Anda di halaman 1dari 62

TUGAS TEKNIK KENDARAAN RINGAN

“Menjelaskan tentang Sistem Rem,Tune up,Kelistrikan Body dan Sistem Ac"

Tahun ajaran 2019/2020

Disusun Oleh :

Arya Kumbara

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SARADAN

TAJURHALANG, KABUPATEN BOGOR

April 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Menjelaskan tentang Sistem
Rem,Tune up,Kelistrikan Body dan Sistem Ac"

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :

1. Guru Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian
penyusunan makalah ini
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta
yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
4. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan.

PENDAHULUAN SISTEM REM


I.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan di jaman modern ini, manusia banyak menggunakan teknolgi yang
mampu memudahkan pekerjaannya dan juga efisien dalam penggunaannya.Termasuk dalam
hal mobilitas manusia dalam beraktifitas. Sepeda motor sebagai salah satu kendaraan yang
cukup mudah dimiliki dan sangat banyak digunakan oleh orang-orang khususnya di Indonesia
membuat perkembangan teknologi sepeda motor selalu engikuti perkembangan jaman.
Salah satu komponen terpenting pada sepeda motor adalah rem. Rem merupakan
komponen yang berfungsi untuk menghentikan putaran poros, mengatur kecepatan putaran
poros dan mencegah putaran yang tidak dikehendaki dengan menggunakan gesekan,
singkatnya rem berfungsi untuk memperlambat laju dari sepeda motor. Selama terjadi
pengereman, kerja gesek rem diubah menjadi panas. Dalam hal ini kalkulasi pelepasan kalor
dan umur pakai kanvas ditentukan oleh jenis material kanvas, dimensi bagian yang
bergesekan dan kualitas pemakaian dari rem itu sendiri.
Dalam perhitungan rem cakram ini, pada dasarnya ingin mendapatkan umur pakai
dari rem cakram yang digunakan dengan asumsi penggunaan seperti aktifitas di keseharian
berdasarkan spesifikasi orisinil dari motor Honda Supra X 125 R tahun 2006. Maka saya
tertarik untuk menghitung umur pakaian dari rem cakram agar dikemudian hari dapat lebih
memprediksi waktu maintenance untuk rem serta mengefisiensikan penggunaan rem cakram.
I.2. Batasan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat diambil batasan masalah yaitu bagaimana sistem rem

I.3. Maksud dan Tujuan


Dari penjelasan diatas dapat diambil tujuan masalah yaitu dapat mengetahui sistem
rem

TEORI DASAR

2.1. Rem dan Fungsi


Rem adalah suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan
roda.Karena gerak roda diperlambat, secara otomatis gerak kendaraan menjadi
lambat.Energi kinetik yang hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi
panas karena gesekan. Pada rem regeneratif, sebagian energi ini juga dapat dipulihkan
dan disimpan dalam rodagila (flywheel), kapasitor, atau diubah menjadi arus bolak balik
oleh suatu alternator, selanjutnya dilalukan melalui suatu penyearah (rectifier) dan
disimpan dalam baterai untuk penggunaan lain.

Energi kinetik meningkat sebanyak pangkat dua kecepatan (E = ½m·v2). Ini berarti
bahwa jika kecepatan suatu kendaraan meningkat dua kali, ia memiliki empat kali lebih
banyak energi. Rem harus membuang empat kali lebih banyak energi untuk
menghentikannya dan konsekuensinya, jarak yang dibutuhkan untuk pengereman juga
empat kali lebih jau

2.2. Jenis-Jenis Rem


Rem gesekan dapat diklasifikasikan lebih lanjut atas :
a. Rem blok
1. Rem blok tunggal.
Rem blok yang paling sederhana dimana hanya terdiri dari satu blok
rem yang ditekan terhadap drum rem. Biasanya pada blok rem tersebut pada
permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat
diganti bila telah aus.

Gambar 2.1. Rem blok tunggal [2]


2. Rem blok ganda
Prinsip kerjanya sama seperti rem blok tunggal, hanya saja rem jenis
ini dipakai dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang
berlawanan, baik dari sebelah dalam maupun dari sebelah luar drum
Gambar 2.2. Rem blok ganda [3]

b. Rem drum
Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang terlindung, dapat
menghasilkan gaya pengereman yan besar untuk ukuran rem yang kecil, dan
umur lapisan rem yang cukup panjang. Satu kelemahan rem jenis ini adalah
pemancaran panasnya yang buruk. Gaya pengereman tergantung pada letak
engsel sepatu rem dan silinder hidrolik serta arah putaran motor.

Gambar 2.3. Rem drum [4]


c. Rem cakram
Rem cakram terdiri atas sebuah cakram baja yang dijepit oleh lapisan rem
dari kedua sisinya pada waktu pengereman. Rem ini mempunyai sifat-sifat
yang baik seperti mudah dikendalikan, pengereman yang stabil serta radiasi
panas yang baik sehingga banyak digunakan untuk roda depan. Adapun
kelemahan dari rem ini adalah umur lapisan yang pendek, serta ukuran silinder
rem yang besar pada roda.
Gambar 2.4. Rem cakram [5]
d. Rem Pita
Rem pita terdiri dari sebuah pita baja yang disebelah dalamnya dilapisi
dengan bahan gesek, drum rem dan tuas. Gaya rem akan timbul jika pita
dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut.

Gambar 2.5. Rem pita [5]

2.3 Rem Cakram


Rem cakram (disk brake) terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Tipe fixed caliper. Pada rem cakram tipe ini, caliper tidak ikut bergerak serta
terdapat beberapa pasang piston. Letak piston-piston tersebut ada pada kedua sisi
dari disk rotor-nya. Sehingga ketika fluida dikenai gaya tekan, fluida tersebut akan
menekan piston dari kedua sisi piringan gesek seperti yang terlihat pada gambar di
bawah.

Gambar 2.6. Rem cakram fixed caliper [6]


b. Tipefloating caliper. Pada rem cakram tipe ini, caliper ikut bergerak karena reaksi
dari gaya tekan fluida, hanya terdapat piston dari satu sisi piringan geseknya. Jadi
ketika fluida dikenai gaya tekan, maka fluida tersebut akan menekan piston dan
kanvas sebelah kanan, kemudian kaliper akan tertarik ke sebelah kanan, yang
membuat kanvas sebelah kiri akan menekan piringan dari sebelah kiri.

Rem cakram (Disk Brake) terdiri atas sebuah cakram terbuat dari baja yang dijepit
oleh lapisan rem (pelat gesek) dari kedua sisinya pada waktu pengereman. Kedua plat
gesek ini akan menjepit cakram untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran
poros, dan menghentikan putaran yang tidak dikehendaki. Dengan jepitan antara kedua
pelat gesek, maka akan terjadi gesekan antara pelat gesek dengan cakram, juga antara
roda dengan aspal.
Rem cakram mempunyai sifat-sifat yang baik seperti mudah dikendalikan,
pengereman yang stabil, radiasi yang baik terhadap panas (berfungsi baik pada suhu
tinggi maupun rendah).
Bagian utama rem cakram adalah :
1. Kaliper (Caliper)
Kaliper terdiri atas rumah dan silinder berpistondan sil-sil di dalam silindernya.
Material gesek atau pad terdapat dalam kaliper. Cara kerjanya adalah seperti sebuah
ragum yang menjepit benda kerjanya karena adanya gaya aksi dan reaksi.

2. PiringanGesek (Disk Rotor)


Piringan gesek ini harus terbuat dari bahan yang baik dengan dimensi yang
teliti.Material itu harus punya sifat aus (wear resistance) yang baik, apabila rem ini
direncanakan untuk kendaraan berat.
Gambar 2.10. Piringan gesek [10]
3. KanvasRem (Brake Pad)
Kanvas rem terpasang pada kaliper.Kanvas ini dipasangkan dengan paku keling pada
daerah lasnya yang terbuat dari besi. Pad ini diberi batas aus sama seperti piringan
gesek.

4. Minyak Rem
Suatu sistem hidrolik menggunakan fluida untuk mentransmisikan gaya dan tekanan.
Fluida yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Tidak bersifat korosif
 Punya kualitas lubrikasi yang tinggi
 Stabil dalam jangka waktu yang lama
 Punya titik didih yang tinggi
 Bersih, tidak mengandung partikel yang dapat menggangu sistem pengereman
2.4 Prinsip Kerja Rem Cakram
Rem cakram menggunakan fluida dalam prinsip kerjanya. Jika kita menekan handle
rem maka akan terjadi tekanan yang besar dalam silinder. Fluida akan bergerak untuk
menekan ke segala arah. Fluida menekan piston, piston menekan pelat gesek sebelah kanan,
maka pelat gesek akan menekan cakram. Karena handle rem masih dalam keadaan tertekan
maka tekanan fluida masih tinggi, lalu caliper akan tertekan ke sebelah kanan karena terjadi
sliding pada braket. Sehingga pelat gesek sebelah kiri juga akan terdorong ke kanan dan
akan ikut menjepit cakram. Jadi dengan jepitan kedua pelat gesek tersebut ke cakram maka
akan menghentikan putaran poros roda, dan sistem pengeremannya akan setimbang. Secara
ringkas, cara kerja rem cakram akan dijelaskan melalui urutan mekanisme seperti dibawah
ini :
1. Tangan memberi gaya pada handle rem
2. Gaya menekan tuas rem
3. Seal menekan fluida (minyak rem)
4. Fluida menjadi bertekanan tinggi dan menekan ke segala arah
5. Fluida menekan piston
6. Piston menekan pelat gesek sebelah kanan
7. Pelat gesek sebelah kanan menekan cakram
8. Tuas rem masih ditekan sehingga tekanan fluida masih tinggi
9. Fluida makin banyak dan ruang fluida makin besar sehingga caliper bergerak ke
kanan.
10. Pelat gesek sebelah kiri juga terdorong ke kanan dan kut menjepit cakram.
11. Roda berputar makin lambat hingga akhirnya berhenti.
Gambar 2.12. Prinsip kerja rem cakram [1]

2.5 Teori Tentang Roda


Coulomb : F = µ.W
Koef. Gesekan : µo = static friction; danµs = sliding friction
µo >µs , ini pentig saat terjadi pengereman supaya tidak terjadi slidingdari roda.
- Rolling : arah gerak tetap
- Sliding : arah gerak tidak tetap
Gaya-gaya yang bekerja pada ban :
- Gaya berat statis/dinamis
- Gaya dorong atau gaya tarik
- Gaya belok

Karena ban bersifat elastis maka perpindahan gaya itu selalu berhubungan dengan
perubahan bentuk dari ban. Perubahan bentuk telapak kontak digambarkan seperti
berikut : gambar perubahan bentuk telapak kontak.
2.6 Persamaan yang Digunakan Dalam Perencanaan Rem Cakram
 Gaya Pengereman(Pv)

bv
Pv  Wtot
g . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)

Ket:
Pv : gaya Pengereman (kg)
Wtot : berat total kendaraan (kg)
g : percepatan gravitrasi (m/s2)
bv : perlambatan kendaraan (m/s2
 Torsi Pengereman(T)
D
T  1,1.Pv
2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Ket:
T : Torsi Pengereman (kg.cm)
D : Diamater roda (cm)
 Umur kanvas rem (pad)

Umur rem tergantung pada volume material gesek yang boleh aus(Vv),daya gesek
rata-rata (Nr) dan satu konstata keausan(qv).
Umur rem :
2
1,1.Gg .Vg Vv
Am  Lb 
2.g qv.Nr . . . . . . . . . . . (3)

 Nilai qv diperoleh dari tabel (29/2) untuk kanvas kategori I


 1,1 merupakan faktor nilai energi kitetik untuk komponen yang berputar.
 Volume material gesek yang boleh aus (Vv) didapat dari persamaan :
Vv  A.s v . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)

 Nr diperoleh dari persamaan :


2
A .z 1,1.Gg .Vg
Nr  m 4 Am 
27.10 dengan 2. g . . . . . . . .(5)
Ket:
Gg : berat total kendaraan (kg)
Vg : kecepatan rata-rata kendaraan (m/s)
z : banyaknya pengereman per jam (rem/jam)

2.7 Bahan kanvas (Asbestos)


Asbestos adalah kelompok dari mineral dengan cristal berserabut yang panjang,
tipis. Kata "asbestos" diambil dari bahasa yunani yang artinya dalam bahasa Inggris
yaitu inextinguishable atau dalam bahasa Indonesia artinya tidak bisa dipadamkan.
Orang Yunani kuno mengatakan bahwa asbestos adalah “mineral ajaib” karena sifatnya
yang lembut dan ulet dan juga karena sifat dari asbestos ini yang tahan panas.
Asbestos menjadi populer dalam dunia manufaktur dan bangunan pada abad 19
karena ketahannanya terhadap panas, dapat menyerap suara dan kekuatan
tariknya.Asbestos digunakan pada sepatu rem dan karena ketahanan panasnya, dan pada
perkembanagan selanjutnya digunakan juga pada oven electric dan kabel sebagai
isolasi.
Sayangnya, material ini sekarang diketahui sebagai bahan yang beracun.Jika fiber
asbestos terhisap, dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya
diantaranyamesotheliomaand asbestosis.Sejak pertengahan 1980 penggunaan asbestos
sudah banyak dilarang di berbagai Negara.
Solusi dari permasalahan ini adalah menggunakan material lain sebagai bahan
kanvas. Material alternatif tersebut antara lain Graphitic Carbon Steel, Poplar Wood
dan VulcanFiber. Namun Graphitic Carbon Steel lebih mahal dari pada Asbestos
sedangkan PoplarWood dan VulcanFiber lebih murah dari pada Asbestor. [12]
ANALISA
Setelah melakukan serangkaian tahapan proses perhitungan umur pakai rem cakram
Honda Supra X 125 R, Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dianalisa.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai umur pakai dari rem cakram motor,
antara lain sebagai berikut :
- Asumsi pengoperasian dari proses pengereman sepeda motor yang digunakan
seperti : kecepatan rata-rata (V rata-rata) ; operasi pengereman ; serta perlambatan
(bv); pemakaian sepeda motor per hari; lama waktu pengereman; serta frekuensi
operasi pengereman per satuan waktu.
- Pemilihan dan penggunaan jenis material dari kanvas rem yang digunakan, seperti
: jenis material kanvas; Koefisien gesek; batas keausan (Sv); serta keausan
spesifik (qv).
2. Ada perbedaan besar gaya yang di transmisikan pada setiap proses pengereman, yaitu
dari mulai :
- Gaya tangan (F tangan) = 2,70 kg
- Gaya piston (F piston) = 9,28 kg
- Gaya tekan piston pada kanvas (F) = 179,67 kg (2 kanvas)
- Gaya pengereman (Pv) = 66,32 kg
Artinya adalah gaya yang diberikan tangan cukup kecil untuk menghasilkan gaya
pengereman (Pv) dan gaya tekan piston pada kanvas (F) yang cukup besar.
3. Dari hasil akhir yang di dapat dari perhitungan umur pakai rem cakram motor Honda
Supra X 125 R yaitu : 96,14 bulan bila dibandingkan dengan kenyataannya masih
nilainya terlalu lama. Pada kenyataannya umur maksimal rem cakram (baik piringan
dan kanvas) akan habis ± 3 tahun apalagi kanvas rem akan lebih cepat dari itu.
Kemungkinannya adalah penggunaan jenis kanvas rem dan piringan cakram yang
imitasi atau bukan original, lalu asumsi yang dipakai pada perhitungan belum
mendekati sesuai keadaan kenyataannya.

KESIMPULAN
Setelah melakukan serangkaian tahapan proses perhitungan umur pakai rem cakram
Honda Supra X 125 R, Ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan. Hal-hal tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Dengan asumsi spsifikasi rem cakram dan operasi penggunaan sepeda motor seperti :
km m
- Kecepatan rata-rata (V rata-rata) : 40 = 11,11
jam s
kali
- Operasi pengereman : 50
jam
m
- Perlambatan (bv) : 2,78
s2
- Material kanvas : Asbestos Pressed Hidraullically with plastic
- Koefisien gesek kering : 0,2 – 0,35
- Batas keausan (Sv) : 0,3 cm
- Keausan spesifik (qv) : 0,125 cm
Didapat nilai umur pakai rem sebesar 96,14 bulan atau setara 8 tahun.
2. Untuk prediksi maintenance dari rem cakram ini dapat dilakukan setiap ± 8 tahun
sekali. Dengan umur pakai ± 8 tahun membuat cost yang harus dikeluarkan untuk
maintenance (ganti kanvas atau piringan) sedikit lebih murah dengan waktu selama
itu.
3. Dalam mengefisiensikan penggunaan dan pemakaian rem cakram agar awet dipakai,
maka dapat mengacu pada asumsi pengoperasian rem cakram, seperti :
km m
- V rata-rata = 40 = 11,11
jam s
kali
- Operasi Pengereman = 50
jam
jam
- Pemakaian = 2,5
hari
detik
- 1 kali pengereman =3
rem
DAFTAR PUSTAKA

Solihin. Drs, Mulyadi. S.Pd., 2002 Perbaikan Chasis dan pemindahan tenaga, SMK.
Tingkat 2, Bandung, CV. ARMICO.
Toyota Astra Motor 1995, New Step I  Training Manual, Jakarta PT.  TAM Training
Center.
http://www.slideshare.net/triaduga/petunujk-penulisan-makalah
PENDAHULUAN SISTEM AC

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi pada era sekarang sangatlah pesat dari peningkatan
kemampuan, keterampilan dan profesionalisme sumber daya manusia. Berbagai usaha
peningkatan telah dilakukan pada semua bidang termasuk dalam bidang otomotif.
Perkembangan teknologi pada bidang otomotif berperan cukup besar terhadap kemajuan
bidang-bidang lainnya. Untuk itu perlu adanya tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini,
apalagi menghadapi serbuan negara-negara produsen otomotif dengan pemasaran produk
mereka memasuki era pasar bebas.
Pada masa era globalisasi ini kenyamanan pada mobil sangatlah diperlukan, industri
berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk menambah kenyamanan mobil yang
mereka produksi salah satunya dengan pengaturan suhu, kelembaban udara, dan
kebersihan didalam ruangan.
Sistem AC dipergunakan untuk mempertahankan kondisi udara baik suhu dan
kelembabanya dengan cara sebagai berikut:
1. Pada saat suhu ruangan tinggi AC akan menyerap panas dari lingkungan sehingga suhu
di ruangan itu akan turun dan sebaliknya saat suhu ruangan rendah AC akan
melepaskan panas ke udara sehingga suhu akan naik.
2. Bersamaan dengan hal itu, kelembaban udara berkurang sehingga kelembaban udara di
pertahankan pada tingkat yang nyaman.
Prinsip dasar AC adalah proses penyerapan dan pelepasan panas dengan
menggunakan suatu zat yang mudah menyerap (refrigerant). Kondisi refrigerant di
pengaruhi oleh pengatur dan tekanan yang diberikan kepadanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemilihan judul di atas maka permasalahan yang diangkat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja komponen-komponen pada sistem AC mobil dan apa fungsinya?
2. Bagaimana prinsip kerja sistem AC mobil?
3. Apakah refrigerant itu dan apa saja persyaratan untuk refrigerant dan oli pelumas pada
sistem AC mobil?
4. Apakah mesin 3R itu dan bagaimana prinsip kerjanya?
5. Bagaimana cara merawat AC mobil?

C. Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami komponen-komponen pada sistem AC mobil dan
fungsinya.
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem AC mobil.
3. Mengetahui dan memahami apa itu refrigerant dan persyaratan untuk refrigerant dan oli
pelumas pada sistem AC mobil.
4. Mengetahui dan memahami apa itu mesin 3R dan bagaimana prinsip kerjanya.
5. Mengetahui dan memahami bagaimana cara merawat AC mobil.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih tentang sistem AC
mobil.
2. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami dan
mempelajari fungsi komponen-komponen dan prinsip kerja sistem AC mobil,
persyaratan refrigerant dan pelumas yang digunakan, serta tentang mesin 3R.
3. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami dan
mempelajari bagaimana cara merawat AC mobil.
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengetahuan Dasar tentang Air Conditioner (AC)


Air Conditioner (AC) merupakan suatu perlengkapan yang memelihara dan
mengkondisikan kualitas udara di dalam kendaraan agar temperatur/suhu, kebersihan dan
kelembabannya menyenangkan serta nyaman. Apabila di dalam ruangan temperaturnya
tinggi, maka panas yang diambil agar temperatur turun disebut pendinginan. Sebaliknya,
ketika temperatur di dalam ruangan rendah, maka panas yang diberikan agar temperatur
naik disebut pemanasan. Kebanyakan bangunan berukuran sedang dan besar, energi panas
dipindahkan dengan menggunakan udara, air dan kadang-kadang refrigerant. Perpindahan
energi panas ini seringkali dengan membawa energi tersebut dari suatu ruangan ke suatu
penyerap kalor sentral (unit refrigerasi) atau membawa kalor dari sumber kalor (pemanas
atau ketel) ke ruangan. AC pada mobil pada umumnya terdiri dari cooler dengan
pembersih embun (moisture remover) dan pengatur aliran udara.
Pendingin (cooler) akan mendinginkan dan mengurangi kelembaban udara di dalam
kendaraan sehingga dihasilkan kondisi udara yang nyaman. Prinsip dasar pendinginan
adalah proses penyerapan dan pelepasan panas suatu media dengan menggunakan zat yang
mudah menguap (refrigerant). Kondisi refrigerant dipengaruhi oleh temperatur dan
tekanan yang diberikan kepadanya.
Prinsip pemindahan dan penyerapan panas tersebut secara sederhana dapat
dicontohkan pada hal seperti berikut:
1. Seseorang akan merasa dingin saat mengoleskan alkohol, alkohol tersebut menyerap
panas dan terjadi penguapan.
2. Seseorang akan merasa dingin setelah berenang meskipun saat siang hari. Hal ini
disebabkan air di badan menyerap panas dan menguap.

Gambar 1. Prinsip Pemindahan dan Penyerapan Panas

Dalam air conditioner, penyerapan ada pemindahan panas dengan menggunakan


refrigerant dapat berfungsi sebagai penyerap dan pemindah panas.

B. Prinsip Kerja dan Komponen-Komponen Sistem AC Mobil


1. Prinsip Kerja Sistem AC Mobil
Prinsip kerja sistem AC pada mobil dapat dijelaskan pada gambar siklus kerja
sistem AC sebagai berikut:
Gambar 2. Siklus Kerja Sistem AC

a. Kompresor mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertemperatur tinggi dan


bertekanan tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang
dihasilkan saat langkah pengeluaran (discharge).
b. Gas refrigerant mengalir ke dalam kondensor, di dalam kondensor gas refrigerant
dikondensasikan menjadi cairan atau terjadi perubahan keadaan yaitu pengembunan
refrigerant.
c. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver untuk disaring antara cairan
refrigerant dengan oli sampai evaporator memerlukan refrigerant untuk diuapkan.
d. Katup ekspansi menurunkan tekanan dan temperatur/suhu cairan refrigerant yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi rendah.
e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam evaporator.
Refrigerant menguap dan menyerap panas dari udara luar atau terjadi pengkabutan
udara sehingga suhu di luar akan dingin.

Gambar 3. Siklus Kompresi Uap Sistem AC

 1 – 2 Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya


udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari
cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan
berlebih/superheated gas.
 2 – 3 Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya
dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses
kompresi dipindahkan ke refrigeran.
 3 – 4 Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondensor.
Bagian awal proses refrigerasi menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini
dikembalikan menjadi bentuk cairan. Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai
dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada
pekerjaan pipa dan penerima cairan, sehingga cairan refrigeran didinginkan ke
tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.
 4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui
peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran
menuju kondensor harus mampu membuang panas gabungan yang masuk evaporator
dan kondensor.
2. Komponen-Komponen Sistem AC Mobil
Sistem AC mobil terdiri dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Kompresor
Kompresor adalah alat yang digunakan untuk menaikan tekanan refrigerant
dengan mengkompresikan dalam bentuk gas/uap, akibatnya temperatur refrigerant
juga ikut naik. Panas yang timbul kemudian akan dikondensasikan melalui
kondensor.

Gambar 4. Kompresor Mobil


Energi mekanik pada motor penggerak diubah menjadi energi pneumatis oleh
kompresor sehingga zat pendingin bersedar dalam instalasi sistem AC.
Secara umum kompresor terdiri dua jenis yaitu sebagai berikut:
1) Kompresor Model Torak
Kompresor model torak terdiri dari beberapa bentuk gerak torak yaitu:
a) Tegak lurus

Gambar 5. Kompresor Torak Gerak Tegak Lurus


b) Memanjang

Gambar 6. Kompresor Torak Gerak Memanjang


c) Aksial

Gambar 7. Kompresor Torak Gerak Aksial


Keterangan:
1 = silinder 4 = poros
2 = torak 5 = bantalan
3 = bola baja 6 = piring goyang
d) Radial
Gambar 8. Kompresor Torak Gerak Radial
e) Menyudut (model V)
Untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan torak
di dalam silinder kompresor.
2) Kompresor Rotary
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua
baling-baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka dan
berakhir setelah pintu masuk tertutup. Pada waktu pintu masuk sudah tertutup
dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka, sedangkan pada
pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap, demikan seterusnya.

Gambar 9. Kompresor rotary

Keuntungan:
a) Karena setiap putaran menghasilkan langkah-langkah isap dan tekan secara
bersamaan, maka moment putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih
kecil.
b) Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil dan menghemat tempat.
Kerugian:
Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada
volume besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor tidak
cukup kuat menahan menahan gesekan. Gerakan rotor di dalam stator
kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin. Kompresor berfungsi
untuk menaikkan tekanan refrigerant, kompresor menghisap refrigerant
bertekanan rendah dari evaporator dan memampatkannya sampai 100-250 psi.
Dengan bertambahnya refrigerant tersebut maka suhu refrigerant pun akan
bertambah, uap refrigrant yang bertekanan tinggi dalam kompresor akan lebih
cepat mengembun dengan cara melepaskan panas ke sekelilingnya.

Kompresor AC perlu diberi pelumas. Fungsi utama pelumas pada kompresor


adalah untuk bantalan pada komppresor dan sebagai pelumas pada bagian yang
bergesekan. Oli yang digunakan pada kompresor bukan sembarang oli, tetapi oli
khusus karena oli tersebut akan beredar dalam pendingin.
Jika salah satu komponen rusak pada saat pendinginan bekerja, maka sebagian
oli kompresor akan tertinggal di dalam siklus refrigerant. Apabila komponen
tersebut diganti maka oli perlu ditambah untuk mengganti oli yang tertinggal dalam
komponen yang rusak. Banyaknya oli tergantung dari dari komponen yang diganti.

b. Magnetic Clutch
Magnetic Clutch digunakan untuk melepaskan dan menghubungkan kompresor
dengan putaran mesin. Komponen utamanya terdiri dari : stator, rotor, dan plat
penekan. Prinsip kerja magnetic clutch adalah melekatkan dua keping logam besi
karena gaya elektromagnet, dua keping logam tersebut adalah penekan drive pulley.

Gambar 10. Magnetic Clutch

c. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk pengembunan gas/uap refrigerant. Semakin besar
jumlah panas yang di lepaskan oleh kondensor maka semakin besar pula efek
pendinginan yang di peroleh evaporator. Kondensor di letakan di bagian depan
kendaraan agar proses pendinginanya sempurna.
Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-heated (panas
lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar
terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah pengembunan/
condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja

Gambar 11. Kondensor

d. Receiver (Filter/Dryer)
Berfungsi untuk menampung sementara refrigerant, dalam bentuk cairan,
kemudian disalurkan sesuai dengan beban pendinginan. Dalam receiver, terdapat
filter, desiccant, receiver, dan dryer, juga sight glass pada bagian atas untuk melihat
kondisi aliran refrigerant.

Keterangan
1. Tutup pengaman
2. Saklar tekanan
3. Kaca pengontrol
4. Filter penyaring
5. Sel silika

Gambar 12. Receiver (Filter/Dryer)


e. Katup Ekspansi
Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan temperatur/suhu serta
menginjeksikan refrigerant melalui orifice, sehingga refrigerant yang keluar menjadi
bertemperatur dan bertekanan rendah.

Gambar 13. Katup Ekspansi


Katup ekspansi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah:
1) Pipa Kapiler (Capillary Tube)
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga
adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang
kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada ukuran
diameter lubang dan panjang pipa kapiler.

Gambar 14. Pipa Kapiler


2) Katup Ekspansi Otomatis
Katup ekspansi otomatis menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator
besarnya tetap konstan. Bila beban evaporator bertambah maka temperatur
evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang menguap sehingga
tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan menjadi naik pula. Akibatnya
“bellow” akan bertekan ke atas hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit
dan ciran refrigeran yang masuk ke evaporator menjadi berkurang. Keadaan ini
menyebabkan tekanan evaporator akan berkurang dan “bellow” akan tertekanan
ke bawah sehingga katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan masuk ke
evaporator lebih banyak. Demikian seterusnya.

Gambar 15. Katup Ekspansi Otomatis

3) Katup Ekspansi Termostatik


Katup ekspansi termostatik adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan
besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan,
apapun kondisi beban di evaporator.

Gambar 16. Katup Ekspansi Termostatik

f. Evaporator
Evaporator ini berfungsi untuk menguapkan gas/uap refrigerant yang
bertemperatur dan bertekanan rendah. Bila udara melewati evaporator menjadi
dingin sampai temperatur tekanan dibawah pengembunan, uap air akan mengembun
dan menempel pada sirip evaporator dalam bentuk tekanan air. Bila pada saat ini
temperatur sirip sampai dibawah 0° C, tetesan air akan berubah menjadi es.

Gambar 17. Evaporator

g. Blower
Blower digunakan untuk menghisap udara segar atau udara yang telah
disirkulasikan ke dalam ruangan. Blower terdiri dari motor dan kipas (fan).
h. Thermostat
Bila mesin pendingin bekerja terus-menerus maka suhu ruang akan turun tak
terkendali. Oleh karena itu, diperlukan suatu peralatan kontrol yang dapat
mengontrol siklus operasi sistem AC, yaitu thermostat. Pada unit tertentu
penggunaan thermostat dilkombinasikan dengan pengontrol waktu (timer switch).
Thermostat dapat diletakkan di dalam ruang atau di dalam duct untuk
mendeteksi suhu udara dan dapat pula diletakkan di dalam pipa untuk mendeteksi
suhu air (chilled water). Bila thermostat diletakkan di dalam ruang maka
ketinggiannya kurang lebih 4 atau 5 kaki dari lantai.

C. Refrigerant dan Pelumas


1. Refrigerant
Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir di
refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsionalis untuk menghasilkan efek
mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi
(penguapan).
Kelompok refrigeran yang banyak digunakan dan mempunyai aspek lingkungan
yang penting adalah refrigeran halokarbon, yaitu refrigeran dengan molekul yang
memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon. Refrigeran halokarbon
terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Refrigeran CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul
yang terdiri dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C). Contoh refrigeran
ini yang cukup populer adalah refrigeran CFC-11 (trichloro-fluoro-carbon, CFCl 3),
CFC-12 (dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-lain.
b. Refrigeran HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan
molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F), dan karbon
(C). Salah satu refrigeran ini yang populer adalah refrigeran HCFC-22 (chloro-
difluoro-metil, CHF2Cl).
c. Refrigeran HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan molekul
yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C). Salah satu
contoh refrigeran ini yang populer adalah HFC-134a (C2H2F4).
Refrigerant yang banyak dipakai oleh kendaraan sekarang ini adalah HFC 134a
yang tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak mengandung racun (karena
tidak mengandung clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka secara cepat akan
menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya. Air Conditioner
mempertahankan kondisi suhu dan kelembaban udara dengan cara, pada suhu ruangan
tinggi refrigerant akan menyerap panas dari udara sehingga suhu di dalam ruangan
turun. Sebaliknya saat udara di dalam ruangan rendah refrigerant akan melepaskan
panas ke udara sehingga suhu udara naik, oleh karena itu daur refrigerasi yang
terpenting adalah daur kompresi uap yang digunakan di dalam daur refrigerasi. Pada
daur ini uap di tekan dan kemudian diembunkan menjadi cairan lalu tekanannya
diturunkan agar cairan tersebut dapat menguap kembali.
Persyaratan refrigerant (zat pendingin) untuk sistem AC adalah sebagai berikut:
a. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigerant memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya efisiensi volumetrik
karena naiknya perbandingan kompresi.
b. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan
pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah
sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu, dengan
tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena
kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan menjadi lebih kecil.
c. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigerant yang memiliki kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang
sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
d. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil. Refrigerant dengan
kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil akan
memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume torak yang lebih kecil.
e. Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik termodinamika dari
refrigerant, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menekan
biaya operasi.
f. Konduktifitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor.
g. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan
aliran refrigerant dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
h. Konstanta dielektrika dari refrigerant yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta
tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik (utamanya untuk kompresor
hermatik).
i. Refrigerant hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
sehingga tidak menyebabkan korosi.
j. Refrigerant tidak boleh beracun dan berbau merangsang.
k. Refrigerant tidak boleh mudah terbakar dan meledak.
l. Refrigerant harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
m. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
n. Ramah lingkungan.

2. Pelumas
Oli pelumas mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian-bagian
kompresor yang saling bergesekan. Sebagaian dari oli pelumas itu bercampur dengan
refrigeran dan masuk ke dalam kondensor dan evaporator.
Oleh karena itu, oli pelumas mesin refrigerasi herus memiliki sifat, selain sebagai
pelumas yang baik, juga tidak menyebabkan gangguan atau kerusakan refrigeran dan
bagian-bagian yang dilaluinya. Di samping itu, oli pelumas mesin refrigerasi harus
tahan temperatur tinggi, karena gas refrigerasi pada akhir langkah kompresi di dalam
silinder bertemperatur tinggi.
Seperti diterangkan di atas, oli pelumas mesin refrigerasi harus memenuhi
beberapa persyaratan tersebut di bawah ini, yaitu sesuai dengan temperatur kerja mesin,
jenis refrigeran dan jenis kompresor yang dipergunakan.
Persyaratan oli pelumas mesin refrigerasi:
a. Titik beku yang rendah
b. Titik nyala yang tinggi (stabilitas termal yang baik)
c. Viskositas yang baik
d. Dapat dipisahkan dengan mudah dari refrigeran tanpa reaksi kimia
e. Tidak mudah membentuk emulsi
f. Tidak bersifat sebagai oxidator
g. Kadar parafin rendah (untuk mencegah pembekuan pada temperatur rendah)
h. Kemurnian tinggi (tidak mengandung kotoran, air, asam dan sebagainya)
i. Bersifat isolator listrik yang baik, terutama untuk pengunaan pada kompresor
hermetik)
j. Kekuatan lapisan minyak yang tinggi.

Oli pelumas dalam sistem AC sebagian keluar bersama-sama refrigerant dan


bersirkulasi dalam siklus pendingin. Jika oli yang bersirkulasi bersama refrigerant
cukup banyak, pelumasan oli di bak engkol berkurang sehingga dapat terjadi
overheating (kelebihan panas). Sedangkan apabila oli yang bersirkulasi bersama
refrigerant tidak tetap, maka oli kan terkumpul dalam evaporator. Hal ini akan
mengganggu pemindahan panas dalam evaporator.

D. Mesin 3R (Recovery, Recycling, and Recharging)


Mesin 3R adalah suatu mesin yang berfungsi sebagai recovery, recycling, dan
recharging. Mesin ini bekerja mengeluarkan serta menangkap refrigeran, kemudian
mendaur ulang refrigeran yang ditangkap dengan cara memisahkannya dari pelumas dan
menyaring kotoran padat yang terdapat dalam refrigerant tersebut.
Proses recovery merupakan suatu proses dimana refrigeran dikeluarkan dari sistem
pendingin, sehingga refrigeran tersebut tidak terlepas ke atmosfir (proses mendapatkan
kembali refrigeran dari sistim AC). Recycle yaitu proses pemurnian atau pencucian
refrigeran dari proses sirkulasi di dalam mesin 3R.
Pemurnian refrigeran dari partikel-partikel padat dan pelumas yang bercampur selama
mesin pendingin bekerja, bertujuan supaya refrigeran tersebut dapat digunakan kembali.
Sedangkan recharging adalah proses pengisian refrigeran ke sistim mesin pendingin.
Prinsip kerjanya mesin recovery, recycle dan recharging dibagi menurut sistem
recycle-nya, yaitu laluan tunggal dan multi laluan. Laluan tunggal proses pemurnian
refrigeran dilakukan hanya satu kali sirkulasi saja. Sedangkan multi laluan sirkulasi
berulang-ulang. Banyaknya receiver dryer dan pipa-pipa kapiler yang digunakan pada
sistem mesin 3R laluan tunggal lebih sedikit dibandingkan mesin 3R multi laluan.
Karakteristik dari mesin recovery, recycle dan recharging:
1. Mesin 3R ini hanya dioperasikan untuk mesin pendingin siklus kompresi uap.
2. Jenis refrigeran yang dapat di recovery, recycle, dan recharging yaitu refrigeran
senyawa halokarbon ( R-12 ; R-22 ; R-134a).

7 6
5

4
2

Gambar 18. Skema mesin 3R


Keterangan:
1 = kompresor 5 = kondensor koil bersirip
2 = receivoir 6 = pressure gauge
3 = fan dan motor listrik 7 = throttling valve
4 = receiver (filter/dryer)
PERHITUNGAN

Bila diketahui refrigeran R-22 digunakan pada suatu  sistem refrigerasi


kompresi uap yang bekerja dengan tekanan evaporasi 3 bar gauge dan
rasio kompresi 4,5. Bila kapasitas pendinginannya adalah 25 kW,
Tentukanlah :
a. Gambarkan siklus pada diagram P-h (lakukan secara manual, tidak
boleh menggunakan program)
b. COP Carnot, COP aktual, dan efisiensi refrigerasi dari sistem,
c. Laju aliran refrigeran dalam sistem
d. Kerja yang dilakukan oleh Kompresor
=====================================
Diketahui:
Refrigerant = R-22
Evaporating pressure (pe) = 3 bar gauge
Rasio Kompresi = 4,5
Kapasitas Pendinginan (Qe) = 25 kW
=====================================
a. Gambarkan siklus pada diagram p-h
Langkah 1:
Cari dulu tekanan absolute kondensasi-nya:
Absolute pc = rasio kompresi x absolute evaporating pressure
Absolute pc = 4,5 x ( 3 + 1,013 )
Absolute pc = 18,06 bar
Dari table properties R-22 diketahui:
Temperature evaporasi (te)= -6,45 °C
Temperature kondensasi (tc)= 46,85 °C

Langkah 2:
Buat gbr di p-h diagram (note: lihat photo)

Dari gbr tersebut diketahui:


h1 = 402,96 kj/kg
h2 = 441,06 kj/kg
h3 = 258,91 kj/kg
h4 = 258,91 kj/kg
———————————————————–
b. COP Carnot, COP aktual, dan efisiensi refrigerasi dari sistem
COP Carnot = absolute evaporating temp. / (absolute condensing temp. – absolute evaporating
temp.)
COP Carnot = 273,15 + te / tc – te
COP Carnot = 273,15 – 6,45 / (46,85 + 6,45)
COP Carnot = 266,7 / 53,3
COP Carnot = 4,985
———————————————————–
COP actual = h1 – h4 / h2 – h1
COP actual = (402,96 – 258,91) / (441,06 – 402,96)
COP actual = 144,05 / 38,1
COP actual = 3,78
———————————————————–
Effisiensi refrigerasi = COP aktual / COP Carnot
Effisiensi refrigerasi = 3,78 / 4,985
Effisiensi refrigerasi = 0,76
———————————————————–
c. Laju refrigerant dalam system
Laju refrigerant dalam system = Kapasitas Pendinginan / Effect refrigerasi
Laju refrigerant dalam system = Qe / qe
Laju refrigerant dalam system = 25 kj/s / 144,05 kj/kg
Laju refrigerant dalam system = 0,17 kg/s
———————————————————–
d. Kerja yang dilakukan oleh Kompresor
kerja kompresor = laju refrigerant x (h2 – h1)
kerja kompresor = 0,17 x (441,06 – 402,96)
kerja kompresor = 0,17 x 38,1
kerja kompresor = 6,477 kj/s
kerja kompresor = 6,447 kW
.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Air Conditioner merupakan sebagian yang penting untuk menambah kenyamanan
pada satu mobil. Kerusakan pada satu bagian komponen dari sistem Air Conditioner akan
membuat kerja dari sistem itu tidak sempurna.
Berdasarkan uraian sistem AC mobil di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Komponen-komponen Air Conditioner dan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Kompresor untuk mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi.
b. Magnetic Clucth untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan kompresor ke
mesin/motor listrik.
c. Kondensor untuk mengkondensasikan atau pengembunan gas/uap refrigerant
sehingga menjadi cair.
d. Receiver (filter/dryer) untuk menyaring antara refrigerant dengan oli.
e. Katup ekspansi untuk menurunkan tekanan dan suhu.
f. Evaporator untuk penguapan refrigerant dan pengkabutan udara sehingga suhu di
luar dingin.
g. Blower digunakan untuk menghisap udara segar atau udara yang telah disirkulasikan
ke dalam ruangan.
h. Thermostat merupakan suatu peralatan kontrol yang dapat mengontrol siklus operasi
sistem AC.
2. Prinsip kerja sistem AC adalah:
a. Kompresor mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertemperatur tinggi dan
bertekanan tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang
dihasilkan saat langkah pengeluaran (discharge).
b. Gas refrigerant mengalir ke dalam kondensor, di dalam kondensor gas refrigerant
dikondensasikan menjadi cairan atau terjadi perubahan keadaan yaitu pengembunan
refrigerant.
c. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver untuk disaring antara cairan
refrigerant dengan oli sampai evaporator memerlukan refrigerant untuk diuapkan.
d. Katup ekpansi menurunkan tekanan dan temperatur/suhu cairan refrigerant yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi rendah.
e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam evaporator.
Refrigerant menguap dan menyerap panas dari udara luar atau terjadi pengkabutan
udara sehingga suhu di luar akan dingin.
3. Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir di
refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsionalis untuk menghasilkan efek
mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi
(penguapan). Kelompok refrigeran yang banyak digunakan dan mempunyai aspek
lingkungan yang penting adalah refrigeran halokarbon, yaitu refrigeran dengan molekul
yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon.
4. Oli pelumas mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian-bagian
kompresor yang saling bergesekan. Sebagaian dari oli pelumas itu bercampur dengan
refrigeran dan masuk ke dalam kondensor dan evaporator. Oleh karena itu, oli pelumas
mesin refrigerasi herus memiliki sifat, selain sebagai pelumas yang baik, juga tidak
menyebabkan gangguan atau kerusakan refrigeran dan bagian-bagian yang dilaluinya.
Di samping itu, oli pelumas mesin refrigerasi harus tahan temperatur tinggi, karena gas
refrigerasi pada akhir langkah kompresi di dalam silinder bertemperatur tinggi.
5. Mesin 3R adalah suatu mesin yang berfungsi sebagai recovery, recycling, dan
recharging. Mesin ini bekerja mengeluarkan serta menangkap refrigeran, kemudian
mendaur ulang refrigeran yang di tangkap dengan cara memisahkannya dari pelumas
dan menyaring kotoran padat yang terdapat dalam refrigerant tersebut.
6. Secara umum masalah yang sering terjadi pada sistem AC mobil yaitu bau busuk dari
AC, AC kurang dingin tali penggerak (belt) kendor, suara berisik dekat kompresor,
sirip kondensor dan evaporator tertutup debu/kotoran, saringan udara tersumbat, noda
oli dapat terlihat pada sambungan siklus pendinginan, dan suara berisik dekat blower.
B. Saran
1. Mengingat pentingnya sistem AC, maka setiap pemilik mobil yang berfasilitas AC
harus merawat setiap komponen AC secara teratur.
2. Dalam pengisian refrigerant diusahakan menggunakan refrigerant yang ramah
lingkungan yaitu R-134a, yang tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak
mengandung racun (karena tidak mengandung clor).
.

Penyusun

i
i
PENDAHULUAN TUNE UP

A. Latar Belakang
Jumlah kendaraan mobil sampai saat ini terus bertambah. Seiring dengan itu
jumlah mobil yang mengalami gangguan juga meningkat. Oleh karena itu jasa pelayanan
servis mobil semakin banyak dibutuhkan. Servis pada kendaraan banyak ragamnya, dari
servis mesin, servis chasis, servis kelistrikan, maupun servis bodi dan itu masih dapat
dibagi – bagi lagi misalnya masalah mesin macamnya adalah overhaul total, overhaul
kepala silinder, overhaul karburator, overhaul distributor, radiator, tune up dan lain –
lain.

Salah satu jenis servis yang telah disebut dan untuk selanjutnya menjadi inti
bahasan dalam buku ini adalah servis dengan istilah Tune Up. Tune Up adalah pekerjaan
servis ringan mesin untuk mengembalikan tenaga motor sesuai standartnya. Istilah tune
up sudah menjadi bahasan sehari – hari pada setiap bengkel kendaraan, bahkan selalu
terpampang dalam jenis servis yang ditawarkan, karena pekerjaan ini sering kali
dibutuhkan dan dilakukan. Setiap pemilik kendaraan selalu menginginkan kendaraannya
menghasilkan daya kerja yang baik pada setiap kondisi pengendaraan, apalagi pada
waktu dipakai bepergian jauh atau keluar kota.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Tune Up

Apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan tune up


Apa saja langkah-langkah melakukan tune up kendaraan ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Tune Up

Untuk mengetahui yang harus diperhatikan dalam melakukan tune up


Untuk mengetahui langkah-langkah melakukan tune up kendaraan ?

PEMBAHASAN

40
A. PENGERTIAN TUNE UP
Tune Up adalah pekerjaan servis ringan mesin yang bertujuan untuk mendapatkan
performa mesin yang maximal, dan juga menjaga agar mesin tetap dalam kondisi yang
baik dan prima. Karena mesin dioperasikan secara terus menerus, maka akan
memungkinkan terjadinya penurunan peforma mesin. Oleh karena itu agar motor tetap
menghasilkan daya kerja yang maksimum, maka perlu dilakukan tune up motor secara
periodik. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya,
baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain – lain. Ini
dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Sebelum kegiatan tune up dilakukan, lebih
baiknya kita memanaskan mesin (menghidupkan mesin) terlebih dahulu untuk
mengidentifikasi keadaan dari mesin itu sendiri, identifikasi dilakukan misalnya putaran
idle terlalu besar ataupun terlalu kecil, mesin pincang, mbrebet, adanya suara yang tidak
normal pada mesin dan lain sebagainya.

Jadi Secara umum pengertian tune up adalah suatu pekerjaan servis ringan
engine/mesin/mobil yang bertujuan agar performa mesin/engine/mobil tersbut lebih
maksimal, dan pekerjaannya dapat berupa pemeriksaan, pengukuran dan pencocokan
dengan standar pabrik, penyetelan, perbaikan, perawatan dan atau penggantian
komponen jika diperlukan.

Oleh karena itu agar motor tetap menghasilkan daya kerja yang maksimum
seperti dalam keadaan standart, maka perlu dilakukan tune up motor secara periodik.
Tune up merupakan servis ringan pada mesin kendaraan yang pekerjaannya berupa
pemeriksaan, penyetelan, ganti komponen, dan perawatan mesin. Pekerjaan tune up
diperlukan, manakala sebuah kendaraan mengalami gangguan pada mesinnya sewaktu
berjalan, seperti ada bunyi kasar, kurang tenaga, atau untuk perawatan berkala dan
sebagainya. Pekerjaan tune up harus dilakukan sesuai prosedur dari pabrik pembuatnya,
baik urutan pengerjaannya, pemeriksaannya, ukuran penyetelannya dan lain – lain. Ini
dimaksudkan untuk efisiensi proses kerja dan supaya hasilnya sesuai standart yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Pekerjaan tune up harus dilakukan oleh
tenaga mekanik yang terampil dan memiliki pengetahuan teknik otomotif minimal
diantaranya yaitu :

 Proses kerja motor 4 langkah 4 silinder.

41
 Sistem pendinginan mesin.
 Sistem pelumasan mesin.
 Urutan pengapian / Firing order (FO).
 Top Kompresi.
 Langkah penyetelan katup.
 Saat / derajat pengapian.
 Peralatan yang diperlukan.
 Urutan pengerjaan tune up.

B. LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN TUNE UP KENDARAAN

Kegiatan Tune up meliputi :

1. Pemeriksaan sistem pendingin.


2. Pemeriksaan tali kipas.
3. Pembersihan saringan udara.
4. Pemeriksaan baterai.
5. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi.
6. Pemeriksaan oli mesin.
7. Pemeriksaan busi.
8. Pemeriksaan distributor.
9. Penyetelan celah katup.
10. Pemeriksaan karburator.
11. Penyetelan putaran idel dan campuran idel.
12. Pemeriksaan tekanan kompresi.

C. PROSES MELAKSANAKAN TUNE UP:

42
1. Pemeriksaan Sistem Pendingin.

a) Pemeriksaan Tutup Radiator dan Selang.


Periksa tutup radiator kemungkinan terdapat kotoran dan karat.

Periksa tutup radiator kemungkinan terdapat kotoran dan karat.

Ukurlah tekanan tutup radiator dengan alat pengukur tekanan.


-Spesifikasi : 0,75 – 1,05 kg/cm2. Limit : 0,6 kg/cm2.

Periksa selang atas dan bawah kemungkinan terjadi kerusakan atau


retak.

Periksa pemasangan klem dan slang kemungkinan terjadi


kekendoran.

b) Pemeriksaan ketinggian air


pendingin.

43
Periksa tinggi air pendingin pada radiator ( jika radiator tidak
dilengkapi tangki reservoir )

Periksa tinggi air pendingin pada tangki reservoir.

Periksa kebocoran pada pompa air, radiator, selang – selang, dan


paking - paking (pada pompa, kepala silinder, rumah thermostat )
saat mesin hidup.

c) Pemeriksaan kualitas air pendingin


Periksa kualitas air pendingin kemungkinan bercampur dengan
oli mesin atau berkarat.
Jika air pendingin kotor, kuras air pendingin.

2. Pemeriksaan Tali Kipas.

a) Pemeriksaan tali kipas secara visual


Periksa seluruh bagian tali kipas, tali yang rusak harus diganti. Jika
tidak dapat diperiksa saat terpasang, tali harus dikeluarkan untuk
diperiksa.

44
Periksa kedudukan tali kipas, bila kedudukannya pada puli terlalu
dalam sabuk harus diganti.

Setel ketegangan tali kipas menggunakan tekanan tangan atau


timbangan pegas.
-spesifikasi : 7 – 11 mm (dalam 10 kg).

Perhatikan ketegangan tali kipas…!


Jika tali kipas kurang tegang  tali kipas slip  cepat aus. Jika tali
kipas terlalu tegang  bantalan pompa air dan alternator cepat
rusak.

3. Pembersihan Saringan Udara.


a) Pembersihan saringan udara jenis
kering.

Lepas saringan udara.


Periksa kondisi saringan udara (jika terlalu kotor ganti yang baru
).
Lakukan pembersihan dengan cara :
- Ketok beberapa kali.

45
Semprot udara dari dalam dengan pistol udara.

Pasang kembali saringan udara. Pada waktu pemasangan,


perhatikan kedudukan paking – pakingnya.
Petunjuk :Saringan udara harus diganti baru setiap 20.000 –
40.000 km.

b) Pembersihan Saringan Udara jenis Tandon


Oli.
Lepas saringan udara.
Cuci saringan udara dengan bensin (masuk dan keluarkan berulang
kali + 4 kali).
Keluar oli dari rumah saringan udara, bersihkan rumah saringan
udara dengan bensin kemudian keringkan dengan pistol udara
atau kain lap.

Isi oli rumah saringan udara sampai tanda batas permukaan, pakai
oli mesin yang bersih.
Beri sedikit oli ke dalam elemen saringan.
Pasang kembali rumah saringan, perhatikan kedudukan paking –
pakingnya.
Catatan : Saringan udara jenis tandon oli dibersihkan setiap
10.000 km.

4. Pemeriksaan Baterai.
Periksa ketinggian cairan elektrolit.
Bila kekurangan cairan, Isi cairan elektrolit pada setiap sel.

46
Ukur berat jenis cairan baterai dengan Hidrometer.
Bila berat jenis kurang dari spesifikasi, isilah baterai dengan arus
listrik.
Spesifikasi : 1,25 – 1,27 pada 20oC.

Periksa terminal positif dan negatif baterai kemungkinan terjadi


kerusakan, kekendoran atau berkarat.
- jika terjadi kerusakan terminal : Ganti terminal.
- Jika terjadi kekendoran : kencangkan mur.
- Jika terjadi karat : bersihkan terminal dengan sikat baja.

Bersihkan permukaan baterai dengan air soda, kemudian keringkan


dengan lap.

5. Pemeriksaan Oli Mesin.


Periksa ketinggian Oli Mesin kemungkinan tidak sampai tanda F
(FULL).

Periksa kwalitas Oli Mesin.


Jika kualitas oli mesin terlalu jelek, ganti oli mesin.

47
6. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi.
Lepas stecker busi.
Catatan : jangan melepas pada kabelnya.

Periksa kondisi kabel kemungkinan terbakar atau retak. Jika


kabel terbakar atau retak, ganti kabel.

Periksa kondisi isolator pada stecker busi kemungkinan terbakar.

Ukur tahanan kabel tegangan tinggi dengan Multitester. Spesifikasi :


Tahanan < 25 kΩ.

7. Pemeriksaan Busi.
Bersihkan sekeliling busi dengan udara tekan atau kuas, sebelum
melepas busi. Tujuannya untuk mencegah kotoran masuk ketika busi
dilepas.

48
Lepas busi dengan menggunakan kunci bisa yang tepat. Penggunaan
kunci yang kurang tepat dapat mengakibatkan isolator busi pecah.

Periksa kondisi ulir busi kemungkinan terjadi kerusakan. Jika


ulir rusak, ganti busi.

Periksa muka busi, keadaan muka busi dapat menunjukkan kondisi


motor.
Bandingkan busi yang diperiksa dengan gambar – gambar dan
keterangan berikut :
Muka busi biasa. Isolator berwarna
kuning sampai coklat muda, puncak
isolator bersih. Permukaan isolator kotor
berwarna coklat muda sampai abu – abu,
Hal ini berarti kondisi dan penyetelan
motor baik.

Elektroda – elektroda terbakar, pada


permukaan isolator menempel partikel –
partikel yang mengkilat, isolator berwarna
putih dan kuning itu berarti busi menjadi
terlalu panas karena : Campuran bahan
bakar terlalu kurus, Kualitas bensin terlalu
rendah, Saat pengapian terlalu awal dan
jenis busi terlalu panas.

Isolator dan elektroda – elektroda


berjelaga karena : Campuran bahan bakar
terlalu kaya atau Jenis busi terlalu dingin.

Isolator dan elektroda sangat kotor serta


berwarna coklat muda. Kotoran ini berasal
dari oli mesin yang masuk ke ruang bakar
karena : Sil penghantar katup aus atau
Cincin torak aus.

49
Busi ini harus diganti, karena bunga api
bisa meloncat melalui isolator yang pecah.

Elektroda – elektroda aus serta warna


kotoran pada isolator kuning sampai coklat
muda merupakan keausan biasa. Gantilah
busi dengan yang baru perhatikan
spesifikasi pada buku manual atau katalog
busi.
Setel celah busi menggunakan feeler gauge. -
Spesifikasi : 0,70 – 0,80 mm.

Pasang busi pada motor. Dimulai menyekrupkan dengan tangan


terlebih dahulu, kemudian keraskan dengan kunci momen. Jangan
mengencangkan busi terlalu keras…!

8. Pemeriksaan Distributor.
Periksa tutup distributor, kemungkinan :
Retak, berkarat, terbakar atau lubang kabel kotor, terminal elektroda
terbakar dan pegas bagian tengah lemah.

Periksa Rotor, kemungkinan : Retak, berkarat atau terbakar.

50
Periksa platina kemungkinan terbakar atau berlubang – lubang.
Ganti platina bila terjadi kondisi diatas.
Setel celah platina dengan fuller gauge, celah platina : 0,45 mm.

Periksa sudut dwell dengan Tester.


Sudut Dwell : 52o + 6o
Berarti : - Sudut minimal : 46o
- Sudut maksimal : 62o

Periksa saat pengapian.


Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selektor harus distel
pada posisi standar.
- Saat pengapian : 8o sebelum TMA (Pada max Rpm 950).

Setel saat pengapian.


Cocokkan tanda – tanda waktu dengan memutar body distributor.
Saat pengapian : 8o sebelum TMA
Perhatian : jangan distel dengan oktan selektor.

Periksa cara kerja dari Governor.


Rotor harus kembali dengan cepat setelah diputar searah jarum jam
dan dilepas.
Pemasangan rotor tidak boleh terlalu longgar.

Hidupkan mesin dan lepaskan selang vakum dari distributor. Tanda


waktu berubah – ubah sesuai dengan putaran mesin.

51
9. Penyetelan Celah Katup.
Mesin dipanasi dan kemudian dimatikan.
Putar poros engkol searah jarum jam, tepatkan tanda pada puli
poros engkol sejajar dengan tanda pada tutup (pada 0o dengan
TOP 1).

Penggunaan fuller gauge harus dapat ditarik dan didorong. Fuller


yang berombak harus diganti yang baru.

Jangan mengencangkan mur – mur terlalu keras. Gunakan kunci


ring rata dan obeng yang cocok.

Setel celah katup.


 Celah katup diukur diantara batang katup dengan lengan
rocker. Yang di setel hanya katup yang ditunjuk oleh panah
saja.
Celah katup :
Mesin keadaan panas.
- Hisap : 0,20 mm.
- Buang : 0,30 mm.
Mesin keadaan dingin.
- Hisap : 0,15 mm.
- Buang : 0,25 mm.
 Putar poros engkol sekali lagi (360o) untuk menuju ke TOP
4.
 Setel katup yang lain yang ditunjukkan oleh anak panah.

Celah terlalu longgar.


Mesin dengan celah katup yang terlalu longgar akan berisik.

52
Celah terlalu rapat.
Mesin dengan celah katup yang terlalu rapat, mesin akan hidup
goyang pada saat putaran idel, lengan rocker bisa patah dan
kemungkinan daun katup akan terbakar

10. Pemeriksaan Karburator.


Periksa Katup throttle
Katup throttle harus terbuka penuh pada waktu pedal gas ditekan
penuh.

Penyetelan terbuka penuh dilakukan melalui kabel gas di dekat


karburator dan baut penyetop pedal.

Periksa Pompa Akselerasi


Bensin harus muncrat ke luar dari jet pada waktu katup throttle
terbuka.

Periksa Katup Cuk


 Katup cuk harus tertutup penuh bila tombol cuk ditarik penuh
(A).
 Katup cuk harus terbuka penuh bila tombol cuk dikembalikan
seperti semula (B).

Jika penyetelan kabel cuk tidak sesuai, setel pada klem kabel.

53
11. Penyetelan putaran idel dan campuran idel.
 Sebelum menyetel idel, kontrol saat pengapian, celah katup,
sistem ventilasi karter dan saringan udara terpasang. Sewaktu
penyetelan, motor harus pada temperatur kerja, tetapi jangan
terlalu panas.
 Pasang tachometer, hidupkan motor.
 Bandingkan rpm idle dengan spesifikasi (biasanya 750 – 950
rpm untuk 4 silinder). Jika salah, stel rpm pada sekrup penyetel
katup gas yang terpasang pada mekanisme katup gas.
 Stel campuran idel dengan sekrup penyetel yang terletak pada
rumah gas. Cara menyetel lihat langkah berikut :
Cara menyetel campuran idel tanpa pengetes gas buang.
Perbandingan campuran mempengaruhi putaran idel.
Berdasarkan pengaruh tersebut kita bisa menyetel campuran
yang sesuai.
Langkah penyetelan :
 Sekrup penyetel diputar kearah luar, sampai putaran motor
mulai turun. (titik 1 pada diagram).
 Kemudian, sekrup penyetel diputar ke arah dalam, sampai
putaran motor mulai turun (titik 2 pada diagram). Untuk ini,
putar kembali sekrup ½ putaran ke arah luar, tunggu sedikit
dan perhatikan reaksi pada motor. Pada saat terdengar / terasa
putaran untuk mendapat penyetelan campuran yang benar.
 Jika setelah penyetelan campuran, tinggi putaran tidak

sesuai, penyetelan katup gas dan penyetelan campuran perlu


diulangi.
 Jangan melihat tachometer. Dengan perasaan, hasil lebih
akurat.

12. Pengukuran tekanan kompresi.


 Lepas kabel tegangan tinggi dan busi.
 Pasang compression tester pada lubang busi, pasang
compression tester dengan benar.
 Lepas kabel koil dari tutup distributor, kemudian
dimassakan.
 Starter mesin + selama 2 detik, kemudian baca hasil
pengukuran pada compression tester.
-Limit : 11 kg/cm2.

54
DAFTAR PUSTAKA

Toyota. (2006). Soft Copy Manual Book Toyota. Jepang. PT. Toyota Astra Motor.

Drs. B AgusSuharjo.(2012). Modul Sistem Rem. Yogyakarta. SMK N 3 Yogyakarta.

Drs. B AgusSuharjo.(2012). Modul Roda dan Ban. Yogyakarta. SMK N 3 Yogyakarta.

Buku Pelajaran Tentang Sistem Pengapian.

Buku Pelajaran Tentang Sistem Pelumasan dan Pendinginan.

Drs. Darsono. (2012). Modul Pemahaman Engine. Yogyakarta. SMK N 3 Yogyakarta.

55
PENDAHULUAN SISTEM KELISTRIKAN BODY

Sistem Kelistrikan Otomotif Dibagi Menjadi 3 Bagian Yaitu :

1. Sistem Kelistrikan Mesin

Sistem Kelistrikan Mesin yakni system kelistrikan yang mendukung agar


mesin bias menyala dan system pada mesin tetap bekerja. Contoh : system
pengapian (ignition system) dan system pengisian (charging system).

2. Sistem Kelistrikan Body

56
Sistem Kelsitrikan body yakni system kelistrikan yang mengatur kinerjanya
komponen – komponen seperti system penerangan, dan lampu – lampu
lainnya.

3. Sistem Kelistrikan Asesoris


Sistem kelistrikan asesoris adalah system kelistrikan yang mengatur tentang
perangkat kelistrikan tambahan (accecoris) seperti tape / radio, Air
Conditioner (AC), dll.
Sebelum membahas kelistriikan secara lebih jauh kita akan membahas
tentang system pengaman pada system kelistrikan diantaranya adalah :

1. Fuse (Sekering)
Sekering berfungsi sebagai pengaman jika terjadi kelebihan arus pada
suatu rangkaian. Sekering akan terputus saat arus listrik yang melewati
sekering melebihi arus maksimal yang tertera pada body sekering.

2. Fusible Link
Fusible link adalah alat pengaman system kelistrikan yang sam dengan
sekering, namun yang membedakannya adalah besar kapasitas arus yang bisa
dilalui lebih besar dari sekering. Fusible link ini adalah pengaman utama arus
listrik sebelum masuk ke komponen system kelistrikan lainnya.

3. Circuit Breaker
Circuit breaker adalah system pengaman yang berfungsi memutuskan
arus listrik yang berlebihan dari nilai maksimum arus yang bisa dilewati
berdasarkan kontak bimetal. Jika circuit breaker mendapat arus listrik yang
lebih besar dari nilai maksimum arus yang bisa dilewati, maka kontak bimetal
akan menerima panas yang berlebih dan akan melengkung sehingga arus
listrik tidak dapat mengalir ke rangkaian. Saat arus mengecil maka bimetal
akan kembali ke posisi semula dan arus listrik dapat terhubung ke rangkaian.

57
Sistem pengaman ini biasa digunakan dalam power window.

Pada bab ini saya akan membahas mengenai system kelistrikan body

Sistem Kelistrikan Body Dibagi Menjadi :

1. Lampu Kepala
2. Lampu Posisi atau Lampu Kota
3. Lampu Sein atau Lampu Tanda Belok
4. Lampu Tanda Bahaya atau Lampu Hazard
5. Lampu Rem
6. Lampu Plat Nomor
7. Lampu Interior atau Lampu Kabin
8. Sistem Wiper dan Washer
9. Lampu Flash
10. Lampu Kabut (Fog Lamp
 Sistem Lampu Kepala
Lampu kepala sangat penting pada semua kendaraan khususnya pada
saat gelap atau malam hari semua kendaraan akan membutuhkan sebuah
lampu yang dapat menerangi sepanjang perjalanan. Lampu kepala (head
lamp) adalah lampu penerangan utama pada suatu kendaraan yang digunakan
untuk menerangi jalan di sepanjang perjalanan terutama saat dalam keadaan
gelap atau malam hari.
 Sistem Lampu Posisi Atau Lampu Kota :
Adalah lampu yang digunakan untuk memberikan informasi kepada
pengendara lain mengenai panjang kendaraan, ebar kendaraan, dan tinggi
kendaraan. Lampu ini sangat vital digunakan pada kendaraan besar seperti
truk – truk besar ataupun bis.

 Sistem Lampu Flash


Lampu ini berfungsi memberikan isyarat pada kendaraan di depan
sebagai pengganti klakson. Lampu ini akan langsung mengaktifkan lampu

58
high beam (lampu dim) dan saklar ini langsung akan kembali ke posisi
semula sehingga lampu akan langsung mati.
Rangkaian Lampu Kota dan Kepala dan Flash

 Sistem Lampu Sein (Tanda Belok) :


Adalah lampu tanda yang digunakan seorang pengemudi untuk
memberi informasi kepada pengendara lain bahwa kendaraan tersebut akan
berbelok ke salah satu arah. Lampu ini dilengkap dengan flasher yang
berfungsi untuk mengedipkan lampu belok.
Macam – Macam Flasher yang digunakan pada lampu sein :

1. Flasher Jenis Kapasitor


2. Flasher Jenis Bimetal
3. Flasher Jenis Transistor

Diantara beberapa jenis flasher yang digunakan sebagian besar banyak


kendaraan yang memakai jenis flasher bimetal.

 Sistem Lampu Tanda Bahaya


Lampu ini berfungsi jika saat di jalan kendaraan harus berhenti
darurat karena ada suatu permasalahan. Lampu ini akan menyalakan kedua
lampu sein kanan dan kiri secara bersamaan. Namun lampu ini dapat
dinyalakan tanpa memutar kunci kontak pada posisi ON. Karena saklar lampu
hazard langsung terhubung dengan bateray tanpa melewati kunci kontak
terlebih dahulu.
Rangkaian Lampu Hazard dan Sein
 Sistem Lampu Rem (Brake Lamp)
Lampu rem adalah lampu yang akan memberi isyarat pada kendaraan
di belakang pengemudi bahwa kendaraan tersebut akan mengurangi
kecepatannya atau bahkan berhenti. Lampu rem pada kendaraan juga akan
tetap menyala saat pedal rem di injak dengan kunci kontak tanpa pada posisi
on.

59
 Lampu Pelat Nomor
Lampu Plat nomor adalah lampu yang berfungsi memberikan pencahayaan
terhadap pelat nomor suatu kendaraan biasanya lampu ini dihubungkan secra
parallel dengan lampu kota, jadi apabila lampu kota menyala maka lampu
inijuga otomatis akan menyala.

 Lampu Interior atau Lampu Kabin


Lampu ini berfungsi memberikan pencahayaan di dalam ruang kabin
kendaraan. Lampu ini memiliki dua saklar yakni saklar manual yang terdapat
di dekat lampu tersebut. Dan juga ada saklar otomatis di pasang pada pintu
jika pintu di buka maka lampu kabin akan otomatis menyala.

 Sistem Wiper

Sistem Wiper adalah suatu system yang mengatur pergerakan


pembersih kaca (wiper blade) agar dapat membersihkan kaca depan atau
belakan suatu kendaraan. System ini sangt diperlukan terutama saat kondisi
hujan deras sehingga kaca akan tertutup air, kondisi ini akan diatasi oleh
system wiper ini.
Wiper ini memiliki dua tingkat kecepatan dan satu kali gerak (intro)
yang dikendalikan melalui saklar kombinasi.

 Sistem Washer
Sistem ini berfungsi untuk memberikan cairan pembersih pada kaca
saat diperlukan. Washer memiliki sebuah pompa washer yang biasanya di
tempatkan dalam tempat cairan washer. Washer dikendalikan oleh saklar
yang ada di saklar kombinasi.

60
61
i

62

Anda mungkin juga menyukai