Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PELUMASAN PADA

MOTOR BENSIN

Di Susun Oleh :

1. Redi Santoso (180513626599)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNyalah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem Pelumasan pada
Motor Bensin” ini tepat pada batas waktunya. Makalah tugas ini dibuat dari berbagai sumber
atau referensi.
Pada makalah tugas ini, penulis berusaha menyusun dalam bentuk paparan yang akan
mempermudah para pembaca untuk dapat belajar lebih baik, karena didalamnya terdapat
ringkasan materi yang penulis buat secara sederhana sehingga mudah dipahami.
Penulis menyadari makalah tugas ini jauh dari sempurna, hal ini mengingat
kemampuan pengetahuan dan kepustakaan yang penulis miliki sangat terbatas, Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya
agar makalah tugas ini dapat digunakan sebaik mungkin.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah “Sistem Pelumasan pada Motor Bensin” ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Wassalam.

Malang, 02 Desember 2019

Penulis Redi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Sistem Pelumasan
2.2. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan
2.3. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan
2.4 Jenis Pelumas
2.5. Kekentalan (Viskositas)
2.5. Klaisifikasi minyak pelumas
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
REFERENSI
BAB I. PENDAHULUAN

1.3. Latar Belakang


Tidak bisa dipungkiri - pelumas - atau yang lebih popular disebut oli - merupakan
bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih
apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas
sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin
bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan
sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Oleh karena itu, disini penulis akan menjelaskan secara rinci tentang sistem
pelumasan pada motor bensin dan diesel agar para pembaca dapat mengetahui prinsip
kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel sehingga pembaca dapat memilih pelumas
yang tepat bagi mesin kendaraannya agar dapat awet dan tahan lama.

1.4. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian pelumasan serta fungsi pelumasan tersebut bagi mesin
bensin dan diesel.
2. Mengetahui sistem kerja pelumasan pada motor bensin dan diesel.
3. Mengetahui jenis-jenis pelumas dan klasifikasi minyak pelumas.
BAB II. PEMBAHASAN

Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin
yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.

2.1. Fungsi Sistem Pelumasan


Sistem pelumasan merupakan bagian yang penting pada mesin yang didalamnya
terdapat komponen-komonn yang bergerak dan bergesekan. Oleh karena itu, pelumasan
sangat diperlukan agar kontak langsung antara dua permuakaan benda yang saling
bergerak dapat dihindarkan. Sistem pelumasan berfungsinya sebagai :
1. Anti Gesekan
Oli mencegah hubungan langsung antara dua metal/part yang bergesekan
sehingga dapat mencegah keausan dengan membentuk laipsan (Oil Film) pada
permukaan logam/part.

2. Pendingin
Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat
pembakaran (pada cylinder block & piston). Pada mesin-mesin dengan kecepatan
putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan-bantalan sebagai akibat dari adanya
gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.

3. Pembersih
Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat
membuka tutup oli pada mesin, biasanya terlihat.

4. Perapat/sealing
Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut
terbawa pada saat kompresi dan ikut keluar pada saat expansi.
5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan
udara.

6. Baffer / bantalan
Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi
jika dua buah gear saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak
terjadi secara paksa/kasar.

Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli
dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara
normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang
lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan
logam-logam bearing.

2.2. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan


Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang
berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan
penting sebagai pendingin.
Bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan adalah :
 Dinding silinder, torak, cicin torak, dan pena torak
 Poros engkol beserta bantalannya
 Poros nok dan bantal;annya
 Meanisme katup
 Rantai timing dan poros pompa

Dalam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah :
a. Sistem tekan
Sistem ini digunakan pada mesin besar dan mesin kendaraan. Dimana minyak
pelumasnya berada dalam keadaan lebih dingin dari pada bagian mesin lainnya.
Minyak ditekan dan dialirkan melalui berbagai saluran dengan pompa kesemua
bagian yang membutuhkan seperti beberapa bantalan, poros, batang penggerak,
pipa di dalam kerangka mesin, dan bagian lain yang akan dilumasi.
b. Sistem percikan
Sistem ini digunakan pada mesin kecil yang berdaya rendah karena proses dan
kontruksinya sederhana. Setiap kali pangkal batang penggerak (big end) mencebur
kedalam mangkok pelumas, memercikan keatas ke dinding silinder dan bantalan-
bantalan atau bagian-bagian lain yang harus dilumasi.
Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah
yang kuno seperti pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya
diterapkan pada engine yang mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine
yang memiliki konstruksi katup-katup samping. Selain itu sistem ini hanya
diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine yang relatif kecil. Pada
engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam yang
diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang
menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak
digunakan pada mesin penggerak kompresor.
c. Sistem kombinasi
Sistem ini digunakan untukmenjaga agar sistem pelumasan agar tetap bekerja
dengan baik jika pompa mengalami gangguan. Pada sistem ini pompa minyak
pelumas memompakan minyak pelumas dari bak minyak pelumas kedalam mangkok
minyak pelumas dan pangkal batang penggerak bertugas memercikan minayk
pelumas ke bagian-bagian yang perlu dilumasi.

2.3. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan


a. Pompa pelumas
Pompa oli merupakan komponen penting dimana oli yang terkumpul dalam oli
dan dihisap kedalam pompa oli melalui saringan dan pipa hisap yang kemudian
dialirkan keseluruh komponen yang membutuhkan pelumasan. Pompa pelumas yang
banyak digunakan pada kendaraan bermotor ada tiga jenis diantarnya :
1. Pompa pelumas jenis roda gigi. Pompa ini terdiri atas roda gigi penggerak
(drive gear) dan roda gigi yang bergerak dan digerakkan oli camshaft. Jenis ini
banyak digunakan pada motor yang menggunakan prinsip kerja 4 langkah.
2. Pompa pelumas jenis sentrifugal (pompa rotor/trikoida). Banyak digunakan
pada kendaraan bermotor dan motor diesel putaran tinggi, keistimewaan jenis ini
adalah ringan dan tidak memakan banyak tempat serta sederhana. Pompa ini
memiliki dua buah rotor yang porosnya tidak simetris yang apabila bergerak
maka kedua rotor akan terjadi perubahan volume ruangan yang mangakibatkan
trjadinya pemompaan.
3. Pompa pelumas jenis plunyer. Pompa ini umumnya dipakai pada motor 2
langkah sebagai pompa pelumas silinder dengan menggunakan oli samping.
Pompa plunyer mempunyai komponen sebagi berikut :
a. Roda pompa
b. Roda gigi penggerak
c. Distribitor
d. Plunyer
e. Pengatur langkah plunyer

b. Saringan minyak pelumas


Saringan oli digunakAn untuk menyaring kotoran pada minyak pelumas yang
akan beredar keseluruh komponen yang bergerak dan juga untuk menghindari dari
kerusakan.

c. Ventilasi ruang engkol


Berfungsi untuk menjaga kekentalan minyak pelumas atau mencegah
terjadinya kerusakan minyak pelumas yang ada di dalam ruang engkol dari reaksi
kimia yang terjadi akibat bercampurnya minyak pelumas dengan blow by gas
(campuran bahan bakar da udara yang bocor dari silinder yang tidak ikut terbakar).
Jenisnya dibedakan menjadi dua, diantranya : ventilasi terbuka dan ventilasi tertutup.

d. Penunjuk tekanan minyak pelumas


Penunjuk tekanan minyak pelumas ada dua macam yaitu jenis mekanik dan
menggunakan arus listrik, sedangan yang paling banyak digunakan adalah penunjuk
tekanan minyak pelumas yang menggunakan arus listrik yang berjenis kontak tekan
dan kumparan elektromagnetik.
e. Pendingin oli (oli cooler)
Pendingin oli yang banyak digunakan adalah pendingin air yang ditempatkan
dibawah radiator dan untuk menghindari dari penyumbatan maka dilengkapi dengan
bypass ketika terjadi penyumbatan maka dapat langsung dialirkan melalui katup
bypass.

2.4 Jenis Pelumas


 Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi
yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk
meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran
agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan
langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya
mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat
dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian
mesin.

 Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian
dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli
mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan
baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat
tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.

Sistem pelumasan tidak hanya sebatas oli, masih ada beberapa hal yang
berhubungan dengan pelumasan, seperti Grease atau bahasa bengkelnya "gemuk".
Grease ini berbentuk semi-solid (seperti margarim makanan) yang berfungsi hampir
sama dengan oli, dengan dasar sebagai pelumas. Grease ini juga di design untuk
beberapa faktor tertentu seperti ketahanan terhadap suhu/temperatur dan air.
Grease ini memiliki karakter :
- Pada temperatur normal ke bawah (nol) akan tetap berbentuk semi-solid
- Pada temperatur tinggi atau mencapai suhu leleh/cair pada saat mesin bekerja akan
mencair dan melumasi bagian permesinan.

Berdasarkan tipe grease terdapat 2 macam yaitu


1. Lithium Grease, grease ini memiliki kharakter tahan terhadapa panas tinggi dan
tahan pada putaran tinggi
2. Calcium Grease, grease yang ini lebih tahan terhadap air dibandingkan Lithium
Grease

2.5. Kekentalan (Viskositas)


Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir.
Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas
sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara
cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin
kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli
kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam
yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih
mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat pada
temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society
of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE
5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan
5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin.
Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin
belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan
juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik
menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini karena akan mengganggu
debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan
pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film
cukup untuk bearing.

2.6. Klaisifikasi minyak pelumas


Minyak pelumas dapat diklasifikasikan denagn standar American Petroleum
Institute (API) dan dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API juga menambah
tingkat SAE nya.

Klasifikasi minyak pelumas untuk mesin bensin :


SA : Minyak murni tanpa bahan tambahan (additive)
SB : Untuk mesin ringan yang mengandung sedikit anti axidant
SC : Yang mengandung detergen, dispersent, anti oxident dll
SD : Untuk mesin yang beropersi dengan temperature tinggi, mengandung
resisting,agent, anti aoxidant dll
SE : Untuk mesin sedang mengandung resisting,agent, anti aoxidant yang banyak
SF : Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resistane dan daya tahan yang lebih
rendah

Klasifikasi minyak pelumas untuk mesin diesel


CA : Untuk mesin diesel operasi beban ringan
CB : Untuk mesin diesel operasi sedang
CC : Untuk mesin diesel memakai turbo charge, dan temperature sedang
CD : Untuk mesin diesel memakai turbo charge dengan kandungan sulfur pada bahan
sedikit

Klasifikasi minyak peluams untuk roda gigi.


GL1 : Mineral murni tapi jarang dipakai (roda gigi)
GL2 : Minyak hewani dan tumbuhan (worm gear)
GL3 : Mengandug bahan tambah extreme pressure resisting (tranmisi manual dan
stering gear)
GL4 : Mengandug bahan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL3 (hypoid
gear)
GL5 : Kandungan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL4,-dan kondisi lebih
berat (differensial dilengkapi hypoid gear )

Dibedakannya pelumasan antara motor bensin dan diesel adalah karena:


1. Diesel mempunya tekanan kompresi yang lebih tinggi dengan suhu kompresi yang
tinggi sehingga memudahkan oksidasi.
2. Kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih
kuat.
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak, dan fungsi utamanya adalah untuk mengurangi gaya gesek.
 Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang
berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan
penting sebagai pendingin.
 Jenis-jenis pelumas yaitu oli mineral, oli sintetis, dan grease (gemuk).
 Minyak pelumas diklasifikasikan dengan standar American Petroleum Institute
(API) dan dites sesuai dengan standarnya dimana klasifikasi minyak pelumas untuk
mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF; sedangkan klasifikasi minyak
pelumas untuk mesin diesel adalah CA, CB, CC, dan CD.
REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Oli_mesin

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelumas

http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Bagaimana-cara-menentukan-atau-
memilih-pelumas-.html

http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Pengertian-Pelumas-.html

http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Penggunaan-pelumas-.html

http://www.taxidoinfo.co.cc/2010/04/penggunaan-dan-pemeliharaan-system.html

http://www.tiger-revolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=11

http://www.tiger-revolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=12

Anda mungkin juga menyukai