Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH CHASIS

MATERI REM

Disusun Oleh:
Nama: Muhammad Evan Surya Saputra
Kelas: XII TKR A

SMK NEGERI 1 BENGALON


JURUSAN XII TKR A
2022
DAFTAR ISI

BAB I PEMBAHASAN......................................................................................................
A.    DEFINISI REM.................................................................................................................
B.     JENIS – JENIS DAN FUNGSI REM...............................................................................
C.     KOMPONEN REM..........................................................................................................
D.    TROUBLE SHOOTING...................................................................................................
E.     PERAWATAN SISTEM REM.........................................................................................
BAB II PENUTUP..............................................................................................................
A.    KESIMPULAN..................................................................................................................
B.     SARAN.............................................................................................................................
BAB I
PEMBAHASAN

A. DEFINISI REM

1. Pengertian Rem
Rem adalah suatau bagian Kendaraan yang Peranannya sangat penting dalam
sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan
sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering
mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan
penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan
terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang
remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan.

2. Fungsi Rem
Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat
yang menurun.

3. Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan
gerak hingga berhenti.Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetis (energi
gerak) untuk menggerakkan kendaraan.Sebaliknya rem merubah energi kinetis
kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.Umumnya rem
bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem
gerak putar. Efek pengereman (breaking effect)diperoleh dari adanya gesekan
yang ditimbulkan antara dua obyek.
B. JENIS-JENIS DAN FUNGSI REM
A. Rem cakram

Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang satu ini. Biasanya
piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda kendaraan baru sehingga dalam
setiap penggunaannya menjadi maksimal dan terarah.Rem cakram menjadi salah
satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan
pada setiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar.
Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasang
pada roda kendaraan melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk
mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram.

1. Kelebihan rem cakram Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu,
sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai
andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada
kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang
banjir.Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar
(terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada
beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram
yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal
digunakan.Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan
kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih
besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih
pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem
cakram pada keempat rodanya.
2. Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel,
lama kelamaan lumpur(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman
sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan
lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.
B. Rem tromol

ungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam
dari tromol yang berputar bersama – sama dengan roda, untuk menghentikan
kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading
dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan
kendaraan komersial.
Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu
dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem
piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya
dipakai pada roda – roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga
pengereman.

1. Kelebihan rem tromol


Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam
pengereman contoh : kendaraan operasional seperti bis, truk, minibus, dan
sebagainya. Jadi rem tromol dapat digunakan pada beban angkut yang berat
(heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.

2. Kekurangan rem tromol


Rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya. Dengan
sistem ini membuat partikel kotoran pada ruang tromol tersebut. Jadi untuk
perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat
dibersihkan dari debu atau kotoran. Pada saat banjir air akan mengumpul pada
ruang tromol sehingga air akan menyulitkan sistem rem untuk bekerja, jadi
setelah rem tromol menerjang banjir, maka harus mengeringkannya dengan
menginjak setengah rem saat melaju sehingga bagian dalam rem tromol kering
karena panas akibat gesekan, setelah itu rem dapat digunakan kembali.
Nama-nama bagian rem

A . Rem Cakram

a) Piringan rotor
b) Selang rem
c) Plat pengatur pad
d) Plat momen
e) Plat rem
f) Pegas penahan pad
g) Pegas anti berisik
h) Shim anti cicit
i) Silinder rem
j) Karet pelindung utama
k) Perapat piston
l) Piston
m) Karet pelindung silinder
n) Ring set
o) Bushing lucur
p) Karet pelindung (Boot

• Fungsi-fungsi Bagian Rem Cakram


1. Piringan rotor
Untuk menjamin pendiginan yang baik
2. Selang rem
Untuk jalurnya fluida atau minyak rem
3. Plat pengatur pad
Untuk menahan rem
4. Plat momen
Penahan silinder agar tidak jatuh
5. Pad rem
Untuk menghentikan piringn rotor yang sekaligus menghentikan kendaran
6. Pegas penahan pad
Untuk menahan pad rem agar tidak goyang atau pad rem tidak lepas karena
tergajal
7. Pegas anti berisik
Agar pada saat pengereman berlangsung pad rem tidak berisik
8. Shim anti cicit
Untuk menganjal pad rem pada silinder rem agar yidak lepas
9. Silinder rem
Sebagai wadah dari pad rem 5

B. Rem tromol
A Plat penahan
b Silinder roda
c Pegas pembalik
d Sepatu rem
e Pen pegas
f Tromol rem
g Tuas sepatu h Tuas penyetel.

• Fungsi-fungsi bagian Rem Tromol

1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda
dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master
silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama – sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.

• TIPE REM TRMOL

1. Tipe Rem Tromol


a. Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari pada
trailing shoe.

b. Tipe Two Leading


Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu
piston. Keuntungan tipe ini yaitu : Saat kendaraan maju kedua sepatu rem
menjadi leading shoe sehingga daya pengereman baik. Kerugian tipe ini : Saat
kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik.

c. Tipe Dual Two Leading


Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
kendaraan maju maupun mundur.

d. Tipe Uni-Servo
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1 piston.Keuntungan : Saat
kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik. Kerugian : Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi
trailing shoe sehingga daya pengereman kurang baik.
e. Tipe Duo-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1 wheel
cylinder dengan 2 piston.Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh
gerakan kendaraan.

• Sistem Rem
Sistem rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan atau memungkinkan perkir pada tempat yang menurun.
Peralatan ini sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat
berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan
baik dan aman.

• Prinsip Rem
Kendaran tidak dapat berhenti segera apabila mesin dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindah daya, kendaraan cenderung tetap bergerak.
Kelemahan ini harus dapat di kurangin dengan maksud menurunkan kecepatan
gerakan hingga berhenti. Mesin merubah energi panas menjadi energi kinetik
(energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaiknya, rem bekerja disebabkan
oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan system gerak putar. Efek
pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek.

• Type Rem
Rem yang dipergunakan pada kendaran bermotor dapat digolongkan menjadi
beberapa type tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan
menghentikan kendaran.
2. Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
3. Rem tanbahan (auluxialy brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki)
yang digunakan pada truk diesel dan kendaran berat.
4. Engines break digunakan ada kalanya untuk menurunkan kecepatan kendaraan,
Beaking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putarn dari mesin
itu sendiri, tidak ada khusus yang diperlukan, untuk ituengine break tidak
diterangkan

1. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di kelompokan menjadi dua tipe,yaituh:
1. Rem hidraulis (hydraulic break)
2. Rem panematik (peneumatic break)
Rem hidraulis lebih respond lebih cepat dibanding tipe lainnya, dan juga
konstruksinya yang khusus dan handal (superior design flexibility). Dengan
adanya keuntungan tersebut, rem hidraulis banyak digunakan pada kendaran
penumpang truk ringan.
Sistem rem panematik termasuk kompresor atau jenis yang menghasilkan udara,
udara yang bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe
sistem rem ini banyak digunakan pada kendaran berat seperti truk dan bus.
Cara kerja rem hidraulis sebagai berikut: rem hidraulis menekan mekanisme rem
dan menyalurkan tenaga rem, dan mekanisme pengereman akan menimbulkan
daya pengereman.

2.Rem Parkir
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem
parkir terbagi menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe center brake
Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau
niaga menggunakan tipe center brake.

3.Rem Tambahan
fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti
kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap
meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih
berputar, tapi adanya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan
mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
• Mekanisme kerja
A. Master Silinder
Master silinder mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hidraulis.
Master silinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem, demikian juga
master silinder yang membangkitkan tekanan hidraulis. Ada dua tipe silinder: tipe
tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan
dibandingkan tpe tunggal.

B. Boster Rem
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat
untuk segerah menghentikan kendaraan. Boster rem melipat gandakan daya
pemekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar di perlukan.
Boster dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (type integral) atau
dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Boster rem mempunyai diaphragma (memberan) yang bekerja dengan adanya
perbedan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari
dalam intake manifold mesin. Master silinder di hubungkan dengan pedal dan
memberan untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal
yang minimum.
Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan lain hal,boster rem
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga bosternya saja yang hilang
dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar,
tetapi kendaran dapat direm normal tanpa bantuan boster.Untuk kendaran yang
digerakkan oleh mesin diesel, boster remnya diganti dengan pompa vacum karena
kevacuman yang terjadi pada intake manifoldpada mesin diesel tidak cukup kuat.
Boster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tenaga) dan bagian
belakang (ruang tekan variasi), dan masimg-masing ruang dibatasi dengan
memberan dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanis). Termasuk katup udara,
katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal
rem melalui batang penggerak katup (valve operating road).

C. Katup Pengimbang
Kendaran dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan ditambah jalan.
Gesekan ini akan sesuai adanya pembagian beban pada roda. Biasanya kendaran
yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan
dengan bagian belakangnya, bila kendaran direm, maka titik pusat gravitasi akan
pindah kedepan (bergerak maju) disebabkan adanya gaya intertia, dan karena
adanya beban yang besar menyatu pada bagian depan.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku sama terhadap keempat rodanya,
maka roda belakang akan terkunci (menyebabkan slip antara ban dan permukan
jalan) ini disebabkan oleh daya pengereman terlalu besar dengan terkuncinya
roda belakang gesekan akan menurun, dan roda belakang seperti ekor ikan
(bergerak kekanan dan kekiri dan sukar terkontrol) dan ini sangat berbahaya.
Dengan alasan tersebut, diperlukan alat pembagi tenaga sehingga dapat diberikan
pengereman yang lebih besar untuk roda depan dari pada roda belakang atas
tersebut disebut katup pengembali (proportioning valve) atau bias disebut katup
P. Alat ini bekerja secara otomatis menurutkan tekanan hidraulis pada silinder
roda belakang dengan demikian daya pengereman (daya cengkeram) pada roda
belakang akan berkurang.
Di samping katup P, efek yang sama akan diperoleh dari load silinder and
proportioning valve (LSPV) yang merubah tekanan awal split point dari roda-
roda belakang sesuai
Dengan beban, proportioning and by pass valve (P dan BV) yang meneruskan
tekanan master silinder langsung ke silinder roda tanpa melalui katup P bila
system rem dapat tidak berfungsi, katup decelaration sensing proportioning valve
(DSPV) yang membedakan tekanan awal split pointsesuai dengan,deselerasi
selama pengereman dan perlengkapan lainnya.

C. KOMPONEN REM
1. Pedal rem
2. Boster rem
3. Master silinder
4. Katup P
5. Flexible hose
6. Tuas rem parkir/rem tangan
7. Rem cakram
8. Rem tromol

1. Pedal Rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh
pengemudi untuk melakukan pengereman.

 Fungsi pedal rem memegang peranan yang penting didalam sistem rem.
Tinggi pedal harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi,
diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi untuk
menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan
pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah,
akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan
gaya pengereman yang tidak cukup.
 Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak
bebas ini, piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana
mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan
hidrolis yang terjadi pada sistem rem.
 Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada
waktu pedal rem ditekan; kalau tidak akan terdapat

2. Booster rem merupakan satu komponen pada sistem yang dipasangkan


menjadi satu dengan master silinder dan setelah pedal rem, yang berfungsi
untuk mengurangi tenaga yang diperlukan pengemudi dalam pengereman.

 Booster rem yaitu karena adanya kevakuman dari intake manipol.


 Komponen – komponen boster rem :
1. Piston;
2. Diaphragm spring;
3. Push rod;
4. Diaphragm;
5. Air cleaner element;
6. Vacuum.

3. Master Silinder mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidrolis.


Master silinder terdiri dari resevoir tank yang beri minyak rem, demikian
juga piston dan siliner yang membangkitkan tekanan hidrolis.

 Master silinder ada 2 type yaitu :


1. Tipe Tunggal : Tipe plungger, Tipe konvensional dan tipe portles;
2. Tipe Ganda : Tipe ganda konvensional dan tipe double
konvensional.

4. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) berhubung rem


depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem � rem
belakang sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi
pada waktu melakukan pengereman yang kuat.

5. Flexible hose/slang flesible menghubungkan pipa rem dan rem roda


untuk mengimbangi gerakan suspensi.

 Pipa � pipa rem berfungsi untuk menyalurkan minyak rem dari master
silinder ke ke rem.

6. Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk
mengerem roda � roda belakang secara mekanis melalui batang
penghubung dan kabel � kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan
turun / mendaki.

7. Rem Cakram/Rem Piringan untuk memberi gaya pengereman kepada


roda � roda depan.

 Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya


adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan
yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya
gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
 Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran
udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air
dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin
walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self
servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan
dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan
untuk membantu gaya pedal.
 Bagian � bagian rem piringan :
1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi
kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di
dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya
debu dan air;
2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan
piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang
menyebabkan terjadinya pengereman;
3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam
kedalam saluran udara;
5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan
menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh
tekanan hidrolis;
6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama � sama denga
pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan
silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan
silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.

8. Rem Tromol memberikan tenaga pada roda � roda belakang baik secara
hidrolis maupun mekanis.

 Fungsi Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian


dalam dari tromol yang berputar bersama � sama dengan roda, untuk
menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan
sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada
kendaraan penumpang dan kendaraan komersial.
 Rem Tromoltahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar
diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit
dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup.
Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda � roda belakang yang
tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.
 Bagian � bagian rem tromol :
1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan
silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar;
2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan
hidrolis master silinder;
3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk
membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan;
4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol;
5. Pen pegas penahan sepatu;
6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama �
sama roda;
7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol;
8. Tuas penyetel.
D. TROUBLE SHOOTING

Rem adalah suatu komponen keselamatan (safety) utama dalam berkendara.


Piranti ini sangat mungkin sekali terjadi kerusakan, terutama bila jarang
dilakukan pengecekan atau perawatan berkala. Suatu komponen yang berperan
penting didalam sistem rem adalah kampas rem, kampas rem merupakan bahan
yang terbuat dari campuran keramik dan asbes yang akan mencengkeram atau
menghentikan perputaran piringan cakram pada saat sistem pengereman bekerja.
Kerusakan pada sistem pengereman dapat dianalisis dengan gejala-gejala
berikut :
1. Bergetar.
Saat Rem diinjak terasa getaran pada pedal rem. Hal ini disebabkan oleh
permukaan disc break atau tromol rem yang sudah tidak rata lagi. Penanganannya
adalah dengan membubut cakram atau tromol dibuat menjadi rata. Pemerataan
dengan pemapasan mulai dari ketebalan 0.5-1.5mm masih dianggap aman.
Namun, bila kondisi piringan sudah parah atau goresannya sudah terlalu dalam,
lebih baik mengganti komponennya.

2. Mengeluarkan Bunyi Dan Terasa Berat Saat Direm.


Maksudnya adalah injakan terasa berat atau keras dan kadang mengeluarkan
bunyi mendesis. Pada umumnya mobil moder sudah menggunakan booster untuk
memperingan injakan pedal. kalau berat berarti permasalahan ada di bagian
Booster.
3. Kurang Mencengkeram.
Gejalanya terkadang mobil anda ketika direm masih membutuhkan waktu berapa
meter untuk berhenti. Penyebabnya bisa karena kampas rem sudah tipis dan
lapisan asbesnya sudah berkurang. penanganannya adalah dengan mengganti
kampas rem dengan segera supaya piringan atau teromol tidak tergerus.
4. Lari Kiri Atau Kanan.
Pada gejala ini biasanya saat mobil di rem akan membuang ke salah satu arah.
Hal ini disebabkan karena piston pada master rem salah satu roda macet.
penanganannya adalah dengan mengganti seal dan piston pada master rem.
5. Rem Dalam.
Saat di injak, pedal rem terasa dalam. Hal ini disebabkan karena kampas rem
sudah tipis. penanganannya adalah dengan mengganti kampas rem baru yang
sesuai jenisnya.
6. Rem Harus Dikocok/Dipompa.
Sebelum dipompa pada pedal rem, mobil tidak bisa berhenti. Kemungkinan ada
yang bocor sehingga minyak rem berkurang dan kemasukan angin.
penanganannya adalah dengan mengecek kebocoran mulai dari master atas, slang
sampai master bawah atau kaliper rem. Segera Anda perbaiki melalui langkah
membuang angin (bleeding) untuk mengeluarkan angin.

E. PERAWATAN SISTEM REM

Kendaraan yang melaju tentunya perlu suatu sistem yang berguna untuk
menghentikan atau mengontrol kecepatannya, itu adalah definisi sistem rem
dan juga alasan mengapa sistem rem dibuat.
pada kendaraan bermotor seperti mobil untuk rem depan sekarang sudah
menggunakan sistem rem hidrolik yang artinya menggunakan fluida ( minyak )
untuk menggerakan sepatu rem.
Dan berikut adalah tips - tips yang perlu dilakukan untuk menjaga sistem rem
tetap bekerja secara optimal demi menjamin keselamatan anda dalam
berkendara :

1. Minyak rem

    Warna        : Minyak rem yang baik adalah yang berwarna terang. Bila sudah
berwarna gelap menandakan kualitas minyak rem sudah buruk. Karena seiring
pemakaian fluida rem akan panas terkena induksi dari kerja sepatu rem yang
dapat menimbulkan udara yang bisa menyebabkan sistem rem mengalami
kerusakan seperti karat dan kebocoran pada master rem dan komponen lainnya.
                        Apabila warnanya sudah terlanjur sangat gelap
keruh dan kotor sebaiknya dilakukan penggantian master rem set karena pasti
sudah terjadi kerusakan dalam master rem karena karat dan komponen karet-
karet di dalamnya sudah lemah.
    Ketinggian : Usahakan agar minyak rem berada di indikator MAX di dalam
reservoir minyak rem.
                         Karena apabila ketinggiannya berkurang menandakan ada
kebocoran dalam sistem rem atau ketebalan sepatu rem sudah menipis.
Disarankan untuk segera lakukan pengecekan sistem rem ke bengkel resmi agar
kualitas tetap terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan.
                         Apabila ketinggiannya turun sangat signifikan, kemungkinan
terjadi kebocoran pada sistem rem. Segeralah periksakan ke bengkel.

2. Slang - slang persambungan sistem rem

             Periksalah slang-slang secara visual dan amati secara seksama dari
kebocoran. Ciri-ciri terdapat kebocoran adalah :
                       -Slang-slang berdebu lembab
             Periksalah slang-slang dari keretakan, apabila ada sedikit apapun
sebaiknya ganti lah slang-slang persambungan rem tersebut karena sistem rem
memiliki tekanan dalam fluidanya yang memungkinkan keretakan akan lebih
besar lagi.
3. Sepatu rem ( kanvas rem ) / Pad rem / Brake pad / Pad kit

              Ceklah secara rutin ketebalan sepatu rem anda. Gunakanlah part asli
karena bila menggunakan part lokal bahannya terlalu keras sehingga piringan
rem yang akan habis / rusak. Usahakan agar ketebalan minimalnya adalah "2
mm dari indikator ketebalan rem" nya. Bukan dari ketebalan remnya. Sehingga
anda mempunyai waktu untuk membawanya ke bengkel untuk melakukan
penggantian sepatu rem.

4. Piringan rem ( rotor )

              Lihat permukaan piringan rem secara visual dari kerataan


permukaannya, karena sangatlah penting demi menghasilkan proses
pengereman yang sempurna. Permukaan yang tidak rata dapat mengakibatkan
getar pada pedal rem saat di lakukan pengereman.

5. Caliper rem ( Cakram )


               Periksalah kinerja dari kaliper rem terhadap korosi dan kemacetan pin-
pinya dan juga piston rem. Karena caliper rem yang macet dapat mengakibatkan
blokir ( kendaraan cenderung berbelok ke satu arah saat dilakukan
pengereman ). Pemeriksaan mudahnya adalah dengan cara mengangkat
kendaraan dan putarlah ban dengan tangan dan lihatlah kelancaran
perputarannya dan lebih baik lagi bandingkan antara roda kiri dan kanan.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan
menghentikan kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang
menurun. Peralatan ini sangat penting sebagai alat keselamatan dan menjamin
untuk pengendara yang aman. Menurut para ahli permobilan rem merupakan
kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendara dan juga dapat berhenti di
tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan
aman.
2.      Tipe Rem
     Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi
beberapa tipe tergantung penggunaannya :
a.     Rem kaki
Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol kecepatan mobil dan
menghentikan kendaraan.
b.    Rem parker
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c.     Rem tambahan
Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki)
yang digunakan pada truk diesel atau kendaraan berat.
3.      Pinsip kerja rem ketika kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila
mesin dibebaskan (tidak di hubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan
cenderung tetep bergerak. Kelemahan ini harus di kurangi dengan maksud untuk
menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi
panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan.
Sebaliknya, rem mengubah energi kinetic kembali menjadi energy panas untuk
menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja di sebabkan oleh adanya
sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman
(breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua
objek.
4.      Bahan-bahan pembuat pada komponen rem yaitu :
a.    Baja pres merupakan bahan pembuat backing plat, yang dibuat pada axle
housing atau axle carier bagian belakang.
b.    Pelat baja merupakan bahan pembuat sepatu rem. Umumnya kanvas(lining)
terbuat dari campuran fiber metallic, brass, lead, plastik, dan sebagainya dan
diproses dengan ketinggian panas tertentu.
c.    Besi tuang merupakan bahan pembuat Tromol rem, Piringan Rem Cakram. Besi
kasar kelabu yang dicairkan bersama-sama dengan besi tua dan baja. Bahan
tambahan yang dipakai biasanya kapur, silisium yang memperkuat dan
mempertinggi titik cair. Agar bahan menjadi kulaitas terbaik maka harus
ditambahkan nikel atau krom ketika proses peleburan.
d.   Campuran metalic fiber dan sedikit serbuk besi merupakan bahas pembuat pad
rem.
5.      Permasalahan yang sering terjadi dalam sistem rem
a.    Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
b.    Gejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
c.    Gejala: Rem membanting kesatu arah
d.   Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
e.    Gejala: Roda terkunci
f.     Gejala: Rem selip

B.     SARAN
a.    Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem,
jenis-jenis rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
b.    Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari
setiap jenis rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.
c.    Makalah ini dapat dijadikan bahan referensi penulis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. New Step 1 Training. Jakarta : P.T. Toyota Astra.

Sucahyo, Bagyo, Dkk. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta : Tiga Serangkai

Darmawan, Iwan. 2003. Merawat dan Memperbaiki Mobil Bensin. Jakarta :


Puspa
Swara

Widy Anata. Sistem Rem pada Kendaraan. Available from: w w w . d u n i a -


otomotif-mobil.blogspot.com .
Accesed Desember 10th 2014. At 04.56 PM.

Anonim. Cara Kerja Rem ABS. Available from: w w w. r e n t a l m o b i l b a l i . n e t


Accesed Desember 11th 2014. At 04.56 AM.

Anonim. Sistem dan Jenis-jenis rem pada mobil. Available from:


w w w. r e n t a l m o b i l b a l i . n e t
Accesed Desember 12th 2014. At 05.00 AM.

  I. Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga,
SMK. Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.

Anda mungkin juga menyukai