LAPORAN AKHIR
PROGRAM INSENTIF
Gd. 2, LT . 9 BPPT
November 2010
DAFTAR lSI
RINGKASAN II
DAFTAR lSI IV
DAFTAR TABEL V
BABI PENDAHULUAN
BAB IV METODOLOGI 8
6.1 Kesimpulan 15
6.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
Lampiran
DAFTAR TABEL
v
OAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
• Memperkeras butiran
• Memperbesar butiran
• Memperkeras dan memperbesar butiran sekaligus
Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dapat dilakukan
dengan memodifikasi pro puk urea dalam bentuk slow release fertilizer.
Berdasarkan hasil pene i:ia bah '/ a proses blending antara zeolit dan pupuk
urea dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, karena unsur nitrogen
dalam urea diikat dan bereaksi pada seluruh permukaan zeolit yang luasnya
mencapai 20 m2 /g. Zeolit alam adalah merupakan salah satu mineral yang
banyak terdapat di Indonesia. Zeolit mempunyai sifat-sifat : higroskopis, luas
permukaan yang tinggi, KTK dan daya adsorpsi-desorpsi.
Zeolit alam secara alami mempunyai beberapa kelemahan, antara lain adanya
impurities, ukuran pori bervariasi, adanya struktur amorf. Untuk itu PT. Pupuk
Kaltim, Tbk. bekerjasama dengan BPPT akan melakukan percobaan yang
diharapkan dapat mengeliminasi kelemahan tersebut dan penelitian diarahkan
kepada penggunaan zeolit sebagai supporting agent untuk Slow Release
Fertilizer (SRF). Kegiatan yang akan dilakukan meliputi persiapan bahan baku
zeolit yang tersedia di Indonesia dengan melalui tahapan proses antara lain:
size reduction, pemurnian, modifikasi, formulasi, karakterisasi dan uji lapang.
Untuk mengontrol produk yang dihasilkan dilakukan karakterisasi produk antara
lain, pengamatan struktur/morfologi, komposisi, daya simpan, kelarutan. Dan
untuk uji kinerja dilakukan antara lain: green house, eksplot maupun demplot.
2
1.2 Lingkup Kegiatan Penelitian
Pada tahun kedua dilakukan penetapan Panitia Teknis untuk RSNI Slow
Release Fertilizer dan melakukan pembahasan teknis, pembahasan pad a pra
konsensus hingga terakhir konsensus. Hasil konsensus adalah RSNI Slow
Release Fertilizer. RSNI ini kemudian akan diajukan ke Badan Standarisasi
Nasional (BSN), dimana dilakukan proses evaluasi, sosialisasi dan jajak
pendapat. Hasil kegiatan ini adalah SNI Slow Release Fertilizer dan
merupakan keluaran tahun kedua.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Studi Pustaka
Konsensus
RSNI2
Jajak Pendapat
-
c E-balloting
---- r
Pembahasan hasil Jajak
pendapat oleh Pantek
--------... S NI
4
Pad a kegiatan tahun periama ini karena terbatasnya waktu pelaksanaan maka
kegiatan yang dilakukan hanya sampai pada pembuatan Rancangan Standar,
Penetapan Panitia Teknis dan Pengajuan/pendaftaran PNPS
5
BAB III
3.1 Tujuan
3.2 Sasaran
3.3 Manfaat
3.3.1 Pemanfaatan Hasil Riset
Dengan kegiatan ini , hasil Riset akan dapat langsung dimanfaatkan
oleh mitra industri/ UKM untuk memproduksi Slow Releaese
Fertilizer yang pada akhirnya dapat memberika dampak positif pada
industri pupuk nasional maupun pada sektor pertanian nasional.
Dengan telah dim ili inya SNI untuk produk Slow Release Fertilizer
dengan kual itas . a _ :8 s.a dansasi . maka produk pupuk dalam negeri
dapat bersal 9 :e ~ ;;2- c impor sehingga diharapkan dapat
6
meningkatkan penjualan produk pupuk SRF serta dapat menghemat
subsidi biaya produksi pupuk .
7
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan maka disusun
metodologi penelitian sebagaimana gambar 2 yang tercakup dalam tahapan
pelaksanaan dan lingkup kegiatan
Tahun Kedua
1. Pembahasan Teknis Rancangan Standar Nasionallndonesia
2. Pembahasan Pra Konsensus
3. Pembahasan Konsensus
4. Hasil konsensus : RSNI Slow Release Fertilizer
5. Dilakukan standarisasi sertifikasi dan diajukan usulan paten, tahap
terakhir adalah melakukan pembuatan SOP untuk produk komersial yang
siap untuk dipasarkan.
8
Gambar 2. Metodologi Penelitian
STUDI PlJSTAKA
Persia pan, Penyusunan draft RSNI
SRF
Pembuatan Laporan
Draft RSNI
9
BABV
• Referensi:
- Telah diperolehnya Pedoman Standardisasi Nasional -08 dari BSN
- Telah diperolehnya standar-standar acuan dalam penulisan RSNI
pupuk lepas lambat SRF NPK.
- Telah diperolehnya Memento Panitia Teknis Perumusan Standar.
• Koordinasi Internal
Pada awal kegiatan dilakukan koordinsi berupa rapat-rapat internal
dalam rangka pembagian tugas, dan langkah-Iangkah yang akan
ditempuh sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat.
• Koordinasi dengan pihak Mitra
Koordinasi dengan Mitra dilakukan antara lain dengan:
- Badan Standardisasi Nasional (BSN) , Koordinasi dengan BSN
dilakukan rangka :
• Menulusuri Panitia Teknik yang menanganl masalah pupuk
(industri Kimia )
• Konsultasi dalam penyusunan Rancangan Standar Nasional
Indonesia (PSN 08 , PSN 03 , dll)
• Pengajuan Pengusulan Program Nasional Perumusan
Standar (PNPS) .
- Kementerian Perindustrian (Kemperin) , Koordinasi dengan
Kemperin dalam rangka ;
• Kerjasama untuk pembentukan Panitia Teknis
• Pembuatan Draft Rancangan Standar Nasional Indonesia
Produk Pupuk Lepas Lambat (SRF)
• Konsultas : pe iaksa naan pembahasan teknis pembuatan RSNI
• Pe gajLa pc ~ ram Nasional Pengajuan Standar (PNPS)
10
- Kementerian Pertanian , Koordinasi dengan Kementrian
Pertanian dalam rangka ;
• Kerjasama Uji Lapang produk pupuk SRF NPK
- Pihak Pengguna (Petani), Koordinasi dengan Pihak Pengguna
(Petani) dalam rangka ;
• Penerapan pupuk SRF NPK dilapangan (sawah milik Petani
I1
demplot dengan mengambil lokasi di Jawa Tengah serta Jawa Timur. Oi Jawa
Tengah meliputi Kabupaten Klaten, Kebumen dan Batang dan di Jawa Timur
meliputi Kabupaten Ngawi, Nganjuk serta Blitar. Sedangkan Varietas padi yang diuji
coba meliputi jenis; Ciherang, Cibogo , IR 64 serta Membramo .
Uji demonstrasi plot (demplot) ini dilakukan pada dua musim tanam yaitu
musim penghujuan dan musim kemarau . Oari data uji demplot, penggunaan pupuk
SRF sebanyak 75% dari dosis rekomendasi dan diaplikasikan satu kali memberikan
hasil yang sama dengan pupuk prill yang diaplkasikan dua kali secara terpisah
dengan dosis lebih tinggi dari rekomendasi. Oengan demikian SRF memberi dua
keuntungan yaitu pengurangan dosis sekitar 25% dan pengurangan kebutuhan
tenaga kerja untuk pemupukan kedua .
PNPS adalah program nasional perumusan standar yang akan dibahas atau
diajukan pada periode tertentu dimana Badan Standar Nasional (BSN) sebagai
lembaga pelaksana. PNPS ini diajukan oleh lembaga/Badan ataupun
Kementrian yang memiliki Panitia Teknis dimana suatu standar bidang tertentu
dibahas.
Perencanaan PNPS
BSN menyusun kebijakan pengembangan SNI jangka pendek dan jangka
panjan dengan memperhatikan
1. Kebijakan nasional dibidang standardisasi
2. Kebutuhan Pasar
12
Dalam rangka penyusunan usulan PNPS , panitia teknis/subpanitia teknis
memperhatikan dan menjaring masukan dari berbagai pihak terutama pemangku
kepentingan , Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN) dan instansi teknis
terkait, serta memperhatkan sumber daya dan target waktu penyelesaian.
13
ALUR PENGAJUAN HINGGA PENETAPAN PNPS
(BSN)
(PANITIA TEKNIS)
(BSN)
v PENETAP AN PNPS
PUBLIKASI REVISI PNPS (BSN)
PELAPORAN
D
PELAKSANAAN PNPS YANG
TELAH DITETAPKAN PAD A
PERIODE SEBELUMNYA
D
PUBLIKASI PENET AP AN
PNPS
(BSN)
14
BAB VI
6 .1 Kesimpulan
Penelitian dalam kegiatan ini merupakan penelitian lanjutan dari proyek Dipa
hanya saja dalam penelitian ini lebih difokuskan pada proses standardisasi
produk pupuk lepas lambat SRF . Standar yang akan dibuat merupakan standar
baru hasil penelitian oleh sebab itu dalam proses pembuatannya diperlukan hal
hal antara lain :
- Referensi dari produk standar sejenis agar tidak terjadi duplikasi
- Hasil pengujian Laboratorium dari produk yang akan distandarkan
- Hasil pengujian lapangan dari produk yang akan distandarkan
- Dalam pengajuan PNPS harus dicari panitia teknis yang relevan .
6.2 Saran
Dalam pembuatan suatu standar diperlukan waktu yang cukup lama sehingga
pada tahun pertama kegiatan ini hanya dapat dilakukan tahap penyusunan
draft RSNI dan pengajuan PNPS serta pengumpulan data uji lapang dan uji
laboratorium sementara untuk pembahasan ditingkat panitia teknis sampai
pada tarap rapat konsensus dan jajak pendapat hingga ditetapkan menjadi
SNI diperlukan waktu dan biaya tambahan , sehingga kegiatan ini diharapkan
berlanjut pada tahun berikutnya .
15
LAMPlRAN 1
WAKTU
NO URAIAN BOBOT Feb Mar Apr Mei Jun Jul I Agt Sep Okt Nop
1 Persiapan 10
4 Penelusuran Pantek 5
8 Penyusunan Laporan 10
No. No. Kode Komposisi Jumlah Dana Terserap Sisa Anggaran Keterangan I
Belanja uang
1 525111 111,500,000 111 ,500,000 100% 0 0%
honor tidak tetap
I Belanja
2 525115 67,250,000 67,250,000 100% 0 0%
perjalanan lainnya
-
Belanja bahan
3 525113 4,355,000 4,355,000 100% 0 0%
(ATK)
-
4 Biaya Lain-lain
525119 (Rapat. photo copy.
I
pelaporan. 41,895,000 41,895 ,000 100% 0 0%
Dokumnetasi dan
I Monevl
Name I
No. Name Code Man Hour Job Assignment
i
7 Dr. Abdul Ghofar, MEng AG 400 Data process
Manufacture process I
LAMPlRAN2
.
(c) kg Penanaman padi menggunakan pupuk SRF (d) Rapat koordinasi Penyusunan Draft RSNI pupuk Lepas lambat
(SRF)
STRUKTUR ORGANISASI
KEGIATAN RANCANGAN STAN DAR NASIONAl
'\
Gro up Leader
Wahyudin, SSi
Program Manage r
Drs. Imam Wahyudi
1 Leader I
1 1
Leade r 2 Leade r 3
Dr.l r. Abdul Ghofar Drs. Imam Wahyudi Ir. Hananto Widoyoko, M.Eng
I I I
Engineering Staff (ES) : Engineering Staff (ES) : Engineering Staff (ES) :
ES .!.I . Ir. Ali Nurdin ES.2.1 Ir. Joko Hanura nto ES .3. I Ir. Endro Wahju 1jahjono
ES. I.2 . Ir. Harfi zaI
Name: Dr.lr. Abdul Ghofar Name: Drs. Imam Wah y udi Name : Wah yud in , SSi
Date
-
Date - -
Date -