Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UMUM

“HUKUM MELDE : Gelombang Berdiri pada Tali”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
Siti Azizah Lubis (022300014)

Dosen Pengampu : Teguh Handoyo, Phd.

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gelombang adalah getaran yang merambat. Sedangkan getaran adalah gerak bolak-
balik secara teratur melalui titik kesetimbangan. Dalam ilmu fisika, gelombang dipelajari
sebagai suatu objek penting, baik jenis-jenis gelombang maupun sifat-sifat gelombang
yang memiliki fungsi dan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan secara umum.
Gelombang bisa merambat melalui medium tertentu atau bisa juga tanpa medium melalui
ruang hampa. Gelombang juga bisa didefinisikan sebagai energi getaran yang merambat
tanpa memindahkan materi perantaranya. Ketika merambat, sebuah gelombang
memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa memindahkan medium yang
telah dilaluinya. Terdapat banyak contoh gelombang, sebut saja seperti gelombang bunyi,
gelombang cahaya, dan sebagainya. Gelombang juga memiliki beberapa jenis dan macam-
macam. Berdasarkan arah rambatannya, jenis gelombang dibagi menjadi dua, yakni
gelombang tranversal dan gelombang longitudinal. Gelombang tranversal memiliki arah
rambatan yang tegak lurus arah getarannya. Sementara gelombang longitudinal memiliki
arah rambatan yang sejajar dengan arah getarannya.
Hukum Melde adalah hukum yang menggambarkan hubungan antara cepat rambat
gelombang transversal pada tali dengan gaya tegangan tali, massa tali, dan panjang tali.
Hukum Melde menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar
gaya tegangan tali dan akar panjang tali, dan berbanding terbalik dengan akar massa tali
dan akar massa per satuan panjang tali.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana peristiwa resonasi pada gelombang tali?
2. Bagaimana kecepatan gelombang tali pada beberapa jenis tali?
3. Bagaimana hubungan frekuensi dengan panjang gelombang yang terbentuk?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui peristiwa resonasi pada gelombang tali.
2. Mengetahui kecepatan gelombang tali pada beberapa jenis tali.
3. Mengetahui hubungan frekuensi dengan panjang gelombang yang terbentuk
1.4. Manfaat
Hukum Melde adalah salah satu prinsip fisika yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hukum ini menjelaskan tentang gelombang stasioner pada tali yang
diberi beban. Contohnya ketika kita menyetel senar gitar, kita menerapkan prinsip hukum
melde untuk mengetahui panjang gelombang stasioner dan hubungan antara cepat rambat
gelombang dengan gaya tegangan tali.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Gelombang
Gelombang adalah perambatan gangguan atau energi. Jika gelombang datang terus
menerus, maka gelombang pantul akan terjadi terus menerus. Gelombang datang dan
gelombang pantul akan berinterferensi satu sama lain. Jika tali digetarkan pada frekuensi
tertentu dan dengan kondisi yang tepat, maka akan terbetuk gelombang berdiri yang
ditandai oleh adanya simpul dan perut seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Gelombang Berdiri Pada Tali


Gelombang dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya, yaitu gelombang
elektromagnetik dan gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang merambat tanpa melalui medium atau perantara contohnya adalah
gelombang cahaya. Sedangkan gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat
melalui suatu medium atau perantara.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap
arah perambatan gelombang, yaitu :
a. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah
gelombang pada pegas.
b. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang
pada tali.
Cepat rambat gelombang yaitu jarak yang ditempuh gelombang pada tiap satuan
waktu, dapat dirumuskan :
v= 𝝀×𝒇 (1)
v : cepat rambat gelombang (𝑚⁄𝑠)
𝝀 : panjang gelombang (m)
f : frekuensi gelombang (Hz)
2.2. Hukum Melde
Hukum melde adalah hukum yang mempelajari tentang besaran-besaran yang
mempengaruhi cepat rambat gelombang pada tali. Hukum melde menunjukkan bahwa
cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar gaya tegangan tali dan akar
panjang tali, dan berbanding terbalik dengan akar massa tali dan akar massa per satuan
panjang tali.
Gelombang merambat dari satu medium ke medium yang lain dan dibedakan
menjadi dua jenis yaitu gelombang mekanik (memerlukan medium perambatan) dan
gelombang elektromagnetik (tidak memerlukan medium perambatan). Pada gelombang
mekanik terdapat dua jenis gelombang berdasarkan arah gerak partikel terhadap arah
rambat gelombang, yaitu gelombang transversal (arah rambatnya tegak lurus dengan arah
getaran partikelnya) dan gelombang longitudinal (arah rambatnya searah dengan arah
getaran partikelnya).
Perpindahan rambatannya ke medium yang berlainan akan mengakibatkan
perubahan kecepatan rambat. Cepat rambat gelombang yaitu jarak yang ditempuh
gelombang pada tiap satuan waktu.
Pada percobaan yang telah dilakukan, melde menemukan bahwa cepat rambat
gelombang pada tali (v) sebanding dengan akar gaya tegangan tali (T) dan berbanding
terbalik dengan akar massa persatuan panjang tali/dawai (µ). Hukum melde dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Besar dari tegangan tali dapat diperoleh dengan rumus:
𝑇 =𝑚×𝑔 (2)
m : massa (kg)
g : percepatan gravitasi bumi ( 10 𝑚⁄𝑠 2 )

𝑇
𝑣= √ (3)
𝜇

V = cepat rambat gelombang (𝑚⁄𝑠)


T = gaya tegangan tali (N)
μ = massa per satuan panjang tali atau kerapatan tali (kg/m)

Jika pada seutas tali yang memiliki massa persatuan panjang dan kemudian diberi
tegangan dan salah satu ujungnya digerakkan dan ujung yang satunya diikatkan pada
benda yang tetap. Ujung tali yang digerakkan keatas ke bawah dengan kecepatan konstan.
Maka pada setiap bagian tali akan terlihat bergerak dan gelombang terus merambat
sepanjang tali dengan kecepatan konstan.
Maka hubungan teoritis antara frekuensi dasar (harmonik pertama) dan frekuensi
harmonik selanjutnya memenuhi persamaan berikut:
𝑓𝑛 = 𝑛 × 𝑓1 dengan n = 1,2,3,… (4)
𝑇
𝑣 √𝜇
Maka rumus frekuensi : 𝑓= = (5)
𝜆 𝜆
Keterangan :
f : frekuensi gelombang (Hz)
v : cepat rambat gelombang (m⁄s)
𝝀 : panjang gelombang (m)
T : tegangan tali (N)
μ : massa per satuan panjang tali (𝑘𝑔⁄𝑚)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa pembangkit
getaran/vibrator, katrol meja plastik, klem G, beban bercelah dan penggantung, generator
frekuensi audio, tali (3 jenis), penggaris, dan kabel penghubung.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Perubahan Tegangan Tali
Pada percobaan pertama, praktikan perlu meyiapkan tali dengan panjang
tertentu, kemudian menimmbang massa tali untuk menentukan massa per satuan
panjang (μ). Kemudian praktikan perlu memasang katrol di ujung meja. Lalu
rangkai batang, kaki, dan dasar statif sebagai peahan tali dan diletakan di belakang
pembangkit getaran. Ikat salah satu ujung tali pada batang statif, kemudian
lewatkan ujung lainnya pada lubang pembangkit getaran dan katrol meja.
Sejajarkan tinggi tali dengan tinggi katrol meja. Kemudian gantungkan beban pada
ujung tali yang melewati katrol sebagai pemberi tegangan. Tahan posisi pembangkit
getaran mengunakan klem G, kemudian pasang kabel penghubung pada steker
seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian Perubahn Tegangan Tali


Setelah rangkaian selesai, Hubungkan pembangkit getaran dengan
pembangkit frekuensi audio. Menghidupkan generator frekuensi audio, pilih skala
tegangan keluaran dan atur frekuensinya hingga berbentuk gelombang berdiri pada
tali dengan titik simpul yang jelas. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (½ ⁄),
kemudian hitung panjang gelombangnya. Catat hasilnya pada Tabel 1. Variasikan
beban sebanyak 5 kali, kemudian ukur panjang gelombang dari masing-masing
konfigurasi sesuai dengan banyak gelombang yang muncul. Jangan lupa catat dan
hitung data-data hasil percobaan menggunakan persamaan (2) dan (3) pada Tabel
A. Ulangi langkah percobaan untuk ketebalan tali yang berbeda dan catat hasilnya
pada Tabel 2 dan Tabel 3.

3.2.2. Perubahan Frekuensi Getaran


Lanjut ke percobaan berikutnya, sama seperti sebelumnya, praktikan
membuat rangkaian seperti Gambar 2.menggunkan beban 100g. Kemudian
nyalakan generator frekuensi audio. Atur frekuensi generator sehingga terbentuk
gelombang stasioner/gelombang berdiri dengan titik simpul yang jelas yang teridri
dari 2 simpul dan 1 perut seperti Gambar 3.

Gambar 3. Setengah Panjang Gelombang


Pada frekuensi pertama diperolehnya gelombang berdiri, catat frekuensi
tersebut sebagai frekuensi dasar (frekuensi harmonik pertama). Ukur jarak dari
simpul ke simpul terdekat (½ 𝝀). Catat hasilnya pada Tabel 4. Dengan tidak
mengubah massa beban dan panjang tali, perbesar frekuensi generator hingga
terbentuk gelombang berdiri yang baru pada tali dengan titik simpul yang tajam.
Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Satu Pajang Gelombang


Catat jarak dari simpul ke simpul terdekat dan amati jumlah banyaknya
gelombang yang dihasilkan. Ulangi langkah sebelumnya dengan memperbesar
frekuensi hingga diperoleh lima frekuensi resonansi gelombang tali. Catat hasil
pada Tabel 4.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Perubahan Tegangan Tali
a. Perubahan Tegangan Tali Wol
Massa tali : 0,32g = 32 × 10−5 kg
Panjang tali : 122 cm = 1,22 m
μ : 26 × 10−5

Gambar 5. Tali Wol


1
Dengan menggunakan persamaan (2), (3) dan 𝝀=2 𝝀 × 𝟐 (untuk

mendapatkan 1 gelombang), maka perhitungan 𝝀, T, dan v adalah sebagai


berikut :

1 𝑇
𝝀=2 𝝀 × 𝟐 𝑇 =𝑚×𝑔 𝑣= √
𝜇

0,5
𝝀= 0,6 × 2 = 1,2 𝑇 = 0,05 × 10 = 0,5 𝑣= √ = 43,8
26 × 10−5

𝑇 = 0,1 × 10 = 1
1
𝝀= 0,95 × 2 = 1,9 𝑣= √ = 62
26 × 10−5
𝑇 = 0,15 × 10 = 1,5
1,5
𝝀= 1 × 2 = 2 𝑣= √ = 75,9
26 × 10−5
𝑇 = 0,2 × 10 = 2
2
𝝀= 1,03 × 2 = 2,06 𝑣= √ = 87,7
26 × 10−5
𝑇 = 0,23 × 10 = 2,3
2,3
𝝀= 1,07 × 2 = 2,14 𝑣= √ = 94
26 × 10−5

Sehingga didapatkan Tabel 1 sebagai berikut :


Tabel 1. Data Percobaan Perubahan Tegangan tali 1
Jarak simpul ke
m (Kg) 𝟏 𝝀 (m) T (kg.m/𝒔𝟐 ) V (m/s)
simpul 𝟐
𝝀 (𝒎)

0,05 0,6 1,2 0,5 43,8


0,1 0,95 1,9 1 62
0,15 1 2 1,5 75,9
0,2 1,03 2,06 2 87,7
0,23 1,07 2,14 2,3 94

b. Perubahan Tegangan Tali Kenur


Massa tali : 0,47g = 47 × 10−5
Panjang tali : 145 cm = 1,45 m
μ : 32 × 10−5

Gambar 6. Tali Kenur


1
Dengan menggunakan persamaan (2), (3) dan 𝝀=2 𝝀 × 𝟐 (untuk mendapatkan

1 gelombang), maka perhitungan 𝝀, T, dan v adalah sebagai berikut :


1 𝑇
𝝀=2 𝝀 × 𝟐 𝑇 =𝑚×𝑔 𝑣= √
𝜇

0,5
𝝀= 0,37 × 2 = 0,74 𝑇 = 0,05 × 10 = 0,5 𝑣= √ = 39,5
32 × 10−5

𝝀= 0,38 × 2 = 0,76 𝑇 = 0,1 × 10 = 1 1


𝑣= √ = 55,9
32 × 10−5

𝝀= 0,48 × 2 = 0,96 𝑇 = 0,15 × 10 = 1,5 1,5


𝑣= √ = 68,4
32 × 10−5

𝝀= 0,5 × 2 = 1 𝑇 = 0,2 × 10 = 2 2
𝑣= √ = 79
32 × 10−5

𝝀= 0,53 × 2 = 1,06 𝑇 = 0,23 × 10 = 2,3 2,3


𝑣= √ = 84,7
32 × 10−5

Sehingga didapatkan Tabel 2 sebagai berikut :


Tabel 2. Data Percobaan Perubahan Tegangan Tali 2
Jarak simpul ke
m (Kg) 𝟏 𝝀 (m) T (kg.m/𝒔𝟐 ) V (m/s)
simpul 𝟐 𝝀 (𝒎)

0,05 0,37 0,74 0,5 39,8


0,1 0,38 0,76 1 55,9
0,15 0,48 0,96 1,5 68,4
0,2 0,5 1 2 79
0,23 0,53 1,06 2,3 84,4

c. Perubahan Tegangan Tali Nilon


Massa tali : 1,21g = 121× 10−5
Panjang tali : 135 cm = 1,35 m
μ : 89 × 10−5
Gambar 7. Tali Nilon
1
Dengan menggunakan persamaan (2), (3) dan 𝝀=2 𝝀 × 𝟐 (untuk mendapatkan

1 gelombang), maka perhitungan 𝝀, T, dan v adalah sebagai berikut :

1 𝑇
𝝀=2 𝝀 × 𝟐 𝑇 =𝑚×𝑔 𝑣= √
𝜇

0,5
𝝀= 0,19 × 2 = 0,38 𝑇 = 0,05 × 10 = 0,5 𝑣= √ = 23,7
89 × 10−5

𝝀= 0,29 × 2 = 0,58 𝑇 = 0,1 × 10 = 1 1


𝑣= √ = 33,5
89 × 10−5

𝝀= 0,37 × 2 = 0,74 𝑇 = 0,15 × 10 = 1,5 1,5


𝑣= √ = 41
89 × 10−5

𝝀= 0,39 × 2 = 0,78 𝑇 = 0,2 × 10 = 2 2


𝑣= √ = 47,4
89 × 10−5

𝝀= 0,4 × 2 = 0,8 𝑇 = 0,23 × 10 = 2,3 2,3


𝑣= √ = 50,8
89 × 10−5

Sehingga didapatkan Tabel 3 sebagai berikut :


Tabel 3. Data Percobaan Perubahan Tegangan Tali 3
Jarak simpul ke
m (Kg) 𝟏 𝝀 (m) T (kg.m/𝒔𝟐 ) V (m/s)
simpul 𝟐
𝝀 (𝒎)

0,05 0,19 0,38 0,5 23,7


0,1 0,29 0,58 1 33,5
0,15 0,37 0,74 1,5 41
0,2 0,39 0,78 2 47,4
0,23 0,4 0,8 2,3 50,8

4.1.2. Percobaan Perubahan Frekuensi Tegangan


Massa tali (tali Nilon) : 1,21g = 121× 10−5
Panjang tali : 135 cm = 1,35 m
Massa beban : 100g = 0,1 kg
μ : 89 × 10−5

Tabel 4. Data Percobaan Perubahan Frekuensi Tegangan

Jarak simpul ke N (Jumlah


F (Hz) 𝟏 𝝀 (m)
simpul 𝟐 𝝀 (𝒎) Gelombang)

45 0,27 0,54 2
60 0,22 0,44 2,5
70 0,17 0,34 3
350 0,35 0,7 1,5
450 0,28 0,56 2

4.2. Pembahasan
4.2.1. Percobaan Perubahan Tegangan Tali
Pada percobaan perubahan tegangan tali, digunakan tali jenis wol (μ= 26 ×
10−5 𝑘𝑔⁄𝑚), tali kenur (μ= 32 × 10−5 ), dan tali nilon (μ = 89 × 10−5 ). Setiap
tali dilakukan percobaan sebanyak lima kali dengan beban yang berbeda.
Diperoleh data panjang gelombang yang terbentuk pada Tabel 1,2, dan 3.
Berdasarkan data cepat rambat glombang pada Tabel 1, 2, dan 3 yang diperoleh
dapat diketahui bahwa cepat rambat gelombang pada tali dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti tegangan tali (T), massa per satuan panjang tali atau
kerapatan tali (µ), frekuensi (Hz) dan massa beban yang digunakan (kg). Dalam
percobaan kali ini dapat dilihat bahwa semakin besar tegangan tali, semakin besar
pula kecepatan rambat gelombangnya.
Adapun pengaruh tegangan tali pada panjang gelombang dapat disimpulkan
bahwa semakin besar massa beban maka semain besar pula panjang gelombang.
Nilai panjang gelombang yang semakin besar diperoleh karena semakin besar
massa beban akan dihasilkan jumlah bukit yang semakin sedikit. Karena jumlah
bukit (n) berbanding terbalik dengan panjang gelombang (λ), maka dengan jumlah
bukit yang semakin sedikit akan diperoleh panjang gelombang yang semakin
besar.

4.2.2. Percobaan Perubahan Frekuensi Tegangan


Percobaan berikutnya adalah perubahan frekuensi tegangan menggunakan
tali jenis nilon (μ = 89 × 10−5). Berdasarkan data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan panjang gelombang,
semakin besar frekuensi gelombang maka makin kecil atau pendek gelombang
yang terbentuk. Dapat dilihat pada Tabel 4 pada frekuensi 45-70 Hz terdapat
peningkatan panjang gelombang yang terbentuk. Dari frekuensi 350-450 Hz juga
terjadi peningkatan. Pengaruh frekuensi terhadap banyak gelombang yang
dihasilkan (2 perut, 3 simpul) yaitu bila frekuensi semakin besar, maka banyak
gelombang akan semakin bertambah, namun hanya hingga frekuensi tertentu saja.
Jadi dapat disimpulkan frekuensi berbanding lurus dengan jumlah gelombang
yang terbentuk.
Selanjutnya analisa kesesuaian perbandingan frekuensi ke-2, ke-3, dan
seterusnya terhadap frekuensi dasar. sesuai dengan data yang diperoleh maka
dapat ditentukan perbandingan frekuensi sebesar :
𝑓0 : 𝑓1 ∶ 𝑓2 ∶ 𝑓3 : 𝑓4 = 45 : 60 : 70 : 350 : 450 atau 9 : 12 : 14 : 70 : 90
Dapat disimpulkan jika data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang
ada. Seharusnya perbandingan frekuensi dasar harmonik pertama dengan
frekuensi harmonik selanjutnya adalah 1:2:3:4:… sesuai dengan persamaan 𝑓𝑛 =
𝑛 × 𝑓1 dengan n = 1,2,3,… Hal ini mungkin dikarenakan adanya kesalahan dalam
perhitungan maupun selama mengamati gelombang yang terbentuk saat dilakukan
varisi frekuensi tegangan.
Gelombang berdiri hanya terjadi pada frekuensi tertentu saja karena
mengingat gelombang berdiri merupakan hasil gabungan 2 (dua) gelombang yang
sedang berjalan yang memiliki amplitudo dan juga frekuensi yang besarnya sama,
akan tetapi arahnya berlawanan atau tidak sama. Oleh karena itu, gelombang
berdiri hanya terjadi pada frekuensi tertentu saja
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Gelombang adalah getaran yang merambat dengan tanpa memindahkan materi
perantaanya.
2. Hukum Melde menjelaskan hubungan antara cepat rambat gelombang transversal pada
tali dengan gaya tegangan tali, massa tali, dan panjang tali. Hukum Melde
menunjukkan bahwa cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar gaya
tegangan tali dan akar panjang tali, dan berbanding terbalik dengan akar massa tali dan
akar massa per satuan panjang tali.
3. Kecepatan rambat gelombang dipengaruhi beberapa faktor seperti tegangan tali (T),
massa per satuan panjang tali atau kerapatan tali (µ), frekuensi (Hz) dan massa beban
yang digunakan (kg). Disimpulkan jika semakin kecil nilai μ tali maka kecepatan
rambat gelombang semakin besar.
4. Kecepatan rambat gelombang juga dipengaruhi massa beban yang digunakan.
Semakin besar beban yang digunakan, tegangan tali akan bertambah sehingga cepat
rambat gelombang juga bertambah.
5. Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang yang terbentuk adalah berbanding
terbalik tetapi hubungan antara frekuensi dan jumlah gelombang adalah berbanding
lurus. Semakin besar frekuensi, panjang gelombang yang terbentuk semakin pendek
sehingga jumlah gelombang yang terbentuk semakin banyak.

5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus mengkalibrasi neraca sebelum menggunakannya.
4. Praktikan harus teliti dalam mengamati gelombang yang terbentuk.
5. Praktikan harus memastikan beban menggantung dengan sempurna agar tegangan
tali tidak berubah-ubah.
6. Praktikan harus teliti dalam mengukur panjang gelombang yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Elektronika. Hukum Melde: Gelombang Berdiri
pada Tali,96-102.
Dahlan, Ahmad. 2020. Pengertian Gelombang Berdiri Disertai Persamaannya.
ahmaddahlan.net. 27 Maret 2020. Diakses pada 25 Oktober 2023, dari Pengertian
Gelombang Berdiri Disertai Persamaannya - Ahmad Dahlan
Mesin, Yapto. 2020. Resonansi Pada Gelombang Berdiri. doku.pub. Juli 2020. Diakses Pada
5 Oktober 2023, dari Resonansi Pada Gelombang Berdiri [vel98omedx0y] (doku.pub)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai