REM
4311215121
ABSTRAK
Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat
diperlukan dalam teknik-kendaraan dan teknik transport. Dengan kata lain rem melakukan
control terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat
pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaran secara berkala. Menurut fungsi dan
jenisnya rem terdiri dari Rem sepatu (block or shoe barke) yang dapat dibagi lagi atas rem
blok tunggal, dan ganda, Rem sabuk (band brake), Rem piringan, Rem drum. Dengan adanya
rem diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada pengemudi dalam berkendara.
Kata kunci: kampas rem, piston, piringan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah rem tepat pada waktunya, dan rasa
terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Elemen mesin merupakan mata kuliah jurusan teknik mesin, salah satu materinya
yang diberikan ialah rem. Makalah rem dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam
kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan teknik mesin untuk menjadi seorang engineer yang
ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang
disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis,
merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata
bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan
dari pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna penyempurnaan pada masa mendatang.
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Ali Ridho
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................
1.1.
Latar Belakang....................................................
1.2.
Permasalahan......................................................
1.3.
1.4.
Sistematika Penulisan.........................................
BAB II
LANDASAN TEORI......................................................
2.1.
2.2.
Prinsip Rem........................................................
2.3.
Sistem Rem........................................................
2.4.
Macam-macam Rem..........................................
2.5
Rem Blok............................................................
11
14
PENUTUP.................................................................
22
3.1
Kesimpulan.....................................................
22
3.2
Saran...............................................................
22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
23
BAB III
Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem
mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem
yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik
dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan
disetel)
Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat
umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tsb.
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara
kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa
lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas
wawasan kita terutama mengenai sistem rem.
1.2
Permasalahan
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang rem, maka penulis mengajukan
materi pendukung dalam proses pembelajaran mata kuliah elemen mesin 2 di Universitas
Pancasila.
Halaman 2
1.4
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari latar belakang , permasalahan, tujuan dan kegunaan,
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Landasan teori berisi tentang teori-teori dan dasar pengetahuan yang
berhubungan dengan apa yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini.
BAB III Penutup
Merupakan kesimpulan dari bab sebelumnya dan saran - saran untuk penulis
Halaman 3
BAB II
LANDASAN TEORI
Halaman 4
a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat
b. Bila muatan pada roda sama-sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama
besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima roda-roda
tersebut.
c. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.
d. Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel
Halaman 5
2.3 Sistem Rem
Halaman 6
2.5 Rem Blok
2.5.1 Rem blok tunggal
Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan
terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3. Biasanya pada blok rem tersebut
pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila
telah aus. Dalam Gambar 4 (a), jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien
gesek yang ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka
F= Q
(1.1)
(1.2)
Jika panjang tuas rem adalah l 1 , jarak engsel tuas sampai garis kerja Q adalah l 2 , dan
gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya f melalui engsel tuas,
maka dari keseimbangan momen,
Halaman 7
Ql 2 -Fl 1 =0
F=Q
l 2 fl 2
=
l1 l1
(1.3)
Dalam hal pelayanan manual, besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai 20 (kg). Gaya
tekan pada blok rem dapat diperbesar dengan memperpanjang l 1 .
Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang
bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya
tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual
jika diperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Karena alasan-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak dipakai
pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang besar.
Jika engsel tuas terletak di luar garis kerja gaya f, maka persamaan di atas menjadi
agak berbeda. Dalam hal engsel digeser mendekati sumbu poros sejauh c seperti dalam
Gambar 4 (b), maka untuk putaran searah jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada
tuas berbentuk sebagai berikut.
Ql 2 -Fl 1 +fc=0
F=
l + c
( f / )l 2 + fc
=f 2
l1
l1
(1.4)
l 2 c
l1
(1.5)
Bila engsel menjauhigaris kerja gaya f dengan jarak c dalam arah menjauhi sumbu
poros, maka untuk arah putaran sesuai dengan jarum jam,
F=f
l 2 c
l1
(1.6)
l 2 + c
l1
(1.7)
Halaman 8
Dalam perencanaan rem ,persyaratan terpenting yang harus dipenuhi adalah besarnya
momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Di samping itu, besarnya
energi yang dirubah menjadi panas harus pula diperhatikan, terutama dalam hubungannya
dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak
bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien geseknya.
Jika gaya tekan rem per satuan luas adalah p (kg/mm 2 ) dan kecepatan keliling drum
rem adalah v (m/s), maka kerja gesekan per satuan luas permukaan gesek per satuan waktu,
dapat dinyatakan dengan pv (kg.m/(mm 2 .s)). Besaran ini disebut kapasitas rem. Bila suatu
rem terus-menerus bekerja, jumlah panas yang timbul pada setiap 1 (mm 2 ) permukaan gesek
tiap detik adalah sebanding dengan besarnya pv. Dalam satuan panas, besaran tersebut
dapat ditulis sebagai pv/860 (Kcal/(mm 2 .s)). Bila besarnya pv pada suatu rem lebih
kecil dari pada harga batasnya, maka pemancaran panas akan berlangsung dengan mudah,
dan sebaliknya akan terjadi bila harga tersebut melebihi batas, yang dapat mengakibatkan
rusaknya permukaan gesek.
Harga batas yang tepat dari pv tergantung pada macam dan konstruksi rem serta
bahan lapisannya. Namun demikian, pada umumnya kondisi kerja juga mempunyai pengaruh
seperti berikut:
0,1[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian jarang dengan pendinginan,
0,06[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian terus-menerus,
0,3[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk jika radiasi panas sangat baik.
Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian
yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja liat, perunggu, kiningan tenunan asbes,
serat, kulit, dll., untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir inibanyak dikembangkan bahan gesek
dari dammar, serbuk logam, dan keramik. Bahan yang menghubungkan tenunan atau tenunan
istimewa terdiri dari tenunan asbes sebagai kerangka, dengan plastic cair atau minyak kering
yang diserapkan sebagai perekat, dan dikeraskan dengan cetak panas atau perlakuan panas.
Damar cetak dan setengah logam umumnya hanya berbeda dalam hal kadar serbuk logamnya.
Keduanya dibuat dengan mencampurkan serat pendek dari asbes, plastic serbuk, dan bahan
tambahan berbentuk serbuk, kemudian dibentuk. Cara ini mempunyai keuntungan karena
susunannya dapat dirubah sesuai dengan keperluan. Bahan gesek logam, logam-keramik, dan
Halaman 9
mengepres dan membentuk satu macam atau lebih serbuk logam atau serbuk keramik, dan
mengeraskannya pada temperature di bawah titik cair bahan yang bersangkutan.
Bahan rem harus memenuhi persyaratan kemanan, ketahanan, dan dapat mengerem
dengan halus.Di samping itu juga harus mempunyai koefisien gasek yang tinggi, keausan
kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran. Karekteristik
gesekan dari beberapa macam bahan gesek diperlihatkan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Karakteristik gesekan yang ter- gantung
pada bahan gesek
Dari Gambar 6, tekanan kontak p a (kg/mm 2 ) dari permukaan blok rem adalah
p = Q / (bh)
(1.8)
(1.9)
pada rem dengan sudut besar, tekanan sebuah blok pada permukaan drum tak dapat
terbagi secara merata. Namun demikian harga p dalam persamaan (1.8) dapat diambil sebagai
Halaman 10
harga rata-rata untuk sementara.Dari tekanan kontak rencana yang diberikan P d , ditentukan
ukuran rem, dan kemudian dihitung tekanan kontak yang sesungguhnya.
Dalam Gambar 7 diperlihatkan contoh tata cara perencanaan rem blok tunggal.
Tabel 1 Koefisien gesek dan tekanan rem.
Bahan
Drum
Bahan gesek
Koefisien
gesek
Tekanan
permukaan P a
(kg/mm 2 )
0,10-0,20
Besi cor
Kering
0,09-0,17
0,08-0,12
Besi cor,
Dilumasi
Perunggu
0,10-0,20
0,05-0,08
Kayu
0,10-0,35
0,02-0,03
Tenunan
0,35-0,60
0,007-0,07
baja cor,
besi
Keterangan
corkhusus
Keringdilumasi
Dilumasi
Kapas,
asbes
Damar,
Cetakan (pasta)
0,30-0,60
0,003-0,18
asbes,
setengah
logam
Paduan sinter
0,20-0,50
0,003-0,10
Logam
Catatan: Jika kecepan slip dan gaya tekan bertambah, maka berkurang.
Halaman 11
2.5.2. Diagram aliran untuk merencanakan rem tunggal
Halaman 12
2.5.3 Rem Blok Ganda
Telah disinggung diatas bahwa rem blok tunggal agak kurang menguntungkan karena
drum mendapat gaya tekan hanya satu arah hingga apada bantalan. Kekurangan tersebut
dapat diatasi jika dipakai dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan,
baik dari sebelah dalam atau dari sewbelah luar drum. Rem semacam ini disebut rem blok
ganda (Gambar 8).Rem dengan blok yang menekan dari luar dipergunakan untuk mesinmesin industri dan kereta rel yang pada umumnya digerakan secara pneumatik, sedangkan
yang menekan dari dalam dipakai pada kendaraan jalan raya yang digerakan secara hidrolik.
Karena dipakai dua buah blok rem, maka momen T yang diserap oleh rem dapat
dinyatakan dengan rumus-rumus di bawah ini, dengan cacatan bahwa besarnyan gaya rem
dari kedua blok harus sama. Dalam Gambar 9, jika masing-masing gaya rem adalah f dan f,
dan gaya pada tuas adalah Q dan Q,maka
f f; Q = Q
T = f (D/2) + f (D/2) fD
(1.10)
atau
T = Q(D/2) + Q(D/2) QD
(1.11)
Halaman 13
Di dalam Gambar 8, Tuas A ditumpu oleh piston B dari silinder numatik. Jika udara
tekan di B dibuang ke atmosfir, A akan jatuh karena pemberat F. Dengan demikian B akan
tertarik ke bawah dan memutar tuas C (disebut engkol bel). Gerakan ini menarik D dan E ke
kanan, dan mendorong E ke kiri.
Disini dianggap bahwa gaya Q yang dikenakan dari drum pada E adalah sama dengan
gaya Q pada E.
Q dapt dihitung dengan perbandingan tuas sebagai berikut.
Q= F
a + a ' c e + e'
a'
c'
e'
(1.12)
Momen rem T (kg.mm)dapat diperoleh dari rumus diatas dan persamaan (3.45), dan
daya rem PB (KW ) dpat dihitung dari putaran drum rem n1 (rpm).
PB =
Tn1
9,74 105
(1.13)
Perhitungan kapasistas rem dan blok rem adalah sama seperti pada rem blok tunggal.
Karena sederhananya perhitungan ini, maka disini tidak akan dibuat diagram aliran.
Halaman 14
2.6 Rem Drum (Tromol)
Rem untuk otomobil umumnya berbentuk rem drum ( macam ekspansi ) dan rem
cakera ( disk ). Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang terlindung, dapat menghasilkan
gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang.
Suatu kelemahan rem ini adalah pemancaran panasnya buruk. Blok rem dari rem ini disebut
sepatu rem karena bentuknya mirip rem sepatu. Gaya rem tergantung pada letak engsel sepatu
rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya, macam rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 10(a) adalah yang
terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada rem macam ini,
meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem tetap besarnya. Rem dalam
gambar 10.(b) memakai dua sepatu depan, dimana gaya rem adalah satu arah putaran jauh
lebih besar dari pada dalam arah yang berlawanan. Juga terdapat macam yang diperlihatkan
dalam gambar 10(c), yang disebut duo-servo.
Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 11(a),disebut sepatu
berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalam Gambar
11(b), disebut sepatu mengambang. Macam yang terdahulu memerlukan ketelitian yang lebih
tinggi dalam pembuatannya.
Untuk merencanakan rem drum,pada umumnya perhitungan yang sederhana seperti
yang diberikan dalam contoh dibawah ini dapat diikuti untuk memperoleh ukuran bagianbagian yang bersangkutan serta gaya untuk menekan sepatu.
Halaman 15
= 0,38. Tentukan
gaya F (kg) untuk mengembangkan sepatu rem dan mendapatkan gaya f = f1 + ft = 647 (kg),
gaya f yang diperoleh dengan perhitungan seperti dibawah ini.
= 13,9 (m/s)
Halaman 16
Atas dasar hal di atas, jika energi kecepatan yang harus dihabiskan sampai mobil
berhenti adalah sama dengan kerja rem pada 4 roda, maka
W2/(2g) = (fd/D) S X 4
(1.14)
162/116,6 F = 1,389F
untuk sepatu belakang
-F x 162 f1 x 86 (f1/0,38) x 77 = 0
Fft =
F = 0,516 F
Fft =
F = 0,516 F
Gaya rem tiap roda adalah f = ft + f1 = 647 (kg), atau 1,389 F + 0,561 F = 647, sehingga
Halaman 17
Misalkan beban roda depan dalam keadaan jalan biasa adalah WD (kg), beban roda
belakang WB (kg), jarak sumbu roda depan dan belakang L (mm), dan tinggi titik berat h
(mm). (gambar 13)
Jika pengereman dilakukan dalam keadaan darurat, gaya inersia sebesar W(1/g) akan
timbul pada titik berat. Jika titik singgung antara roda belakang dengan permukaan jalanan
diambil sebagai engsel, maka pertambahan gaya reaksi yang timbul pada roda depan adalah
WDL = W x e x h ; WD = W x e x h/L
(1.15)
(1.16)
Jika titik singgung roda depan dengam jalanan diambil sebagai engsel, maka
pengurangan gaya reaksi pada roda belakang adalah WdB = W W x e x (h/L)
Perlambatan 1 yang terjadi pada massa mobil (W/g) adalah disebabkan oleh gaya
gesek W, sehingga menurut hukm Newton ke dua
W = (W/g)1
= (1/g) = e
gaya rem BID (kg) yang diperlukan roda depan pada diameter luarnya adalah
BID = e( WD + W x e )
(1.17)
Gaya rem BIB (kg) yang diperlukan untuk roda belakang pada diameter luar roda adalah
Halaman 18
BIB = e( WB W x e )
(1.18)
Di sini, jika diameter piston silinder hidrolik adalah dwD dan dwB (mm), maka luas
penampangnya adalah AwD dan AwB (cm2), di mana
AwD = (/4)d2wD/100
AwB = (/4)d2wB/100
Jika tekanan minyak adalah pw (kg/cm2), gaya tekan AwD x pw dan AwB x pw (kg) akan
dikenakan pada masing-masing roda depan dan roda belakang. Harga yang diperoleh dengan
membagi momen rem T (kgmm) dengan hasil perkalian antara gaya tekan P (kg) yang
dikenakan pada ujung-ujung sepatu dan jari-jari drum (mm) disebut faktor efektifitas rem,
yang dinyatakan dengan (FER)D dan (FER)B,berturut-turut untuk roda depan dan roda
belakang.
Tekanan kontak pada lapisan rem tergantung pada letaknya, yaitu
P1 = plmaxcos (lmax l)
(1.19)
Di mana p1 adalah tekanan kontak pada letak l dari sumbu Y, plmax adalah tekanan
kontak maksimum, dan lmax adalah sudut untuk tekanan kontak maksimum.
Tekanan minyak di dalam silinder diperbesar atau diperkecil oleh gaya injakan pada
pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, baik secara langsung atau dengan
penguat gaya. Pada pengereman dalam keadaan darurat, untuk mencegah kenaikan gaya rem
yang terlalu melonjak,maka kenaikan tekanan minyak yang di timbulkan oleh injakan pedal
rem dengan gaya lebih dari 15-22 (kg) dibuat lebih lunak dari pada injakan di bawah 15-22
(kg). Gambar 14 menunjukkan suatu contoh pelunakan gaya tersebut. Dalam hal demikian,
perbandingan gaya rem tetap sama. Namun demikian, pada konstruksi baru, untuk menjaga
agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip antara telapak ban dan permukaan jalan, maka
pengurangan kenaikan tekanan minyak di atas gaya pedal tertentu seperti di kemukakan di
atas hanya di lakukan pada roda belakang saja, sehingga dalam hal ini, perbandingan gaya
rem sedikit berubah.
Halaman 19
Untuk gaya rem yang diperlukan, gaya rem yang sebenarnya BdD dan BdB dapat
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut ini:
BdD = 2(FER)DpwAwD
(1.20)
Dan
BdB =2(FER)Bpw AwB
(1.21)
BdB + BdB = eW
Dengan harga e tersebut ,jarak antara rem pada kecepatan V= 50 (km/h) atau
= 13,9
Halaman 20
(1.22)
Titik di mana BID =BdD dan BIB = BdB disebut titik kunci sinkron (Gambar 16). Jika
pada titik e ini dinyatakan dengan es maka
es ( WD + W es ) = es W (BD)D
es =
Harga es ini biasanya diambil sebesar 0,5 sampai 0,7
Energi kinetis total dari mobil yang mempunyai kecepatan adalah
Ek = (W/2g)
Jika waktu rem adalah te = / (s) dan luas bidang lapisan adalah ALD dan ALB (mm2),
besarnya kapasitas energy dari lapisan (yaitu energy kinetis per satuan luas lapisan dan satuan
waktu,yang berkaitan dengan p sepeti di uraikan di muka) KLD dan KLB [kg m/(mm2s)]
masing-masing untuk roda depan dan roda belakang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut
Halaman 21
KLD =
(1.23)
KLB =
(1.24)
Hargaharga KLD dan KLB diusahakan dapat ditekan sampai sebesar 0,18[kg
m/(mm2s)] atau kurang untuk rem drum,dan untuk rem cakera yang sangat baik radiasinya
sampai 0,65 [kg m/(mm2s)] atau kurang. Perhitungan disini didasarkan pada kecepatan
kendaraan sebagai berikut :
Mobil penumpang
Truk kecil
Truk besar
Halaman 22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Teori yang telah kami analisis maka dapat disimpulkan menjadi beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu komponen kendaraan.
2. Dengan adanya rem dapat memberikan rasa aman kepada pengemudi dalam
berkendara.
3. Rem dapat memperlambat dan memberhentikan laju suatu mesin
4. Ada bermacam macam rem yang digunakan dalam suatu mesin.
3.2 Saran
1. Kepada para mahasiswa Teknik mesin agar terus berkarya dan berinovasi dalam
teknologi tepat guna.
2. Jangan pernah menyerah, bangkitkan semangat dalam belajar.
3. Hargai waktu, manfaatkan waktu dengan sebaik baiknya.
4. Jangan pernah takut gagal, nikmati setiap proses yang kamu jalani.
Halaman 23
Daftar Pustaka
Sularso. Suga, Kiokatsu. 1978. Dasar perencanaan dan elemen mesin. Jakarta:
PT. Pradnya Paramta.
Shigley, E, Yoseph. Mtichell, D, Larry. Harahap, Gandhi. 1984. Perencanaan
Teknik Mesin Edisi ke 4 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Search Brake : www. Google. Com
Sucahyo, Bagyo, Darmanto, Soemarsono. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta :
Tiga Serangkai