MOTOR BENSIN
Di Susun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNyalah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem Pelumasan pada
Motor Bensin” ini tepat pada batas waktunya. Makalah tugas ini dibuat dari berbagai sumber
atau referensi.
Pada makalah tugas ini, penulis berusaha menyusun dalam bentuk paparan yang akan
mempermudah para pembaca untuk dapat belajar lebih baik, karena didalamnya terdapat
ringkasan materi yang penulis buat secara sederhana sehingga mudah dipahami.
Penulis menyadari makalah tugas ini jauh dari sempurna, hal ini mengingat
kemampuan pengetahuan dan kepustakaan yang penulis miliki sangat terbatas, Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya
agar makalah tugas ini dapat digunakan sebaik mungkin.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyelesaian makalah “Sistem Pelumasan pada Motor Bensin” ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Wassalam.
Penulis Redi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Sistem Pelumasan
2.2. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan
2.3. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan
2.4 Jenis Pelumas
2.5. Kekentalan (Viskositas)
2.5. Klaisifikasi minyak pelumas
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
REFERENSI
BAB I. PENDAHULUAN
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak
dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin
yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
2. Pendingin
Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat
pembakaran (pada cylinder block & piston). Pada mesin-mesin dengan kecepatan
putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan-bantalan sebagai akibat dari adanya
gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas
dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
3. Pembersih
Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat
membuka tutup oli pada mesin, biasanya terlihat.
4. Perapat/sealing
Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston. Akan ikut
terbawa pada saat kompresi dan ikut keluar pada saat expansi.
5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan
udara.
6. Baffer / bantalan
Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi
jika dua buah gear saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak
terjadi secara paksa/kasar.
Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli
dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara
normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang
lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan
logam-logam bearing.
Dalam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah :
a. Sistem tekan
Sistem ini digunakan pada mesin besar dan mesin kendaraan. Dimana minyak
pelumasnya berada dalam keadaan lebih dingin dari pada bagian mesin lainnya.
Minyak ditekan dan dialirkan melalui berbagai saluran dengan pompa kesemua
bagian yang membutuhkan seperti beberapa bantalan, poros, batang penggerak,
pipa di dalam kerangka mesin, dan bagian lain yang akan dilumasi.
b. Sistem percikan
Sistem ini digunakan pada mesin kecil yang berdaya rendah karena proses dan
kontruksinya sederhana. Setiap kali pangkal batang penggerak (big end) mencebur
kedalam mangkok pelumas, memercikan keatas ke dinding silinder dan bantalan-
bantalan atau bagian-bagian lain yang harus dilumasi.
Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah
yang kuno seperti pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya
diterapkan pada engine yang mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine
yang memiliki konstruksi katup-katup samping. Selain itu sistem ini hanya
diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine yang relatif kecil. Pada
engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam yang
diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang
menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak
digunakan pada mesin penggerak kompresor.
c. Sistem kombinasi
Sistem ini digunakan untukmenjaga agar sistem pelumasan agar tetap bekerja
dengan baik jika pompa mengalami gangguan. Pada sistem ini pompa minyak
pelumas memompakan minyak pelumas dari bak minyak pelumas kedalam mangkok
minyak pelumas dan pangkal batang penggerak bertugas memercikan minayk
pelumas ke bagian-bagian yang perlu dilumasi.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian
terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian
dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli
mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan
baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli
sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat
tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan
kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Sistem pelumasan tidak hanya sebatas oli, masih ada beberapa hal yang
berhubungan dengan pelumasan, seperti Grease atau bahasa bengkelnya "gemuk".
Grease ini berbentuk semi-solid (seperti margarim makanan) yang berfungsi hampir
sama dengan oli, dengan dasar sebagai pelumas. Grease ini juga di design untuk
beberapa faktor tertentu seperti ketahanan terhadap suhu/temperatur dan air.
Grease ini memiliki karakter :
- Pada temperatur normal ke bawah (nol) akan tetap berbentuk semi-solid
- Pada temperatur tinggi atau mencapai suhu leleh/cair pada saat mesin bekerja akan
mencair dan melumasi bagian permesinan.
3.1. Kesimpulan
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda
bergerak, dan fungsi utamanya adalah untuk mengurangi gaya gesek.
Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang
berputar dan bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan
penting sebagai pendingin.
Jenis-jenis pelumas yaitu oli mineral, oli sintetis, dan grease (gemuk).
Minyak pelumas diklasifikasikan dengan standar American Petroleum Institute
(API) dan dites sesuai dengan standarnya dimana klasifikasi minyak pelumas untuk
mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF; sedangkan klasifikasi minyak
pelumas untuk mesin diesel adalah CA, CB, CC, dan CD.
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Oli_mesin
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelumas
http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Bagaimana-cara-menentukan-atau-
memilih-pelumas-.html
http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Pengertian-Pelumas-.html
http://www.lumasmultisarana.com/index.php/blog/Penggunaan-pelumas-.html
http://www.taxidoinfo.co.cc/2010/04/penggunaan-dan-pemeliharaan-system.html
http://www.tiger-revolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=11
http://www.tiger-revolution.org/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=12