Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kopling Transmisi Manual Dan Otomatis


1.1 Pengertian Kopling

Kopling atau clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengan
poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi ,
kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam kedaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi
menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan, karena saat pedal ditekan maka gaya
tekan itu akan mendorong release fork danrelease fork akan mendorong release bearing.
Sehingga release bearingakan mendorong pegas diafrahgma danpreasure palte, clutch disc akan
terlepas dari flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengarh ptaran mesin. Kondisi inilah
yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi.

Pada hal ini terdapat berbagai jenis kopling diantaranya kopling gesek, kopling fluida,
kopling sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan
bermotor adalah jenis kopling gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk
koplng tipe plat ini bisa berupa kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah
adalah kopling yang platnya direndam degan minyak pelumas. Kebanyakan kopling jenis ini
digunakan oleh sepeda motor. Sedangkan jenis kopling plat kering adalah jenis kopling yaung
platnya tidak direndam oleh minyak pelumas. Umumya digunakan pada mobil dan speda motor
tua buatan eropa. Kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat aus, karena dilumasi oleh
oli.

Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga


seefektif kopling kering. Apalagi bila ditambahkan bahan pelican, kopling bisa slip. Sedangkan
kopling kering cepat aus, karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda
gigi lebih baik.
Pada umumnya bagian utama kopling terdiri atas 3 macam, yaitu unit kopling, tutup
kopling, dan unit pembebas. Unit kopling terdiri atas plat kopling, plat tekan dan pegas kopling.
Tutup kopling diikat oleh roda gila, sedangkan didalamnya dipasangkan pada roda poros
persneling dan di tempatkan diantara roda gila dan plat tekan. Plat tekan akan menekan plat
kopling terhadap roda gila dengan adanya tekanan dari pegas-pegas kopling. Peranti ini dibuat
dari bahan besi tuang dimana bagian permukaannya dibuat halus dan rata. Sedangkan plat
kopling dibuat untuk memberikan gesekan yang besar pada roda gila dan plat tekan serta
ditempatkan diantara keduanya. Pada kedua permukaan plat kopling ini dipasangkan kampas dan
dikeling dengan paku keeling, dan biasanya pada permukaan platnya diberi kepingan logam.
Fungsinya adalah untuk memperkuat dan juga untuk menyalurkan panas. Selain itu, pada bagian
tengah plat kopling terdapat pegas torsi. Pegas torsi berfungsi untuk mengurangi kejutan-kejutan
yang terjadi pada waktu kopling bekerja dan untuk mencegah kemungkinan pecahnya plat
kopling atau keruskan lainnya seperti bengkoknya plat kopling.

1.1.1 Cara Kerja Kopling

Fly Wheel atau roda gila meneruskan menyimpan energi dari Crank saft mesin saat
mesin hidup (berputar), plat kopling menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin
denganPorseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan di teruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup
bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak
diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas sistem kopling. Kopling
(clutch) terletak diantara motor dan transmisi, dan berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan putaran motor ke transmisi.

1.1.2 Fungsi Kopling

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi
menekan pedal kopling, tenaga mesin akan diputuskan, karena saat pedal di tekan maka gaya
tekan itu akan mendorong release forkdan release fork akan mendorongrelease bearing.
Sehingga release bearing akan mengangkat dan mendorong pegas diaprahgma danpreasure
palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh
putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada
transmisi.
Dalam hal ini terdapat berbagai jenis kopling dintaranya kopling gesek, kopling fluida,
kopling sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan
bermotor adalah jenis kopling gesek tipe plat dan kopling gesek tipe kerucut, dimana untuk
kopling tipe plat ini biasa berupa kopling plat basah dan kopling plat kering. Kopling plat basah
adalah kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak pelumas. Umumnya digunakan pada
mobil dan sepada motor tua buatan Eropa. Kelebihan dari kopling plat basah adalah tidak cepat
aus, karena dilumasi leh oli. Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa
memidahkan tenaga fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran
mesin dari poros engkol.

1.1.3 Bagian-bagian Kopling

Kopling terdiri atas dua bagian utama :

a) Rumah kopling (clutch outer drum) yang ikut berputar dengan poros engkol digerakan
oleh roda gigi pada ujung poros engkol.
b) Pusat Kopling (clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama perseneling.

1.1.4 Jenis dan Prinsif Kerja Kopling

a. Kopling Primer

berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi untuk
melayani pengoperan gigi. Terletak pada poros engkol yang terdiri dari outer
clutch berputar bebas pada poros engkol.

 Inner clutch berputar mengikuti putaran poros engkol.


 Drive Plate (Bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner clutch ke outer clutch.
 Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder cara kerja
kopling primer pada saat mesin berputarstasioner (Lambat), drive plat(Bandul)
belum bekerja, sehinggaouter clutch praktis belum berfungsi, baik pada saat
memindahkan gigi perseneling ataupun pada saat start jalan.
b. Kopling mekanik
Cara kerja kopling mekanik adalah apabila mesin dihidupkan dan perseneling
masuk, sedangkan handel kopling tidak ditarik maka kopling bekerja menghubungkan
putaran mesin sampai ke poros primer perseneling, putaran poros engkol diteruskan oleh
roda gigi utama (primer) kopling, sehingga rumah kopling dengan kanvasnya ikut
berputar. Karena kanvas kopling dijepit oleh pelat kopling yang mendapat tekanan dan
pegas-pegasnya, maka putaran kanvas diteruskan ke pelattersebut,selanjutnya putaran ini
diteruskan ke poros primer perseneling. Apabila pada saat mesin hidup dan perseneling
masuk, handel kopling ditarik maka tali kopling menarik tuas mendorong pen pendorong.
Pen pendorong menekan tutup pegas sehingga pelat dasar mundur, dengan demikian pelat
penjepit kanvas kopling merenggang, yang berarti pula putaran mesin hanya sampai ke
kanvas kopling saja, hal inilah yang disebut kopling memutus hubungan.

Pada saat kendaraan sedangberjalan,poros pemindahan gigi adalah :

“Sewaktu pedal perseneling (transmisi) ditekan, handel kopling akan memutar kam
pengangkat (lifter cam), sehingga posisi peluru memiliki penahan bola yang merapat dengan
kam pengangkat serta akan berpindah tempat.

Hal ini menyebabkan kam pengangkat terdorong dan selanjutnya akan mendorong
kopling luar (outer clut), akibat terdorong kopling luar maka posisi pelat kopling yang sedang
ditekan oleh pemberat bergerak menjauhinya, hal ini akan mengakibatkan pelat dan kanvas
kopling kembali merenggang sehingga pengoperan gigi dengan mudah dilakukan, karena akibat
merenggangnya kanvas dan pelat kopling, hal ini berarti putaran poros engkol ke transmisi
terputus”.

c. Kopling otomatis

Kopling otomatis ialah kopling yang cara bekerjanya diatur oleh tinggi atau rendahnya
putaran mesin itu sendiri, seperti halnya dengan kopling mekanik, maka kopling otomatis juga
ada yang berkedudukan pada poros engkol dan ada juga yang berkedudukan pada poros primer
perseneling. Mengenai mekanisme atau peralatan koplingnya tidak berbeda dengan peralatan
yang terdapat pada kopling mekanik, hanya tidak terdapat perlengkapan.

d. Kopling Ganda
Kopling ganda terdiri dari kopling primer yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan
kopling sekunder bekerja secara konvensional atau disebut juga garpu kopling (Shift clutch).

1.2 Pengertian Transmisi

Transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk merubah
kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya bisa digunakan
untuk menggerakkan kendaraan. Disamping itu, sistem pemindah tenaga ini meliputi unit
kopling, transmisi, deferensial, poros serta roda kendaraan. Seluruh bagian tersebut akan saling
berhubungan satu sama lain.

1.2.1 Transmisi Manual

Transmisi manual, posisi dan komponennya terletak pada ujung depan sesudah unit
kopling dari sistem pemindah tenaga pada sebuah kendaraan. Sebagai contoh seperti ini, sebut
saja pada sepeda motor yang memiliki 4 percepatan, letak transmisi manual di sini sebagai salah
satu bagian hardware dari sistem pemindah tenaga dengan 4 tingkatan. Nah, dengan adanya
transmisi tersebut maka tenaga yang dihasilkan mesin bisa diteruskan ke poros propeler shaft
sehingga kendaraan pun bisa berjalan. Dengan sedikit memahami pengertian transmisi manual
tersebut maka bisa diambil kesimpulan singkat bahwa pengertian sistem transmisi manual
merupakan suatu komponen pemindah tenaga yang dihasilkan dari mesin ke poros roda yang
membuat kendaraan bisa berjalan sesuai dengan percepatannya.

1.2.2 Fungsi Transmisi Manual

Ada beberapa fungsi dengan penggunaan mesin yang bertransmisi manual. Antara
lain sebagai berikut:

1) Pertama yaitu untuk menyalurkan tenaga atau pun sebut saja putaran mesin dari kopling
ke poros propeler shaft.
2) Kemudian, fungsi yang ke dua yaitu merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai
dengan beberapa kebutuhan yang tergantung dari beban yang ditanggung mesin serta
keadaan medan jalan.
3) Selain itu, fungsi transmisi manual ini juga terletak pada kemungkinan bahwa kendaraan
untuk bergerak mundur atau disebut juga dengan reserve yang umumnya kondisi ini ada
pada kendaraan yang memiliki lebih dari dua roda, seperti mobil.

Dari beberapa fungsi transmisi manual tersebut di atas, tentu saja dipastikan bahwa
setiap orang yang memiliki kendaraan sendiri yang bertransmisi manual tentunya akan lebih
mudah memahami bagaimana kinerja daripada sistem transmisi pada kendarannya sendiri.
Selain itu, dari penjelasan mengenai fungsi transmisi manual yang disebutkan di atas,
pastinya sobat akan tahu mana komponen yang perlu mendapat perawatan dalam kaitannya
pada sistem transmisi manual.

1.2.3 Komponen Transmisi Manual


1) Transmission Case atau disebut juga dengan input transmisi ini merupakan salah satu
komponen transmisi manual yang nantinya bertugas untuk menerima output yang
dihasilkan dari unit kopling. Dengan kata lain, komponen yang satu ini merupakan salah
satu bagian dalam transmisi manual sebagai tempat berdiamnya seluruh komponen
transmisi.
2) Selanjutnya, komponen yang cukup penting yaitu transmission gear atau biasa dikenal
dengan roda gigi transmisi. Komponen yang satu ini bertugas untuk merubah input yang
dihadirkan dari sistem permesinan menjadi output torsi di mana nantinya akan
meninggalkan transmisi yang sepadan atau pun sesuai dengan yang dibutuhkan
kendaraan.
3) Selain itu, ada juga komponen transmisi manual yang bernama Synchroniser atau gigi
penyesuai di mana komponen ini merupakan media yang digunakan untuk melengkapi
atau membantu pemindahan kecepatan ketika dalam kondisi putaran super tinggi. Tentu,
dengan adanya gigi penyesuai ini maka dipastikan akan membuat kinerja transmisi
manual semakin ringan.
4) Gear Shift Lever dan Shift Fork pun juga salah satu komponen yang ada pada sistem
transmisi manual. Komponen transmisi manual yang lebih kita kenal dengan nama tuas
pemindah persneling dan garpu pemindah ini sangat penting sekali keberadaannya dalam
transmisi kendaraan. Pasalnya, fungsinya sendiri sebagai alat untuk menggerakkan
maupun mengoperasikan sistem transmisi yang dilakukan oleh si pengemudi.
5) Reverse Gear adalah komponen yang ada pada sistem transmisi manual yang bertugas
untuk merubah arah dari putaran output shaft sehingga akan membuat kendaaran bisa
berjalan mundur jika dibutuhkan. Maka, karena fungsinya tersebut, tentu komponen
transmisi manual yang satu ini cukup penting keberadaannya.
6) Di samping itu, ada juga yang namanya Hub Slave yang merupakan komponen pada
transmisi manual di mana memiliki tugas sebagai pengunci penyesuaian yang terjadi
dengan gigi percepatan sehingga akan sangat memungkinkan output shap bisa berputar
dan berhenti.
7) Nah, komponen transmisi manual yang terakhir yaitu Main Bearing dan Output Shaft di
mana untuk Main Bearing ini berfungsi sebagai bantalan dari output shaft. Sementara itu,
untuk output shaft sendiri memiliki tugas untuk menutup output shaft yang juga sekaligus
dudukan tongkat persneling.

Gambar. Komponen transmisi manual


1.3 Pengertian Transmisi Otomatis

Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan
gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan pada beban mesin
yang berasal dari besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri.
Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang memerlukan perpindahan gigi dengan
memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi otomatis, gigi-gigi bisa berpindah dengan
sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan dan jumlah muatan yang beragam. Pengertian
transmisi otomatis ini memang berbeda dengan transmisi manual pasalnya, transmisi otomatis
dilengkapi dengan torque conventor atau pengubah puntiran yang difungsikan sebagai kopling
otomatis. Pada transmisi otomatis, minyak transmisi memiliki fungsi ganda karena tak hanya
melumasi dan mendinginkan tetapi juga memindahkan gigi dan fluida kopling secara otomatis.
Sehingga minyak transmisi ini jumlahnya harus selalu mencukupi agar bisa melakukan
fungsinya dengan baik. Penggantian minyak transmisi secara rutin merupakan hal yang penting
untuk dilakukan sebab jika jarak tempuhnya bertambah maka kualitasnya akan menurun.

1.3.1 Fungsi Transmisi Otomatis

Secara umum fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-gigi transmisi
ketika kendaraan sedang dijalankan secara otomatis dengan menyesuaikan pada beban mesin dan
kecepatan kendaraan. Fungsi dari transmisi otomatis juga bisa dibedakan dari jenisnya.
Transmisi otomatis dengan jenis full hydraulic berfungsi untuk mengatur waktu perpindahan gigi
dan lock up sepenuhnya secara hidraulis. Sedangkan, fungsi transmisi otomatis berjenis
Powertrain Control Module (CPM) fungsinya adalah mengatur waktu perpindahan gigi dan lock
up secara elektronik. Selain memakai data yang berupa shift dan lock pattern pada PCM sebagai
pengontrol, jenis transmisi otomatis yang satu ini juga memiliki fungsi sebagai diagnosa dan fail-
safe. Meskipun fungsi transmisi otomatis dari kedua jenis transmisi tersebut tersebut mempunyai
fungsi yang sama untuk menjalankan sistem secara otomatis, namun keduanya dibedakan dalam
kinerjanya karena yang satu mengandalkan tenaga hidraulik sementara yang satunya
mengandalkan elektronik.

1.3.2 Komponen Transmisi Otomatis


1) Torque conventer

Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang pada bagian
input shaft transmisi dan dikencangkan dengan baut ke flywheel crankshaft. Komponen ini
biasanya diisi dengan minyak transmisi otomatis (ATF) yang berguna untuk memperbesar
momen mesin dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi. Selain untuk memperbesar momen
yang dihasilkan mesin, komponen transmisi otomatis yang satu ini juga berfungsi sebagai
kopling otomatis untuk memindah atau memutus momen mesin ke transmisi. Torque
conventer juga bekerja untuk memperlembut mesin, meredam getaran, dan menggerakkan
pompa oli.

2) Planetary gear unit

Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan. Komponen transmisi otomatis yang
satu ini pada dasarnya digunakan untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan
yang memiliki beban berat dengan tenaga yang ringan. Salah satu bagian penting yang ada
pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya adalah bergerak untuk memperoleh
perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake ini merupakan komponen transmisi otomatis yang
dioperasikan dengan memakai tekanan hidraulik.

3) Hydraulic control unit

Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi untuk
mengontrol kerja dari rem dan kopling pada transmisi otomatis memakai tekanan yang
dihasilkan dari pompa oli. Komponen ini memiliki oil pan yang berguna sebagai reservoir
fluida, pompa oli untuk meningkatkan tekanan hidraulik, serta berbagai macam katup dan
pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke bagian clutch, brake dan bagian-bagian lain
pada komponen transmisi otomatis ini. Kebanyakan katup hydraulic control unit bisa
ditemukan pada valve body assembly yang letaknya di bawah planetary gear.
4) Manual linkage

Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara otomatis, namun


jenis transmisi ini tetap mempunyai dua buah linkage yang membuatnya masih mungkin
dioperasikan secara manual oleh pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis.
Manual linkage merupakan komponen transmisi otomatis yang berupa selector lever dengan
kabel, akselerator, dan kable throttle.

5) Automatic transmission fluida

Komponen utama lain dari sistem transmisi otomatis adalah automatic transmission
fluida atau oli khusus yang dicampur dengan berbagai bahan tambahan untuk dipakai
melumasi transmisi ini. Komponen transmisi otomatis ini populer dengan sebutan automatic
transmission fluid atau ATF untuk membedakannya dengan jenis minyak yang lain.
Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah ditentukan karena jika menggunakan
yang lain, hal ini bisa berakibat pada menurunnya kemampuan transmisi itu sendiri.
Pemeriksaan level minyak juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa transmisi
bisa bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis ini biasanya
dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan transmisi memiliki suhu kerja normal
serta tuas transmisi berada pada posisi P.

Gambar. Komponen Transmisi Otomatis


1.3.3 Cara kerja komponen Transmisi Otomatis

1. Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi
sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan
mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer
bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua
mengkopel langsung turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi
sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-baling.
Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke mesin
berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan oli
dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada
turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.
2. Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi
rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga
mirip dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya
terletak pada desain fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua
barisan roda gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun, pada
cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi yang
di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman planetary
yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio planetary
gear secara hidraulik merupakan kinerja dari valve body.
DAFTAR PUSTAKA

www.caraimaji.com/2016/11/cara-kerja-dan-komponen-transmisi.html

www.ckprod.blogspot.com/2016/06/makalah-kopling.html

www.erikoto5.blogspot.com/2013/01/transmisi-manual-dan-otomatis.html

www.semisena.com/pengertian-fungsi-komponen-cara-kerja-transmisi-otomatis.html

Anda mungkin juga menyukai