Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GETARAN MEKANIS

GETARAN PADA STANG SEPEDA MOTOR


DOSEN : MUSTASYAR

PENYUSUN:

N NAMA NOMOR INDUK MAHASISWA


O
1 CASMUJIANTO 161010350063
2 HAERUDIN 161010350043
3 MARWANTO 161010350106
4 RIFAN SETIADI 161010350056
5 ISYAHRUL KHOIDI 2016030803

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa,atas segala
rahmat dan hidayahNya penyusun dapat menyelesaikan karya tulis makalah Getaran mekanis ini
dengan lancar tanpa ada hambatan satu apapun.

Dengan penuh harap dari penyusun agar makalah ini dapat berguna pembaca untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca dan memberikan informasi yang dapat menambah
wawasan bagi pembaca. Serta dapat menjadi bahan pembelajaran untuk kedepannya bagi semua
kalangan.

Terlepas dari semua itu, penyusun sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih ada kekurangan dari segi tata bahasa, penulisan dan penyusunan. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan senang hati penyusun menerima segala kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat kepada seluruh pembaca. Atas
perhatiannya penyusun mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya.

Tangerang, 16 Desember 2018

ttd

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar…………………………………………………………………………………….ii

Daftar isi………………………………………………………………………………………….iii

Bab 1 pendahuluan

Latar belakang dan rumusan masalah……………………………………………………………..1

Tujuan penulisan…………………………………………………………………………………..1
Metode penulisan……………………...…………………………………………………………..2

Bab 2 pembahasan

Pengertian termodinamika...………………………………………………………………………3

Sejarah dan perkembangan termodinamika…………………………………………………….....4

System termodinamika dan sifatnya .....…………………………………………………………..5

Kesetimbangan termodinamika…………………………………………………………………...6

Hukum termodinamika……..……………………………………………………………………..7

Proses termodinamika………..……………………………………………………………………9

Alat yang mengaplikasikan termodinamika……………………….……………………………..12

Bab 3 penutup

Kesimpulan………………………………………………………………………………………14

Kritik dan saran…………………………………………………………………………………..14

Daftar pustaka…………………………………………………………………..………………..15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Stang sepeda motor adalah titik sentuhan pertama pengendara ke sepeda motor.
Strukturnya kompleks dan memiliki peran penting sebagai fungsi dan sudut pandang
keamanan. Komponen pada stang terdiri dari spion, tuas rem, kopling, lampu kepala, dan
penutup plastik (pada motor bebek dan matic). Kegagalan terjadi pada stang karena
getaran mesin, permukaan jalan yang tidak rata, benturan, tenaga pengendara,
pengereman dll.
Getaran mekanis adalah bentuk dari energi mekanis yang dihasilkan oleh mesin
atau alat-alat mekanis yang digerakkan oleh motor dan getaran mekanis merupakan salah
satu faktor bahaya yang disebabkan oleh peralatan atau mesin yang sedang dioperasikan.
Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan mesin apabila menghantar ke tubuh manusia
melalui tangan, lengan, kaki, atau anggota tubuh lainnya yang akan menimbulkan
gangguan kenyamanan sampai gangguan kesehatan.
Pada makalah ini akan membahas tentang getaran mekanis yang terjadi pada
stang motor. Getaran pada stang motor biasanya terjadi akibat adanya gerakan mekanis
dari putaran mesin dan diteruskan oleh rangka motor menuju semua bagian motor.
Getaran pada stang tentu mengganggu kenyamanan pengendara ketika mengemudikan
sepeda motor, jika dalam jangka waktu yang lama akan memungkinkan terjadinya
gangguan kesehatan pada pengendara.
Oleh karena itu getaran pada stang motor perlu diredam agar meningkatkan
kenyamanan berkendara serta menghindarkan pengendara dari gangguan kesehatan
akibat getaran tersebut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, maka perumusan masalah
dalam pembuatan makalah termodinamika ini adalah :
 Apakah getaran mekanis itu? 
 Bagaimana getaran mekanis bisa terjadi?
 Bagaimana cara mengetahui besarnya getaran mekanis pada stang motor?
 Bagaimana cara meredam getaran mekanis pada stang motor?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas
mata kuliah getaran mekanis Fakultas Teknik  Jurusan Teknik Mesin Universitas
Pamulang dan untuk mempelajari aplikasi getaran mekanis dalam kehidupan nyata.

1.4 METODE PENULISAN


Metode penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi literature
yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Sumber dari data kepustakaan
diperoleh dari buku-buku, website yang berhubungan dengan getaran mekanis dan
dengan percobaan. 

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian stang kemudi sepeda motor

Fungsi kemudi ialah untuk membelokkan roda atau mengarahkan jalannya kendaraan
sepeda motor. Kemudi pada sepeda motor dibentuk berupa stang. Pada Stang terdapat
handel kopling, handel rem depan, lampu-lampu, penunjuk kecepatan, klakson, dan
sebagainya. Mekanisme sistem kemudi terdiri atas stang kemudi, batang kemudi, dan garpu
atau fork. Pada bahasan kemudi ini, ada dua istilah yaitu Caster dan Trail.

Caster adalah sudut kemiringan dari poros kemudi dalam satuan derajat, dengan
menarik garis sejajar poros kemudi, maka akan di dapat suatu sudut yang dihitung dari garis
yang mendatar atau horizontal. Sedangkan trail adalah jarak antara titik potong dari garis
melalui poros kemudi dengan jalan mendatar, ke titik tumpu ban depan di atas jalan. Rasa
tidak nyaman berpengaruh kepada seluruh tubuh melalui perubahan fungsional.

2.2 Teori tentang stang kemudi yang baik

Stang kemudi yang baik adalah stang yang mampu memberikan rasa nyaman bagi
pengendara ketika mengendarai sepeda motor tersebut. kenyamanan adalah unsur perasaan
manusia yang muncul sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan pada
sensasi tubuh (Manuaba, 1977). Sebagian orang menyatakan bahwa kenyamanan adalah
segala sesuatu yang sesuai dan selaras dengan penggunanaan suatu ruang, baik dengan
ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol, suara atau apapun
juga atau dengan kata lain bahwa kenyamanan sangat ditentukan oleh adanya keseimbangan
antara faktor dalam diri manusia itu sendiri dan juga dengan faktor luar yang
mempengaruhinya.

2.3 Akibat apabila stang kemudi tidak sesuai dengan standar yang telah tentukan

Stang kemudi yang nyaman dapat mengurangi resiko kelelahan atau bahkan cedera
berlebih yang dapat terjadi pada pengemudi.Karena kelelahan dapat terjadi akibat
terkumpulnya produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk sisa ini bersifat
bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot.Produk sisa ini mempengaruhi serat syaraf dan

3
sistem syaraf pusat, sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja dan hilang
konsentrasi jika sudah kelelahan. Studi tentang MSDS (Material Safety Data Sheet) pada
berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian
otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka yang meliputi otot leher, bahu, lengan,
tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah.Karena apabila otot menerima
beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang
biasanya diistilahkan dengan cedera. Maka dari itu faktor kenyaman sangat diperlukan
untuk menghindari cedera yang diperoleh setelah melakukan suatu aktivitas.

2.4 Jenis stang motor berdasarkan bentuknya

Memiliki fungsi utama untuk mengontrol laju kendaraan yang terhubung langsung ke
roda depan, posisi setang sangat memengaruhi cara berkendara. Dalam menentukan setang
yang paling ideal untuk kebutuhan pemotor, ada beberapa jenis setang yang digunakan
untuk pengendara harian antara lain

A. Cruiser handlebar

Biasanya digunakan pada motor yang dimanfaatkan untuk touring. Karena bentuk
yang lebih lebar dibandingkan setang lainnya, jenis cruiser ini cocok untuk
perjalanan jarak jauh karena membuat posisi duduk dan pegangan pengendara
lebih santai.

B. Motocross bar

Karena memiliki sudut yang lebar dan panjang sehingga membuat pengendara
meletakkan kedua tangannya di depan sejajar dada, memiliki istilah setang
baplang.

Nama tersebut tak lepas dari fungsi utama setang ini yang cocok diterapkan pada
rute non aspal/ medan offroad. Bila pengendara ingin menerapkan setang ini di
sepeda motor, maka harus diperhatikan infrastruktur rute yang bakal ditempuh
sehari-hari. Sebab setang baplang sangat tidak nyaman digunakan untuk melewati
jalanan sempit dan membelah kemacetan.

4
C. Stang jepit

Setang model clip on atau yang lebih dikenal dengan nama setang jepit, cukup populer di
kalangan anak muda Indonesia. Dengan posisi duduk yang lebih menunduk --under
yoke--  dibandingkan setang jenis lain, setang jepit memiliki tampilan yang lebih bergaya dan
menarik.

Letak puntir gas yang berada di segitiga bawah dan dijepit ke suspensi depan ini, cocok
digunakan bagi pengendara yang ingin merasakan sensasi motor sport, merebahkan badan untuk
membelah angin, dan menjaga aerodinamika agar performa motor mencapai titik maksimal.

D. Ape handlebar

Dari beberapa jenis setang, model ape handlebar mungkin yang paling unik. Dengan letak yang
cukup tinggi seperti ape --monyet-- yang sedang bergelantungan untuk meraih tuas gas, model
setang ini kerap digunakan pada motor beraliran chopper atau motor gede (moge).

Dengan modelnya yang nyentrik dan cukup menyulitkan pengendara untuk menggenggam tuas
gas, setang ape cocok untuk digunakan untuk menempuh perjalanan jarak jauh seperti lintas
negara atau keluar kota.

E. Z  handlebar

Memiliki fungsi yang mirip dengan setang ape, bentuk setang memiliki lekukan tajam di bagian
tengah yang membentuk huruf Z. Tak seperti setang ape, setang Z memiliki posisi yang lebih
rendah dibandingkan setang ape. Sehingga bagi pemotor beraliran chopper yang tak ingin cepat
pegal dan tetap mengutamakan unsur estetika saat berkendara, cenderung memilih model ini.

2.5 Analisis getaran pada stang motor

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi
kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat
tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

5
Getaran yang terjadi pada stang kemudi motor dapat dikatakan sebagai getaran
mekanis. Getaran mekanis adalah getaran yang timbul akibat adanaya gerakan mekanis
pada motor yang diteruskan keseluruh bagian motor.

Efek Getaran Mekanis

Getaran mekanis dapat menyebabkan beberapa efek terhadap manusia, anatara lain:
a. Gangguan kenikmatan kerja, dalam hal ini efek getaran hanya terbatas pada
terganggunya nikmat kerja.
b. Terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya kelelahan.
c. Bahaya terhadap kesehatan.

Macam-macam getaran

Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu :

(1). Getaran Bebas.

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada
dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang
bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan
sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua
sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran
yang terjadi tanpa rangsangan luar.

(2). Getaran Paksa.

Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika
rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem,
maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang,
merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi.

Gerak Harmonik

6
Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak teratur, jika gerak
itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut gerak periodik.
Waktu pengulangan tersebut disebut perioda osilasi dan kebalikannya disebut frekuensi.
Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t), maka setiap gerak periodik harus
memenuhi hubungan (t) = x (t + τ).

Persamaan Differential Gerak

Model fisik dari getaran bebas tanpa redaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Dimana, x adalah simpangan m adalah massa k adalah konstanta pegas Untuk


mendapatkan model matematika dari model fisik di atas yaitu dengan dilakukan analisis
diagram benda bebas (FBDA )

7
Dimana, kx adalah gaya pegas mx adalah gaya inersial Dengan menggunakan
persamaan kestimbangan gaya arah vertikal dapat dinyatakan model matematika dari
sistem di atas adalah sebagai berikut: kxxm =+ 0

Pegas dipasang Seri atau Paralel Pemasangan konstanta pegas ekivalen dari suatu
sistem dapat dilakukan melalui dua cara yaitu paralel dan seri.

Untuk dua pegas paralel, gaya P yang diperlukan untuk membuat perpindahan
pada satu sistem adalah sebesar perkalian antara perpindahan dengan jumlah kedua
konstanta pegas tersebut, sehingga besar kekakuan pegas total adalah :

Atau secara umum, dapat dirumuskan sebagai berikut :

8
Dimana : n adalah jumlah pegas yang dipasang paralel Sedangkan, untuk dua
pegas terpasang seri, gaya P menghasilkan perpindahan total y dari ujung bebas pada
susunan pegas sebesar :

akibatnya gaya yang di perlukan untuk satu unit perpindahan (konstanta pegas ekivalen)
diberikan oleh

Secara umum, konstanta pegas ekivalen yang terpasang seri

dimana : n adalah jumlah pegas terpasang seri.

SISTEM DERAJAT KEBEBASAN TUNGGAL TAK TEREDAM

Umum Dalam dinamika struktur, jumlah koordinat bebas (independent


coordinates) diperlukan untuk menetapkan susunan atau posisi sistem pada setiap saat,
yang berhubungan dengan jumlah derajat kebebasan (degree of fredom). Pada umumnya,
struktur berkesinambungan (continuous structure) mempunyai jumlah derajat kebebasan
(number of degrees of fredom) tak berhingga.

Namun dengan proses idealisasi atau seleksi, sebuah model matematis yang tepat
dapat mereduksi jumlah derajat kebebasan menjadi suatu jumlah diskrit dan untuk
beberapa keadaan dapat menjadi berderajat kebebasan tunggal. Terlihat beberapa contoh

9
struktur yang dapat dianggap sebagai struktur berderajat kebebasan satu (one degree of
freedom) dalam analisis dinamis, yaitu struktur yang dimodelisasikan sebagai sistem
dengan koordinat perpindahan tunggal (single displacement coordinate).

Sistem derajat kebebasan tunggal ini dapat dijelaskan secara tepat dengan model
matematis, dimana memiliki elemen-elemen sebagai berikut :

 Elemen massa (m), menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur.
 Elemen pegas (k), menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force) dan kapasitas
energi potensial dari struktur.
 Elemen redaman (c), menyatakan sifat geseran dan kehilangan energi dari struktur.
 Gaya pengaruh (F(t)), menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem Struktur.

10
Dengan mengambil model matematis pada gambar V.2, dianggap bahwa tiap
elemen dalam sistem menyatakan satu sifat khusus, yaitu

 Massa (m), menyatakan sifat khusus inersia (property of inertia), bukan elastisitas atau
kehilangan energi.
 Pegas (k), menyatakan elastisitas, bukan inersia atau kehilangan energi.
 Peredam (c), menyatakan kehilangan energi.

Sistem Tak Teredam (Undamped System)

Analisis sistem dasar yang sederhana dalam pembahasan dinamika struktur adalah
sistem derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geseran atau redaman diabaikan, dan
sebagai tambahan, akan ditinjau sistem yang bebas dari gaya aksi gaya luar selama
bergerak atau bergetar. Pada keadaan ini, sistem tersebut hanya dikendalikan oleh
pengaruh atau kondisi yang dinamakan kondisi awal (initial conditions), yaitu
perpindahan yang diberikan dalam kecepatan pada saat t=0, pada saat pembahasan
dimulai.

Sistem derajat kebebasan tunggal tak teredam sering dihubungkan dengan osilator
sederhana tak teredam (simple undamped oscillator) yang selalu disajikan ataupun
sebagai bentuk yang mirip.

11
Kedua gambar tersebut merupakan model matematis secara dinamis
ekivalen.dan hanya tergantung pada pilihan perorangan saja dalam penggunaannya. Pada
model ini massa m dihambat oleh pegas k dan bergerak menurut garis lurus sepanjang
satu sumber koordinat. Karakteristik mekanis dari pegas digambarkan antara besar gaya
Fs yang bekerja pada ujung pegas dengan hasil perpindahan y seperti terlihat pada
Gambar V.4 yang menunjukkan secara grafik dari tiga jenis pegas yang berbeda.

Berdasarkan gambar, karakteristik lengkungan (a) menyatakan sifat dari pegas


kuat (hard spring), dimana gaya harus memberikan pengaruh lebih besar untuk suatu
perpindahan yang disyaratkan seiring dengan terdeformasinya pegas. Sedangkan,
karakteristik lengkungan (b), menyatakan sifat pegas linear, karena deformasinya selaras
(proportional) dengan gaya dan gambar grafisnya mempunyai karakteristik garis lurus.

Konstanta keselarasan antara gaya dan perpindahan dari pegas linier disebus
konstanta pegas (spring constant), yang biasa dinyatakan dengan “k”, sehingga
persamaan yang menyatakan hubungan antara gaya dan perpindahan pegas linier adalah
sebagai berikut :

12
Pegas dengan karakteristik lengkungan (c) pada gambar V.4 disebut pegas lemah,
dimana pertambahan gaya untuk memperbesar perpindahan cenderung mengecil pada
saat deformasi pegas menjadi makin besar.

Hukum Gerak Newton

Hubungan analitis antara perpindahan y dan waktu t, diberikan oleh Hukum


Newton Kedua untuk gerak sebagai berikut : F = ma dimana : F : gaya yang bekerja pada
partikel massa m a : resultan percepatan Persamaan V.8 dapat ditulis dalam bentuk
ekivalen, dimana besaran komponennya menurut sumbu koordinat x, y dan z, yaitu :

Percepatan didefinisikan sebagai turunan kedua vektor posisi terhadap waktu, yang berarti ketiga
persamaan adalah persamaan differensial. Persamaan Hukum Newton dapat digunakan pada
benda idealis seperti partikel yang bermassa tetapi tidak bervolume, tetapi juga dapat digunakan
pada benda berdimensi yang bergerak. Benda kaku yang bergerak pada sebuah bidang adalah
simetris terhadap bidang gerak (bidang x-z), sehingga mengakibatkan Hukum Newton perlu
dimodifikasi menjadi :

13
Diagram Benda Bebas Digram Free Body adalah suatu sketsa dari benda yang
dipisahkan dari benda lainnya, dimana semua gaya luar pada benda terlihat jelas. Pada
Gambar V.6(b) Mengilustrasikan Diagram Free Body dari massa osilator (m) yang
dipindahkan pada arah positif menurut koordinat y, yang memberikan gaya pada pegas
sebesar F ky s = (asumsi pegas linier).

Berat dari mg dan reaksi normal N dari permukaan penunjang diperlihatkan juga
untuk pelengkap meskipun gaya-gaya ini bekerja pada arah vertikal dan tidak termasuk
dalam persamaan gerak yang ditulis menurut arah y. Penggunaan Hukum Gerak Newton
memberikan.

14
Contoh : Sistem Massa Balok

Lendutan pada massa m adalah:

Diagram benda bebas dari sistim adalah:

Dari persamaan kesetimbangan pada DBB diperoleh :

∑ = Fy 0 mx kx + = 0

Misal jawab sistem adalah: xX t = sinω x X =ω ω cos t = −ω ω X t 2 x sin Apabila


disubstitusikan ke PDG diperoleh:

15
Contoh : Sistem Massa pegas.

16
maka frekuensi pribadi sistem :

Getaran Bebas dengan Redaman

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa
selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda
akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini
sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini
dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI).

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan persamaan

17
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih
akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini disebut kurang redam, dan
merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman
diperbesar sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman
kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan lewat
redam

Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-
pegas-peredam adalah:

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan
nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah
peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman

adalah :

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan
suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Solusi sistem kurang redam pada model
massa-pegas-peredam adalah

Nilai X, amplitudo awal, dan ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan pegas. Dari
solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor

18
eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah redaman,
semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem, namun
frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam.

Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung dengan frekuensi
alamiah takredam lewat rumus berikut.

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun untuk
banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan tersebut dapat
diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika
menyatakan frekuensi alamiah.

Frekuensi alami dari suatu sistem adalah frekuensi di mana ia akan bergetar dengan bebas (yaitu
tanpa adanya redaman) dalam gerakan harmonik sederhana, ketika diatur dalam gerakan.
Getaran bebas dari setiap benda elastis disebut getaran alami dan terjadi pada frekuensi yang
disebut frekuensi alami. Frekuensi alami suatu struktur tergantung pada karakteristik fisiknya
seperti misalnya - massa dan kekakuannya. Suatu sistem dengan n derajat kebebasan, akan
memiliki n mode getaran - yang masing-masing memiliki frekuensi alami sendiri.

2.1 Pemodelan Matematika

Frekuensi Alami Stang matematis dihitung dengan rumus berikut ini :

Dimana :

k = konstanta kekakuan stang

m = massa benda

ω n = frequensi alami stang

19
Berdasarkan rumus tersebut diatas kemudian dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

π 2 2
A= (d −d )
4 o i

Dimana:

d o = diameter luar stang

d i = diameter dalam stang

L = panjang pegas

E = Young modulus E

A = luas penampang

k = konstanta

massa pegas dapat dihitung dengan rumus berikut :

m = ρAL

dimana :

m = massa pegas (kg)

ρ = massa jenis material stang (kg/mm³)

Berdasarkan persamaan rumus diatas maka frequensi alami stang dapat dirumuskan sebagai
berikut :

20
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengukuran maka diketahui bahwa:

Panjang stang (L) = 300 mm

Diameter dalam stang (d i) = 17 mm

Diameter luar stang (d o ) = 22mm

Masa jenis material stang (ρ) = 7860x10−9kg/mm³

E= 200 Gpa

Maka frequensi alami stang dapat dihitung secra matematis sebagai berikut

E
ω n=
√ ρL²

200
=
√ 7860 x 10−9 x 300²

= 17,0103 Hz

Jadi secara matematis getaran alami pada stang kemudi motor adalah 17,0103 Hz.

21
Table nilai ambang batas (NAB) getaran

Menurut nilai ambang atas (NAB) getaran yang dapat diterima oleh badan manusia, getaran
tersebut adalah 17,0103Hz < 20Hz sehingga dapat digolongkan pada getaran yang tidak
mengganggu. Karena getaran tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia maka tidak
memerlukan peredaman getaran pada stang kemudi motor.

22

Anda mungkin juga menyukai