Anda di halaman 1dari 28

--- - - - - - - --- - ---- - - ---

LAPORAN AKHIR

RANCANGAN STANDAR NASIONAL

INDONESIA (SNI) PRODUK PUPUK

LEPAS LAMBAT (SRF)

PROGRAM INSENTIF

RISET PEREKAY ASA

NO. URUT KEGIATAN : 78

PUSAT TEKNOLOGIINDUSTRI PROSES (PTIP)

DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI

INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Gd. 2, LT . 9 BPPT

JLN . M.H THAMRIN NO . 8 JAKARTA PUSAT

TELP/FAX : (021 ) 3169315/3169309

E-mail : ggwahyudin@yahoo .com

November 2010
DAFTAR lSI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

RINGKASAN II

KATA PENGANTAR III

DAFTAR lSI IV

DAFTAR TABEL V

DAFTAR GAM BAR VI

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT 6

BAB IV METODOLOGI 8

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil yang telah dicapai 10

5.2 Hasil uji laboratorium 11

5.3 Hasil uji lapang 12

5.4 Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) 12

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 15

6.2 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

Lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel1 . Rencana Kegiatan sampai dengan Lampiran 1


Akhir tahun anggaran 2010
Tabel2 Penyerapan Anggaran Lampiran 1

Tabel 3 Daftar Personil Peneliti Lampiran 1

Tabel4 Milestone Lampiran1

v
OAFTAR GAMBAR

Photo Produk SRF Lampiran 2

Photon Kegiatan Lampiran 2

Struktur Organisasi kegiatan RSNI SRF Lampiran 2


BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris merupakan konsumen pupuk yang cukup


besar. Salah satu jenis pupuk yang digunakan sebagai sumber nitrogen adalah
urea. Urea merupakan salah satu jenis pupuk nitrogen buatan yang banyak
digunakan pada tanaman padi dan jagung di Indonesia. Jika dibandingkan
dengan pupuk nitrogen lainnya, urea akan menjadi pilihan yang utama , karena
mengandung unsur nitrogen tertinggi (46 %).
Permasalahan utama yang dijumpai dalam penggunaan pupuk nitrogen buatan
adalah efisiensinya yang sangat rendah hingga kurang dari 50 %. Rendahnya
efisiensi penggunaan pupuk nitrogen buatan , terutama urea prill disebabkan
oleh banyak faktor , antara lain karena kehilangan I\J melalui proses denitrifikasi,
volatilisasi, dan tercuci oleh aliran permukaan . Kehilangan N tersebut pada
umumnya makin banyak dengan pemupukan N yang makin tinggi . Kehilangan
N melalui denitrifikasi diperkirakan dapat mencapai sekitar 30-40 % (yosida dan
Padre, 1974), volatilisasi sekitar 45 % (Anonim, 1987) , pencucian sekitar 44 %
(De Datta et al. 1969) dan melalui erosi dapat mencapai 45 %.
Usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk nitrogen buatan
(khususnya urea) telah banyak dilakukan . Usaha yang dilakukan umumnya
dengan mengurangi kelarutan dari pupuk nitrogen itu sendiri . Beberapa cara
yang telah dilakukan adalah :

• Memperkeras butiran

• Memperbesar butiran
• Memperkeras dan memperbesar butiran sekaligus

• Menyelaputi butiran dengan senyawa lain.

Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dapat dilakukan
dengan memodifikasi pro puk urea dalam bentuk slow release fertilizer.
Berdasarkan hasil pene i:ia bah '/ a proses blending antara zeolit dan pupuk
urea dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, karena unsur nitrogen
dalam urea diikat dan bereaksi pada seluruh permukaan zeolit yang luasnya
mencapai 20 m2 /g. Zeolit alam adalah merupakan salah satu mineral yang
banyak terdapat di Indonesia. Zeolit mempunyai sifat-sifat : higroskopis, luas
permukaan yang tinggi, KTK dan daya adsorpsi-desorpsi.
Zeolit alam secara alami mempunyai beberapa kelemahan, antara lain adanya
impurities, ukuran pori bervariasi, adanya struktur amorf. Untuk itu PT. Pupuk
Kaltim, Tbk. bekerjasama dengan BPPT akan melakukan percobaan yang
diharapkan dapat mengeliminasi kelemahan tersebut dan penelitian diarahkan
kepada penggunaan zeolit sebagai supporting agent untuk Slow Release
Fertilizer (SRF). Kegiatan yang akan dilakukan meliputi persiapan bahan baku
zeolit yang tersedia di Indonesia dengan melalui tahapan proses antara lain:
size reduction, pemurnian, modifikasi, formulasi, karakterisasi dan uji lapang.
Untuk mengontrol produk yang dihasilkan dilakukan karakterisasi produk antara
lain, pengamatan struktur/morfologi, komposisi, daya simpan, kelarutan. Dan
untuk uji kinerja dilakukan antara lain: green house, eksplot maupun demplot.

Tantangan selanjutnya dalam pegembangan pupuk lepas lambat ( SRF ) adalah


dalam melakukan penetrasi pasar dimana pupuk impor maupun pupuk
konvensional lain telah biasa digunakan oleh konsumen. Sehingga untuk
menjamin keunggulan pupuk SRF diperlukan proses sertifikasi serta
standarisasi produk maupun proses pembuatan SRF. Program Stadarisasi
produk pupuk SRF ini akan memberikan kontribusi pada sektor lain baik secara
langsung maupull tidak langsung. Secara langsullg riset ini akan dapat
digunakan diberbagai industri pupuk nasionall UKM (percepatan difusi dan
pemanfaatan iptek) untuk dapat memproduksi Slow Release Fertilizer dengan
harga bersaing dengan produk impor, secara tidak langsung sektor sektor
perkebunan dan pertanian nasional yang selama ini menggunakan produk
impor, akan mendapatkan produk dengan harga yang lebih murah dan mudah
didapat.

2
1.2 Lingkup Kegiatan Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan pada tahun anggaran 2010 sampai


dengan 2011 (dua tahun), sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan yang
akan dihadapi pad a penelitian ini, dimana pada tahun pertama 2010 dilakukan
penelusuran standar yang jadi acuan, penelusuran pakar dan pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder) dan pendaftaran draft RSNI Slow Release
Fertilizer ke Program Nasional Perumusan Standar (PNPS-BSN), dimana draft
RSNI tersebut merupakan keluaran tahun pertama.

Pada tahun kedua dilakukan penetapan Panitia Teknis untuk RSNI Slow
Release Fertilizer dan melakukan pembahasan teknis, pembahasan pad a pra
konsensus hingga terakhir konsensus. Hasil konsensus adalah RSNI Slow
Release Fertilizer. RSNI ini kemudian akan diajukan ke Badan Standarisasi
Nasional (BSN), dimana dilakukan proses evaluasi, sosialisasi dan jajak
pendapat. Hasil kegiatan ini adalah SNI Slow Release Fertilizer dan
merupakan keluaran tahun kedua.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Standar Nasional Indonesia yang menjadi


tujuan utama dari rangkaian kegiatan ini merujuk pada langkah-Iangkah berikut:

Studi Pustaka

Standar Acuan, Hasll penelitian dll

Perumusan RSNI , PanTek,


Penyusunan materi RSNI . Produsen , Konsumen dan
pakar terkait.
I

Penetapan PanTek : Pendaftaran PNPS


Pembahasan Teknis BSN
RSNI1

Konsensus
RSNI2

Berkas RSNI2 masuk


ke BSN

Jajak Pendapat
-

c E-balloting

---- r
Pembahasan hasil Jajak
pendapat oleh Pantek

--------... S NI

4
Pad a kegiatan tahun periama ini karena terbatasnya waktu pelaksanaan maka
kegiatan yang dilakukan hanya sampai pada pembuatan Rancangan Standar,
Penetapan Panitia Teknis dan Pengajuan/pendaftaran PNPS

5
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

3.1 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

• Merumuskan Draft Rancangan Standar Nasional Indonesia produk


pupuk Slow Release Fertilizer ( SRF ).
• Meningkatkan kemampuan UKM dalam bidang perekayasaan,
rancang bangun dan proses produksi Slow Release Fertilizer
• Mengurangi ketergantungan komponen bahan baku pupuk urea dan
produk pupuk impor sekaligus menghemat devisa
• Mendukung program pemenuhan kebutuhan pupuk nasional.

3.2 Sasaran

Sasaran kegiatan adalah :


• Dihasilkannya Draft Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
untuk produk Slow Release Fertilizer ( SRF ).
• Diakuinya kelebihan dan keunggulan produk pupuk lepas lambat
(Slow Release Fertilizer/ SRF ) atas pupuk urea oleh konsumen.

3.3 Manfaat
3.3.1 Pemanfaatan Hasil Riset
Dengan kegiatan ini , hasil Riset akan dapat langsung dimanfaatkan
oleh mitra industri/ UKM untuk memproduksi Slow Releaese
Fertilizer yang pada akhirnya dapat memberika dampak positif pada
industri pupuk nasional maupun pada sektor pertanian nasional.

3.3.2 MANFAAT EKONOMI

Dampak Ekonomis Pemanfaatan Hasil

Dengan telah dim ili inya SNI untuk produk Slow Release Fertilizer
dengan kual itas . a _ :8 s.a dansasi . maka produk pupuk dalam negeri
dapat bersal 9 :e ~ ;;2- c impor sehingga diharapkan dapat
6
meningkatkan penjualan produk pupuk SRF serta dapat menghemat
subsidi biaya produksi pupuk .

3.3.3 Kontribusi Terhadap Sektor Lain


Keberhasilan riset ini akan memberikan kontribusi pada sektor lain baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sec'ara langsung riset ini akan
dapat digunakan diberbagai industri pupuk nasionall UKM (percepatan
difusi dan pemanfaatan iptek) untuk dapat memproduksi Slow Release
Fertilizer dengan harga bersaing dengan produk impor, secara tidak
langsung sektor sektor perkebunan dan pertanian nasional yang selama
ini menggunakan produk impor, akan mendapatkan produk dengan
harga yang lebih murah dan mudah didapat.

7
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan maka disusun
metodologi penelitian sebagaimana gambar 2 yang tercakup dalam tahapan
pelaksanaan dan lingkup kegiatan

4.1 Tahapan Pelaksanaan


Tahun Pertama
1. Melakukan desk assesment berupa studi pustaka dan kajian-kajian
terhadap proses yang dilakukan industri saat ini serta produk-produk
yang beredar dipasaran
2. Melakukan kajian mengenai standarisasi tentang Slow Release
Fertilizer yang ada baik nasional maupun internasional.
3. Melakukan terjemahan standar yang akan jadi acuan draft RSNI Slow
Release Fertilizer (SRF).
4. Melakukan telusur pakar, pembuat dan pengguna
5. Pembuatan Draft Rancangan Standar Nasional Indonesia Pupuk SRF
6. Melakukan pengajuan seleksi oleh Panitia Teknis.
7. Melakukan pengajuan PNPS ke Badan Standardisasi Nasional
8. Penyempurnaan Draft RSNI dengan memasukan saran-saran dari
berbagai pihak.

Tahun Kedua
1. Pembahasan Teknis Rancangan Standar Nasionallndonesia
2. Pembahasan Pra Konsensus
3. Pembahasan Konsensus
4. Hasil konsensus : RSNI Slow Release Fertilizer
5. Dilakukan standarisasi sertifikasi dan diajukan usulan paten, tahap
terakhir adalah melakukan pembuatan SOP untuk produk komersial yang
siap untuk dipasarkan.

8
Gambar 2. Metodologi Penelitian

STUDI PlJSTAKA
Persia pan, Penyusunan draft RSNI
SRF

Peneillsuran : Pantek, Prod li se n.


Konsumen dan pakar terkait

Pengumpulan data hasil uj i lapang

Pend aftaran PNPS


BSN

Pembuatan Laporan

Draft RSNI

Produk pupuk lepas lambat

9
BABV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil yang telah dicapai


Hasil yang telah dicapai pada kegiatan riset ini adalah sebagai berikut :
5.1.1 Persiapan

• Referensi:
- Telah diperolehnya Pedoman Standardisasi Nasional -08 dari BSN
- Telah diperolehnya standar-standar acuan dalam penulisan RSNI
pupuk lepas lambat SRF NPK.
- Telah diperolehnya Memento Panitia Teknis Perumusan Standar.
• Koordinasi Internal
Pada awal kegiatan dilakukan koordinsi berupa rapat-rapat internal
dalam rangka pembagian tugas, dan langkah-Iangkah yang akan
ditempuh sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat.
• Koordinasi dengan pihak Mitra
Koordinasi dengan Mitra dilakukan antara lain dengan:
- Badan Standardisasi Nasional (BSN) , Koordinasi dengan BSN
dilakukan rangka :
• Menulusuri Panitia Teknik yang menanganl masalah pupuk
(industri Kimia )
• Konsultasi dalam penyusunan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (PSN 08 , PSN 03 , dll)
• Pengajuan Pengusulan Program Nasional Perumusan
Standar (PNPS) .
- Kementerian Perindustrian (Kemperin) , Koordinasi dengan
Kemperin dalam rangka ;
• Kerjasama untuk pembentukan Panitia Teknis
• Pembuatan Draft Rancangan Standar Nasional Indonesia
Produk Pupuk Lepas Lambat (SRF)
• Konsultas : pe iaksa naan pembahasan teknis pembuatan RSNI
• Pe gajLa pc ~ ram Nasional Pengajuan Standar (PNPS)
10
- Kementerian Pertanian , Koordinasi dengan Kementrian
Pertanian dalam rangka ;
• Kerjasama Uji Lapang produk pupuk SRF NPK
- Pihak Pengguna (Petani), Koordinasi dengan Pihak Pengguna
(Petani) dalam rangka ;
• Penerapan pupuk SRF NPK dilapangan (sawah milik Petani

5.1.2 Penyusunan Draft RSNI produk pupuk lepas lambat (SRF)


• Hingga saat ini telah dilakukan penyusunan draft RSNI produk pupuk
lepas lambat (SRF) yaitu SRF N PK 20: 10 : 10 yang diperuntukan bagi.
tanaman padi. Sedangkan akhir dari kegiatan penyususnan draft RSNI
ini adalah diperolehnya draft RSNI Standar produk NPK 20 ; 10 ; 10,
draft RSNI NPK 20 : 6 : 6 (untuk padi lahan kering) dan Draft RSNI NPK
26 : 6 :10 ( untuk tanaman Jagung)

5.2 Hasil Uji Laboraorium.


Uji laboratorium komposisi SRF NPK hingga saat sudah dilakukan
pengujian Analisa bahan baku pada BALITTAN Bogor dan PT . Pupuk
Klimantan Timur. Pengujian komposisi kandungan unsur-unsur yang
terdapat dalam setiap formula yang dihasilkan sangat diperlukan oleh
karena keberhasilan atau keefektifan sesuatu produk pupuk sangat
tergantung dari komposisi unsur haral nutriens yang tersdapat dalam
pupuk tersebut. Dalam suatu standar mutu komposisi kandungan unsur
hara yang terdapat dalam suatu produk baru dapat distandarkan apabda
produk yang bersangkutan telah diuji oleh tiga buah laboratorium uji yang
berbeda dan independen dan menghasilkan perolehan data kandungan
nutriens yang tidak berbeda secara nyata.

I1

5.3 Hasil Lapangan.


Hasil pengujian lapangan penerapan pupuk SRF dilakukan dengan UJI

demplot dengan mengambil lokasi di Jawa Tengah serta Jawa Timur. Oi Jawa
Tengah meliputi Kabupaten Klaten, Kebumen dan Batang dan di Jawa Timur
meliputi Kabupaten Ngawi, Nganjuk serta Blitar. Sedangkan Varietas padi yang diuji
coba meliputi jenis; Ciherang, Cibogo , IR 64 serta Membramo .
Uji demonstrasi plot (demplot) ini dilakukan pada dua musim tanam yaitu
musim penghujuan dan musim kemarau . Oari data uji demplot, penggunaan pupuk
SRF sebanyak 75% dari dosis rekomendasi dan diaplikasikan satu kali memberikan
hasil yang sama dengan pupuk prill yang diaplkasikan dua kali secara terpisah
dengan dosis lebih tinggi dari rekomendasi. Oengan demikian SRF memberi dua
keuntungan yaitu pengurangan dosis sekitar 25% dan pengurangan kebutuhan
tenaga kerja untuk pemupukan kedua .

5.4 PROGRAM NASIONAL PERUIVIUSAN STANDAR (PNPS)

PNPS adalah program nasional perumusan standar yang akan dibahas atau
diajukan pada periode tertentu dimana Badan Standar Nasional (BSN) sebagai
lembaga pelaksana. PNPS ini diajukan oleh lembaga/Badan ataupun
Kementrian yang memiliki Panitia Teknis dimana suatu standar bidang tertentu
dibahas.
Perencanaan PNPS
BSN menyusun kebijakan pengembangan SNI jangka pendek dan jangka
panjan dengan memperhatikan
1. Kebijakan nasional dibidang standardisasi

2. Kebutuhan Pasar

3. Perkembangan standardisasi internasinal

4. Kesepakatan regional dan internasional

5. Kemampuan ilmu pengetahu an dan teknologi

12
Dalam rangka penyusunan usulan PNPS , panitia teknis/subpanitia teknis
memperhatikan dan menjaring masukan dari berbagai pihak terutama pemangku
kepentingan , Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN) dan instansi teknis
terkait, serta memperhatkan sumber daya dan target waktu penyelesaian.

Tahapan Pengajuan PNPS

• Pihak yang akan mengusulkan/membuat standar mengajukan permohonan


PNPS kepada ketua panitia teknis perumusan standar, dimana panitia teknis
tersebut sesuai dengan jenis standar yang akan dibuat (Iihat memento
standardisasi)

• Ketua Panitia teknis perumusan standar menyampaikan usulan PNPS


sebagaimana tersebut pada kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN)

• BSN melakukan kajian/Penilaian terhadap PNPS yang diajukan Panitia Teknis


dengan mempertimbangkan :

- Kesesuaian usulan dengan lingkup panitia teknis

- Duplikasi atau keterkaitan usulan dari panitia teknis yang berbeda

- Duplikasi dengan SN I yang telah ada

- Duplikasi dengan perumusan RSNI yang sedang dilaksanakan

- Duplikasi dengan program perumusan standar internasional yang


sedang dilaksanakan

- Kesepakatan-kesepakatan regional dan internasional

13
ALUR PENGAJUAN HINGGA PENETAPAN PNPS

RENCANA PNPS USULAN PNPS

(BSN)
(PANITIA TEKNIS)

PUBLIKASI PNPS YANG


D
PUBLIKASI USULAN PNPS
DITETAPKAN
(BSN) <,---_-----.J (BSN)

(BSN)

v PENETAP AN PNPS
PUBLIKASI REVISI PNPS (BSN)

YANG DITET APKAN

PELAPORAN
D
PELAKSANAAN PNPS YANG
TELAH DITETAPKAN PAD A
PERIODE SEBELUMNYA

D
PUBLIKASI PENET AP AN
PNPS
(BSN)

14
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6 .1 Kesimpulan

Penelitian dalam kegiatan ini merupakan penelitian lanjutan dari proyek Dipa
hanya saja dalam penelitian ini lebih difokuskan pada proses standardisasi
produk pupuk lepas lambat SRF . Standar yang akan dibuat merupakan standar
baru hasil penelitian oleh sebab itu dalam proses pembuatannya diperlukan hal­
hal antara lain :
- Referensi dari produk standar sejenis agar tidak terjadi duplikasi
- Hasil pengujian Laboratorium dari produk yang akan distandarkan
- Hasil pengujian lapangan dari produk yang akan distandarkan
- Dalam pengajuan PNPS harus dicari panitia teknis yang relevan .

6.2 Saran
Dalam pembuatan suatu standar diperlukan waktu yang cukup lama sehingga
pada tahun pertama kegiatan ini hanya dapat dilakukan tahap penyusunan
draft RSNI dan pengajuan PNPS serta pengumpulan data uji lapang dan uji
laboratorium sementara untuk pembahasan ditingkat panitia teknis sampai
pada tarap rapat konsensus dan jajak pendapat hingga ditetapkan menjadi
SNI diperlukan waktu dan biaya tambahan , sehingga kegiatan ini diharapkan
berlanjut pada tahun berikutnya .

15
LAMPlRAN 1

TABEL 1. RENCANA KEGIATAN SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010

WAKTU

NO URAIAN BOBOT Feb Mar Apr Mei Jun Jul I Agt Sep Okt Nop

1 Persiapan 10

Penyusunan RSNI pupuk SRF


2 25
NPK
..

3 Pengambilan contoh SNI terkait 10


I

4 Penelusuran Pantek 5

5 Pengumpulan data hasil uji lapang


I 15

Penjajakan kerjasama dengan
6 15
Mitra
..._-­
7 Pengajuan PNPS 10 i
I ~ ,~

8 Penyusunan Laporan 10

9 Total Bobot 100


I
TABEL 2. PENYERAPAN ANGGARAN

No. No. Kode Komposisi Jumlah Dana Terserap Sisa Anggaran Keterangan I

MA Pembiayaan Biaya Hingga saat ini


I
(Rp.)
I

(Rp.) (%) (Rp.) (%)


I

Belanja uang
1 525111 111,500,000 111 ,500,000 100% 0 0%
honor tidak tetap

I Belanja
2 525115 67,250,000 67,250,000 100% 0 0%
perjalanan lainnya
-

Belanja bahan
3 525113 4,355,000 4,355,000 100% 0 0%
(ATK)
-
4 Biaya Lain-lain
525119 (Rapat. photo copy.
I
pelaporan. 41,895,000 41,895 ,000 100% 0 0%
Dokumnetasi dan
I Monevl

Jumlah Anggaran 225,000,000 225,000,000 100% 0 0%


TABEL 3. DAFTAR PERSONIL PENELITI

Nama Pendidikan Bidang Alokasi Unit kerja Nama Lembaga


Pendidikan Waktu Uam)
Wahyudin S1 Statistika 500 PTIP-TIRBR BPPT
Hananto Widoyoko S2 Elektro 400 PTIP-TIRBR BPPT
Imam Wahyudi S1 Manajemen 400 PTIP-TIRBR BPPT
-
Ali Nurdin S2 T. Kimia 400 PTIP-TIRBR BPPT
Harfizal S2 T. Kimia 0 PTIP-TIRBR BPPT
Joko Hanuranto S2 T. Kimia 500 PTIP-TIRBR BPPT
i
Abdul Ghofar S3 T. Kimia 500 I PTIP-TIRBR BPPT
TABEL 4 MILESTONE

Name I
No. Name Code Man Hour Job Assignment

1. Wahyudin ,S.Si WAY 500 Koordinator kegiatan

2 Drs. Imam Wahyudi JH 400


Pembuatan draft RSNI prod uk pupuk lepas
3 Ir. Ali Nurdin , MT AN 400 lambat (SRF)

4 Ir. Harfizal, MSc Hrf 400


-
5. Ir. Joko Hanuranto, MEng IW 400 Financial planning

6. Ir. Hananto Widoyoko , MEng HW 400 Data filling

i
7 Dr. Abdul Ghofar, MEng AG 400 Data process
Manufacture process I
LAMPlRAN2

PHOTO PRODUK SRF NPK GRANUL

(b) Produk pupuk lepas lambat dalam kemasan


5

(a) ) Produk pupuk lepas lambat sebelum di kemas


PHOTO KEGIATAN

(c) kg Penanaman padi menggunakan pupuk SRF (d) Rapat koordinasi Penyusunan Draft RSNI pupuk Lepas lambat
(SRF)
STRUKTUR ORGANISASI
KEGIATAN RANCANGAN STAN DAR NASIONAl

INDONESIA PRODUK PUPUK lEPAS LAMBAT (SRF)

PROGRAM INSENTIF RISET PEREKAYASA TAHUN 2010

'\
Gro up Leader
Wahyudin, SSi

Program Manage r
Drs. Imam Wahyudi

1 Leader I
1 1

Leade r 2 Leade r 3

Anali sa Kimi a Editor Pe rumusan Stand ar

Dr.l r. Abdul Ghofar Drs. Imam Wahyudi Ir. Hananto Widoyoko, M.Eng

I I I
Engineering Staff (ES) : Engineering Staff (ES) : Engineering Staff (ES) :
ES .!.I . Ir. Ali Nurdin ES.2.1 Ir. Joko Hanura nto ES .3. I Ir. Endro Wahju 1jahjono
ES. I.2 . Ir. Harfi zaI

Prepared by Checked by Approved by


Leader Program Mana ger Group Leader

Name: Dr.lr. Abdul Ghofar Name: Drs. Imam Wah y udi Name : Wah yud in , SSi
Date
-
Date - -­
Date -

Anda mungkin juga menyukai