Anda di halaman 1dari 17

Differential

Fungsi differential adalah

 Menghantarkan dan membagi tenaga dari transmission ke final drive kiri dan kanan
 Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat machine berbelok
 Membagi torsi dari transmission sama besar ke final drive kiri dan final drive kanan

Jenis-jenis differential yang digunakan antara lain :

 Standard Differential.
 No-SPIN Differential, digunakan pada wheel loader (optional), integrated tool
carrier, articulated truck, wheel tractor, soil compactor, landfill compactor dan
backhoe loader dan merupakan pengganti standard differential.
 Limited Slip Differential, digunakan pada wheel loader menengah (optional),
beberapa wheel loader besar dan articulated truck dan merupakan pengganti standard
differential.
 Differential Lock, biasanya digunakan pada motor grader.

Standard Differential

Komponen standard differential adalah :


 Differential case
 Pinion gear atau spider gear
 Side gear
 Spider shaft

Differential Case
Differential case assembly merupakan tempat komponen-kompo nen dari differential group.
Bevel ring gear di baut dengan case assembly. Case assembly akan memutarkan spider shaft dan
pinion gear yang bersilangan dengan side gear untuk memutarkan final drive sun shaft.
Pinion Gear
Pinion gear atau spider gear bergerak berrotasi dan berrevolusi mengikuti putaran spider shaft
dan memindahkan tenaga dari differential case ke side gear dan kemudian ke sun shaft. Pinion gear
akan berputar berrotasi (berputar pada sumbunya) hanya pada saat berbelok atau slip, sehingga
putaran roda kiri dan kanan akan berbeda.
Spider Shaft
Spider shaft digerakkan oleh differential case dan sebagai tempat dudukan pinion gear.
Side Gear
Side gear di-spline ke sun gear shaft. Pinion gear akan menggerakkan side gear sehingga sun
gear shaft akan berputar.
Differential jenis ini tidak effisien pada saat machine slip. Untuk mengatasi hal ini (machine
slip pada saat masuk lumpur) pada Off Highway Truck dan pada beberapa jenis Wheel Loader
besar, maka dilengkapi dengan Traction Control System (TCS) (sebelumnya disebut Automatic
Electronic Traction Aid atau AETA). Sistem ini akan bekerja secara otomatis pada saat machine
mengalami slip.

No-SPIN Differential

Pada No-SPIN differential, spider shaft langsung terhubung dengan jaw clutch yang di-spline
dengan side gear. Saat bergerak lurus, jaw clutch akan engage dan spider shaft tengah memutar axle
dengan kecepatan yang sama.
Bila putaran salah satu roda melebihi putaran penggerak atau overrun, No-SPIN differential akan
memutuskan hubungan dengan roda yang berputar lebih cepat tadi dengan cara memisah kan spider
shaft dari jaw clutch. Roda yang berputar lebih cepat tadi akan bebas. Semua torsi dan kecepatan
akan dikirimkan ke roda yang putarannya lebih lambat.

Limited Slip Differential


Limited slip differential dirancang untuk memungkinkan tenaga disalurkan dengan sama pada
kedua roda sampai kondisi pijakan menyebabkan variasi cengkraman antara roda kiri dan kanan.
Pada differential jenis ini terdapat dua multidisc clutch. Setiap clutch menghubungkan side gear
dengan rotating housing. Kedua roda akan digerakkan dengan torsi dan kecepatan yang sama saat
bergerak lurus bila kondisi pijakan kedua roda cukup bagus. Pada standard differential, bila machine
di angkat dan salah satu roda di rem, roda lainnya akan berputar lebih cepat. Pada limited slip
differential, clutch membuatnya lebih sulit terjadi karena faktor yang meningkat secara proporsional
terhadap torsi input. Efek penguncian terjadi karena adanya gesekan internal pada gaya pemisahan
dalam differential akan menekan clutch pack. Ini mengakibatkan torsi pada roda yang berputar cepat
akan disalurkan ke roda dengan kondisi pijakan yang bagus.

Differential Lock

Differential lock umumnya digunakan pada motor grader. Differential jenis ini dapat diaktifkan
dan dikunci menggunakan differential switch pada kabin operator. Bila operator mengingin kan
machine bergerak lurus maka differential harus di kunci. Hal ini mengakibatkan semua torsi
dipindahkan ke empat roda tandem pada semua kondisi pijakan. Untuk mengurangi radius belok
machine dan untuk mengurangi keausan pada ban maka differential lock harus dimatikan.

Differential untuk motor grader memiliki clutch antara side gear kiri dan differential
housing. Saat differential terkunci, solenoid akan mengalirkan oli ke belakang piston untuk
meng-engage -kan clutch sehingga side gear kiri akan berputar dengan kecepatan yang sama
dengan rotating housing. Pinion gear tidak akan berputar pada porosnya sebab spider shaft dan
side gear berputar dengan kecepatan yang sama. Pinion gear akan menahan side gear satunya.
Kedua axle shaft (kiri dan kanan) kemudian akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan
rotating housing. Bila differential switch di-off-kan, solenoid akan menutup aliran oli menuju
clutch pack sehingga kedua side gear akan berputar bebas. Differential lock mendorong salah satu
dari side gear agar ber putar bersama rotating housing. Ini mengakibatkan differential bekerja seperti
solid axle dan memindahkan semua torsi ke kedua roda (kiri dan kanan). Hal ini menyebabkan kedua
roda berputar dengan kecepatan yang sama, tanpa terpengaruh kondisi pijakan

Planetary gear
Planetary gear set menyediakan peningkatan kecepatan, pengurangan kecepatan, perubahan arah,
netral dan direct drive. Gear set juga dapat menyediakan variasi kecepatan disetiap tingkatan operasi,
dengan pengecualian netral dan direct drive.

Komponen-komponen Planetary Gear Set


Planetary gear set sederhana terdiri dari tiga komponen:

 Sun gear
 Carrier planetary pinion
 Ring gear atau annulus.

Sun gear terletak di pusat susunan. Ini adalah gear terkecil dalam susunan dan terletak di tengah poros.
Sun gear dapat juga berupa rancangan spur atau helical gear.

Sun gear bertautan dengan gigi pada planetary pinion gear. Planetary pinion gear adalah gear kecil yang
disusun dalam kerangka yang disebut planetary carrier. Planetary carrier dapat terbuat dari besi tuang,
aluminium, atau pelat baja dan dirancang dengan sebuah shaft untuk masing-masing planetary pinion
gear. (Untuk selanjutnya, planetary pinion gear akan disebut planetary pinion).

Planetary pinion berputar pada needle bearing yang diposisikan di antara shaft planetary carrier dan
planetary pinion. Jumlah planetary pinion di dalam sebuah carrier tergantung dari beban yang dipikul.
Transmisi kendaraan otomatis harus mempunyai tiga planetary pinion dalam planetary carrier. Heavy
duty highway trucks dapat mempunyai sebanyak lima planetary pinion dalam planetary carrier. Carrier
dan pinion-nya disebut sebagai satu kesatuan unit gear.
Planetary pinion mengelilingi poros tengah sun gear dan dilingkari oleh annulus atau ring gear. Ring gear
bertindak seperti sebuah pengikat yang menahan keseluruhan gear set bersama dan memberikan
kekuatan yang besar pada unit.

Ring gear diletakkan pada jarak terjauh dari poros pusat dan karena itu berfungsi sebagai tuas terbesar
pada poros pusat. Untuk membantu mengingat rancangan planetary gear set, gunakan sistem tata surya
sebagai contoh. Sun adalah pusat tata surya dengan planet berputar disekelilingnya. Karena itu disebut
planetary gear set.

Sun gear memiliki jumlah gigi paling kecil, kemudian ring gear atau annulus dan planetary carrier memiliki
jumlah gigi paling banyak.

Dengan mengabaikan jumlah gear pada planetary carrier, kita dapat memperkirakan jumlah gigi pada
planetary carrier dengan cara menambahkan jumlah gigi pada sun gear dengan jumlah gigi pada ring
gear (annulus).

Yaitu sun gear mempunyai 24 gigi dan ring gear mempunyai 48 gigi, kemudian abaikan jumlah gear
dalam planetary carrier, planetary carrier akan mewakili 72 gigi.

KEUNTUNGAN DESAIN
Beberapa keuntungan planetary gear set adalah sebagai berikut:

 Gear bertautan secara terus menerus. Sehingga kecil kemungkinan terjadi kerusakan pada gigi.
Tidak ada pengasahan atau ketidak-sejajaran dan kekuatan gear dibagi rata.
 Planetary gear set sangat ringkas
 Kegunaan yang banyak. Tujuh kombinasi kecepatan dan arah dapat diperoleh dari planetary
gear set tunggal.
 Variasi kecepatan dan arah dapat ditambahkan melalui penggunaan planetary gear gabungan.

Cara Kerja Planetary Gear


Setiap komponen dalam planetary gear set, sun gear, pinion gear carrier, dan ring gear dapat berputar
atau di tahan. Perpindahan tenaga melalui sebuah planetary gear set hanya mungkin ketika satu
komponen di tahan, atau jika dua komponen di tahan bersama.

Salah satu dari tiga komponen sun gear, carrier, atau ring gear dapat digunakan sebagai penggerak atau
komponen input. Pada saat yang bersamaan, komponen yang lain tetap berputar dan kemudian menjadi
komponen yang ditahan atau diam. Komponen ketiga kemudian menjadi bagian yang digerakkan atau
output. Tergantung pada komponen yang menjadi penggerak, yang ditahan, dan yang digerakkan,
peningkatan torque atau peningkatan kecepatan akan dihasilkan oleh planetary gear set. Arah output
juga dapat di balik melalui berbagai kombinasi.
Tabel 1 – Aturan Hukum Cara Kerja Planetary Gear

.
Sun Gear Carrier Ring Gear Speed Torque Direction
Sama
Reduksi
1. Input Output Ditahan Meningkat dengan
maksimum
input
Sama
Reduksi
2. Dirtahan Output Input Meningkat dengan
minimum
input
Sama
Kenaikan
3. Output Input Ditahan Reduksi dengan
maksimum
input

4. Ditahan Sama
Kenaikan
dengan Input Tertahan Reduksi dengan
maksimum
masukan input

Kebalikan
5. Input Ditahan Output Reduksi Meningkat
dari output
Kebalikan
6. Output Ditahan Input Pningkatan Reduksi
dari input
7. Bila dua anggota ditahan bersama, kecepatan dan arah sama dengan input. Langsung 1:1 pergerakan
terjadi.
8. Bila tidak ada anggota yang ditahan atau terkunci bersama, keluaran tidak terjadi. Hasilnya adalah kondisi
netral.

Kesimpulan Operasi Planetary Gear Set

 Ketika planetary carrier berfungsi sebagai penggerak (input), gear set menghasilkan kondisi
peningkatan kecepatan (overdrive). Kecepatan bertambah, torque berkurang.
 Ketika planetary carrier berfungsi sebagai komponen output, gear set tersebut menghasilkan
pengurangan kecepatan arah maju. Kecepatan berkurang, torque bertambah.
 Ketika planetary carrier ditahan, gear tersebut akan menghasilkan arah mundur.

Untuk mengetahui apakah kecepatan yang dihasilkan cepat atau lambat, ingatlah aturan mengenai gear
besar dan kecil.

 Gear besar yang menggerakkan gear kecil meningkatkan kecepatan dan mengurangi torque gear
yang digerakkan.
 Gear kecil yang menggerakkan gear besar mengurangi kecepatan dan meningkatkan torque gear
yang digerakkan.
Torque converter
Torque converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya secara hydrolis.
Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi
energi kinetis (oil flow) dan merubahnya lagi menjadi tenaga mekanis pada shaft
outputnya.

Fungsi torque converter adalah sebagai berikut:


Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan engine torque ke input
transmisi.
Meningkatkan (multiflies) torque yang dibangkitkan oleh engine.
Meredam getaran puntir (torsional vibration) dari engine dan drive train.
Meratakan (smoothes) putaran engine.

Komponen utama pada torque converter:

Pump (impeller)
Turbine (runner)
Stator (reactor)
Freewheel (one way clutch)

Fungsi Pump (impeller) adalah:


Pump yang dihubungkan dengan flywheel engine melalui drive case menghasilkan
energi kinetis berupa gaya sentrifugal pada oli dengan cara melempar oli yang berada
didalam sudu-sudu pump kearah turbin.

Fungsi Turbin (runner) adalah:


Merubah energi kinetis dari oli yang diberikan oleh pump menjadi tenaga mekanis pada
output nya.

Fungsi Stator (reactor) adalah:


Mengarahkan oli flow dari turbin kembali ke pump agar arahnya sesuai, sehingga oli
yang masih mempunyai energi kinetis membantu mendorong/ memperingan kerja
pump.

Fungsi Freewheel (one way clutch) adalah:


Mengarahkan putaran stator ke satu arah saja sesuai yang di inginkan dengan tujuan
untuk menaikkan efisiensi dari torque coverter.

Apabila stator tidak dilengkapi freewheel, jika turbin berputar cepat hingga speed ratio
nya mendekati satu, maka arah aliran oli akan berubah, sehingga oli yang keluar dari
turbin akan memukul punggung sudu-sudu stator. Keadaan demikian akan
mengakibatkan aliran oli menjadi tidak beraturan dan efiensi torque converter akan
turun.
Diferensial
DESKRIPSI SISTEM DIFFERENSIAL

A. Pemindah Daya

Guna memindahkan tenaga putar yang dihasilkan oleh mesin ke roda-roda diperlukan mekanisme
pemindah daya. Mekanisme pemindah daya pada kendaraan/mobil terdiri dari kopling, transmisi,
propeller shaft, differential dan rear axle. Adapun pemindah daya yang sering digunakan pada
kendaraan ada 4 jenis yaitu :

1. Mesin Depan Penggerak Belakang (Front Engine Rear Drive)

2. Mesin Depan Penggerak Depan (Front Engine Front Drive)

3. Mesin Belakang Penggerak Belakang (Mid Ship Engine Rear Drive)

4. Mesin Penggerak 4 Roda (Four Wheel Drive)

Akan tetapi dari 4 jenis pemindah daya tersebut umumnya yang digunakan pada kendaraan adalah jenis
mesin depan penggerak belakang dan mesin depan penggerak depan 1. Mesin Depan Penggerak
Belakang. Kebaikan dari mesin depan penggerak belakang adalah :

a. Dapat memikul beban berat.

b. Cocok digunakan pada kendaraan angkutan penumpang dan barang. Kelemahan dari mesin depan
penggerak belakang adalah :

a. Letak differential-nya jauh dari mesin sehingga membutuhkan batang penghubung (propeller shaft).

b. Gaya puntir propeller shaft lebih berat.

c. Cross joint cepat rusak/aus. d. Konstruksi chasis lebih tinggi. Keterangan gambar :

1. Mesin (engine)

2. Kopling (clutch) 3. Transmisi

4. Propeller shaft

5. Rear axle

6. Differential

7. Rear axle

2. Mesin depan penggerak depan

. Kebaikan dari mesin depan penggerak depan adalah :


a. Letak differential-nya menyatu dengan transmisi sehingga tidak memerlukan propeller shaft.

b. Gaya putarnya lebih besar.

c. Ruang bagasi lebih luas.

d. Konstruksi chasis lebih rendah.

Kelemahan mesin depan penggerak depan adalah :

a. Ban depan cepat aus. b. Digunakan pada kendaraan beban ringan.

B. Differensial

Differential adalah salah satu bagian dari mekanisme pemindah daya yang bertugas untuk
memindahkan tenaga putar dari propeller shaft ke poros roda belakang (rear axle) dan untuk
memungkinkan adanya perbedaan putaran antara roda kiri dan roda kanan belakang saat membelok,
baik berbelok kekiri maupun kekanan. Dalam hal ini roda kanan dan roda kiri belakang kendaraan tidak
selalu berputar dalam kecepatan yang sama, karena disebabkan oleh kondisi keadaan jalan, terutama
disaat kendaraan akan berbelok. Yang dimana jarak tempuh atau turning radius roda bagian luar harus
lebih besar dibandingkan turning radius roda bagian dalam sehingga roda bagian luar bergerak lebih
cepat dari pada roda bagian dalam. Selain itu jarang roda-roda berputar pada putaran yang sama dijalan
umum, sebab roda akan berhubungan dengan permukaan jalan yang berbeda-beda dan ditambah juga
dengan adanya perbedaan tekanan pada ban atau terjadinya keausan pada ban dan roda. Hal ini
menyebabkan kendaraan sulit untuk dikendalikan, maka penggunaan differential sangat dibutuhkan
dalam setiap komponen mesin kendaraan. Gambar 3. Differential Keterangan gambar :

1. Flens companion dibautkan pada sambungan universal pada propeller shaft.

2. Pinion gear penggerak meneruskan tenaga mesin ke gigi ring gear dan merubah arah tenaga 900
untuk menggerakan poros as belakang.

3. Ring gear yang mempunyai gigi banyak berputar lebih lambat dari pada pinion gear penggerak untuk
pengurangan terakhir.

4. Roda pinion gear berputar bersama ring gear untuk membagi tenaga penggerak poros as belakang
bagian kiri dan kanan dengan kecepatan berlainan sewaktu kendaraan membelok.

5. Side gear menggerakan poros as belakang untuk memutar roda.

6. Rumah poros belakang.

7. Poros belakang.

8. Pembias oli memperkecil daya pindah pelumas kearah roda luar jika kendaraan membelok tajam.

C. Konstruksi Differensial
Differential terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : drive pinion (pinion penggerak),
differential pinion shaft (poros pinion), side gear (roda gigi sisi), differential (gigi pinion), ring gear (roda
gigi cincin), differential carrier, bantalan-bantalan, mur penyetel bantalan, perapat oli (oil seal), dan
poros-poros roda belakang. Pinion penggerak dijamin didalam differential carrier oleh dua buah
bantalan (bearing), pada bagian ujung-ujung luar pinion penggerak terdapat alur untuk berkaitan
dengan propeller shaft dan universal joint yoke, bagian yang bergigi berkaitan dengan ring gear. Ring
gear diikat dengan baut pada differential case dan berputar bersama dengan bantalan (bearing), pinion
shaft (poros pinion) ditempatkan dibagian tengah differential case sejajar dengan ring gear dan dipasang
sedemikian rupa sehingga kedua gigi differential pinion yang terpasang pada ujung-ujung porosnya
dapat berputar dengan poros. Bagian dalam differential case pada kedua ujung terdapat dua buah roda
gigi differential side gear yang berkaitan dengan roda gigi pinion, sedangkan pada bagian dalam side
gear terdapat alur (spline) untuk perkaitan dengan poros-poros roda belakang (rear axle shaft) untuk
memungkinkan roda-roda gigi dapat berputar bersama sama dengan porosnya. Hal yang paling utama
pada mekanik differential adalah perkaitan antara drive pinion dengan ring gear. Perkaitan antara gigi-
gigi drive pinion dengan gigi-gigi ring gear dinamakan bevel gear. Adapun bevel gear pada differential
ada 3 macam yaitu :

1. Gigi Bevel Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi pada garis pusat pinion berimpit
dengan garis pusat ring gear. Konstruksi bevel gear ini mempunyai bentuk gigi yang lurus, sehingga
perkaitan antara kedua gigi terdapat celah. Oleh sebab itu putaran yang dihasilkan menjadi tidak halus
oleh karenanya model gigi bevel jarang digunakan pada kendaraan.

2. Gigi Spiral Bevel Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi pada garis pusat pinion yang
berimpit dengan garis pusat ring gear tanpa ada celah antar kedua gigi. Hal ini dimungkinkan karena
konstruksi bevel gear ini berbentuk spiral, sehingga bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil dan
momen dipindahkan dengan lembut. Model gigi spiral bevel ini dipasang pada kendaraan penggerak
roda depan tetapi konstruksi bevel gear ini sangat mahal karena pembuatannya memerlukan pekerjaan
yang halus dan teliti.

3. Gigi Hypoid Bevel Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear terjadi dibawah garis pusat ring gear.
Perkaitan antara keduanya tersebut tanpa ada celah karena konstruksinya berbentuk spiral. Model gigi
hypoid bevel ini banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan jenis sekarang termasuk pada differential
Toyota Kijang KF 50, karena mempunyai beberapa kelebihan dibanding model lainnya antara lain yaitu :

a. Putaran yang dihasilkan lebih halus.

b. Lebih kompak dan lebih kuat.

c. Pemakaiannya lebih praktis.

d. Propeller shaft dapat diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke tanah.


e. Ruang penumpang lebih besar/lebar. Tetapi karena gigi tipe hypoid mempunyai sifat kerja seperti
menyapu sehingga gesekan yang ditimbulkan lebih besar, oleh karenanya diperlukan minyak pelumas
khusus dengan viskositas tinggi untuk mencegah gigi menjadi panas.

D. Mekanisme Differensial

1. Prinsip Dasar Unit Roda Gigi Differential

Prinsip dasar unit roda gigi differential dapat dipahami dengan menggunakan peralatan yang terdiri dari
roda gigi pinion dan dua rack. Kedua rack dapat mengelincir pada arah vertikal sejauh berat rack dan
tahanan gelincir akan terangkat bersamaan. Gigi pinion diletakan diantara rack, kemudian gigi pinion
dihubungkan pada alat penyangga dan dapat digerakan oleh alat penyangga tersebut. Bila beban W
yang sama diletakan pada setiap rack kemudian alat penyangga (shackle) ditarik keatas maka kedua rack
akan terangkat pada jarak yang sama, hal ini akan mencegah agar gigi pinion tidak berputar. Tetapi bila
beban yang lebih besar diletakan pada rack sebelah kiri dan penyangga ditarik keatas maka pinion akan
berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat, yang disebabkan adanya perbedaan
tahanan yang diberikan pada gigi pinion, sehingga beban yang lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang
terangkat sebanding dengan jumlah putaran gigi pinion. Dengan kata lain bahwa rack mendapat
tahanan yang lebih besar tidak bergerak dan sementara tahanan yang mendapat beban lebih kecil akan
bergerak. Prinsip ini digunakan pada perencanaan roda-roda gigi differential.

2. Prinsip Kerja Differential

Putaran poros engkol dari mesin melalui transmisi oleh propeller shaft diperkecil sesuai dengan tenaga
yang diteruskan drive pinion ke ring gear, sebaliknya momennya bertambah dan arah transmisi berubah
tegak lurus terhadap arah asalnya. Dua buah differential pinion (gigi pinion) dan dua buah side gear
(roda gigi sisi) diletakkan dalam differential case menjadi satu dengan ring gear, sehingga bila differential
case berputar, differential pinion yang terikat pada differential case melalui differential pinion shaft
(poros pinion differential) ikut berputar menyebabkan side gear (roda gigi sisi) juga berputar. Side gear
Beban Berbeda Beban Sama Shackle Larger Weight Pinion Smaller Weight Rack dihubungkan ke poros
roda belakang dan memindahkan tenaga putar ke roda-roda. Putaran poros menjadi rendah karena
tenaga putar propeller shaft telah direduksi oleh drive pinion yang berkaitan dengan ring gear yang
konstruksi giginya lebih banyak. Adapun perbandingan reduksi kecepatan differential dapat dirumuskan
sebagai berikut : Adapun tujuan mereduksi kecepatan adalah untuk memperbesar momen puntir
sehingga gaya putarnya menjadi besar dan mampu mengangkat beban berat. Adapun cara kerja
differential dapat dibagi menjadi 4 bagian menurut fungsinya, yaitu :

a. Differential pada saat kendaraan mengurangi kecepatan Apabila propeller shaft berputar, drive pinion
juga ikut berputar dan memutarkan ring gear, karena drive pinion berkaitan dengan ring gear.
Differential case tempat pemasangan ring gear juga ikut berputar dan putarannya dipindahkan ke poros-
poros roda belakang melalui side gear. Dalam keadaan demikian putaran propeller shaft direduksi oleh
ring gear yang jumlah giginya lebih banyak daripada gigi drive pinion yang berkaitan dengan ring gear,
sehingga putaran poros-poros roda belakang kecepatannya menjadi kecil
b. Differential pada saat kendaraan berjalan lurus Tekanan gelinding pada kedua roda penggerak hampir
sama pada saat kendaraan bergerak lurus di jalan yang datar. Kedua side gear berputar sebanding
dengan putaran differential pinion dan semua komponen berputar dalam satu unit. Bila tekanan kedua
poros roda belakang sama maka differential pinion tidak berputar sendiri tetapi berputar bersama
dengan ring gear. Dengan demikian differential pinion hanya berfungsi sebagai penghubung side gear
kanan dan side gear kiri, sehingga kedua side gear berputar dalam satu unit dengan putaran differential
pinion yang menyebabkan kedua poros roda berputar pada kecepatan yang sama. Gambar 10.
Differential Saat Kendaraan Berjalan Lurus Drive Pinion Differential case Differential Pinion Shaft Side
Gear Ring Gear Differential Pinion.

c. Differential pada saat kendaraan berbelok Pada saat kendaraan berbelok kekanan, jarak tempuh roda
kiri lebih panjang daripada jarak tempuh roda kanan bila dibandingkan pada saat kendaraan berjalan
lurus. Pada saat ini side gear bagian kanan tertahan tiap pinion differential berputar melalui shaft-nya
masing-masing dan juga bergerak mengelilingi axle shaft belakang, akibatnya putaran side gear bagian
kiri bertambah cepat. Sebaliknya pada saat kendaraan berbelok kekiri, jarak tempuh roda kanan lebih
jauh dari pada jarak tempuh roda kiri bila dibandingkan pada saat kendaraan berjalan lurus. Pada saat
kendaraan berbelok kekiri, side gear bagian kiri tertahan dan tiap pinion differential berputar melalui
shaf-tnya masing-masing serta bergerak mengelilingi axle shaft belakang, akibatnya putaran side gear
bagian kanan bertambah cepat.

d. Differensial pada saat roda diputar dengan arah berlawanan Untuk memutarkan kedua roda belakang
dengan arah yang berlawanan, terlebih dahulu kedua buah roda beserta differential-nya harus dalam
posisi bebas, yaitu dengan cara diangkat atau didongkrak lebih dulu. Bila roda kanan diputar kedepan,
maka side gear kanan berputar searah putaran roda kanan, sedangkan pada saat yang sama roda kiri
diputar kebelakang, maka side gear bagian kiri berputar searah putaran roda bagian kiri. Pada saat
kedua roda diputar, maka tiap differential pinion berputar melalui shaft-nya masing-masing dan juga
bergerak mengelilingi axle belakang. Putaran dari differential pinion (differential carier) keduanya
berlawanan arah, ring gear tidak ikut berputar, sedangkan ifferensial case ikut berputar mengelilingi axle
belakang.

E. Analisis Gangguan Gangguan pada differential biasanya ditandai dengan terdengarnya suara pada
bagian belakang kendaraan, akan tetapi harus diperhatikan bahwa dalam menganalisa terkadang suara-
suara yang lain sering mengganggu dalam menentukan analisa yang tepat. Tetapi bila sering mendengar
suara yang timbul diakibatkan oleh differential maka hal tersebut akan mempercepat dalam
menentukan penyebab suara yang timbul pada differential. Suara yang timbul akibat kerusakan
differential dapat terdengar jelas disaat kendaraan berjalan dengan kondisi kaca tertutup semua. Suara
gangguan pada differential dapat dibedakan dalam beberapa macam gerakan antara lain yaitu :

a. Bunyi pada saat kendaraan berjalan lurus.

b. Bunyi pada saat kendaraan berbelok.


c. Bunyi pada saat kendaraan akselerasi ataupun deakselerasi. Penyebab semua itu biasanya terjadi
akibat komponen-komponen yang telah mengalami kerusakan yaitu : ring gear, drive pinion, side gear,
pinion gear dan pinion shaft gear.

1. Ring Gear Ring gear terletak pada differential case, sedangkan ring gear sendiri diputar oleh drive
pinion. Daya pemindah yang baik adalah bila digerakan dari drive pinion dapat dipindahkan ke
differential case oleh ring gear tanpa ada halangan apa-apa dan juga tidak timbul hentakan atau suara.
Apabila ring gear mengalami kerusakan, giginya patah atau runoutnya besar maka akan timbul suara
pada ring gear disaat daya mulai dipindahkan. Runout gear akan menyebabkan terjadinya gesekan yang
tidak normal pada perkaitan gigi antara ring gear dengan drive pinion. Gesekan yang tidak normal akan
mengakibatkan keausan dan akan menyebabkan jarak kebesaran antara ring gear dengan drive pinion
(back lash) menjadi besar dan akan menimbulkan suara disaat kendaraan berjalan. Kerusakan ring gear
karena run out besar atau gigi rusak lebih terasa saat kendaraan baru mulai berjalan atau kendaraan
baru melakukan akselerasi atau deselerasi dan disaat kendaraan berjalan lurus.

2. Drive Pinion Drive pinion berfungsi untuk meneruskan gaya putar dari propeller shaft menuju ke ring
gear. Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear akan menghasilkan perbandingan gigi dari
differential dan akan mempengaruhi besar kecilnya permukaan gesek, dimana permukaan gesek
tersebut menentukan besar kecilnya luas bidang yang menjadi bidang kerja. Apabila perkaitan tidak baik
atau telah terjadi keausan pada gigi drive pinion maka ketika kendaraan sedang berjalan akan
menimbulkan suara pada differential dan suara tersebut akan lebih terasa disaat kendaraan berjalan
pada jalan yang lurus. Perkaitan antara drive pinion dengan ring gear tidak boleh terlalu rapat dan tidak
boleh terlalu renggang dan untuk mendapatkan jarak yang tepat maka perkaitan antara ring gear
dengan drive pinion harus disetel dengan tepat.

a. Penyetelan ring gear dengan drive pinion menggunakan feeler gauge.

1. Gerakan drive pinion kedepan kearah pusat ring gear.

2. Ukurlah ring gear dengan drive pinion menggunakan feeler gauge. 3. Bila drive pinion (back lash)
terlalu rapat atau renggang maka kurangi atau tambahkan shimpas drive pinion untuk memperkecil
gerakan drive pinion kedepan atau kebelakang.

b. Penyetelan ring gear dengan drive pinion menurut hubungan tapak gigi.

1. Oleskan cat warna pada gigi-gigi ring gear.

2. Gerakan ring gear sehingga drive pinion bersentuhan dengan ring gear.

3. Periksa hubungan gigi dari tapak gigi yang terlihat pada ring gear.

4. Hubungan yang baik bila tapak gigi terletak ditengah-tengah bidang ring gear.

5. Tapak gigi yang tidak tepat dapat disetel dengan mengatur kedudukan ring gear dan rive pinion.
c. Jika tapak gigi terdapat pada ujung gigi akan menyebabkan keuasan dan suara. Cara memperbaikinya
adalah sebagai berikut :

1. Geserkan drive pinion kearah pusat ring gear dengan memasang sebuah shim dibelakang drive pinion.

2. Setel kembali drive pinion (back lash) gigi.

d. Jika tapak gigi terdapat disepanjang alas tetapi tipis maka akan menyebabkan gigi cepat aus dan
bunyi. Cara memperbaikinya adalah sebagai berikut:

1. Putar drive pinion keluar dari pusat ring gear dengan menggunakan shim yang lebih tipis dibelakang
drive pinion.

2. Setel kembali drive pinion (back lash).

e. Jika tapak gigi terdapat pada bagian ujung dalam ring gear maka hal ini akan menyebabkan ujung gigi
dapat tersayat dan rusak. Cara memperbaikinya adalah sebagai berikut :

1. Putar/setel ring gear menjauhi drive pinion sehingga akan menambah drive pinion (back lash) gigi
melebihi 0,254.

2. Sisipkan shim yang lebih tebal dibelakang drive pinion yang dapat digunakan untuk menggeser drive
pinion menuju ring gear dan membuat drive pinion (back lash) gigi menurut spesifikasi 0,1524 mm-0,254
mm. f. Jika tapak gigi berada pada ujung luar gigi, maka hal ini akan menyebabkan ujung gigi pecah atau
cepat aus yang berlebihan. Cara memperbaikinya adalah sebagai berikut :

1. Putar ring gear kedalam mendekati drive pinion sehingga akan mengurangi kebebasan gigi.

2. Sisipkan shim tipis dibelakang drive pinion sehingga drive pinion akan menjauhi ring gear dan
membuat drive pinion (back lash) gigi diantara spesifikasi 0,006’’-0,001’’ (0,1254 mm-0,0254 mm).

3. Side Gear Pada saat jalan lurus kedua buah side gear menerima gaya yang sama, tetapi ketika
kendaraan berbelok maka akan terdapat perbedaan putaran antara side gear kiri dan side gear kanan.
Gangguan yang timbul bila terjadi keausan pada side gear disebabkan oleh bagian gigi yang aus atau
celah yang dibentuk dengan pinion gear menjadi besar sehingga bila roda penggerak berputar maka
akan menimbulkan suara pada differential. Suara tersebut akan makin jelas terdengar apabila kendaraan
sedang berbelok dan makin keras ketika side gear berputar lebih cepat.

a. Gangguan yang timbul pada side gear akibat keausan gigi atau celah yang dibentuk oleh pinion gear.
Adapun untuk memperbaiki hal tersebut adalah sebagai berikut :

1. Periksa bidang sentuh bantalan samping differential case.

2. Apakah dudukan bantalan tergores atau tidak.

3. Bidang cincin tekan didalam differential case harus halus dan bebas dari keasaman.
4. Ganti bantalan samping dengan yang baru (bila perlu) dan lumasi bidang sentuh differential case.

5. Bila digunakan bantalan samping yang baru maka harus menggunakan kerucut yang baru.

6. Lumasi differential case, pinion gear dan side gear.

7. Pasang side gear dan cincin pada dudukannya didalam differential case.

8. Putar pinion gear sekeliling side gear sehingga segaris dengan lubang poros.

9. Sisipkan blok spasi poros pinion dan pena pengunci.

10. Ukur jarak kebebasan antara side gear dan cincin.

F. Pemeliharaan Differensial Yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan differential adalah pemberian
minyak pelumas yang tepat waktu dan sesuai pada differential. Minyak pelumas yang dipakai juga harus
memperhatikan konstruksi dari gigi-gigi differential.

1. Syarat-syarat Minyak Pelumas Differential.

a. Kekentalan yang sesuai Minyak pelumas differential mempunyai tingkat kekentalan yang tinggi untuk
mencegah kerusakan pada roda gigi dan bantalan, bunyi dan kebocoran minyak pelumas. Kekentalan
minyak pelumas cenderung bertambah ketika temperatur turun dan sifat fluidanya menjadi lemah.
Minyak pelumas yang kekentalannya hanya merubah sedikit bila terjadi perubahan temperatur adalah
yang sangat diperlukan. Oleh sebab itu minyak pelumas differential harus mempunyai kekentalan yang
sesuai, yaitu SAE 90.

b. Mempunyai kemampuan memikul beban Ketika gigi berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya, maka tekanan dan goncangan yang timbul lebih besar. Fungsi yang utama dari minyak pelumas
yang sangat penting adalah untuk membantu mengaitkan beban disaat roda gigi bersinggungan dan
mencegah panas dari pemakaian roda gigi dan bantalan.

c. Tahan panas dan oksidasi Saat keadaan minyak pelumas memburuk karena panas atau oksidasi, maka
kotoran yang ada akan membentuk suatu zat asam yang menyebabkan perubahan kekentalan minyak
menjadi kental sekali. Endapan kotoran tersebut menyebabkan tidak sempurnanya pelumas pada
bantalan, dan endapan kotoran yang mengeras dapat merusak komponen differential karena
bersinggungan dengan permukaan gigi. Tingginya suatu kekentalan oleh kotoran-kotoran tersebut
sehingga kemampuan pendinginannya berkurang dan tahanannya bertambah. Selain itu kadar asam
yang terbentuk menyebabkan timbulnya karat, maka minyak differential harus mempunyai kemampuan
tahan panas dan oksidasi.

2. Klasifikasi Kekentalan Minyak pelumas differential diklasifikasikan khusus untuk kekentalan dan
kemampuan dalam menahan beban. Adapun angka kekentalan minyak pelumas differential adalah SAE
90.
3. Klasifikasi Kualitas dan Penggunaannya Penggunaan minyak pelumas differential diklasifikasikan
menurut tipe gigi yang dipakai. Dibawah ini adalah tabel klasifikasi kualitas dan penggunaan minyak
pelumas menurut API (American Petroleum Institute)

4. Pemeriksaan dan Penggantian Minyak Pelumas Pengisian minyak pelumas differential harus sampai
dengan batas permukaan yang ditentukan yaitu apabila minyak pelumas telah keluar dari lubang
pengisian, maka pemeriksaan minyak pelumas differential dilakukan bila kendaraan telah menempuh
jarak 1500 km, bila ternyata permukaan minyak pelumas turun/kurang maka pengisian minyak pelumas
harus ditambah sampai dengan batas pengisian minyak pelumas yang baru dan diganti setelah kendaran
berjalan menempuh jarak 7500 km. Pada kendaraan yang menggunakan differential dengan tipe gigi
hypoid bevel, maka minyak pelumas yang digunakan mempunyai klasifikasi API GL 5.

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian differential (gardan) diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut :

1. Dalam konstruksi suatu differential yang merupakan faktor terpenting adalah perkaitan antara drive
pinion dengan ring gear, yang dimana perkaitan tersebut dinamakan bevel gear.

2. Cara kerja differential menurut fungsinya dibagi 4 bagian, yaitu :

a. Differential pada saat mengurangi kecepatan Dalam hal ini putaran poros propeller direduksi oleh ring
gear yang jumlah giginya lebih banyak dari drive pinion, sehingga putaran porosporos roda belakang
kecepatannya menjadi kecil.

b. Differential pada saat berjalan lurus Dalam hal ini drive pinion hanya berfungsi sebagai penghubung
side gear kanan dan side gear kiri, sehingga kedua side gear berputar dalam satu unit dengan putaran
drive pinion, yang menyebabkan kedua poros roda berputar pada kecepatan yang sama.

c. Differential pada saat berbelok Pada saat kendaraan berbelok kondisi pada salah satu side gear
tertahan, dan drive pinion berputar melalui shaf-tnya masing-masing serta bergerak melalui shaft
belakang, hal tersebut mengakibatkan putaran pada salah satu side gear bertambah cepat. Pada saat
kendaraan berbelok, maka ban yang berada pada bagian dalam, putarannya lebih lambat dari pada ban
yang berada diluar.

d. Differential pada saat roda diputar dengan arah berlawanan Untuk memutarkan kedua roda belakang
dengan arah yang berlawanan, terlebih dahulu kedua buah roda beserta differential-nya harus dalam
posisi bebas, yaitu dengan cara diangkat atau didongkrak lebih dulu. Bila roda kanan diputar kedepan,
maka side gear kanan berputar searah putaran roda kanan, sedangkan pada saat yang sama roda kiri
diputar kebelakang, maka side gear bagian kiri berputar searah putaran roda bagian kiri.

3. Dalam menganalisis gangguan pada differential, suara yang timbul dapat terdengar jelas pada saat
kendaraan berajalan dengan kaca tertutup. Suara differential dapat dibedakan 3 bagian, yaitu :
a. Bunyi pada saat kendaraan berjalan lurus.

b. Bunyi pada saat kendaraan berbelok.

c. Bunyi pada saat kendaraan akselerasi ataupun deakselerasi.

4. Penyebab sering terjadinya gangguan pada differential disebabkan oleh komponen-komponen


differential yang telah mengalami kerusakan, diantaranya yaitu : ring gear, drive pinion, side gear dan
pinion shaft gear.

5. Didalam pemeliharaan differential yang perlu diperhatikan adalah pemberian minyak pelumas yang
tepat dan sesuai dengan konsruksi dari gigi-gigi differential.

B. Saran

1. Gigi hypoid bevel gear mempunyai kecepatan gelincir yang kuat, maka gunakanlah pelumas oli hypoid
gear yang mempunyai viskositas yang cukup kekentalannya untuk membentuk lapisan minyak (oil film)
dan mencegah kontak langsung antara metal.

2. Jangan sampai terlambat dalam pemberian/penggantian minyak pelumas dalam differential, sebab
hal tersebut bisa mengakibatkan singgungan gigi yang keras dan akibatnya gigi akan aus serta posisi
drive pinion dan ring gear akan berubah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Training Manual New Step 1, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. . 1995. Materi Pelajaran
Chasis Step 2, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor. Boentarto. 1997. Dasar-dasar Auto Mobil, Jakarta : PT.
Toyota Astra Motor. Daryanto. 1995. Teknik Servis Mobil, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Lampiran 1. Foto
Prototipe Power Train. Prototipe Power Train Tampak Samping Prototipe Power Train Tampak Depan
Prototipe Power Train Tampak Belakang Prototipe Differential dengan Gardan Dibelah

Anda mungkin juga menyukai