(TUGAS MANDIRI 3)
DisusunOleh :
Nama :Irlando Raymond Hamri Waridin
Nim : 22031043
Kelompok :7
Saya
mengucapkanterimakasihsebesar-besarnyakepadabapak/ibuselakudosenmatakuli
ah. Tugas yang telahdiberikaninidapatmenambahpengetahuan dan
wawasanterkaitbidang yang ditekunisaya. Saya juga mengucapkanterimakasih
pada semuapihak yang telahmembantu proses penyusunankaryailmiahini
Nama: Irlandoraymonwaridin
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................I
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………………………1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………………………………..2
1.3 Manfaat………………………………………………………………………………………………………..3
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................IV
BAB V PENUTUP.......................................................................................V
3.1 kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………1
3.2 saran………………………………………………………………………………………………………………….2
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Pada peristiwa yang sering kita dengar adanya kecelakaan yang terjadi di jalan pada
kendaraan sepeda motor adalah akibat rem yang tidak bekerja dengan baik.
Remaamerupakansalahasatu komponen pada kendaraan yang harusaaada dan bekerja
dengan baik karena menyangkut keselamatan pengendara danaorangalain.
Banyakaimasyarakat yang kurang menyadari bahwa kendaraan yang dimiliki
pengeremannya telah berkurang dan sudah tidak maksimal. Terkadang masih ada
masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor tetapi kurang memahami tentang
sistem pengereman, komponen rem dan cara merawat rem dengan benar serta cara
memaksimalkan pengereman. Padahal hal ini sangat penting agar pengguna kendaraan
dapat memaksimalkan sistem rem tersebut dan tetap aman dalam berkendara. Ada banyak
cara untuk memaksimalkan pengereman, diantaranya dengan memperhatikan bentuk
model pada piringan cakram. Bentuk model piringan cakram diduga berpengaruh
terhadap parameter pengereman yaitu pada waktu pengereman, perlambatan, dan jarak
pengeremannya. Parameterini belum ada yang meneliti maka dengan alasan inilah peniliti
untuk meneliti. Untuk mengoptimalkan rem ada beberapa komponen yang harus
diperhatikan; Sukamto, menganalisis keausan rem pada sepeda motor. Ambo Intang,
menganalisis studi pengaruh tekanan pengereman dan kecepatan putar roda terhadapa
parameter pengereman pada rem cakram dengan berbasis variasi kanvas. Padahal proses
pengereman yang merupakan perubahan energi mekanik menjadi panas, proses transfer
panasnya dilakukan oleh piringan. Namun belum ada peneliti yang secara khusus meneliti
mengenai piringan cakram. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul : “Analisis Bentuk Model Piringan Cakram Terhadap Jarak dan Waktu
Pengereman.”
1.2 Tujuan
Mengetahui bentuk model piringan cakram manakah yang menghasilkan jarak
pengereman terbaik?
Mengetahui bentuk model piringan cakram manakah yang memiliki waktu tersingkat?
perlambatan terbaik?
1.3 manfaat
Pengertian rem secara umum adalah suatu sistem yang bekerja untuk memperlambat atau
menghentikan suatu perputaran, misalkan perputaran roda kendaraan. Prinsip kerja sistem
rem kendaraan adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas dengan cara menggesekan dua
buah logam pada benda yang berputar sehingga putarannya akan melambat, dengan demikian
laju perputaran roda kendaraan menjadi pelan atau berhenti dikarenakan adanya kerja rem.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu komponen penting sebagai keamanan dalam
berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan berkendara
jadi tergangguOleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini harus tahan terhadap
gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah berubah bentuk pada saat bekerja
dalam suhu tinggi.
Jenis rem
1. Rem Cakram (DiskBrake) dengan prinsip kerjanya adalah sepasang pad yang tidak berputar
menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan
terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
2. Rem Tromol (Drum Brake) bekerja dengan menggunakan sepasang sepatu yang menahan
bagian dalam dari tromol yang berputar bersama-sama dengan roda, baik secara hidrolis
maupun mekanis.
Backingplate
Silinder penyetel sepatu rem
Sepatu rem
Pegas pembalik
Kampas rem
Silinder roda
Drum rem
Keseimbangan dan kelarasan (balancingspooring) roda yang tepat, kondisi ban yang baik,
tekanan yang tepat, dan juga kualitasnya, akan menentukan dalam menjamin pengereman
yang baik. Faktanya, tidak peduli berapa banyak daya pengereman yang dimiliki,
jika ban tidak mampu memenuhi permintaan rem, maka kendaraan tidak akan merespons
keinginan untuk mengerem secara memadai.
Suspensi
Suspensi adalah elemen kendaraan yang menjaga roda tetap bersentuhan dengan jalan. Jika
suspensi tidak mampu menyerap ketidakteraturan medan jalan dengan benar, ban mungkin
tidak bersentuhan penuh dengan jalan, yang kemudian bisa menyebabkan efektivitas
pengereman terganggu. Oleh karena itu suspensi yang tidak menunjukkan tanda-tanda
kerusakan atau penurunan maka rem bisa bekerja maksimal.
Dengan kata lain, rem kendaraan akan mengerem dengan benar jika sistem pengereman dan
suspensi serta ban bekerja dengan baik.
Perawatan Rem
Rem yang merupakan sistem pengendalian kendaraan, maka perangkat rem harus mendapat
perhatian lebih. Perawatan rutin harus tetap dijalankan untuk memaksimalkan kerjanya.
Idealnya perangkat rem perlu dicek setiap kendaraan menempuh jarak 10.000 km. Ini untuk
memastikan apakah komponen-komponennya masih dalam kondisi sempurna.
Selain itu, pembongkaran juga perlu untuk membersihkan dari penumpukan debu di bagian
kanvas, teromol, dan cakram. Debu berpotensi menyebabkan goresan pada piringan atau
tromol tergores.
2.2 sesuaisubtansipembahasan
2.2.1 konsepputaran
Cakram atau piringan berputar bersama dengan roda berfungsi sebagai penerima gesekan dari
kampas rem saat pengereman dilakukan. Pada cakram terdapat lubang – lubang yang
berfungsi sebagai pendinginan akibat gesekan antara kampas dan cakram serta mencegah
fading atau kehilangan daya pengereman.
Prinsip Rem Hidrolik Sistem rem yang banyak dipakai pada kendaraan bermotor adalah rem
hidrolik. System ini digunakan sebagai rem roda dari jenis tromol maupun piringan. Minyak
rem sebagai fluida kerja yang digunakan harus mempunyai sifat tidak merusak komponen
system dan tidak mudah menguap. Prinsip kerja system rem hidrolik berdasarkan
hokumpascal. Fluida kerja dalam ruang tertutup yang ditekan, tekanannya akan diteruskan
sama besar ke segala arah. Besarnya gaya pengereman dapat diatur sesuai dengan
perbandingan antara diameter master silinder roda, berdasarkan persamaan:
Keterangan:
F = gaya pengereman
Q = gaya penekan
c. Lebih cepat dalam meneruskan tekanan dari pedal rem ke sepatu rem
Pengambilan data
Dengan pengamatan kita dapat menentukan waktu untuk satu ayunan penuh
(m)
a. Model A
T = 7,15 detik
= m.g.r
= 0,741 kg.
1
b. Model B
T = 7,29 detik
= m.g.r
= 0,551 kg.
c. Model C
Massa benda adalah 0,455 kg
T = 7,33 detik
= m.g.r
= 0,548 kg.
d.Model D
T = 7,43 detik
= m.g.r
= 0,421 kg . 9,81 m/ . 0,09 m
= 0,521 kg.
Pengolahan data
tunggal
BAB IV PEMBAHASAN
Kinerja dari suatu peralatan pengereman didasarkan pada jarak berhenti dari uji pengereman
pengukuran jarak berhenti dari kecepatan awal tertentu dan/atau pengukuran MFDD.
b. Jarak berhenti adalah jarak yang dicapai oleh kendaraan dari saat ketika pengemudi
berhenti.
sistem pengereman, kecepatan awal tidak boleh kurang dari 98 persen dari kecepatan yang
f. Dalam pengujian tidak boleh terjadi roda mengunci (locked), kendaraan menyimpang dari
g. Selama pengujian, gaya yang dikendalikan pada kendali rem untuk mendapatkan kinerja
yang dimaksud tidak boleh melebihi gaya maksimum yang diperbolehkan untuk kendaraan
uji.
BAB V PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka didapatlah kesimpulan sebagai
dengan tekanan 30 bar : 2,764 meter, pada kecepatan 30 km/jam dengan tekanan 30 bar :
7,04 meter, pada kecepatan 40 km/jam dengan tekanan tekanan 30 bar : 14,05 meter karena
model A mempunyai luas permukaan yang terbesar menyebabkan gesekan yang diberikan
pada kampas lebih sedikit sehingga menghasilkan umur pada kampas lebih panjang.
tekanan 30 bar : 1,328 detik, pada kecepatan 30 km/jam dengan tekanan 30 bar : 2,072 detik,
pada kecepatan 40 km/jam dengan tekanan 30 bar : 2,916 detik karena model A mempunyai
luas permukaan yang terbesar menyebabkan gesekan yang diberikan pada kampas lebih
tekanan 30 bar : -4,187 m/ , pada kecepatan 30 km/jam dengan tekanan 30 bar : -4,02 m/ ,
pada kecepatan 40 km/jam dengan tekanan 30 bar : -3,81 m/ terbaik karena model A
mempunyai luas permukaan yang terbesar menyebabkan gesekan yang diberikan pada
kampas lebih sedikit sehingga menghasilkan umur pada kampas lebih panjang
3.2 saran
Berdasarkan karyailmiahini maka saya menyarankan agar dilakukan karyailmiah lebih lanjut
dengan menggunakan dua rem yang tekanan pengeremannya bervariasi depan dan belakang.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unj.ac.id/
https://www.kanalpengetahuan.com/pengertian-rem-dan-fungsinya