Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MANDIRI ELEMEN MESIN 2

ANALISA REM CAKRAM PADA TOYOTA AVANZA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ARIBAL MA’RUF
NIM : 153010046

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2017

i
KATA PENGATAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur ucapkan kehadirat ALLAH SWTyang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya, sehinga dapat menyelesaikan tugas mandiri elemen mesin II
Tak lupa ucapan terima kasih saya ucapkan Bapak Darmanto, ST,M.Eng, selaku
dosen dan pembimbing dalam tugas perencanaan ulang rem cakram mobil avanza, yang
telah banyak memberi masukan, bimbingan dan pengarahan demi terwujudnya tugas
Elemen Mesin II.
Akhir kata untuk lebih sempurnanya penulisan perencanaan rem cakram ini, baik
mengenai penulisan, perhitungan dan penyusunan besar harapan saya ada saran – saran
dan kritikan untuk tercapainya perencanaan yang lebih baik.
Wassalamu’alikum Wr.Wb.

Semarang, 2016

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i

ANALISA REM CAKRAM PADA TOYOTA AVANZA........................................................... i

KATA PENGATAR ....................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 4

1.2 TUJUAN ............................................................................................................................... 4

1.3 BATASAN MASALAH ....................................................................................................... 4

BAB II............................................................................................................................................. 5

DASAR TEORI .............................................................................................................................. 5

2.1 REM ...................................................................................................................................... 5

2.2 PERENCANAAN ............................................................................................................... 16

BAB III ......................................................................................................................................... 19

PERHITUNGAN .......................................................................................................................... 19

3.1 DATA .................................................................................................................................. 19

3.2 PERHITUNGAN ................................................................................................................ 20

BAB IV ......................................................................................................................................... 23

KESIMPULAN ............................................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Perkembangan Negara industri dapat maju pesat karena di pengaruhi oleh adanya
hasil teknologi yang tinggi dimana komponen-komponen mesin memiliki kualitas yang
baik dan memiliki standar, baik dari segi komponen maupun umur penggunaan yang
tahan lama.
Mobil adalah satu kesatuan yang terdiri dari berbagai komponen yang menyatu,
Masing-masing adalah mesin, chasis, dan pemindah daya, kelistrikan dan asesoris.
Penemuan alat-alat modern dan otomatis membawa manusia ketingkat kenyamanan yang
lebih tinggi. Dan perkembangan teknologi tersebut juga berpengaruh dalam bidang
otomotif, sebagai contoh kendaraan mobil Toyota avanza model dahulu dalam
pengoperasiannya masih menggunakan manual, namun pada kendaraan model sekarang
dalam pengoperasiannya sudah banyak menggunakan otomatis misalnya: sistem power
window, sistem rem Antilock brake sistem (ABS) dan juga pada sistem pemindah daya
(power train).
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam bidang transportasi demi
keamanan dan keselamatan dalam berkendara. pada dasarnya rem mempunyai fungsi
untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. adapun rem yang digunakan
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik dan cepat dan
mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan di setel).
Walaupun sistem rem sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat umum
yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tersebut.
oleh karena itu makalah ini dibuat untuk memperkenalkan fungsi, cara kerja dan jenis-
jenis dari rem itu sendiri.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan perancangan ulang rem cakram mobil Toyota avanza adalah :
 Mengetahui torsi pengereman cakram mobil Toyota avanza
 Menentukan jenis bahan yang akan digunakan dalam perencanaan rem cakram
pada mobil Toyota avanza.

4
1.3 Batasan Masalah

Dalam analisis rem cakram pada mobil Toyota avanza ini yang akan di bahas
diantaranya energi potensial, energi kinetik, energi total, gaya pengereman dan torsi
pengereman.

5
BAB 11
DASAR TEORI
2.1 Rem

Secara umum rem bisa diartikan adalah sebuah peranti/alat yang digunakan untuk
mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan gerakan roda atau untuk
memungkinkan parkir pada tempat yang menurun (Toyota, new step 1)
Sistem rem dalam teknik otomotif ialah suatu sistem yang memiliki fungsi untuk:
a. Mengurangi kecepatan kendaraan.
b. Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan, dan
c. Menjaga kendaraan agar tetap berhenti.

Jenis Jenis Rem


Fungsi utama rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros,
dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki.Efek pengereman secara mekanis
diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang
dibalik, arus searah yang dibalik atau penukaran kutub (Sularso, 2004).

Prinsip rem adalah kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin di
bebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap
bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksut untuk menurunkan kecepatan
gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energy panas menjadi energi kinetik
untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik kembali
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan
oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek pengereman
(sraking effeck) di peroleh dari adanya gesekan yang di timbulkan antara dua obyek.
(Toyota, new step 1)

Momen rem kecil untuk menghentikan poros yang berputar paling cepat, karena itulah
rem kebanyakan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor. Piringan rem harus di
rapikan dan di setimbangkan syarat utama dari rem yang harus di penuhi ialah
kelembutan, artinya tidak ada tumbukan ketika menghubungkan dan melepas rem,
pelepasan kalor yang cukup, penyetelan setelah aus (Khurmi, 2005).

6
A. Jenis Rem Menurut Mekanisme Penggerak
Jenis-jenis rem menurut mekanisme penggerak dapat di bedakan antara lain :

1. Rem Mekanis
Rem mekanis bekerja dengan perantaraan kawat. Rem mekanik banyak digunaka
pada sepeda motor dan rem tangan mobil. Pengereman terjadi jika tangkai rem
ditarik, kemudian tarikan tersebut diteruskan ke kampas rem dan terjadi gesekan
antara kampas rem dan tromol. (Mukaswan dan Boentarto, 1995).
Cara kerja rem mekanik pada dasarnya pada saat kabel atau batang penghubung
(tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak.Tromol rem berputar
bebas mengikuti putaran roda.

Gambar 2.1 Tuas tidak di tarik (http://Otodiy.blogspot.com)

Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem
memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang
dan kanvas rem bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran
roda.semakin kuat atau panjang tuas bergerak maka semakin kuat sepatu rem
menekan tromol dan lintasan

Gambar 2.2 tuas di tarik (http://Otodiy.blogspot.com)

7
2. Rem Hidrolik
Rem hidrolik menggunakan cairan sebagai penerus tekanan dari pedal rem ke
kampas rem dalam tromol. Cairan bersifat meneruskan tekanan ke segala arah
dengan sama besar. Hal ini sesuai dengan hukum pascal. Jika tekanan suatu fluida
dalam ruangan tertutup menerima tekanan maka tekanan itu akan diteruskan ke
segala arah dengan sama besar. Zat cair bersifat tidak dapat dikompresikan
sehingga tidak ada kerugian penekanan karena perubahan volume zat cair
(Mukaswan dan Boentarto, 1995).
Komponen Rem hidrolik terdiri atas tromol rem, kampas, silinder roda, silinder
master, reservoir, pipa minyak rem, dan pedal rem seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Rem Hidrolik(http://m-edukasi.com)

Sistem Rem Hidrolik ini bekerja dengan Tuas pedal rem diinjak maka tuas akan
meneruskan gerakan ke master Cylinder,didalam Master Silinder terjadi
perubahan dari energi kinetik menjadi tekanan pada minyak rem yang kemudian
diteruskan menuju aktuator silinder melewati selang/pipa-pipa tekanan tinggi,
setelah tekanan sampai di aktuator silinder kemudian gaya tekan minyak rem
dirubah kembali menjadi gerakan/kinetik oleh aktuator silinder yang terhubung
dengan sepatu rem untuk menekan tromol/ disc agar terjadi proses
pengereman(Abidin, 2012).

8
3. Rem Pneumatik
Rem jenis ini bisanya digunakan pada Kendaraan muatan berat (misalnya : Bus,
Truk atau Trailer) biasanya pada rem jenis mekanik diperlukan tenaga yang besar
untuk menggerakan pedal remnya sewaktu dilakukan pengereman. supaya pada
saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar maka pada umumnya
kendaraan muatan berat ini dilengkapi dengan pesawat rem yang menggunakan
tenaga dari udara yang dimampatkan. Pesawat rem macam ini lebih dikenal
dengan nama pesawat rem angin atau rem pneumatic (Soetrisno dkk, 1981).

Gambar 2.4 skema Rem Pneumatik(hino catalog. blogsot)

Rem pneumatic dibuat untuk menghasilkan daya pengereman yang tinggi dengan
penekanan pedal yang ringan. Pada sistem rem angin pedal ditekan tidak secara
langsung menekan brake pad, pedal rem hanya membuka dan menutup brake
valve,sehingga angin dapat di hentikan dan diteruskan, daya di terima oleh brake
chamber kemudian di ubah menjadi gerakan untuk memutar cam yang
mengakibatkan kampas bergesekan dengan tromol, daya pengereman diperoleh
dari angin bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sehingga daya
pengereman dapat maksimal dengan penekanan pedal yang ringan

Gambar 2.5 cara kerja brake chamber(hino catalog.blogspot

9
B. Jenis Rem Menurut Bidang Kontak
Jenis rem menurut bidang kontak dapat dibedakan antara lain:

1. Rem Blok
Rem blok dibagi menjadi dua macam yaitu rem blok tunggal dan rem blok ganda.
1) Rem Blok Tunggal
Rem blok tunggal adalah yang paling sederhana yang terdiri dari satu blok
remyang ditekan terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.9.
Biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem
atau bahan gesek yang dapat diganti bila telah ausrem blok tunggal ini kurang
menguntungkan hal ini disebabkan karena pada rem blok tunggal gaya tekan yang
bekerja hanya pada satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen
lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang dikehendaki (Khurmi, 2005).
Jika diperlukan gaya pengereman yang besar,tuas perlu dibuat sangat
panjang sehingga kurang ringkas. Karena alasan inilah rem blok tunggal tidak
banyak di pakai mesin yang memerlukan momen pengeremaan yang besar. Dan
untuk mendapatkan gaya pengereman yang dikehendaki maka besarnya gaya
tergantung pada arah putaran, untuk arah putar serah jarum jam blok rem akan
tertarik kearah drum sehingga dapat terjadi gigitan secara tiba-tiba.Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah besarnya momen pengereman yang harus sesuaidengan
yang diperlukan dan besarnya energi yang dirubah menjadi panas,terutama yang
berhubungan dengan bahan gesek yang dipakai.

Gambar 2.9. Rem bloktunggal


(http://yefrichan.files.wordpress.com)

Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem
tetepi juga akan meneruskan koefisien geseknya. Bila suatu rem terus menerus
bekerja jumlah panas yang timbul dari 1 mm2 permukaan gesek setiap detik
sebanding dengan besarnya µ ( koefisien gesek ).Bila besarnya µ pada suatu rem
10
lebih kecil dari harga batasnya maka pemancaran panas akan berlangsung dengan
mudah dan sebaliknya bila harga tersebut melebihi batasmaka akan
mengakibatkan rusaknya permukaan gesek (Khurmi, 2005).

2) Rem Blok Ganda


Rem blok tunggal kurang menguntungkan karena drum mendapat gaya
tekan hanya dalam satu arah sehingga menimbulkan momen lentur yang besar
pada poros serta gaya tambahan pada bantalan.kekurangan tersebut dapat diatasi
jika dipakai dua rem blok yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan,
baik dari sebelah dalam maupun sebelah luar drum. Rem semacam ini disebut
rem blok ganda (Gambar 2.10). rem dengan blok yang menekan dari luar
digunakan untuk mesin-mesin industri dan kereta rel yang pada umumnya
digerakkan secara pnumatik, sedangkan yang menekan dari dalam dipakai pada
kendaraan jalan raya yang digerakkan secara hidrolik(Khurmi, 2005).

Gambar 2.10. Rem blok ganda


(http://yefrichan.files.wordpress.com)

2. Rem Pita
Rem pita pada dasarnya terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah dalamnya dilapisi
dengan bahan gesek, drum rem, dan tuas. Gaya rem akan timbul bila pita diikatkan pada
drum dengan gaya tarik pada keduaujung pita tersebut. Jika gaya tarik pada kedua ujung
pita adalah F1 dan F2 (kg), maka besarnya gaya gesek adalah sama dengan (F1- F2).

11
Gambar 2.11 Rem pita (tunggal)
(http://yefrichan.files.wordpress.com)

3. Rem Cakram
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri dari cakram yang terbuat dari besi
tuang (disc rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disk
pad) yang mendorong dan mencepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh
adanya gesekan disc pad dan cakram (disc). (Toyota, new step 1)
..

Gambar 2.12. Rem cakram


(toyota, new step 1)

12
C. Jenis Rem Menurut Mekanisme Pengereman
Jenis-jenis rem menurut mekanisme pengereman dapat dibedakan antara lain:
1. Lock Brake System
Sistem rem Lock Brake System (NonABS) yaitu rem yang biasa digunakan
pada sebagian besar kendaraan, dimana roda akan terkunci saat pengemudi
melakukan pengereman mendadak, karena daya yang diberikan untuk mengerem
disalurkan langsung untuk menekan kampas rem, sehingga ketika pengemudi
melakukan rem dengan tekanan tinggi maka kampas rem akan bergesekan selama rem
belum dilepas, mengakibatkan roda tidak bisa berputar dan terjadi selip.

Yang terjadi saat roda terkunci:


1. Mobil tidak stabil.
2. Arah kemudi tidak stabil.
3. Mengerem lebih lambat (jarak pengereman jauh, kecuali jalan tanah, bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan tidak maksimal.
5. Jika roda depan terkuci, mobil tidak mungkin bisa di arahkan.
6. Jika roda belakang terkunci, mobil bisa tidak stabil dan tergelincir ke salah satu
sisi.

2. Anti Lock Brake System


Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake System) adalah sebuah sistem pada
kendaraan bermotor yang mencegah terkuncinya roda-roda belakang selama
pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan agar
kendaraan tidak berputar (slip) serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik. dan
digunakan untuk memperpendek jarak pengereman dengan memperbolehkan
pengemudi menginjak pedal rem secara penuh tanpa perlu khawatir kendaraan akan
selip dan lepas kendali(Toyota, new step 1)

13
Gambar 2.13 tata letak komponen(Toyota, new step 1)

Cara kerjanya adalah pada kendaraan terdapat elektronic unit, speed sensor
dan hydraulic valve pada brake circuit. Elektronic unit memonitor kecepatan dari roda
pada saat pengereman,jika berbeda maka rem akan membuka, dan selanjutnya
mengerem lagi. Hampirsama dengan apabila kita melakukan pengereman sedikit-
sedikit atau dalam artian tekan-lepas-tekan lepas. ABS tersebut bisa melakukan
pengereman dalam artian ‘tekan-lepas’ sebanyak 20 kali per detik. Jadi dengan
teknologi ini mencegah ban terkunci.Anti-lock Brake Systems dirancang untuk
mencegah terjadinya penguncian roda (wheel lockup) saat pengereman mendadak di
segala medan jalan. Hasil saat pengeraman adalah:
1. Mobil tetap stabil.
2. Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).
3. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,
bersalju).
4. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tinggat kestabilan).
5. Roda tetap berputar meskipun pedal mendapat beban tekanan kuat.

Gambar 2.14 skema rangkaian ABS(Toyota, new step 1)

14
Jika permukaan jalan saat pengereman tidak rata, roda2 yang mengalami selip akan
mudah terkunci dan mobil akan berputar putar , namun dengan sistem ABS mobil
akan tetap stabil sampai mobil tersebut berhenti .
Table 2.1Fungsi komponen ABS(toyota, new step 1)
komponen Fungsi
Speed sensor depan Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda
depan
Speed sensor belakang Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda
belakang
Switch lampu rem Mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan ke
computer A.B.S
Lampu peringatan anti- Lampu menyala untuk memberi tanda agar pengemudi
lock siaga saat A.B.S ada yang tidak berfungsi
A.B.S actuator Untuk mengontrol tekanan minyak rem pada masing-
masing silinder disc brake dengan signal dari computer
A.B.S
A.B.S computer Dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor
ia menghitung umlah akselerasi dan deselerasi dan
mengirim signal-signal ke actuator ke pengontrol
tekanan minyak rem.

15
2.2Analisa
Untuk mengetahui torsi pengereman dan menentukan jenis material yang digunakan
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Energi Potensial

l
h
α

Ep = m. g. h .......................................................................................................... (2.1)
Dimana :
Ep :EnergiPotensial (N-m)
m :Massa (kg)
g :Gravitasi (m/s2)
h :KetinggianKemiringan (m)
(R.S. Khurmi, 2005)

Ketinggian kemiringa nmenggunakan persamaan


h = L. Sin ∝ .......................................................................................................... (2.2)
Dimana :
h :KetinggianKemiringan (m)
α :Sudut Kemiringan (°)
L :Jarak Pengereman (m)
(R.S. Khurmi, 2005)

b. EnergiKinetik
1
Ek = 2 m. v 2 .......................................................................................................... (2.3)

Dimana :
Ek :EnergiKinetik (N-m)
m :Massa (kg)
v :KecepatanGayaPadaRoda (m/s)
(R.S. Khurmi, 2005)
Etot = Ep + Ek.................................................................................................... (2.4)

16
Dimana :
Etot :Energi total (N.m)
Ep : EnergiPotensial (N.m)
Ek : Energi Kinetik (N.m)
(R.S. Khurmi, 2005)
Etot = Ep + Ek.................................................................................................... (2.5)

c. Torsi pengereman
𝐸𝑡𝑜𝑡
Ft = ........................................................................................ (2.6)
jarakpengereman

Dimana :
Ft :Gaya Pengereman Yang Dibutuhkan (N)
Etot :Energi Total (N)
(R.S. Khurmi, 2005)

d. Torsi pada roda


Tb = Ft. r .............................................................................................................. (2.7)
Dimana:
Tb : torsi yang dibutuhkan (N-m)
r : jari-jari roda (m)
(R.S. Khurmi, 2005)

e. Torsi pada disk


r roda
Td = × Tb ................................................................................................... (2.8)
r disk

(R.S. Khurmi, 2005)

Tekanan normal permukaan


𝑇𝑑
p = ............................................................................................................ (2.9)
𝜇. 2 .𝐴.𝑟

Dimana :
p : tekanan normal permukaan (N.m2)
𝜇 : koefisien gesek
A : luas penampang kampas(m2)
r : jari- jari disk (m)

17
(R.S. Khurmi, 2005)

Tabel 2.2Propertis Material Rem Cakram (R.S.Khurmi,J.K Gupta 2005)

18
BAB III
ANALISIS

III.1 Data
Tabel 3.1 Spesifikasi mobil Toyota avanza(semisena.com)
Mesin Veloz 1.5 M/T
Tipe Mesin IL, 4 Cylinder, 16 V, DOHC, Dual VVT-i
Isi Silinder (cc) 1,496
Daya Maksimum (Ps/rpm) 104 / 6,000
Torsi Maksimum (Kgm/rpm) 13,9 / 4,200
Sistem Pemasukan Bahan Bakar EFI
Bahan Bakar Unleaded Gasoline
Kapasitas Tangki (liter) 45
Steering (Power Steering) Dengan (Electric Power Steering)
Transmisi / Transmition 5 Speed M/T
Suspensi Depan Macpherson Strut with Coil Spring
Suspensi Belakang 4 Link Lateral Rod with Coil Spring
Rem Depan Disc
Rem Belakang Drum
Sistem Rem Tambahan ABS
Steering Gear Electronic Power Steering
Ukuran Ban 185/65 R15
Ukuran Ban 185/65 R15
Panjang 4.200 mm
Lebar 1.660 mm
Tinggi 1.695 mm
Jarak Poros Roda 2.655 mm
Jarak Pijak Depan 1.425 mm
Jarak Pijak Belakang 1.435 mm
Ground Clearance 200 mm
Berat kendaraan 1085kg
Panjang kampas 105 mm
Lebar kampas 45 mm
D piringan 200 mm =0,2 m
D roda 500 mm =0,5 m
R piringan 0,1 m
R roda 0,25 m
Beban penumpang 7 orang 420 kg

19
3.2 Perhitungan
 Asumsi kecepatan mobil Toyota avanza 130 km/jam
160 ×1000
V= 3600

= 36,12 m/s

 Energi kinetik
1
Ek = 2 m. v 2

m = massa penumpang (7orang) + massa kendaraan


= 420 + 1085 =1505 kg
1
Ek = 2 x 1505x 36,122

= 981752,45 N.m

 Ketinggian kemiringan

h = L. Sin ∝ Asumsi jarak jarak pengereman( L ) 30m


h = 30 x Sin 30 l
= 30 x 0,5
h
= 15 m α

 Energi pontensial
Ep = m. g. h
Ep = 1505 x 9,81 x 15
= 221460,75 N.m

 Energi total
Etot = Ep + Ek
=221460,75 + 981752,45
=1203213,2 N.m

 Gaya pengereman yang dibutuhkan pada roda


𝐸𝑡𝑜𝑡
Ft =
jarak pengereman
1203213,2
Ft =
30

20
= 4010,71 N
Karena roda berjumlah empat maka Ft dibagi empat
4010,71
Ft =
4
=1002,67N

 Torsi pengereman pada roda


R roda = 0,25 m
R disc = 0,1m
𝑇𝑏 = 𝐹𝑡. 𝑟
𝑇𝑏 = 1002,67 × 0,25
= 250,67 N.m

 Torsi pengereman pada disk


r roda
Td = × Tb
r disk
0,25
Td = × 250,67
0,1
= 625 N.m

 Luas penampang kampas


P kampas= 110 mm = 0,11 m
L kampas= 55 mm = 0,055 m
𝐴 =𝑃×𝐿
𝐴 = 0,11 × 0,055
= 0,00605 m2

21
 Tekanan normal permukaan
Tekanan normal permukaan dengan asumsi menggunakan material cast iron on cast
iron dan asumsi koefisien gesek sebesar 0,15.
𝑇𝑑
p =
𝜇. 2 .𝐴.𝑟

625
p =
0,15 . 2 .0,00605.0,1
625
p =
0,000484

= 1291322,31 N/m2
p 1,29 N/mm2

Karena p sebesar 1,29 N/mm2 maka material yang digunakan adalah cast iron
on cast iron dengan koefien gesek 0,15 – 0,2 dan tekanan yang diijinkan 1,0 – 1,75
N/mm2.

22
BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa gaya pengereman pada masing-masing
roda sebesar 1002,667N.m dan tekanan normal permukaan sebesar 1,29 N/mm2 sehingga
material yang digunakan adalah cast iron on cast iron dengan koefien gesek 0,15 – 0,2 dan
tekanan yang diijinkan 1,0 – 1,75 N/mm2.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Saenal, Sistem Rem Hidrolik, https://saenalabidin.wordpress.com/power-


steering/sistem-rem/151-2/
Mukaswan dan Boentarto, 1995.Teknik Chasis Mobil. Solo: CV Aneka
R.S.khurmi,J.K Gupta 2005.”A textbook of Machine Design”. New Dehli : Eurasia
Publishing House.
Soetrisno, Krebet Hidayat, Soemarlan, D.S. AA dan R.Soemarto. 1980. Petunjuk Praktek
Chasis dan Body).Bandung : Remadja Karya Offset.
Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1987. Dasar dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramitha.
Jakarta.
Toyota 2012,New Step 1 Training Manual, pt. Toyota-astra motor training center
http://Otodiy.blogspot.com, diakses pada tanggal 25 november 2017
http://m-edukasi.com, diakses pada tanggal 25 november 2017

24

Anda mungkin juga menyukai