“ SISTEM REM”
Disusun Oleh :
DEDE HILMI
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena berkat rahmat
dan hidayah - Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan Makalah yang berjudul
“Sistem Rem” ini dengan baik.
Tujuan dari penyusunan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Otomotif juga saya susun sebagai bahan pengetahuan bagi siswa dan para
pembaca yang berkenan membaca makalah ini.
Namun demikian, saya menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya
membangun dari para pembaca sekalian juga teman – teman semua agar dapat menjadi
perbaikan dalam penulisan tugas selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi saya pribadi dan juga para pembaca
semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3. Tujuan............................................................................................ 1
1.4. Manfaat ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Rem ................................................................. 2
2.2. Prinsip Sistem Rem ....................................................................... 2
2.3. Type Rem ...................................................................................... 3
2.3.1 Rem Kaki ............................................................................. 3
2.3.2 Rem Tromol ........................................................................ 8
2.3.3 Rem Cakram ........................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah utuk:
1. Mengetahui fungsi dari rem.
2. Mengetahui jenis dari rem dan mekanisme kerja rem.
3. Mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk komponen pada rem.
4. Mengetahui permasalahan yang sering terjadi pada rem.
1.4. Manfaat
Diharapkan makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sehingga bisa digunakan
sebagai referensi dan sumber yang bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran siswa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gambar 2. Pengereman kanvas terhadap tromol dan pengereman roda terhadap jalan
(Sumber: New Step 1 Training)
3
Sistem rem pnuematik termasuk kompresor atau sejenisnya yang menghasilkan udara
yang bertakanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Banyak digunakan
pada truk dan bus.
Bekerjanya rem hidraulik sebagai berikut.
Rem menekan mekanisme rem dan menyalurkan tenaga rem dan mekanisme
pengereman akan menimbulkan gaya pengereman.
4
(Sumber: New Step 1 Training)
5
2. Booster Rem (break booster)
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak kuat untuk segera
dapat menghentikan kendaraan. Booster rem melipat gandakan daya penekanan pada pedal
sehingga diperoleh daya pengereman yang lebih besar.
Booster rem dapat di pasang menjadi satu dengan master silinder atau dapat juga
dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral banyak digunakan
pada penumpang dan truk kecil.
Booster rem mempunyai diaprham (membran) yang bekerja dengan adanya perbedaan
tekanan antara atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari intake manifold mesin. Master
silinder dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya pengereman yang
besar dari langkah pedal minimum.
Bila bosster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan satu dan hal lain, booster
dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang. Dengan
sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan
dapat direm dengan normal tanpa bantuan booster.
Untuk kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel, booster remnya diganti pompa
vakum karena kevakumannya yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat.
6
Boster rem terutama dari rumah booster, piston booster, membran, reaction
mechanism, mekanisme katup pengontrolan. Bosy booster dibagi menjadi bagian depan dan
belakang, dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan piston booster.
Mekanisme katup pengotrol mengatur tekanan didalam ruang tekan variasi. Termasuk
katup udara, katup vakum, katp pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal
rem melalui batang penggerak katup.
3. Katup Proposi (propostioning valve)
Kendaraan dihentikan dengan adanya gesekan antara ban dan jalan. Gesekan ini akan
bertambah sesuai dengan adanya pembagian beban ban pada jalan. Biasanya kendaraan
yang mesinnya terletak didepan, bagian depannya lebih berat dibandingkan dengan bagian
belakangnya.
Gambar 7. Katup P
(Sumber: New Step 1 Training)
Bila kendaraan direm, maka titik pusat gravitasi akan pindah kedepan (bergerak maju)
disebabkan adanya gaya inersia, dan karena adanya beban yang besar menyatu pada bagian
depan.
7
4. Sistem Rem Anti-Lock Brake System (ABS)
Rem ABS ini diciptakan hanya untuk mencegah terkuncinya roda-roda belakang
selama pengereman secara tiba-tiba, tetapi juga untuk mengontrol roda-roda depan agar
kendaraan tidak berputar atau slip serta menjaga pengendalian kemudi dengan baik.
Perhatian :
1) Bila kendaraan mulai bergerak ada gejala slip, akan dapat diperbaiki dengan adanya
gerakan lebih mudah menghindar dari rintangan.
2) Bila rem bekerja selama kendaraan membelok, kendaraan dapat berhenti dengan aman
tanpa mengalami perubahan langsung.
Tabel 1. Fungsi sensor pada ABS
Komponen Fungsi
Speed sensors depan Mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing roda depan
Speed sensors belakang Mendeteksi kecepatan pada roda pada masing-masing roda
belakang
Switch lampu rem Mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan ke komputer
A.B.S
Lampu peringatan Lampu menyala untuk memberi tanda agar pengemudi siaga saat
Anti-lock (ANTI- anti-lock brake system ada yang tidak berfungsi
LOCK Warning light)
A.B.S Untuk mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing
silinder disc brake
A.B.S computer Dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor ia
menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi dan mengirim
signal-signal ke aktuator ke pengontrol tekanan minyak rem
(Sumber: New Step 1 Training)
8
Gambar 8. Tromol rem
(Sumber: New Step 1 Training)
Self energizing action:
Ada dua jenis sepatu rem, seperti diperlihatkan pada gambar jenis leading trailing.
Bila ujung bagian atas (atau toe) pada sepatu rem didorong kearah tromol rem yang berputar
pada seperti anak panah (arah maju), sepatu rem cendenrung melengket pad tromol dan
berputar. Sepatu rem ini disebut “leading shoe”. Dilain pihak, ujung atas sepatu bagian
belakang terdorong ke dalam tromol yang cenderung mengembang keluar, ini disebut
trailing shoe.
Kerjanya tromol mencoba mendorong leading shoe berputar bersama tromol, dan ini
disebut self energizing atau self servo. Self energizing bekerja menimbulkan gaya
pengereman yang cukup besar. Dilain pihak, daya balik yang berlaku pada trailing shoes
mengurangi daya pengereman yang cukup besar pada sepatu tersebut. Perbandingan tenaga
pengereman dilakukan dengan leading shoe dan trailing shoe diperkirakan 3:1. Leading
shoe menghasilkan daya pengereman yang lebih baik, dan kelemahannya ialah lebih cepat
aus daripada trailing shoe.
Komponen Roda:
Backing plat
Backing plat di buat dari baja pres yang dibuat pada axle housing atau axle carier
bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plat, maka aksi daya pengereman
tertumpu pada backing plate.
Bila permukaan gesek sepatu rem aus berlebihan, rem akan bergetar. Sepatu rem harus
diperiksa secara diteliti setiap kali rem dibongkar untuk mencegah problem tersebut.
Silinder roda
Silinder roda terdiri dari beberapa komponen seperti yang terlihat pada gambar. Setiap
roda menggunakan satu atau dua buah silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua
piston untuk menggerakkan kedua sepatu rem, yaitu satu piston untuk setiap silinder roda,
9
sedangkan sisi lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan hanya sepatu
rem.
Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan adanya
kekuatan pegas pembalik septu rem, dan pegas kompresi yang mengkerut.
10
(Sumber: New Step 1 Training)
Type rem tromol:
a. Tipe leading dan tipe trailing
Tipe ini hanya terdapat pada silinder roda tunggal (single wheel cylinder). Bila tromol
berputar kearah depan, seperti arah panah, dan pedal rem di injak, maka bagian ujung
atas sepatu ditekan mambuka ke sekeliling ujung bawah oleh silinder roda dan berlaku
daya pengereman terhadap tromol. Sepatu bagian kiri disebut leading shoe dan sepatu
kanan disebut trailing shoe.
b. Tipe two leading
Tipe two leading shoe dibagi menjadi 2 : single action dan double action. Tipe single
action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai
satu piston pada tiap sisinya. Bila rem bekerja, kendaraan dalam kondisi perak maju,
maka kedua sepatu akan berfungsi sebagai leading shoe.
c. Tipe uni-servo
Tipe uniservo mempunyai silinder roda tunggal dengan satu piston saja, dan
penyetelannya berhubungan dengan sepatunya.
d. Tipe duo servo
Tipe ini merupakan versi penyempurnaan uni-servo yang mempunyai dua piston pada
setiap silinder rodanya.
11
Gambar 17. Kerja cakram
(Sumber: New Step 1 Training)
Karateristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing
action), daya pengereman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktuasi koofisen gesek yang
menghasilkan kestabilan tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena
udara, radiasi panasnya terjamin baik, ini dapat mengurangi dan menjamin dari terkena air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuran. Ukuran disc
pad agak terbatas dan ini berkaitan dengan aksi self energizing limited. Sehingga perlu
tambahan tekanan hidraulik yang lebih besar untuk mendapatkan gaya pengereman yang
efisien. Pad juga akan lebih cepat aus daripada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi
konstruksi yang sederhana mudah pada perawatan serta penggantian pad.
12
pasangan piringan yang berlubang untuk menjamin pendinginan yang baik, kedua-
duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad panjang atau tahan lama.
13
2.4. Permasalahan yang Sering Terjadi Pada Sistem Rem
1. Gejala : Gerakan pedal rem terlaludekat dengan lantai
Penyebab:
a. Minyak rem pada master cylinder terlalu rendah.
b. Kanvas rem (lining) rem sudah aus
c. Sepatu rem terpasang tidak sebagaimana mestinya
d. Kebocoran pada wheel cylinder
e. Kanvas rem kendor atau pecah
f. Kebocoran atau keausan pada master cylinder
g. Ada udara dalam sistem hidrolisnya(masuk angin)
h. Self adjuster tidak bekerja
2. Gejala: Semua rem seret(bhs Jawa)
Penyebab :
a. Rem parkir terpasang
b. Wheel cylinder macet
c. Pegas pengembali sepatu rem lemah atau patah
d. Pedal rem macet
e. Seal master cylinder macet
f. Penyetelan push rod master cylinder tidak tepat
g. Lubang kompensasi pada master cylinder tersumbat.
3. Gejala: Rem membanting kesatu arah
Penyebab :
a. Bearing roda depan kendor/rusak
b. Teromol tidak bulat (nganthong)
c. Celah sepatu rem pada salah satu teromol terlalu rapat
d. Pegas pengembali lemah/patah
e. Tekanan ban tidak sama antara roda kiri dan roda kanan
f. FWA tidak tepat
4. Gejala: Injakan pedal rem terlalu kasar
Penyebab :
a. Ada udara dalam sistem hidrolis
b. Teromol aus atau retak
c. Minyak tidak sesuai (titik didih rendah)
14
5. Gejala: Roda terkunci
Penyebab :
a. Kanvas rem kendor/lepas
b. Seal wheel cylinder macet
c. Backing plate kendor
d. Setelan bearing tidak tepat
6. Gejala: Rem selip
Penyebab :
a. Ada gemuk/minyak rem pada kanvas
b. Backing plate kendor
c. Teromol tidak bulat
d. Teromol cacat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun. Peralatan ini
sangat penting sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman.
Menurut para ahli permobilan rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan
berkendara dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat
berfungsi dengan baik dan aman.
Rem yang digunakan pada kendaraan bermotor dapat di golongkan menjadi beberapa
tipe tergantung penggunaannya :
a. Rem kaki
Rem kaki (foot break) di gunakan untuk mengontrol kecepatan mobil dan
menghentikan kendaraan.
b. Rem parker
Rem parkir (parking break) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c. Rem tambahan
Rem tambahan (auxiliary break) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel atau kendaraan berat.
3.2. Saran
Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-
jenis rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem. Selanjutnya, sebaiknya
pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari setiap jenis rem, dan
permasalahan yang sering terjadi pada rem.
16
DAFTAR PUSTAKA
17