Anda di halaman 1dari 9

Tanggal : 30 November 2022

PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIKA DASAR


SEMESTER 117

PERCOBAAN MELDE

Nama : Revieana Dzil Izzati


NIM : 1306622077
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sunaryo, M.Si.
Upik Rahma, M.Pd.
Asisten Laboratorium :
Ahmad Fatullah 1306619013
Galih Muhammad Gufron 1306619059
Alifia Putri Rachmatillah 1306619061
Daffa Aji Pangestu 1306619063

Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir Nilai Akhir

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2022
A. Tujuan
1. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali;
2. Menentukan cepat rambat gelombang pada tali;
3. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan gaya
ketegangan tali (F);
4. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v) dengan massa jenis
tali (𝜇);
5. Menguji cara kerja gelombang pada tali.

B. Alat dan Bahan


a. Beban : 10 gr, 20 gr, dan 50 gr
b. Penggaris
c. Neraca
d. Katrol
e. Meja
f. Catu Daya (Power Supply)
g. Kabel – kabel penghubung
h. Vibrator
i. Benang (3 jenis ukuran)

C. Teori Dasar
Gelombang merupakan getaran yang merambat. Di dalam perambatannya
tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya,
gelombang adalah rambatan energi (energi getaran). Gelombang dibedakan menjadi
dua jenis berdasarkan mediumnya. Yaitu gelombang elektromagnetik yang merambat
tanpa melalui medium atau perantara. Contoh gelombang elektromagnetik adalah
gelombang cahaya dan gelombang bunyi. Sedangkan gelombang yang merambat
melalui suatu medium atau perantara yaitu gelombang mekanik. Terdapat dua jenis
gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap arah perambatan
gelombang, yaitu :

a. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah


dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada pegas.
b. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah
gelombang pada tali.

Gelombang stasioner biasa juga disebut gelombang tegak, gelombang berdiri


atau gelombang diam, adalah gelombang yang terbentuk dari perpaduan atau
interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang
sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak
konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang gelombang tidak sama.
Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo maksimum. Periode
gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu
panjang gelombang penuh. Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam
waktu satu periode. Frekuensi gelombang ( f ) adalah banyaknya gelombang yang
terjadi tiap satuan waktu. Cepat rambat gelombang ( v ) adalah jarak yang ditempuh
gelombang tiap satuan waktu. Secara umum, cepat rambat gelombang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝒗=𝝀.𝒇 (1)
Dimana : v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)

HUKUM MELDE
Dalam percobaan ini akan dibahas interferensi gelombang pada tali yang
diakibatkan oleh dua buah gelombang, yaitu gelombang yang datang dan gelombang
pantul. Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus
maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambat gelombang. Gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua
ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat
menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.

Amplitudo adalah jarak antara perut gelombang dengan arah cepat rambatnya.
Sedangkan panjang gelombang adalah jarak satu perut dan satu lembah yang terdiri
dari tiga simpul. Pada percobaan melde, besarnya cepat rambat gelombang dinyatakan
berbanding lurus dengan akar tegangan tali, berbanding lurus dengan akar panjang tali
dan berbanding terbalik dengan akar massa tali. Sehingga persamaan cepat rambat
gelombang dalam percobaan Melde dapat dirumuskan:

𝒗= √𝑭/𝝁 (2)

Dengan 𝝁=𝒎/𝒍 (3)

dimana :

v = cepat rambat gelombang (m/s)

F = gaya ketegangan tali (N)

μ = rapat massa linier tali (massa tali/panjang tali) (kg/m) (Tim Dosen Fisika Dasar,
2014)

Teori Tambahan

Hukum Melde adalah salah satu hukum dalam fisika yang mempelajari
besaran-besaran yang mempengaruhi cepat rambat gelombang transversal pada tali.
Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada
dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar
massa persatuan panjang dawai. Secara sederhana, untuk menentukan gelombang
pada tali tersebut. Para ilmuwan sebelumnya (Franz Melde) menggunakan salah satu
ujung tangkai garpu tala yang diikatkan erat-erat pada sehelai kawat halus lagi kuat.
kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban,
misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus
menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala menjadi konstan.

Percobaan yang dilakukan oleh Franz Melde ini merupakan percobaan untuk
melihat terbentuknya gelombang stasioner atau dapat juga disebut dengan gelombang
berdiri. Gelombang berdiri adalah suatu pola osilasi dengan suatu bentuk stasioner
yang tercipta dari superposisi dua gelombang identik yang merambat dengan arah
yang berlawanan. Kita dapat menganalisis situasi seperti itu dengan memperhatikan
fungsi-fungsi gelombang untuk dua gelombang sinusoidal tranversal yang memiliki
amplitude, frekuensi, dan panjang gelombang yang sama, tetapi merambat dalam arah
yang berlawanan dalam medium yang sama (Jewett. Jr, John W. dan Serway,
Raymond A. 2009):

y 1= A sin (kx-ωt) , y 2= A sin (kx+ωt) (4)

dimana y 1 adalah gelombang yang merambat dalam arah +x dan y 2 adalah


gelombang yang merambat dalam arah – x. dengan mejumlahkan kedua fungsi ini,
kita peroleh fungsi gelombang resultan y :

y = y 1+ y 2 = A sin (kx-ωt) + A sin (kx+ωt) (5)

ketika kita menggunakan identitas trigonometri sin (a±b) = sin(a) cos(b) ± cos
(a)sin(b), persamaan ini menjadi :

y = (2 A sin kx) cos ωt (6)

Rapat massa tali dan tegangan tali memiliki hubungan dan mempengaruhi
cepat rambat gelombang. Ketika tegangan tali semakin besar maka nilai cepat rambat
gelombang akan semakin besar dan ketika rapat massa tali semakin besar maka
inersianya akan semakin besar dan cepat rambat gelombangnya akan semakin kecil.
Perhatikan persamaan berikut :

𝒗= √𝑭/𝝁

Dengan,

m
μ= (7)
l
Di mana μ (kg/m) merupakan rapat massa tali, m (kg) merupakan massa tali, l
(m) merupakan panjang tali, v (m/s) merupakan cepat rambat gelombang, F (N)
merupakan gaya tegangan tali.

Pada eksperimen hukum Melde, jenis gelombang yang dihasilkan yaitu


gelombang transversal atau disebut juga dengan gelombang mekanik karena pada
proses rambatannya memerlukan medium. Gelombang transversal memiliki
amplitudo. Amplitudo suatu gelombang akan tetap apabila frekuensi yang diberikan
konstan. Pada gelombang terdapat istilah gelombang berdiri. Gelombang berdiri dapat
terjadi ketika dua buah gelombang yang terbentuk saling berinterferensi. Ketika salah
satu ujung tali diikat dan ujung lainnya digetarkan maka gelombang yang datang akan
sama dengan gelombang pantul sehingga akan terlihat bahwa gelombang tersebut
tetap seperti tidak berjalan hanya berosilasi dari atas ke bawah hingga membentuk
keadaan destruktif dan konstruktif (Giancoli, 2001).

Jika pada seutas tali yang memiliki massa persatuan panjang dan kemudian
diberi tegangan dan salah satu ujungnya digerakkan dan ujung yang satunya diikatkan
pada benda yang tetap. Ujung tali yang digerakkan keatas ke bawah dengan kecepatan
konstan. Maka pada setiap bagian tali akan terlihat bergerak dan gelombang terus
merambat sepanjang tali dengan kecepatan konstan (Tipler. A Paul, 2008).

Nilai amplitudo pada gelombang stasioner akan berubah-ubah, titik dengan


nilai amplitudo maksimum yang dikenal dengan perut (antinodus) dan titik dengan
amplitude minimum yang disebut dengan sampul (nodus).

Amplitudo mencapai nilai maksimumnya pada saat:

X = (2n -1) λ /2 (8)

Amplitudo mencapai nilai minimum pada saat (Halliday, David, Robert Resnick, Jearl
Walker. 2011):

X = nλ /2 (9)

Nilai amplitudo pada gelombang stasioner pada yang bebasakan bergantung
pada jarak suatu titik terhadap ujung pemantul (x).

Amplitudo maksimum terjadi di titik perut jika :

X = nλ /2 (10)

Amplitudo minimum terjadi di titik simpul jika :

X = (2n -1) λ /2 (11)

Dimana x adalah jarak simpul dari ujung bebas atau ujung ikat, n adalah orde simpul
(n=1,2,3,…) dan λ  adalah panjang gelombang stasioner (Young, Hugh D. and
Roger A. Freedman. 2008.)2
Gelombang juga dapat di defenisikan sebagai getaran (osilasi) yang merambat pada suatu
medium atau tanpa medium dengan tidak disertai perambatan bagian-bagian medium itu
sendiri. (Jumini, 2015).

Gelombang air, gelombang bunyi, dan gelombang gempa merambat melalui suatu medium.
Mediumnya dapat berupa zat padat, zat cair atau gas. Gelombang yang seperti ini disebut
gelombang mekanik. Gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang mikro tidak
membutuhkan medium untuk perambatannya. Gelombang yang seperti ini disebut gelombang
elektromagnetik (Surya, 2009).

Untuk memahami Panjang


gelombang,frekuensi, dan cepat rambat
gelombang, perhatikan gambar berikut :

Satu gelombang pada gelombang transversal terdiri dari satu bukit dan satu lembah atau satu
rapatan dan satu renggangan pada gelombang longitudinal. Jarak antara dua puncak atau dua
dasar gelombang pada gelombang transversal, atau jarak dua rapatan dan dua regangan pada
gelombang longitudinal disebut satu panjang gelombang ( λ ) . Jarak yang ditempuh
gelombang tiap satu periode gelombang disebut dengan cepat rambat gelombang (υ ) .
Adapun selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang disebut
periode gelombang (T). Periode gelombang (T) dapat dikatakan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran. Satuan periode adalah sekon (s) (Tentor, 2015)
D. Cara Kerja

1. Memotong benang secukupnya seperti pada gambar (mencatat panjang benang


l = .... m)
2. Menimbang benang tersebut (massa benang m = ... kg)
3. Menentukan massa/panjang benang (m/l = 𝝁 = ... . kg/m)
4. Menyusun alat – alat dan bahan lalu rangkaian yang dihubungkan dengan
sumber arus maka akan terbentuk gambar seperti berikut.

5. Mencatat frekuensi yang digunakan pada sumber getar.


6. Menyalakan sumber getar.
7. Mentukan panjang gelombang yang terbentuk (dengan cara mengukur panjang
seluruh simpul yang terbentuk kemudian menentukan jarak antara 2 simpul
dan ½ panjang gelombang)
8. Mengulangi kegiatan 7 dengan mengganti berat beban yang digantung
sebanyak 5 kali lagi.
9. Mencatat hasil data yang diperoleh.
10. Mengulangi kegiatan 4 – 9 dengan mengganti benang yang berbeda
ukurannya.

E. Pertanyaan Awal

Tidak terdapat pertanyaan awal dalam modul percobaan Melde.


DAFTAR PIUSTAKA

Tim Dosen Fisika Dasar.2014.Panduan Praktikum Fisika Dasar I.


Jewett. Jr, John W. dan Serway, Raymond A. 2009. Fisika untuk Sains dan
Teknik Edisi Keenam Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Teknika.
Ahmad Khotibul Umam, Riefta Wahyu Utami, Alfiah Heni Putri, Alya
Syaharani,A.S.,dan Ganesha Antarnusa. “Pengaruh Rapat Massa Tali terhadap Cepat
Rambat Gelombang Pada Percobaan Hukum Melde” (Universitas Sultan Agung
Tirtayasa, 2020)
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Halliday, David, Robert Resnick, Jearl Walker. 2011. “Fisika Dasar Edisi 7
Jilid 1.” Jakarta : Erlangga.
Tipler. A Paul, 2008. “ Physisc for Scientist and Engineerss Sixth Edition “.
New York : W.H Freeman dan Company.
Young, Hugh D. and Roger A. Freedman. 2008. “University Physics.”
California : Thompson Brooks/Cole.
Jumini, S. (2015). Pengaruh Cepat Rambat Gelombang Terhadap Frekuensi Pada
Tali. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 2(3),
151-158.
Surya, Y. (2009). Getaran dan Gelombang. Tanggerang: PT Kandel.
Tentor, Pakar. (2015). Buku Sakti. Yogyakarta: Laksana.

Anda mungkin juga menyukai