkinkan untuk tiap benda atau objek yang ada pada permukaan bumi
selalu tertarik oleh bumi sehingga menyebabkan benda tersebut selalu menuju ke arah
pusat bumi. Jika tanpa adanya percepatan gravitasi semua benda akan melayang.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui besar nilai percepatan gravitasi.


2. Untuk mengetahui hubungan panjang tali terhadap nilai percepatan gravitasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh massa beban dan pengaruh sudut ayunan terhadap
nilai percepatan gravitasi.
BAB II

DASAR TEORI

Selama berabad-abad, para fisikawan berada di bawah bayang-bayang Aristoteles (384-322


SM). Aristoteles percaya, gerak “alami” benda planet (bulan, bintang) adalah melingkar,
sedangkan “kodrat” benda di bumi (apel, batu, kamu) cenderung jatuh. Coba perhatikan!
Jika sudah menjadi kodrat belum bergerak melingkar, tentu kita tidak memerlukan gravitasi
apa pun untuk menjelaskan geraknya. Benda-benda di bumi, menurut perkiraan Aristoteles,
setelah jatuh akan diam, kecuali jika ada gaya yang mendorongnya ke samping. Dan intuisi
kita setuju saja dengan pendapatnya. Tampaknya gaya memang diperlukan untuk
mempertahankan gerak, seperti mesin yang menggerakkan mobil. Ketika mesin dimatikan,
setahap demi setahap mobil itu akan meluncur lalu berhenti. Berkat kejeniusan Galileo kita
bisa mengatakan tidak perlu gaya untuk mempertahankan benda tetap bergerak lurus
beraturan.
Menurut istilah yang sudah dikenal di pelajaran dahulu, kita bisa mengatakan,
benda-benda bergerak dengan kecepatan tetap (constant velocity) ketika tidak mengalami
gaya. Sesuatu yang membuat benda “cenderung” tunduk pada Hukum Newton Pertama,
kita sebut kelembaman. Kelembaman melawan perubahan gerak. Besar kelembaman
bergantung pada massa benda yang pejal sangat lembam, sehingga diperlukan gaya yang
besar untuk mengubah geraknya. Newton merumuskan hubungan antara gaya, massa, dan
percepatan dalam satu persamaan matematik menjadi Hukum Newton Kedua :
𝐹=𝑚.𝑎.......................................................................................................................................... (2.1)
Semakin besar gaya yang bekerja pada sebuah benda maka semakin besar
percepatannya, tetapi semakin pejal benda maka semakin besar perlambatannya.
Sekarang mari kita kembali mengamati bulan. Bulan berputar mengelilingi bumi dalam
suatu lintasan berbentuk lingkaran. Seperti kita ketahui, benda-benda yang bergerak
melingkar mengalami percepatan.
Nyatanya gravitasi menarik bulan, mempercepat geraknya menuju bumi. Bulan jadi
menyimpang dari “kodratnya yang pertama”, bergerak dalam lintasan garis lurus. Dalam
satu detik, bulan menyimpang dari lintasannya kurang lebih 1 mm. Dalam satu detik apel
jatuh ke bumi sejauh 4,9 m. Penyimpangan bulan tidak sebesar jatuhnya apel karena
gravitasi bumi di angkasa luar lebih lemah. Sekarang kita berhenti sejenak dan menimbang-
nimbang apa yang telah dicapai Newton. Gerak apel dan bulan tunduk pada hukum yang
sama. Kelakuan benda-benda angkasa tidak berbeda dengan gerak benda-benda di bumi
Hukum Newton berlaku. Hukum gravitasi universal yang terkenal adalah Hukum Gravitasi
Newton yaitu :
M .m
F=G ...........................................................................................................(2.2)
r2
Matahari juga menyebabkan pasang walaupun tidak sekuat bulan karena jarak
matahari ke bumi lebih jauh dari pada jarak bumi ke bumi. Setiap bulan, Ketika bulan
purnama dan bulan baru, matahari segaris dengan bulan dan bumi. Pada saat itulah,
bersama-sama dengan bulan, matahari menimbulkan pasang yang sangat tinggi dan surut
yang juga sangat rendah di bumi. Pasang ini, yang terjadi dua kali sebulan, disebut pasang
purnama (spring tide). Pada perempat bulan pertama dan perempat bulan terakhir,
matahari, bumi, dan bulan pada posisi tegak lurus.
Posisi matahari diperlemah oleh pasang bulan sehingga perubahan pasang tidak
begitu terasa. Ini biasa disebut pasang perbani. Mari sekarang kita lihat efek gravitasi
terhadap benda-benda di permukaan bumi, misalnya kamu. Gaya gravitasi yang bekerja
padamu adalah beratmu. Kamu bisa menjadi lebih ringan jika kamu diet sehingga
massamu turun, massa bumi berkurang (atau kamu berada di bulan), dan kamu menjauhi
bumi. Di atap kamu akan sedikit lebih ringan. Sekarang loncatlah dari atap, bagaimana
percepatanmu? Kita sekarang memilki dua persamaan yaitu persamaan dengan
menyertakan keduanya kita dapatkan:
Mm
mg=G ............................................................................................................(2.3)
r2
Sehingga dapat kita ambil dari persamaan tersebut,
M
g=G ..................................................................................................................(2.4)
r2
Rumus yang terakhir ini menunjukkan bagaimana g berhubungan dengan besaran dasar G,
massa, dan jari-jari bumi. Perhatikan bahwa m, massamu diabaikan. Besar g tidak
dipengaruhi massamu. Gaya bumi yang mengenaimu dapat dituliskan dengan persamaan :
W =mg .......................................................................................................................................... (2.5)
Persamaan diatas membedakan berat (W) dengan massa. Massa, m adalah jumlah materi
dalam sebuah benda.
Massa benda menunjukkan (1) besar gravitasi benda itu terhadap benda-benda lain,
dan (2) kekuatan benda itu menahan percepatan, atau seberapa besar kelembaman benda
itu. Berat (W), adalah jumlah gaya gravitasi pada sebuah benda. Berat berubah-ubah sesuai
dengan tempatmu. Dalam pesawat beratmu mungkin nol, tetapi massamu tetap sama
kemanapun kamu pergi. Kita bahkan mengukur massa dan berat dengan satuan yang
berbeda. Dalam sistem metrik, kilogram (kg) adalah satuan massa, sedangkan newton (N)
adalah satuan berat. Seseorang dengan massa 50 kg memiliki berat 490 N. Dalam istilah
teknik, kita tidak bisa mengatakan berat suatu benda “50 kg”.
Tentu saja semua ini berlangsung jika tidak ada tekanan udara (dan tidak ada
halangan yang merintang pada ketinggian 1 m) yang memperlambat peluru. Percobaan ini
bisa menjelaskan prinsip gerak satelit. Dari bumi kita luncurkan satelit keatas atmosfir
dengan menggunakan roket, kemudian roket kita belokkan dan kita beri kecepatan
mendatar secukupnya sehingga roket mengitari permukaan bumi yang melengkung di
bawahnya. Hal yang sama juga terjadi pada satelit alami kita, bulan, yang terus menerus
jatuh. Karena gerak maju terus menariknya, bulan tetap pada ketinggian yang sama di atas
bumi. (Orbit bulan berbentuk lingkaran atau menyerupai lingkaran). (Gonick,
2001)
Tidak ada satu media pun yang dapat menentukan apakah dan bagaimana kecepatan
seseorang yang bergerak beraturan. Karena anggapan ini maka muncullah teori relativitas
khusus. Menunjukkan apa seseorang bergerak tidak lurus beraturan, tidak dapat diramalkan
lebih jauh, karena dengan gerak tidak lurus beraturan berarti munculnya gaya kelembaman.
Akan tetapi gaya gravitasi juga berperan dengan mekanisme yang sama, karenanya kedua
gaya tersebut, yaitu gaya kelembaman dan gravitasi, berpengaruh terhadap sifat benda
(dalam hal ini massa benda). Kelembaman dan berat suatu massa adalah identik (atau
persisnya saling proporsional satu sama lain), tidak dapat ditentukan.
Hal ini harus dapat dibuktikan melalui eksperimen. Pembuktian sederhana terletak
pada pengamatan, tanpa memandang adanya gaya gesek udara, semua benda akan bergerak
sama cepatnya. Newton, Eoetvoes, Dicke, Braginski dan Rudenko mendapatkan
pembuktian identitas yang selalu berhubungan dengan kenaikan ketelitian. Adanya
identitas kelembaman dan berat suatu massa berhubungan dengan kehilangan gaya berat
suatu roket yang jatuh bebas. Dengan perkataan sederhana dikatakan, bahwa kelembaman
dengan adanya percepatan dan gravitasi sating kompensasi satu sama lain secara eksak.
Akan tetapi, pernyataan di atas dapat pula diputarbalikkan dan menatakan. Gravitasi pada
dasarnya adalah sama dengan gaya-gaya kelembaman dan saling dapat lenyap dengan
'transformasi', yaitu jika seseorang berada di dalam sistern koordinat tertentu (jatuh bebas),
demikian pula bagaimana gaya-gaya lenyap karena mengalami 'transformasi' pada saat
sebuah mobil mengalami pengereman, yaitu apabila pristiwa diamati dari sisi Plan di mana
mobil direm.
Postilasi ekuivalen antara kelernbaman dan medan gaya berat demikian kemudian
'menjelaskan' identitas dan 'pembawa' atau 'tembam' dan berat suatu massa, yang selain itu
juga sebagai suatu 'keanehan'. Agar segalanya terjamin, bahwa semua mekanisme adalah
identik, berlaku sama apakah seseorang yang berada di dalam roket yang sedang
mengalarni percepatan a 'ke atas' (tanpa gaya berat) atau berada di roket yang diam di
dalam medan gaya berat, yang mengalami percepatan. Dalam kedua kasus di atas mesin
roket sama-sama mempunyai gaya 'angkat' yang sama, dalam kasus pertama. Roket
dipercepat, sedangkan kasus kedua roket diperlambat untuk menghindari jatuh bebas. Jika
prinsip ekuivalen dipandang serius, maka haruslah muncul efek lain dari adanya
percepatan, demikian pula dengan adanya medan gaya berat harus memberikan efek atau
pengaruh.
Sebuah pesawat udara yang melintasi rute kutub akan membentuk lintasan
melengkung, dengan sendirinya jika pesawat tidak mengubah haluannya dan tidak ada gaya
lain yang ditambahkan padanya, atau dengan perkataan lain jika pesawat tetap
membentuk lintasan lingkaran yang besar. Seseorang yang tetap berada di permukaan bumi
akan mengamati hal ini dengan perubahan arah pesawat terbang disebabkan oleh adanya
gaya yang berhubungan denan hal tersebut.
Lintasan bebas gaya dari pesawat udara (dilihat dari gaya koriolis), lingkaran yang
besar atau garis geodesi lintasan, adalah garis hubung terpendek antara start dan tujuan.
Lintasan ini tidak bergantung pada kecepatan terbang. Pada gravitasi keadaannya agak
berbeda: Bentuk lintasannya sangat ditentukan oleh v. Maka untuk kasus gravitasi harus
diperhatikan lintasan yang terbentuk di ruang, garis semesta benda.
Garis semesta bumi adalah suatu garis panjang terbatas berbentuk seperti guratan
pada sekrup: Selama bumi 'terbang' dalam 1 tahun pada arah t, bumi 'membandul' hanya
selama 1000 detik cahaya, yaitu lebih kurang 3 × 105 tahun cahaya. Untuk benda yang
bergerak lebih lambat, maka garis semestinya juga lebih pendek dan lengkungannya Iebih
besar.
Selanjutnya, pada pensoalan ini secara kuantitatif, yaitu membuktikannya bahwa
melengkungnya ruang-waktu dalam hal adanya pengaruh gravitasi, bahwa juga kurva
lintasan di dalam medan ini tidak bergantung pada massa benda, yang ikut serta di
dalamnya dan bahwa semakin besar lengkungan, maka semakin lambat benda bergerak.
Gravitasi Einstein dapat dibuktikan melalui berkas cahaya yang mendekati sisi permukaan
matahari yang menalarni pembelokan. Perbedaan lain antara teori gravitasi Newton dan
Einstein terletak pada keberadaan gelombang gravitasi. Teori Newton juga dapat
dinyatakan dalam persamaan Poisson berikut:
𝑉2 = −4𝜋𝑝 .......................................................................................................... (2.6)
Yang menyatakan berapa besar potensial yang timbul karena adanya kerapatan massa
p. Sebagaimana sebuah muatan yang dipercepat, selain menimbulkan medan statik, akan
timbul pula gelombang, demikian pula dengan massa, karena pertukarannya terdapat
gelombang gravitasi. Karena massa dianggap selalu positif, maka tidak terdapat analogi
dengan pancaran dipol Hertz. Pancaran atau radiasi gravitasi paling tidak karena pancaran
kuadrupol. Suatu massa yang mengalami 'pelenyapan' akan mengeniisikan pancaran
monopol.
Meskipun terjadi tabrakan radial suatu lubang hitam akan tetapi bukan berasal dari
kejadian tersebut, karena medan tetaplah akan ada. Suatu lubang hitam yang tidak
mengalami rotasi tidak sekali-kali menimbulkan pancaran kuadrupol. Pada dasarnya istilah
lubang hitam (black hole) telah dikenal sejak lebih 200 tahun yang lalu. Pendapat ini
pertama kali dikemukakan oleh Laplace yang mengatakan bahwa sehuah bintang yang
sangat massif sehingga cahaya sekalipun tidak dapat terhindar darinya, yaitu lubang hitam.
Jika cahaya terdapat di dalam medan percepatan gaya berat maka syarat kecepatan:
GM 1 2
= C ....................................................................................................................(2.7)
R 2
Bahwa karena cahaya tidak dapat menghindar dari lubang hitam, maka tidak satu
pengaruh pun yang berasal dari bintang tersebut dapat terbaca di seluruh tempat Iainnya di
jagad raya yang tersisa. Selain dari gravitasinya, potensial gaya berat di ujung bintang ini
akan "merusak" semua gambaran ruang yang ada. (Ghertsen,
1996)
Sebuah simetri yang menyatukan boson dan fermion, membutuhkan exis ketegangan
gravitasi dan menempatkan batas atas sebelas pada dimensi ruang dan waktu. Super string
memberikan teori gravitasi yang sangat terbatas, setelah pemadatan empat dimensi ruang
waktu, tampaknya pada prinsipnya mampu menjelaskan model standar dari gaya kuat,
lemah dan elektromagnetik termasuk representasi kiral yang diperlukan dari quark dan
lepton. Tentu saja tidak cukup dengan menyebut A dengan nama foton, seseorang harus
menunjukkan bahwa itu memenuhi persamaan Maxwell dan di sini kita melihat keajaiban
Kaluza bekerja. Setelah membuat pemisalan 4 + 1 yang sama dari persamaan Einstein lima
dimensi RMN = 0, kita dengan benar memulihkan tidak hanya persamaan Einstein untuk 𝑔𝑥
tetapi juga persamaan Maxwell untuk 𝐴𝑥 dan persamaan Klein- Gordon tak bermassa untuk
4 >{x). Demikianlah teori Maxwell tentang elektro magnetisme tentang konsekuensi yang
tak terhindarkan dari teori relativitas umum Einstein, mengingat atau melihat kondisi
bahwa seseorang bersedia untuk membeli gagasan Einstein tentang dimensi kelima.
(Harvey, 1999)
Penyebabnya adalah percepatan mobil atau motor tersebut sangat besar sehingga
hanya dalam hitungan detik mobil atau motor tersebut sudah meluncur dengan kecepatan
ratusan kilometer per jam. Hampir dipastikan mobil atau motor yang memiliki percepatan
lebih tinggilah yang akan memenagi lomba. Ketika roket atau pesawat ulang alik
diluncurkan maka percepatannya harus beberapa kali percepatan gravitasi bumi agar bisa
lepas dari tarikan bumi. Agar kita bisa menghasilkan gelombang radio atau gelombang
mikro untuk telekomunikasi maka pada antene atau stasiun pemancar partikel-partikel
bermuatan harus dipercepat.
Dengan bandul sederhana kita dapat mengukur percepatan gravitasi bumi di tempat
kita berada. Dengan perlatan yang mudah dan murah tersebut kalian dapat menalukan
percobaan fisika yang menarik. Alat yang dibutuhkan cuma tali, beban apa saja (bisa batu),
meteran dan stopwatch. Untuk stopwatch kalian dapat menggunakan hp, karena hp yang
paling sederhana pun sudah memiliki stopwatch. Kita mulai dari persamaan untuk
frekuensi osilasi bandul f =( 1/2 π ) √ g/l atau f 2=( 1/4 π 2) g/l . Karena T =1/f maka kita

dapat menulis 1/T 2=( 1/4 π 2 ) g/l atau

2 4 π2
T = l............................................................................................................(2.8)
g
Langkah percobaan yang harus kalian lakukan sebagai berikut. Catat waktu yang
diperlukan bandul untuk melakukan 20 kali ayunan penuh. Berdasarkan waktu tersebut
kalian hitung periode ayunan bandul (lama waktu/20). Ubah panjang bandul dan lakukan
langkah serupa (menghitung periode). Lakukan untuk 5 buah panjang yang berbeda. Jadi
kalian memiliki lima pasang data, yaitu panjang bandul dan periode. Buat kurva kuadrat
periode ayunan bandul (sumbu tegak) sebagai fungsi panjang bandul (sumbu horizontal).
Kalian dapatkan lima titik pada kurva tersebut. Selanjutnya tarik garus lurus yang melewati
titik-titik tersebut sedekat mungkin. Jelas tidak mungkin garis lurus tersebut melewati
semua titik yang kalian dapat karena setiap percobaan pasti mengandung kesalahan.
Kemudian cari kemiringan garis yang kalian buat dengan mengukur A dan B.
Kemiringan garis tersebut adalah A/ B. Kemiringan tersebut sama dengan 4 π 2 /g .
Dengan demikian nilai percepatan gravitasi bumi dapat kalian tentukan. Nilai yang lebih
teliti akan kalian dapatkan juga menggunakan variasi panjang bandul lebih banyak. Ada
pertanyan yang menarik, manakan yang lebih besar percepatan gravitasi bumi di mulut dan
di dasar tambang? Untuk membandingkannya mari kita anggap bumi tersusun oleh
material yang memiliki simetri bola.
Massa jenis lapisan bumi bisa bervariasi tetapi pada jarak yang sama dari pusat
bumi masa jenis konstan. Dengan perkataan lain, satu lapisan bumi memiliki massa jenis
yang sama dan bisa berbeda dengan lapisan lainya. Dengan asumsi demikian maka rapat
massa bumi hanya merupakan fungsi jarak dari pusat bumi, atau ρ(r). Besar percepatan
gravitasi bumi pada jarak r dari pusat bumi memenuhi
M (r )
g ( r )=G ....................................................................................................... (2.9)
r2
dengan M(r) adalah massa bola di dalam bumi. (Mikrajuddin, 2016)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Fungsi

1. Bandul 100 gr dan 200 gr


Fungsi: sebagai beban untuk menentukan percepatan gravitasi secara praktik.
2. Mistar/Penggaris 100 cm
Fungsi: untuk mengukur panjang benang.
3. Stopwatch
Fungsi: untuk menghitung waktu yang dibutuhkan bandul mencapai satu putaran
penuh.
4. Benang
Fungsi: untuk mengikat bandul dengan statif 2.
5. Statif 1
Fungsi: untuk menyangga statif 2.
6. Statif 2
Fungsi: untuk mengikatkan benang atau tempat menggantung benang dan bandul.
7. Bangku Geser
Fungsi: untuk menyangga statif 1 dan sebagai tempat lintasan bandul.
8. Busur Kayu
Fungsi: untuk mengatur besarnya sudut kemiringan benang dan bandul saat akan
diayunkan.
9. Spidol
Fungsi: untuk menandai panjang benang yang akan digunakan dalam percobaan.
10. Gunting
Fungsi : untuk memotong benang yang akan digunakan pada percobaan.
11. Kalkulator
Fungsi : Untuk membantu praktikan melakukan perhitungan.
12. Penyangga Statif
Fungsi : Untuk menyangga statif 1 dan statif 2.
3.2. Prosedur percobaan

 Massa bandul 100 gram untuk 𝜃 = 30°


1. Disediakan peralatan yang akan digunakan.
2. Diukur benang dan ditandai dengan spidol sepanjang 80 cm, 60 cm, 40 cm.
3. Dirangkai peralatan dengan massa bandul 100 gram seperti pada gambar di
bawah ini :

Statif 2
Penyangga statif

30o

Beban 100 gram

Busur Kayu
Beban 100 Meja geser
gram
Benang
Spidol

Stopwatch

Gunting Kalkulator Penggaris

4. Diukur sudut 𝜃 tegak lurus dengan statif sebesar 30°dari benang tegak
lurusmenggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu.
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan
bandulmencapai 1 ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1,

T2 dan T3 , lalu ditentukan T̅.


6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 60
cm,dan 40 cm.
7. Dicatat data.

 Massa bandul 100 gram untuk 𝜃 = 60°


1. Disediakan peralatan yang akan digunakan.
2. Diukur benang dan ditandai dengan spidol sepanjang 80 cm, 60 cm, 40 cm.
3. Dirangkai peralatan dengan massa bandul 100 gram seperti pada gambar di
bawah ini :

Statif 2
Penyangga
statif
60

Beban 100 gram

Busur Kayu
Meja
Beban 100 gram
geser
Benang
Spidol

Stopwatch

Gunting kalkulator Penggaris

4. Diukur sudut 𝜃 tegak lurus dengan statif sebesar 60° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu.
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai 1 ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2dan T3 , lalu

ditentukan T̅.
6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 60 cm,
dan 40 cm.
7. Dicatat data.

 Massa bandul 200 gram untuk 𝜃 = 30°


1. Disediakan peralatan yang akan digunakan.
2. Diukur benang dan ditandai dengan spidol sepanjang 80 cm, 60 cm, 40 cm.
3. Dirangkai peralatan dengan massa bandul 200 gram seperti pada gambar di bawah
ini :
Statif 2
Penyangga statif

30o

Beban 200 gram

Busur Kayu
Meja
geser
Benang
Spidol

Stopwatch
Penggaris
Gunting Kalkulator

4. Diukur sudut 𝜃 tegak lurus dengan statif sebesar 30° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu.
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai 1 ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2dan T3 ,

lalu ditentukan T̅.


6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 60
cm, dan 40 cm.
7. Dicatat data.

 Massa bandul 200 gram untuk 𝜃 = 60°


1. Disediakan peralatan yang akan digunakan.
2. Diukur benang dan ditandai dengan spidol sepanjang 80 cm, 60 cm, 40 cm.
3. Dirangkai peralatan dengan massa bandul 200 gram seperti pada gambar di bawah
ini :
Statif 2
Penyangga
statif
60

Beban 200 gram

Busur Kayu Meja


geser
Benang
Spidol

Stopwatch

Gunting kalkulator Penggaris

4. Diukur sudut 𝜃 tegak lurus dengan statif sebesar 60° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu.
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai 1 ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2dan T3 ,

lalu ditentukan T̅.


6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 60
cm, dan 40 cm.
7. Dicatat data.

3.3. Gambar Percobaan



BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

 Untuk massa bandul 100 gram


θ = 30°

X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)

80 1,70 1,74 1,72 1,72 0,58 2,89 3,03 2,96 2,96

60 1,30 1,35 1,34 1,33 0,75 1,69 1,82 1,79 1,77

40 0,92 0,88 0,92 0,91 1,09 0,85 0,77 0,85 0,82

 Untuk massa bandul 100 gram


θ = 60°

X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)

80 1,84 1,90 1,80 1,85 0,54 3,38 3,61 3,24 3,41

60 1,48 1,40 1,43 1,44 0,69 2,19 1,96 2,04 2,10

40 1,05 1,00 1,06 1,04 0,96 1,10 1,00 1,12 1,07

 Untuk massa bandul 200 gram


θ = 30°

X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)

80 1,68 1,63 1,67 1,66 0,60 2,82 2,66 2,79 2,76

60 1,56 1,59 1,50 1,55 0,65 2,43 2,53 2,25 2,40

40 1,20 1,18 1,24 1,21 0,83 1,44 1,39 1,54 1,46


 Untuk massa bandul 200 gram
θ=60 °

X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)

80 1,77 1,75 1,80 1,77 0,56 3,13 3,06 3,24 3,14

60 1,48 1,40 1,44 1,44 0,70 2,19 1,96 2,07 2,07

40 1,34 1,34 1,37 1,35 0,74 1,80 1,80 1,88 1,83

Medan, 23 November 2021


Asisten Praktikan
(Nurul Syafina Lubis) (Ajeng Yumna Amartya)
4.2 Analisa Data

4 π2 l
1. Menghitung percepatan gravitasi dari panjang bandul g =
g

 Untuk Bandul 100 gram, θ = 30°


1. Panjang Tali 80 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2
= 2
=10,66 m/s
T 1,72

2. Panjang Tali 60 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=13,40 m/s
T 1,33

3. Panjang Tali 40 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=19,05m/ s
T 0,91

 Untuk Bandul 100 gram, θ = 60°


1. Panjang Tali 80 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2
= 2
=9,22m/s
T 1,85

2. Panjang Tali 60 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=11,41 m/ s
T 1,44

3. Panjang Tali 40 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=14,60 m/ s
T 1,04

 Untuk Bandul 200 gram, θ = 30°


1. Panjang Tali 80 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2 = 2
=11,45 m/ s
T 1,66

2. Panjang Tali 60 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2 = 2
=9,85 m/ s
T 1,55

3. Panjang Tali 40 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=10,77 m/s
T 1,21

 Untuk Bandul 200 gram, θ = 60°

1. Panjang Tali 80 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= = =10,07 m/ s
T2 1,77 2
2. Panjang Tali 60 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=11,41 m/ s
T 1,44

3. Panjang Tali 40 cm

4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=8,66 m/s
T 1,35

2. Membuat grafik hubungan antara panjang tali (l) dengan peiode (T)
(Terlampir)

3. Menghitung gaya pemulihan dari setiap panjang bandul dengan persamaan


F = mg sinθ

Untuk Bandul 100 gram, θ = 30°


1. Panjang Tali 80 cm
F=mgsinθ
F=0,1 kg x 10,66 m/ s2 sin 30o
F=0,53 N
2. Panjang Tali 60 cm
F=mg sin❑
F=0,1 kg x 13,40 m/ s 2 sin30 o
F=0,67 N
3. Panjang Tali 40 cm
F=mg sin❑
F=0,1 kg x 19,05 m/s 2 sin30 o
F=0,95 N

Untuk Bandul 100 gram, θ = 60°


1. Panjang Tali 80 cm
F=mg sin❑
F=0,1 kg x 9,22m/ s2 sin 60o
F =0,80 N

2. Panjang Tali 60 cm
F=mg sin❑
F=0,1 kg x 11,41 m/ s2 sin 60o
F = 0,99 N
3. Panjang Tali 40 cm
F=mg sin❑
F=0 , 1 kg x 1 4,60 m/s 2 sin 60 o
F = 1,27 N

Untuk Bandul 200 gram, θ = 30°


1. Panjang Tali 80 cm
F=mgsinθ
F=0 , 2 kg x 11,45 m/ s2 sin 3 0o
F = 1,15 N
2. Panjang Tali 60 cm
F=mg sin❑
F=0 , 2 kg x 9,85 m/s 2 sin3 0 o
F = 0,99 N
3. Panjang Tali 40 cm
F=mg sin❑
F=0 , 2 kg x 1 0 , 77 m/s2 sin 3 0o
F = 1,10 N

Untuk Bandul 200 gram, θ = 60°


1. Panjang Tali 80 cm
F=mg sin❑
F=0,2 kg x 10,07 m/ s2 sin 6 0o
F = 1,75 N
2. Panjang Tali 60 cm
F=mg sin❑
F=0,2 kg x 1 1,41 m/s2 sin 6 0o
F = 1,99 N
3. Panjang Tali 40 cm
F=mg sin❑
F=0,2 kg x 8,66 m/s2 sin 6 0o
F=1,51 N

4. Membuat grafik hubungan antara periode (T) dengan frekuensi (f)


(Terlampir)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Besar nilai percepatan gravitasi di Laboratorium Fisika Atom, berdasarkan


percobaan yang telah dilakukan ialah :
1.1 Bandul 100 gram Ɵ = 30°
 g untuk panjang tali 0,8 m = (10,66) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,6 m = (13,40) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,4 m = (19,05) m/ s2

1.2 Bandul 100 gram Ɵ = 60°


 g untuk panjang tali 0,8 m = (9,22) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,6 m = (11,41) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,4 m = (14,60) m/ s2

1.3 Bandul 200 gram Ɵ = 30°


 g untuk panjang tali 0,8 m = (11,45) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,6 m = (9,85) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,4 m = (10,77) m/ s2

1.4 Bandul 200 gram Ɵ = 60°


 g untuk panjang tali 0,8 m = (10,07) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,6 m = (11,41) m/ s2

 g untuk panjang tali 0,4 m = (8,66) m/ s2


2. Hubungan panjang tali terhadap nilai percepatan adalah berbanding lurus, dimana
semakin bertambahnya nilai panjang pada tali maka semakin besar nilai percepatan
gravitasi yang ditimbulkan, begitu sebaliknya semakin berkurangnya nilai panjang
pada tali maka semakin kecil nilai percepatan gravitasi yang ditimbulkan juga.

3. Massa suatu benda selalu tetap tidak dipengaruhi oleh tempat dimana benda
tersebut berada. Tetapi karena adanya medan gravitasi bumi, maka percepatan
gravitasi bumilah yang mempengaruhi massa pada suatu benda karena akan
tertarik oleh gravitasi bumi tersebut, sedangkan massa dari benda tersebut tidak
mempengaruhi nilai dari percepatan gravitasi bumi. Berat itu sendiri tidak lain
adalah gravitasi bumi terhadap suatu benda .

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan selanjutnya, lebih memahami materi praktikum sebelum


praktikum dimulai
2. Sebaiknya laboratorium, mengganti alat di laboratorium jika sudah tidak
layak pakai
3. Sebaiknya asisten laboratorium, memberikan waktu pengumpulan responsi
lebih lama agar hasilnya lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


Halaman: 124 – 585.
Ghertsen, dkk. 1996. Fisika Modern II. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Halaman: 223-224, 226-227, 232, dan 236.
Gonick, Larry . 1991. Kartun Fisika. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Halaman : 18–19, 21–25, 27,29–32, 38.
Harvey, Jeffrey. 1999. Strings, Braner and Gravity. Singapura: World Scientific.
Pages: 7- 9.
Medan, 23 November 2021
Asisten Praktikan

(Nurul Syafina Lubis) (Ajeng Yumna Amartya)


LAMPIRAN

1. Grafik hubungan panjang tali (l) dengan periode (T)


a. Bandul 100 gram sudut 30º

l (cm) T (s)

80 1,72

60 1,33

40 0,91

GRAFIK T-VS-l
2
1.8
80; 1.72
1.6
1.4
60; 1.33
1.2
1
T (s)

40; 0.91
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 100 gram dengan
sudut simpangan 30º adalah semakin panjang tali, maka periode getaran bandul
semakin besar dan sebaliknya.

b. Bandul 100 gram sudut 60º

l (cm) T (s)

80 1,85

60 1,44

40 1,04

GRAFIK T-vs-l
2
1.8 80; 1.85
1.6
1.4 60; 1.44
1.2
1 40; 1.04
T (s)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)

Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 100 gram dengan
sudut penyimpangan 60º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getaran bandul.
c. Bandul 200 gram sudut 30º

l (cm) T (s)

80 1,66

60 1,55

40 1,21

GRAFIK T-vs-l
1.8
1.6 80; 1.66
60; 1.55
1.4
1.2 40; 1.21
1
T (s)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)

Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 200 gram dengan
sudut penyimpangan 30º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getaran bandul.
d. Bandul 200 gram sudut 60º

l (cm) T (s)

80 1,77

60 1,44

40 1,35

GRAFIK T-vs-l
2
1.8 80; 1.77
1.6
1.4 60; 1.44
40; 1.35
1.2
1
T (s)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 200 gram dengan
sudut penyimpangan 60º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getaran bandul.

2. Grafik hubungan antara periode (T) dengan frekuensi (f)


a. Bandul 100 gram sudut 30º

f(Hz) T(s)

0,58 1,72

0,75 1,33

1,09 0,91
GRAFIK f-vs-T
2
1.8
1.72
1.6
1.4 1.33
1.2
1
f(Hz)
0.91
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
T(s)

Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 100 gram dengan sudut
simpangan 30º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.

b. Bandul 100 gram sudut 60º

f(Hz) T(s)

0,54 1,85

0,69 1,44

0,96 1,04
GRAFIK f-vs-T
2
1.8 1.85
1.6 1.44
1.4
1.2 1.04
1
f(Hz)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
T(s)

Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 100 gram dengan sudut
simpangan 60º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.

c. Bandul 200 gram sudut 30º

f(Hz) T(s)

0,60 1,66

0,65 1,55

0,83 1,21
GRAFIK f-vs-T
1.8
1.6 1.67
1.55
1.4
1.2 1.21
1
f(Hz)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85
T(s)

Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 200 gram dengan sudut
simpangan 30º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.

d. Bandul 200 gram sudut 60º

f(Hz) T(s)

0,56 1,77

0,70 1,44
0,74 1,35

GRAFIK f-vs-T
2
1.8 1.77
1.6 1.44
1.35
1.4
1.2
1
f(Hz)

0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.55 0.6 0.65 0.7 0.75
T(s)

Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 200 gram dengan sudut
simpangan 60º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.

NAMA : AJENG YUMNA AMARTYA


NIM : 200801103
HARI/TANGGAL : SELASA, 23 NOVEMBER 2021
JUDUL : PERCEPATAN GRAVITASI
ASISTEN : NURUL SYAFINA LUBIS
TUGAS PERSIAPAN

1. Jelaskan penurunan dari rumus menghitung periode pada persamaan di bawah ini:
l
T =2 π
√ g
2. Jelaskan Hukum Newton 1, 2, dan 3 beserta aplikasinya!
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan bandul fisis dengan bandul matematis!
4. Tuliskan pengertian dari frekuensi, perioda, osilasi, percepatan gravitasi dan
Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan perioda!
5. Jelaskan 4 faktor yang mempengaruhi dari besar kecilnya nilai gravitasi!

Jawab :

1. Penurunan rumus menghitung periode adalah sebagai berikut :


Ʃ F = m.a
mg sin θ = m.a
γ
-m . g = m.a
L
γ
a=-g
L
Persamaan getaran selaras :
γ = A sin ωt
dy
V= = A ω cos ωt
dt
dv
a= = -A ω ² sin ωt
dt
a = - ω ² A sin γ
Subsitusi :
g 2π
−ω ² = dimana ω = 2 πf =
L T
4π² g
=
T² L
4π²L
T=
√ g
l
T =2 π
√ g
2. Bunyi Hukum Newton :
- Hukum Newton 1 “ jika resultan pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang
diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan
tetap.” Contoh penerapannya adalah apabila kamu sedang duduk pada kendaraan yang
diam kemudian bergerak secara mendadak, maka badan kamu akan tersentak ke
belakang.
- Hukum Newton 2 “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Contoh penerapannya adalah apabila
kamu menendang sebuah bola (artinya kamu memberikan gaya kepada bola), maka bola
tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu.
- Hukum Newton 3 “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda
kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap
benda pertama.” Contoh penerapannya adalah saat kamu memukul meja (artinya
memberikan gaya kepada meja), maka meja tersebut akan memberikan gaya kembali
kepada tangan kamu dengan besar yang sama dan berlawanan arah dengan arah gaya
yang kamu berikan.

3. Persamaan bandul fisis dengan bandul matematis yaitu :


- Merupakan metode penentuan gravitasi.
- Terdiri dari massa dan beban yang digantung pada tali.
- Beban yang di gantung sama -sama di pesimpangan.
- Sama-Sama membentuk ayunan yang teratur.
- Merupakan gerakan harmonik sederhana yang mempunyai frekuensi dan periode
Perbedaan bandul fisis dengan bandul matematis yaitu :
- Bandul Fisis menggunakan tali bermassa berat, sedangkan bandul matematis
menggunakan tali bermassa ringan.
- Massa beban bandul matematis tidak diabaikan, sedangkan massa beban bandul fisis
diabaikan.
- Model perhitungan bandul matematis menggunakan deret Taylor, sedangkan model
perhitungan bandul fisis menggnakan model perhitungan ayunan sederhana.

4. Pengertian dari :
 Frekuensi adalah jumlah getaran gelombang yang dihasilkan dalam setiap satudetik.
 Perioda adalah waktu yang diperlukan suatu benda untuk melakukan suatu
getaran penuh.
 Osilasi adalah gerak bolak-balik dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah atau
maju mundur pada selang dan waktu lintasan yang sama.
 Percepatan adalah laju peubahan kecepatan terhadap waktu.
Hubungan frekuensi dengan priode adalah :
n 1
f = atau T =
t n

Maka, jika digabungkan akan menghasilkan persamaan :


1 1
f= atau T =
T f
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara frekuensi dan periode berbandingterbalik.

5. Faktor yang mempengaruhi dari besar kecilnya nilai gravitasi:


 Ketinggian
Semakin tinggi jarak benda dari permukaan bumi, maka percepatan gravitasinya
akansemakin kecil.
 Kedalaman
Percepatan gravitasi bumi dikedalaman tertentu lebih kecil disbanding yang
dipermukaan bumi.
 Letak lintang
Besar percepatan gravitasi bumi di kutub semakin besar dan sebaliknya pada bagian
ekuator percepatan gravitasi semakin kecil.
 Massa planet
Semakin besar massa planet maka akan semakin besar percepatan gravitasinya

NAMA : AJENG YUMNA AMARTYA


NIM : 200801103
HARI/TANGGAL : SELASA, 23 NOVEMBER 2021
JUDUL : PERCEPATAN GRAVITASI
ASISTEN : NURUL SYAFINA LUBIS

RESPONSI

1. Jelaskan menurut pendapatmu tentang percepatan gravitasi!


2. Dik : T1 = 0,58
T2 = 0,50
T3 = 0,61
Dit : a. Trata-rata
b. Frekuensi
c. g (panjang tali 40 cm)
3. Tuliskan bunyi hukum Newton 3, beserta contohnya!
4. Kesan dan pesan untuk asisten!
Jawab :

1. Percepatan gravitasi yaitu suatu percepatan yang terjadi akibat adanya gaya gravitasi.
2. Dik : T1 = 0,58
T2 = 0,50
T3 = 0,61
Dit : a. Trata-rata
b. Frekuensi
c. g (panjang tali 40 cm)
0,58+0,50+0,61
Jwb : a. Trata-rata =
3
= 0,56 s
1
b. f =
T
1
=
0,56
= 1,79 Hz
4π²L
c. g =

4 ( 3,14 )2 (0,4)
=
( 0,56)²
15,78
=
0,31
= 50,88 m/s2
3. Hukum Newton 3 “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda
kedua tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap
benda pertama.” Contoh penerapannya adalah saat kamu memukul meja (artinya
memberikan gaya kepada meja), maka meja tersebut akan memberikan gaya kembali
kepada tangan kamu dengan besar yang sama dan berlawanan arah dengan arah gaya
yang kamu berikan.

4. Kesan dan Pesan :


 Judul 1 (Percepatan Gravitasi)
Kesan : Sangat asik dalam membawakan praktikum sehingga praktikan bisa
mengerti dan tidak galak
Pesan : Tetap jaga kesehatan ya kak, semoga lulus tepat waktu dan semangat terus
dalam segala hal 
 Judul 2 (Menentukan Konstanta Planck)
Kesan : Sangat detail dalam menjelaskan materi, sangat baik dalam berkomunikasi
dengan para praktikan
Pesan : Lancar terus study-nya kak, jangan mudah putus asa dan tetap semangatt

 Judul 3 (Menentukan Rasio E/M)
Kesan : Pertama masuk saya kira galak, namun ternyata sangat asik dalam
menjelaskan materi walaupun mungkin kadang terlalu cepat dalam
menjelaskan dan sangat detail
Pesan : Jangan cepat-cepat ya bang dalam menjelaskan ehehe, lancar study-nya
dan semangat terus bang 
 Judul 4 ( Menentukan Konstanta Rydberg)
Kesan : Asik dalam membawakan praktikum sehingga praktikan bisa mengerti
walaupun sedikit tegang
Pesan : Tetap jaga kesehatan ya kak, semoga lulus tepat waktu dan semangat terus
dalam segala hal 
 Judul 5 (Radiasi Gelombang Elektromagnetik)
Kesan : Sangat detail dalam menjelaskan materi, sangat baik dalam berkomunikasi
dengan para praktikan
Pesan : Lancar terus study-nya kak, jangan mudah putus asa dan tetap semangatt

 Judul 6 (Spektrometer Prisma)
Kesan : Asik dalam membawakan praktikum sehingga praktikan bisa mengerti
walaupun sedikit tegang
Pesan : Tetap jaga kesehatan ya kak, semoga lulus tepat waktu dan semangat terus
dalam segala hal 
 Judul 7 (Experiment Franck-Hertz)
Kesan : Praktikum paling tegang tapi asik
Pesan : Sehat selalu kak, tetap jaga kesehatan, semangatt terus dan jangan galak-
galak lagi ya kak ehehe 

Anda mungkin juga menyukai