Anda di halaman 1dari 21

DINAMIKA GERAK

(Laporan Praktikum Fisika Dinamika Partikel)


 
 

Disusun oleh:
                                    Ryan Gunawan : 202212012
Kevin falecia Ramadani : 202212029
Irsyhad Abdillah : 202212008
Muhammad Arobi : 202212035

Dosen Pengampu:
FANNIE RYANT SAFITRI, M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BONTANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
 
 
 
Judul                           : Dinamika Gerak
Hari/Tanggal              : Rabu, 21 September 2022
Jurusan                       : Teknik Informatika
Fakultas                      : Informatika
                  

                                    

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahanRahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Dinamika Partikel”.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah inimembantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yangkami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembacauntuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Bontang, 20 Oktober 2022

Kelompok 6

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan.....................................................................................2

BAB 2 DASAR TEORI.............................................................................................3

DASAR TEORI............................................................................................3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................7

3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................7


3.2 Skema Alat...............................................................................................7
3.3 Langkah Kerja..........................................................................................8

BAB 4 PEMBAHASAN............................................................................................9

4.1 Analisis Data............................................................................................9


4.2 Analisis Perhitungan................................................................................10
4.3 Pembahasan..............................................................................................11

BAB 5 KESIMPULAN..............................................................................................12

KESIMPULAN.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

iv
BAB I

PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang
 
Dinamika gerak merupakan bagian rumpun ilmu fisika yang berfokus pada gerak
suatu benda dengan memperdulikan penyebab geraknya. Penyebab gerak benda adalah gaya,
dan besaran gaya ini terangkum dalam suatu konsep yang memenuhi Hukum Newton. Gaya
yang memiliki simbol F, diambil dari kata Force yang berarti paksaan atau tarikan, sedangkan
satuan gaya adalah Newton diambil dari penemunya yakni Isaac Newton. Hukum Newton
terdiri dari tiga buah hukum fundamental. Ketiga hukum ini sampai saat ini yang dapat
menjelaskan fenomena pada sistem gerak benda non relativistik. Dalam hal ini kita akan lebih
berfokus kepada Hukum Newton II.

Hukum II Newton berbicara mengenai hubungan antara gaya konstan benda terhadap
percepatan yang timbul pada benda tersebut, serta hubungan antara massa benda terhadap
percepatan yang ada akibat gaya konstan benda. Hukum II Newton berbunyi: "Percepatan
yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan resultan
gayanya dan berbanding terbalik dengan massa bendanya."

Dari bunyi Hukum II Newton dan persamaan di atas, kita tahu bahwa percepatan
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik dengan
massa bendanya. Artinya, semakin besar gaya yang diberikan pada suatu benda, maka
percepatan benda juga semakin besar. Sebaliknya, semakin besar massa benda, maka
percepatan benda akan semakin kecil.

Penerapan hukum Newton pada gerak benda di bidang miring yang licin hampir sama
seperti gerak pada bidang datar, hanya saja benda yang bergerak pada bidang tersebut dibuat
dengan kemiringan sudut tertentu.

1.2 Rumusan masalah


1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dinamika Gerak.
2. Kita dapat menghitung gaya gesek.
3. Kita dapat menghitung koefisien gesek statis.
4. Kita dapat menghitung koefisien gesek kinetis.

1
1.3 Tujuan percobaan
Untuk mengetahui perbandingan dari gerak suatu benda, massa suatu benda,
percepatan suatu benda dan lain sebagainya. Sehingga dapat di ketahui hasil percobaan, Dan
dapat di praktekkan hasil dari percoban ini.

2
BAB 2
DASAR TEORI
Koefisien gesekan timbul Karena adanya perpaduan antara dua permukaan, oleh
karena itu dalam melukis vector gaya gesekan selalu ada permukaan yang bertemu. Koefisien
gesekan dibedakan menjadi dua jenis yaitukoefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis.
Koefisien gesek satis adalahkoefisien gesek antara dua permukaan diam, sedangkan koefisien
gesek kinetisadalah koefisien gesekan yang terjadi pada benda-benda yang beradu dimana
benda satu bergerak relative terhadap benda lainnya. Bila ditinjau dari sifatgeraknya maka
kemungkinan harga koefisien statis (µs) adalah µs<µk. Apabiladitinjau dari sebuah benda
pada bidang miring. Pada saat benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku
∑Fx = 0 dan ∑Fy=0.
Dengan meninjau gaya-gaya yang bekerja pada benda maka dapat dibuktikan
bahwaµs= tan , dimana adalah sudut kemiringan bidang terhadap bidang
horizontal.Selanjutnya bila ditinjau saat benda meluncur kebawah maka akan berlaku :
∑Fx = m.a dan ∑Fy=0
Dari kedua syarat di atas dapat dibuktikan bahwa koefisien gesekan kinetis
dapatditentukan dengan menggunakan persamaan :
µk= tan -(2s/t2gcos)
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antaradua
permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arahgerak benda. Jika
sebuah balokyang beratnya W diletakkan pada bidan datar dan pada balok tidak bekerja gaya
luas. Maka besarnya gaya normal (N) sama dengan besar berat (W) sesuai persamaan :
N=W
Gaya normal adalah gaya yang ditmbulkan oleh alas bidang dimana
bendaditempatkan dan tegak lurus terhadap bidang itu :
N = m.g.cos
Sesuai persamaan diatas jika sebuah benda dengan massanya m , benda pada bidang
miring yang lain dengansudut kemiringan maka besarnya gaya normal (N) sama dengan
m.g.cos

(Dalam percobaan kali ini akan berlaku hukum newton I dan II. Hukum
newton I menyatakan “setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan ini olehgaya-
gaya yang berpengaruh
padanya”. Sesungguhnya hukum newton ini
memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya percepatan suatu
benda bergantung kerangka acuan mana ia diukur. Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak

3
ada benda lain didekatnya (artinya tidak ada gaya yang bekerja, karenasetiap gaya
harus dikaitkan dengan benda dan dengan lingkungannya) maka dapatdicari suatu keluarga
kerangka acuan sehingga suatu partikel tidak mengalami percepatan.(Silaban,sucipto:
1985).Pada gaya gesek terdapat gaya normal yaitu gaya yag dilakukan bendaterhadap benda
lain dengan arah tegak lurus bidang antara permukaan benda.Secara matematika hubungan
antara gaya gesek dengan gaya normal adalah sebagai berikut
Fs < µk . N dan Fs > µs . N
Tanda sama dengan itu menunjukkan bila gaya gesek mencapai maksimum. Besarµk
dan µs tergantung pada sifat permukaan yang saling bergesekan harganya bisalebih besar dari
suatu yang biasanya lebih kecil (Faradah,1987).

Hukum I Newton, pada prinsipnya, Newton menyatakan hukum gerak Newton


pertama erat kaitannya dengan kesimpulan penelitian yang dilakukanoleh Galileo. Hukum
tersebut menyatakan :Setiap benda tetap berada dalamkeadaan diam atau bergerak dengan
laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jikadiberi gaya total yang sama dengan nol.
Kecenderungan sebuah benda untukmempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada
garis lurus disebutinersia. Dengan demikian Hukum I Newton sering disebut sebagai hukum
Inersia(Giancoli, 2001).Hukum II Newton, suatu gaya total yang diberikan pada sebuah
bendamungkin menyebabkan lajunya bertambah. Jika total gaya itu mempunyai arahyang
berlawanan dengan gerak benda, maka gaya tersebut akan memperkecil laju benda itu. Jika
arah gaya total yang bekerja searah dengan gerak benda makakecepatannya akan berubah
yang disebut sebagai percepatan. Bunyi Hukum II Newton berbunyi Percepatan yang
ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan
berbanding terbalik denganmasa benda.Hal ini sesuai dengan hubungan matematis yang
dikemukakan oleh Newton(Giancoli, 2001).Hukum III Newton, hukum III Newton disebut
sebagai hukum interaksiatau hukum aksi-reaksi. Hukum III Newton menggambarkan sifat
penting darisebuah gaya yaitu bahwa gaya selalu berpasang-pasangan. Bunyi Hukum III
Newton adalah sebagai berikut: Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua,
maka benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertamayang besarnya sama,
tetapi arahnya berlawanan.Jika sebuah benda dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus
ada benda lain B yang mengerjakan gaya itu.Selanjutnya jika B mengerjakan gaya pada
benda A, maka A mengerjakan gaya pada benda B yang sama besar dan berlawanan arah.
Sebagai contoh, bumi mengerjakan gaya gravitasi Fg pada sebuah benda proyektil, yang
menyebabkan benda jatuh dipercepat mengarah ke pusat bumi. (Tripler, 1998).

Untuk benda yang diam di atas bidang miring maka besar percepatannya adalah nol, sehingga
berlaku Hukum I Newton sebagai berikut.

4
ΣFY = 0
N – w cos θ = 0
N – mg cos θ = 0
N = mg cos θ ………. Pers. (1)
ΣFX = 0
w sin θ – fs = 0
mg sin θ – μsN = 0
karena N = mg cos θ, maka
mg sin θ – μs(mg cos θ) = 0
mg sin θ – μsmg cos θ = 0
μsmg cos θ = mg sin θ
mg sin θ
μs =
mg cos θ

Karena sin θ/cos θ = tan θ, maka


μs = tan θ ………. Pers. (2)
Dengan demikian, rumus koefisien gesek (statis) untuk benda yang diam di bidang miring
kasar adalah sebagai berikut.

μs = tan θ
Untuk benda yang mula-mula diam diatas bidang miring kemudian bergerak ke bawah sejajar
bidang, maka pada benda berlaku Hukum II Newton sebagai berikut.
ΣFY = ma
N – w cos θ = ma
N – mg cos θ = ma
Karena tidak ada gerak dalam arah vertikal, maka a = 0 sehingga
N – mg cos θ = 0
N = mg cos θ ………. Pers. (3)
ΣFX = ma
w sin θ – fk = ma
mg sin θ – μkN = ma
karena N = mg cos θ, maka
mg sin θ – μk(mg cos θ) = ma

5
mg sin θ – μkmg cos θ = ma
μkmg cos θ = mg sin θ – ma
g sin θ – a
μk =
g cos θ

Atau bisa kita tuliskan sebagai berikut.


a
μk = tan  θ – ………. Pers. (3)
g cos θ

Jadi, besarnya koefisien gesek (kinetis) pada benda yang bergerak di atas bidang miring dapat
kita tentukan dengan menggunakan persamaan berikut.

a
μk = tan  θ –
g cos θ

6
BAB 3
METOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
i. Benda berbentuk balok
ii. Bidang Miring
iii. Penggaris
iv. Stopwatch
v. Busur
vi. Timbangan

3.2 Skema Alat

3.3 Langkah Kerja


Mencari koefisien gesek statis :
1. Menyiapkan bidang miring yang sudah dibuat sedemikian rupa
2. Meletakkan busur dibagian ujung bawah bidang miring
3. Meletakkan balok kayu di atas bidang miring
4. Mengangkat dengan perlahan bagian ujung atas bidang miring hingga balok kayu
bergerak
5. Mencatat besar sudut ketika balok kayu tepat akan bergerak
6. Melakukan langkah yang sama sebanyak 5 kali
7. Menghitung besar koefisien gesek statisnya
Mencari koefisien gesek kinetis :
1. Melakukan percobaan dengan menggunakan bidang miring yang telah
2. dibuat sedemikian rupa
3. Meletakkan busur dibagian ujung bawah bidang miring
4. Memasang skala di samping bidang miring ( di bagian yang terlihat jelas apabila di
rekam dengan kamera )

7
5. Meletakkan balok kayu di atas bidang miring
6. Mengangkat bidang miring setinggi 30
7. Merekam di setiap percobaan
8. Menulis data hasil percobaan
9. Melakukan langkah di atas dengan mengubah dari sudut 30o menjadi 45o
10. Menentukan besar kecepatan dari data hasil percobaan
11. Menentukan besar percepatan

8
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Data hasil percobaan mencari koefisien statis (µs)
No Percobaan Sudut
1 1 200
2 2 190
3 3 190
4 4 200
5 5 19.50

Data hasil percobaan mencari koefisien kinetik (µk)


θ = 30o
No Waktu/t (s) Jarak (cm)
1 0.18 s 25 cm
2 0.31 s 25 cm
3 0.31 s 25 cm
4 0.34 s 25 cm
5 0.37 s 25 cm

θ = 45o
No Waktu/t (s) Jarak (cm)
1 0.18 s 25 cm
2 0.31 s 25 cm
3 0.31 s 25 cm
4 0.28 s 25 cm
5 0.34 s 25 cm

9
4.2 Analisis perhitungan
Koefisien Statis ( Massa = 0.038 kg )
No Percobaan Sudut
µs = sin θ/cos θ
1 1 200
2 2 190 µs = tan θ
3 3 190
4 4 200 µs = tan ( 19.5o)
5 5 19.50 µs = 0.354
Jumlah 97.50
Rata-rata 19.50 = 0.354

No Sudut µs N FS
1 200 0.364 0.38 N 0.139
2 190 0.344 0.38 N 0.13
3 190 0.344 0.38 N 0.13
4 200 0.364 0.38 N 0.13
5 19.50 0.354 0.38 N 0.134
Rata- 19.50 0.354 0.38 N 0.134
Rata

Koefisien Kinetik
θ = 300, Massa (m) = 0.038 kg , g = 10 m/s2
No Waktu(s) Jarak(cm) µk N v(m/s) a(m/s2) Fk
1 0.18 s 25 cm 0.37 0.33 1.39 m/s 7.72 m/s2 0.1221
2 0.31 s 25 cm 0.79 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 0.2607
3 0.31 s 25 cm 0.79 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 0.2607
4 0.34 s 25 cm 0.823 0.33 0.74 m/s 2.163 m/s2 0.27159
5 0.37 s 25 cm 0.85 0.33 0.68 m/s 1.83 m/s2 0.2805
Rata 2
0.302 s 25 cm 0.777 0.33 0.882 2.74 m/s2 0.25641
m/s

θ = 450, Massa (m) = 0.038 kg , g = 10 m/s2


No Waktu(s Jarak(cm) µk N v(m/s) a(m/s2) Fk
)
1 0.18 s 25 cm 0.228 0.33 1.39 m/s 7.72 m/s2 0.07524
2 0.31 s 25 cm 0.74 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 0.2442
3 0.31 s 25 cm 0.74 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 0.2442
4 0.28 s 25 cm 0.681 0.33 0.89 m/s 3.19 m/s2 0.22473
5 0.34 s 25 cm 0.7837 0.33 0.74 m/s 2.163 m/s2 0.258621
Rata2 0.284 s 25 cm 0.69 0.33 0.88 m/s 3.1 m/s2 0.2277

10
PERHITUNGAN
Koefisien Statis ( Massa = 0.038 kg )
No Sudut µs N FS
1 200 µs = tan ( 20o) N = 0.038 . 10 FS = 0.364 . 0.38
µs = 0.364
= 0.38 N = 0.139
= 0.364
2 190 µs = tan ( 19o) N = 0.038 . 10 FS = 0.344 . 0.38
µs = 0.344
= 0.38 N = 0.13
= 0.344
3 190 µs = tan ( 19o) N = 0.038 . 10 FS = 0.344 . 0.38
µs = 0.344
= 0.38 N = 0.13
= 0.344
4 200 µs = tan ( 20o) N = 0.038 . 10 FS = 0.364 . 0.38
µs = 0.364
= 0.38 N = 0.139
= 0.364
5 19.50 µs = tan ( 19,5o) N = 0.038 . 10 FS = 0.354 . 0.38
µs = 0.354
= 0.38 N = 0.134
= 0.354
Rata- 19.50 µs = tan ( 19,5o) N = 0.038 . 10 FS = 0.354 . 0.38
Rata µs = 0.354
= 0.38 N = 0.134
= 0.354

10
Koefisien Kinetik
θ = 300, Massa (m) = 0.038 kg , g = 10 m/s2
No Waktu Jarak µk N v(m/s) a(m/s2) Fk
1 0.18 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 1.39 m/s 7.72 m/s2 Fk = 0.37 . 0.33
(7.72/cos 300) = 0.1221
= 0.37
2 0.31 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 Fk = 0.79 . 0.33
(2.6/cos 300) = 0.2607
= 0.79

3 0.31 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 Fk = 0.79 . 0.33
(2.6/cos 300) = 0.2607
= 0.79

4 0.34 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 0.74 m/s 2.163 Fk = 0.823 . 0.33


(2.163/cos 300) m/s2 = 0.27159
= 0.823

5 0.37 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 0.68 m/s 1.83 m/s2 Fk = 0.85 . 0.33
(1.83/cos 300) = 0.2805
= 0.85

Rata2 0.302 s 25 cm µk = tan 300 – 0.33 0.882 2.74 m/s2 Fk = 0.777 . 0.33
(2.74/cos 300) m/s = 0.25641
= 0.777

10
Koefisien Kinetik
θ = 450, Massa (m) = 0.038 kg , g = 10 m/s2
No Wakt Jarak µk N v(m/s) a(m/s2) Fk
u
1 0.18 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 1.39 m/s 7.72 m/s2 Fk = 0.228 . 0.33
(7.72/cos 450) = 0.07524
= 0.228
2 0.31 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 Fk = 0.74 . 0.33
(2.6/cos 450) = 0.2442
= 0.74

3 0.31 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 0.8 m/s 2.6 m/s2 Fk = 0.74 . 0.33
(2.6/cos 450) = 0.2442
= 0.74

4 0.28 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 0.89 m/s 3.19 m/s2 Fk = 0.681 . 0.33
(3.19/cos 450) = 0.22473
= 0.681

5 0.34 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 0.74 m/s 2.163 Fk = 0.7837 . 0.33


(2.163/cos 450) m/s2 = 0.258621
= 0.7837

Rata2 0.302 s 25 cm µk = tan 450 – 0.33 0.88 m/s 3.1 m/s2 Fk = 0.69 . 0.33
(3.1/cos 450) = 0.2277
= 0.69

10
4.3 Pembahasan

Dari praktikum yang dilakukan diperoleh data dari percobaan statik dan kinetik.
Hasil pengukuran Fs ke 1, 2, 3, 4 dan 5 adalah 0.139 N, 0.13 N, 0.134 N, 0.139 N,dan 0.13 N
dengan rata- rata 0.134 N. Hasil praktikum µs ke 1,2,3,4,dan 5 adalah 0.364, 0.344, 0.344,
0.364,dan 0.354 dengan rata – rata 0.354
Hasil pengukuran kinetik pada sudut 300 diperoleh Fk ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah
0.1221 N, 0.2607 N, 0.27159 N,dan 0.2805 N dengan rata-rata 0.25641 N dan Hasil
pengukuran µk ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 0.37, 0.79, 0.823dan 0.85 dengan rata-rata 0.777.
Hasil perngukuran kecepatan (V) ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 1.39 m/s, 0.8 m/s, 0.74 m/s dan
0.68 m/s dengan rata-rata 0.882 m/s. Hasil pengukuran percepatan (a) ke ke 1, 2, 3, 4, dan 5
adalah 7.72 m/s2, 2.6 m/s2 , 2.163 m/s2 dan 1.83 m/s2 dengan rata-rata 2.74 m/s2.
Hasil pengukuran kinetik sudut 450 diperoleh Fk ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah
0.07524 N, 0.2442 N dan 0.22473 N, dan 0.258621 N dengan rata-rata 0.2277 N dan. Hasil
pengukuran µk ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 0.228, 0.74, 0.681 dan 0.7837 dengan rata-rata 0.69.
Hasil pengukuran kecepatan (V) ke 1, 2, 3, 4, dan 5 adalah 1.39 m/s, 0.8 m/s, 0.89 m/s dan
0.74 m/s dengan rata-rata 0.88 m/s.. Hasil pengukuran percepatan (a) ke 1, 2, 3, 4, dan 5
adalah 7.72 m/s2, 2.6 m/s2 , 3.19 m/s2 dan 2.163 m/s2 dengan rata-rata 3.1 m/s2.

11
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Gaya gesek dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan. Pada percobaan gaya gesek statik
dimana sudutnya dibuat bermacam-macam dan terlihat bahwa semakin besar sudut maka
akan semakin besar gaya gesek.
2. Koefisien gesekan suatu benda dipengaruhi oleh sudut kemiringan benda tersebut.
Semakin besar sudut kemiringan benda, maka semakin besar pula koefisien geseknya.
3. Percepatan suatu benda sangat dipengaruhi oleh sudut kemiringan benda. Semakin besar
sudut kemiringan benda maka semakin tinggi nilai percepatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Faradah, Inang.1987. Fisika Jilid I Edisi Ke-3. Erlangga. Jakarta.


Giancoli, Douglas.2001. Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Silaba dan Sucipto. 1985. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Tripler, P.A. 1988. Fisika Untuk Sains Dan Teknik Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Kamajaya. 2008. FISIKA. Grafindo Media Pratama. Bandung.

https://www.fisikabc.com/2018/06/contoh-soal-gerak-benda-di-bidang-datar-kasar.html
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61c993bcbc504/mengenal-jenis-dan-rumus-gaya-gesek-
di-ilmu-fisika

13
13

Anda mungkin juga menyukai