Anda di halaman 1dari 27

ELEMEN MESIN 2

REM

ALI RIDHO ALATAS

4311215121

JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PANCASILA
2012

ABSTRAK
Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat
diperlukan dalam teknik-kendaraan dan teknik transport. Dengan kata lain rem melakukan
control terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat
pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaran secara berkala. Menurut fungsi dan
jenisnya rem terdiri dari Rem sepatu (block or shoe barke) yang dapat dibagi lagi atas rem
blok tunggal, dan ganda, Rem sabuk (band brake), Rem piringan, Rem drum. Dengan adanya
rem diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada pengemudi dalam berkendara.
Kata kunci: kampas rem, piston, piringan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah rem tepat pada waktunya, dan rasa
terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini.
Elemen mesin merupakan mata kuliah jurusan teknik mesin, salah satu materinya
yang diberikan ialah rem. Makalah rem dirancang untuk digunakan sebagai sarana dalam
kegiatan belajar untuk mahasiswa jurusan teknik mesin untuk menjadi seorang engineer yang
ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari berbagai sumber yang
disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis,
merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata
bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan
dari pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna penyempurnaan pada masa mendatang.
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.

Jakarta, 15 June 2012

Ali Ridho

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
Daftar Isi...............................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................

1.1.

Latar Belakang....................................................

1.2.

Permasalahan......................................................

1.3.

Tujuan dan Kegunaan ....................................

1.4.

Sistematika Penulisan.........................................

BAB II

LANDASAN TEORI......................................................

2.1.

Tujuan dan Kegunaan rem.................................

2.2.

Prinsip Rem........................................................

2.3.

Sistem Rem........................................................

2.4.

Macam-macam Rem..........................................

2.5

Rem Blok............................................................

2.5.1. Rem Blok Tunggal.................................

2.5.2. Diagram Aliran Untuk Merencanakan


Rem Tunggal.........................................
2.6.

11

Rem Drum (Tromol).......................................

14

PENUTUP.................................................................

22

3.1

Kesimpulan.....................................................

22

3.2

Saran...............................................................

22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................

23

BAB III

Halaman 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik

transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem
mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem
yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik
dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan
disetel)
Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat
umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tsb.
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara
kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa
lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas
wawasan kita terutama mengenai sistem rem.
1.2

Permasalahan
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang rem, maka penulis mengajukan

permasalahan sebagai berikut :


1. Banyak orang yang belum mengenal fungsi dari rem
2. Belum banyak mengetahui dari jenis jenis rem dan fungsinya masing masing
1.3

Tujuan dan Kegunaan


Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui fungsi dari rem
2. Mengetahui jenis dari rem dan fungsinya masing - masing
Sejalan dengan tujuan diatas, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

materi pendukung dalam proses pembelajaran mata kuliah elemen mesin 2 di Universitas
Pancasila.

Halaman 2
1.4

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I

Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari latar belakang , permasalahan, tujuan dan kegunaan,

sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Landasan teori berisi tentang teori-teori dan dasar pengetahuan yang
berhubungan dengan apa yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini.
BAB III Penutup
Merupakan kesimpulan dari bab sebelumnya dan saran - saran untuk penulis

Halaman 3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tujuan dan kegunaan rem


Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat
diperlukan dalam teknik-kendaraan dan teknik transport. Ketika merem daya kinetik bagian
yang bergerak harus dikurangi; disamping itu (umpamanya ketika menurunkan suatu beban)
sering harus diambat suatu momen beban (kebalikan dari apa yang terjadi ketika
menggerakkan lewat kopling-gesek).
Selama mengatur kecepatan (pengaturan-rem di mana rem selalu slip), kerja-gesek
rem diubah menjadi kalor. Dalam hal ini, kalkulasi pelepasan kalor kebanyakan menentukan
besarnya ukuran.
Karena itu dalam banyak hal, rem tidak bertindak sebagai rem penyetop, dalam hal ini
instalasi dihentikan hanya oleh gaya-rem, melainkan terutama mempunyai tugas untuk
mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Dalam hal ini
sebagian energi yang diprrlukan untuk menghabiskan kecepatan sering diperoleh dari
momen-penahan motor, yang pada motor-listrik dicapai dengan bantuan hubungan istimewa
(hubungan-rem, arus-balik).
Momen rem ialah terkecil pada poros yang berputar paling cepat. Karena itulah, maka
rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor. Piringan
rem harus dirapikan dan disetimbangkan.
Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk menuruti kemauan pengemudi dalam
mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki, dengan
kata lain melakukan control terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan
dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaran secara berkala.
Oleh karena itu, baik tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang
sangat penting bagi pengemudi di waktu mengemudi kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat
mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Adapun rem yang digunakan untuk
kendaraan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Halaman 4
a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat
b. Bila muatan pada roda sama-sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama
besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima roda-roda
tersebut.
c. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.
d. Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel

2.2 Prinsip Rem

Gambar 1 Prinsip rem


Kendaraan akan bergerak walaupun mesin telah dimatikan, hal ini disebabkan adanya
tenaga dinamik yang terkandung pada mobil itu sendiri. Dalam hal ini, tenaga dinamik akan
diubah menjadi energi lain yang dapat menghentikan mobil. Mesin ialah suatu bagian yang
mengubah tenaga panas ke tenaga dinamik, tetapi rem adalah suatu bagian yang membuat
suatu perubahan tenaga dinamik menjadi tenaga panas. Bekerjanya rem dengan jalan
menekan sepatu rem terhadap teromol. Sepatu rem tidak berputar dan teromol berputar
bersama-sama dengan roda, sehingga akan menimbulkan gesekan. Tenaga dinamik
kendaraan kemudian diatasi oleh gesekan dan diubah menjadi tenaga panas yang
menyebabkan kendaraan berhenti. Panas yang dihasilkan akan dihilangkan oleh udara.

Halaman 5
2.3 Sistem Rem

Gambar 2 Konstruksi rem mobil


Seperti pada Gambar 2 sistem rem yang digunakan pada umumnya rem parkir yang
digerakkan dengan tangan dan rem utama yang digerakkan dengan kaki. Rem parkir bekerja
pada roda-roda belakang secara mekanis melalui tuas, sedangkan rem utama bekerja pada
keempat roda pada waktu bersamaan dengan menggunakan tekanan fluida dari master
silinder. Tekanan fluida ini diteruskan dari master silinder ke roda-roda melalui pipa, dan
torak dari silinder roda rem akan mendesak sepatu rem terhadap teromol untuk menghasilkan
gaya pengereman. Bila pedal rem dibebaskan tekanan fluida dari master silinder akan
berkurang.
2.4 Macam-macam Rem
Rem dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu:
Rem sepatu (block or shoe barke) yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal, dan
ganda.
Rem sabuk (band brake)
Rem piringan
Rem drum
Jika dilihat dari cara kerjanya, yang cara kerjanya mengalami gesekan adalah rem
blok, drum, cakera dan pita,

Halaman 6
2.5 Rem Blok
2.5.1 Rem blok tunggal
Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan
terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3. Biasanya pada blok rem tersebut
pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila
telah aus. Dalam Gambar 4 (a), jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien
gesek yang ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka
F= Q

(1.1)

Momen T yang diserap oleh drum rem adalah


T=f.(D/2) atau T= Q. (D/2)

(1.2)

Jika panjang tuas rem adalah l 1 , jarak engsel tuas sampai garis kerja Q adalah l 2 , dan
gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya f melalui engsel tuas,
maka dari keseimbangan momen,

Gambar 3 Rem blok tunggal.

Gambar 4 Macam-macam rem blok tunggal.

Halaman 7
Ql 2 -Fl 1 =0
F=Q

l 2 fl 2
=
l1 l1

(1.3)

Dalam hal pelayanan manual, besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai 20 (kg). Gaya
tekan pada blok rem dapat diperbesar dengan memperpanjang l 1 .
Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang
bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya
tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual
jika diperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Karena alasan-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak dipakai
pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang besar.
Jika engsel tuas terletak di luar garis kerja gaya f, maka persamaan di atas menjadi
agak berbeda. Dalam hal engsel digeser mendekati sumbu poros sejauh c seperti dalam
Gambar 4 (b), maka untuk putaran searah jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada
tuas berbentuk sebagai berikut.
Ql 2 -Fl 1 +fc=0
F=

l + c
( f / )l 2 + fc
=f 2
l1
l1

(1.4)

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,


F=f

l 2 c
l1

(1.5)

Bila engsel menjauhigaris kerja gaya f dengan jarak c dalam arah menjauhi sumbu
poros, maka untuk arah putaran sesuai dengan jarum jam,
F=f

l 2 c
l1

(1.6)

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,


F=f

l 2 + c
l1

(1.7)

Halaman 8
Dalam perencanaan rem ,persyaratan terpenting yang harus dipenuhi adalah besarnya
momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Di samping itu, besarnya
energi yang dirubah menjadi panas harus pula diperhatikan, terutama dalam hubungannya
dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak
bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien geseknya.
Jika gaya tekan rem per satuan luas adalah p (kg/mm 2 ) dan kecepatan keliling drum
rem adalah v (m/s), maka kerja gesekan per satuan luas permukaan gesek per satuan waktu,
dapat dinyatakan dengan pv (kg.m/(mm 2 .s)). Besaran ini disebut kapasitas rem. Bila suatu
rem terus-menerus bekerja, jumlah panas yang timbul pada setiap 1 (mm 2 ) permukaan gesek

tiap detik adalah sebanding dengan besarnya pv. Dalam satuan panas, besaran tersebut
dapat ditulis sebagai pv/860 (Kcal/(mm 2 .s)). Bila besarnya pv pada suatu rem lebih
kecil dari pada harga batasnya, maka pemancaran panas akan berlangsung dengan mudah,
dan sebaliknya akan terjadi bila harga tersebut melebihi batas, yang dapat mengakibatkan
rusaknya permukaan gesek.
Harga batas yang tepat dari pv tergantung pada macam dan konstruksi rem serta
bahan lapisannya. Namun demikian, pada umumnya kondisi kerja juga mempunyai pengaruh
seperti berikut:
0,1[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian jarang dengan pendinginan,
0,06[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian terus-menerus,
0,3[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk jika radiasi panas sangat baik.
Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian
yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja liat, perunggu, kiningan tenunan asbes,
serat, kulit, dll., untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir inibanyak dikembangkan bahan gesek
dari dammar, serbuk logam, dan keramik. Bahan yang menghubungkan tenunan atau tenunan
istimewa terdiri dari tenunan asbes sebagai kerangka, dengan plastic cair atau minyak kering
yang diserapkan sebagai perekat, dan dikeraskan dengan cetak panas atau perlakuan panas.
Damar cetak dan setengah logam umumnya hanya berbeda dalam hal kadar serbuk logamnya.
Keduanya dibuat dengan mencampurkan serat pendek dari asbes, plastic serbuk, dan bahan
tambahan berbentuk serbuk, kemudian dibentuk. Cara ini mempunyai keuntungan karena
susunannya dapat dirubah sesuai dengan keperluan. Bahan gesek logam, logam-keramik, dan

Halaman 9
mengepres dan membentuk satu macam atau lebih serbuk logam atau serbuk keramik, dan
mengeraskannya pada temperature di bawah titik cair bahan yang bersangkutan.
Bahan rem harus memenuhi persyaratan kemanan, ketahanan, dan dapat mengerem
dengan halus.Di samping itu juga harus mempunyai koefisien gasek yang tinggi, keausan
kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran. Karekteristik
gesekan dari beberapa macam bahan gesek diperlihatkan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Karakteristik gesekan yang ter- gantung
pada bahan gesek

1 : Damar cetak A ( tinggi)


2 : Setengah logam ( sedang)
3 : Logam ( rendah)
4 : Tenunan (teksil) khusus
5 : Damar cetak B ( rendah)
6 : Karet cetak
7 : Rol

Gambar 6 Blok rem

Dari Gambar 6, tekanan kontak p a (kg/mm 2 ) dari permukaan blok rem adalah
p = Q / (bh)

(1.8)

untuk bahan-bahan yang bersangkutan diperlihatkan dalam Tabel 1. Sudut kontak


dapat diambil diantara 50 sampai 70 derajat. Jika diameter drum adalah D (mm), maka
h D sin ( /2)

(1.9)

pada rem dengan sudut besar, tekanan sebuah blok pada permukaan drum tak dapat
terbagi secara merata. Namun demikian harga p dalam persamaan (1.8) dapat diambil sebagai

Halaman 10
harga rata-rata untuk sementara.Dari tekanan kontak rencana yang diberikan P d , ditentukan
ukuran rem, dan kemudian dihitung tekanan kontak yang sesungguhnya.
Dalam Gambar 7 diperlihatkan contoh tata cara perencanaan rem blok tunggal.
Tabel 1 Koefisien gesek dan tekanan rem.

Bahan
Drum

Bahan gesek

Koefisien
gesek

Tekanan
permukaan P a
(kg/mm 2 )

0,10-0,20
Besi cor

Kering
0,09-0,17

0,08-0,12

Besi cor,

Dilumasi

Perunggu

0,10-0,20

0,05-0,08

Kayu

0,10-0,35

0,02-0,03

Tenunan

0,35-0,60

0,007-0,07

baja cor,
besi

Keterangan

corkhusus

Keringdilumasi
Dilumasi
Kapas,
asbes
Damar,

Cetakan (pasta)

0,30-0,60

0,003-0,18

asbes,
setengah
logam

Paduan sinter

0,20-0,50

0,003-0,10

Logam

Catatan: Jika kecepan slip dan gaya tekan bertambah, maka berkurang.

Halaman 11
2.5.2. Diagram aliran untuk merencanakan rem tunggal

Gambar 7 diagram aliran

Halaman 12
2.5.3 Rem Blok Ganda

Telah disinggung diatas bahwa rem blok tunggal agak kurang menguntungkan karena
drum mendapat gaya tekan hanya satu arah hingga apada bantalan. Kekurangan tersebut
dapat diatasi jika dipakai dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan,
baik dari sebelah dalam atau dari sewbelah luar drum. Rem semacam ini disebut rem blok
ganda (Gambar 8).Rem dengan blok yang menekan dari luar dipergunakan untuk mesinmesin industri dan kereta rel yang pada umumnya digerakan secara pneumatik, sedangkan
yang menekan dari dalam dipakai pada kendaraan jalan raya yang digerakan secara hidrolik.

Gambar 8 Rem blok ganda

Karena dipakai dua buah blok rem, maka momen T yang diserap oleh rem dapat
dinyatakan dengan rumus-rumus di bawah ini, dengan cacatan bahwa besarnyan gaya rem
dari kedua blok harus sama. Dalam Gambar 9, jika masing-masing gaya rem adalah f dan f,
dan gaya pada tuas adalah Q dan Q,maka
f f; Q = Q
T = f (D/2) + f (D/2) fD

(1.10)

atau
T = Q(D/2) + Q(D/2) QD

(1.11)

Halaman 13

Gambar 9 Notasi untuk rem blok ganda

Di dalam Gambar 8, Tuas A ditumpu oleh piston B dari silinder numatik. Jika udara
tekan di B dibuang ke atmosfir, A akan jatuh karena pemberat F. Dengan demikian B akan
tertarik ke bawah dan memutar tuas C (disebut engkol bel). Gerakan ini menarik D dan E ke
kanan, dan mendorong E ke kiri.
Disini dianggap bahwa gaya Q yang dikenakan dari drum pada E adalah sama dengan
gaya Q pada E.
Q dapt dihitung dengan perbandingan tuas sebagai berikut.

Q= F

a + a ' c e + e'

a'
c'
e'

(1.12)

Momen rem T (kg.mm)dapat diperoleh dari rumus diatas dan persamaan (3.45), dan
daya rem PB (KW ) dpat dihitung dari putaran drum rem n1 (rpm).
PB =

Tn1
9,74 105

(1.13)

Perhitungan kapasistas rem dan blok rem adalah sama seperti pada rem blok tunggal.
Karena sederhananya perhitungan ini, maka disini tidak akan dibuat diagram aliran.

Halaman 14
2.6 Rem Drum (Tromol)

Rem untuk otomobil umumnya berbentuk rem drum ( macam ekspansi ) dan rem
cakera ( disk ). Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang terlindung, dapat menghasilkan
gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang.
Suatu kelemahan rem ini adalah pemancaran panasnya buruk. Blok rem dari rem ini disebut
sepatu rem karena bentuknya mirip rem sepatu. Gaya rem tergantung pada letak engsel sepatu
rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.
Biasanya, macam rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 10(a) adalah yang
terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada rem macam ini,
meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem tetap besarnya. Rem dalam
gambar 10.(b) memakai dua sepatu depan, dimana gaya rem adalah satu arah putaran jauh
lebih besar dari pada dalam arah yang berlawanan. Juga terdapat macam yang diperlihatkan
dalam gambar 10(c), yang disebut duo-servo.

Gambar 10 macam macam rem drum

Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 11(a),disebut sepatu
berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalam Gambar
11(b), disebut sepatu mengambang. Macam yang terdahulu memerlukan ketelitian yang lebih
tinggi dalam pembuatannya.
Untuk merencanakan rem drum,pada umumnya perhitungan yang sederhana seperti
yang diberikan dalam contoh dibawah ini dapat diikuti untuk memperoleh ukuran bagianbagian yang bersangkutan serta gaya untuk menekan sepatu.

Halaman 15

Gambar 11 Sepatu berengsel dan sepatu mengambang

[Contoh 1] sebuah rem otomobil seperti dipelihatkan dalam Gambar 12 mempunyai


ukuran sebagai berikut : a =162 (mm), b= 77 (mm) e = 86 (mm), dengan

= 0,38. Tentukan

gaya F (kg) untuk mengembangkan sepatu rem dan mendapatkan gaya f = f1 + ft = 647 (kg),
gaya f yang diperoleh dengan perhitungan seperti dibawah ini.

Gambar 12 Rem drum

Berat seluruh kendaraan W = 1320 (kg)


Diameter ban efektif D = 562 (mm)
Diameter dalam drum rem d = 228 (mm)
Kecepatan mobil V = 50 (km/h),
Jarak pengereman S = 12,4 (m)

= 13,9 (m/s)

Halaman 16
Atas dasar hal di atas, jika energi kecepatan yang harus dihabiskan sampai mobil
berhenti adalah sama dengan kerja rem pada 4 roda, maka
W2/(2g) = (fd/D) S X 4

(1.14)

1320 x 13,92/19,6 = f x (228/562) x 12,4 x 4


f= 13012/20,1 = 647 (kg)
penyelesaian

untuk sepatu depan


-F x 162 f1 x 86 + (ft/0,38) x 77 = 0
1=

162/116,6 F = 1,389F
untuk sepatu belakang

-F x 162 f1 x 86 (f1/0,38) x 77 = 0
Fft =

F = 0,516 F

Fft =

F = 0,516 F
Gaya rem tiap roda adalah f = ft + f1 = 647 (kg), atau 1,389 F + 0,561 F = 647, sehingga

gaya pada permukaan drum F = 332(kg).


Menurut perhitungan dari pabrik, gaya rem total adalah 1030 (kg) pada diameter luar
roda, untuk mobil yang sama. Harga ini hampir sama dengan 647 (kg) x 4 x 228/562 = 1050
(kg), dengan dasar perhitungan diatas. Meskipun demikian, gaya untuk menekan sepatu roda
belakang adalah 149 (kg), yang ternyata sangat berbeda dengan 332(kg) yang didasarkan
pada pehitungan diatas.
Jadi, mempelajari cara perhitungan biasa adalah sangat perlu.
Dalam keadaan darurat, pengereman dilakukan dengan perlambatan sebesar
1 = eg (m/s2) dimana e = 0,5 0,8, g = 9,8 (m/s2).

Halaman 17
Misalkan beban roda depan dalam keadaan jalan biasa adalah WD (kg), beban roda
belakang WB (kg), jarak sumbu roda depan dan belakang L (mm), dan tinggi titik berat h
(mm). (gambar 13)
Jika pengereman dilakukan dalam keadaan darurat, gaya inersia sebesar W(1/g) akan
timbul pada titik berat. Jika titik singgung antara roda belakang dengan permukaan jalanan
diambil sebagai engsel, maka pertambahan gaya reaksi yang timbul pada roda depan adalah
WDL = W x e x h ; WD = W x e x h/L

(1.15)

Dengan demikian, beban dinamis roda depan WdD adalah


WdD = WD + W x e x (h/L)

(1.16)

Gambar 13 Beban depan, dan beban belakang

Jika titik singgung roda depan dengam jalanan diambil sebagai engsel, maka
pengurangan gaya reaksi pada roda belakang adalah WdB = W W x e x (h/L)
Perlambatan 1 yang terjadi pada massa mobil (W/g) adalah disebabkan oleh gaya
gesek W, sehingga menurut hukm Newton ke dua
W = (W/g)1
= (1/g) = e
gaya rem BID (kg) yang diperlukan roda depan pada diameter luarnya adalah
BID = e( WD + W x e )

(1.17)

Gaya rem BIB (kg) yang diperlukan untuk roda belakang pada diameter luar roda adalah

Halaman 18
BIB = e( WB W x e )

(1.18)

Di sini, jika diameter piston silinder hidrolik adalah dwD dan dwB (mm), maka luas
penampangnya adalah AwD dan AwB (cm2), di mana
AwD = (/4)d2wD/100
AwB = (/4)d2wB/100
Jika tekanan minyak adalah pw (kg/cm2), gaya tekan AwD x pw dan AwB x pw (kg) akan
dikenakan pada masing-masing roda depan dan roda belakang. Harga yang diperoleh dengan
membagi momen rem T (kgmm) dengan hasil perkalian antara gaya tekan P (kg) yang
dikenakan pada ujung-ujung sepatu dan jari-jari drum (mm) disebut faktor efektifitas rem,
yang dinyatakan dengan (FER)D dan (FER)B,berturut-turut untuk roda depan dan roda
belakang.
Tekanan kontak pada lapisan rem tergantung pada letaknya, yaitu
P1 = plmaxcos (lmax l)

(1.19)

Di mana p1 adalah tekanan kontak pada letak l dari sumbu Y, plmax adalah tekanan
kontak maksimum, dan lmax adalah sudut untuk tekanan kontak maksimum.
Tekanan minyak di dalam silinder diperbesar atau diperkecil oleh gaya injakan pada
pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, baik secara langsung atau dengan
penguat gaya. Pada pengereman dalam keadaan darurat, untuk mencegah kenaikan gaya rem
yang terlalu melonjak,maka kenaikan tekanan minyak yang di timbulkan oleh injakan pedal
rem dengan gaya lebih dari 15-22 (kg) dibuat lebih lunak dari pada injakan di bawah 15-22
(kg). Gambar 14 menunjukkan suatu contoh pelunakan gaya tersebut. Dalam hal demikian,
perbandingan gaya rem tetap sama. Namun demikian, pada konstruksi baru, untuk menjaga
agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip antara telapak ban dan permukaan jalan, maka
pengurangan kenaikan tekanan minyak di atas gaya pedal tertentu seperti di kemukakan di
atas hanya di lakukan pada roda belakang saja, sehingga dalam hal ini, perbandingan gaya
rem sedikit berubah.

Halaman 19

Gambar 14 gaya pedal dan tekanan minyak silinder roda

Untuk gaya rem yang diperlukan, gaya rem yang sebenarnya BdD dan BdB dapat
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut ini:
BdD = 2(FER)DpwAwD

(1.20)

Dan
BdB =2(FER)Bpw AwB

(1.21)

BdB + BdB = eW
Dengan harga e tersebut ,jarak antara rem pada kecepatan V= 50 (km/h) atau

= 13,9

(m/s) dapat diperoleh dengan :


S=
Faktor efektivitas rem tergantung pada macam dan ukuran drum rem. Koefisien gesek
juga merupakan salah satu factor penting, dimana hubungannya dengan (FER) diperlihatkan
dalam gambar 15 Harga ini adalah harga kasar,dan untuk memperoleh harga yang teliti harus
dihitung dari ukuran yang sesungguhnya dengan rumus atau diagram

Halaman 20

Gambar 15 faktor efektifitas rem terhadap koefisien gesek lapisan

Selanjutnya , perbandingan distribusi gaya rem (BD) adalah


Gaya rem yang sebenarnya dikenakan pada roda depan dan belakang adalah
BdD = W e (BD)D ; BdB = W e (BD)B

(1.22)

Titik di mana BID =BdD dan BIB = BdB disebut titik kunci sinkron (Gambar 16). Jika
pada titik e ini dinyatakan dengan es maka
es ( WD + W es ) = es W (BD)D

es =
Harga es ini biasanya diambil sebesar 0,5 sampai 0,7
Energi kinetis total dari mobil yang mempunyai kecepatan adalah
Ek = (W/2g)

Jika waktu rem adalah te = / (s) dan luas bidang lapisan adalah ALD dan ALB (mm2),
besarnya kapasitas energy dari lapisan (yaitu energy kinetis per satuan luas lapisan dan satuan
waktu,yang berkaitan dengan p sepeti di uraikan di muka) KLD dan KLB [kg m/(mm2s)]
masing-masing untuk roda depan dan roda belakang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut

Halaman 21

Gambar 16 Titik kunci sinkron

KLD =

(1.23)

KLB =

(1.24)
Hargaharga KLD dan KLB diusahakan dapat ditekan sampai sebesar 0,18[kg

m/(mm2s)] atau kurang untuk rem drum,dan untuk rem cakera yang sangat baik radiasinya
sampai 0,65 [kg m/(mm2s)] atau kurang. Perhitungan disini didasarkan pada kecepatan
kendaraan sebagai berikut :
Mobil penumpang

100 (km/h) = 27,8 (m/s)

Truk kecil

80 (km/h) = 22,8 (m/s)

Truk besar

60 (km/h) = 16,7 (m/s)

serta perlambatan sebesar 0,6 g

Halaman 22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Teori yang telah kami analisis maka dapat disimpulkan menjadi beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu komponen kendaraan.
2. Dengan adanya rem dapat memberikan rasa aman kepada pengemudi dalam
berkendara.
3. Rem dapat memperlambat dan memberhentikan laju suatu mesin
4. Ada bermacam macam rem yang digunakan dalam suatu mesin.

3.2 Saran

1. Kepada para mahasiswa Teknik mesin agar terus berkarya dan berinovasi dalam
teknologi tepat guna.
2. Jangan pernah menyerah, bangkitkan semangat dalam belajar.
3. Hargai waktu, manfaatkan waktu dengan sebaik baiknya.
4. Jangan pernah takut gagal, nikmati setiap proses yang kamu jalani.

Halaman 23

Daftar Pustaka
Sularso. Suga, Kiokatsu. 1978. Dasar perencanaan dan elemen mesin. Jakarta:
PT. Pradnya Paramta.
Shigley, E, Yoseph. Mtichell, D, Larry. Harahap, Gandhi. 1984. Perencanaan
Teknik Mesin Edisi ke 4 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Search Brake : www. Google. Com
Sucahyo, Bagyo, Darmanto, Soemarsono. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta :
Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai