PERCOBAAN MELDE
C. Teori Dasar
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Di dalam perambatannya
tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya,
gelombang adalah rambatan energi (energi getaran). Gelombang dibedakan menjadi
dua jenis berdasarkan mediumnya. Yaitu gelombang elektromagnetik yang merambat
tanpa melalui medium atau perantara. Contoh gelombang elektromagnetik adalah
gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat
melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik. Terdapat dua jenis
gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah perambatan
gelombang, yaitu :
HUKUM MELDE
Dalam percobaan ini akan dibahas interferensi gelombang pada tali yang
diakibatkan oleh dua buah gelombang, yaitu gelombang yang datang dan gelombang
pantul. Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus
maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua
ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.
Amplitudo adalah jarak antara perut gelombang dengan arah cepat rambatnya.
Sedangkan panjang gelombang adalah jarak satu perut dan satu lembah yang terdiri
dari tiga simpul. Pada percobaan melde, besarnya cepat rambat gelombang dinyatakan
berbanding lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan akar panjang tali
dan berbanding terbalik dengan akar massa tali. Sehingga persamaan cepat rambat
gelombang dalam percobaan Melde dapat dirumuskan:
𝒗= √𝑭/𝝁 (2)
dimana :
μ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m) (Tim Dosen Fisika Dasar,
2014)
Teori Tambahan
Hukum Melde adalah salah satu hukum dalam fisika yang mempelajari
besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali.
Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada
dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar
massa persatuan panjang dawai. Secara sederhana, untuk menentukan gelombang
pada tali tersebut. Para ilmuwan sebelumnya (Franz Melde) menggunakan salah satu
ujung tangkai garpu tala yang diikatkan erat-erat pada sehelai kawat halus lagi kuat.
kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban,
misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala menjadi konstan.
Percobaan yang dilakukan oleh Franz Melde ini merupakan percobaan untuk
melihat terbentuknya gelombang stasioner atau dapat juga disebut dengan gelombang
berdiri. Gelombang berdiri adalah suatu pola osilasi dengan suatu bentuk stasioner
yang tercipta dari superposisi dua gelombang identik yang merambat dengan arah
yang berlawanan. Kita dapat menganalisis situasi seperti itu dengan memperhatikan
fungsi-fungsi gelombang untuk dua gelombang sinusoidal tranversal yang memiliki
amplitude, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama, tetapi merambat dalam arah
yang berlawanan dalam medium yang sama (Jewett. Jr, John W. dan Serway,
Raymond A. 2009):
ketika kita menggunakan identitas trigonometri sin (a±b) = sin(a) cos(b) ± cos
(a)sin(b), persamaan ini menjadi :
Rapat massa tali dan tegangan tali memiliki hubungan dan mempengaruhi
cepat rambat gelombang. Ketika tegangan tali semakin besar maka nilai cepat rambat
gelombang akan semakin besar dan ketika rapat massa tali semakin besar maka
inersianya akan semakin besar dan cepat rambat gelombangnya akan semakin kecil.
Perhatikan persamaan berikut :
𝒗= √𝑭/𝝁
Dengan,
m
μ= (7)
l
Di mana μ (kg/m) merupakan rapat massa tali, m (kg) merupakan massa tali, l
(m) merupakan panjang tali, v (m/s) merupakan cepat rambat gelombang, F (N)
merupakan gaya tegangan tali.
Jika pada seutas tali yang memiliki massa persatuan panjang dan kemudian
diberi tegangan dan salah satu ujungnya digerakkan dan ujung yang satunya diikatkan
pada benda yang tetap. Ujung tali yang digerakkan keatas ke bawah dengan kecepatan
konstan. Maka pada setiap bagian tali akan terlihat bergerak dan gelombang terus
merambat sepanjang tali dengan kecepatan konstan (Tipler. A Paul, 2008).
Amplitudo mencapai nilai minimum pada saat (Halliday, David, Robert Resnick, Jearl
Walker. 2011):
X = nλ /2 (9)
Nilai amplitudo pada gelombang stasioner pada yang bebasakan bergantung
pada jarak suatu titik terhadap ujung pemantul (x).
X = nλ /2 (10)
Dimana x adalah jarak simpul dari ujung bebas atau ujung ikat, n adalah orde simpul
(n=1,2,3,…) dan λ adalah panjang gelombang stasioner (Young, Hugh D. and
Roger A. Freedman. 2008.)2
Gelombang juga dapat di defenisikan sebagai getaran (osilasi) yang merambat pada suatu
medium atau tanpa medium dengan tidak disertai perambatan bagian-bagian medium itu
sendiri. (Jumini, 2015).
Gelombang air, gelombang bunyi, dan gelombang gempa merambat melalui suatu medium.
Mediumnya dapat berupa zat padat, zat cair atau gas. Gelombang yang seperti ini disebut
gelombang mekanik. Gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang mikro tidak
membutuhkan medium untuk perambatannya. Gelombang yang seperti ini disebut gelombang
elektromagnetik (Surya, 2009).
Satu gelombang pada gelombang transversal terdiri dari satu bukit dan satu lembah atau satu
rapatan dan satu renggangan pada gelombang longitudinal. Jarak antara dua puncak atau dua
dasar gelombang pada gelombang transversal, atau jarak dua rapatan dan dua regangan pada
gelombang longitudinal disebut satu panjang gelombang ( λ ) . Jarak yang ditempuh
gelombang tiap satu periode gelombang disebut dengan cepat rambat gelombang (υ ) .
Adapun selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang disebut
periode gelombang (T). Periode gelombang (T) dapat dikatakan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran. Satuan periode adalah sekon (s) (Tentor, 2015)
D. Cara Kerja
E. Pertanyaan Awal