Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang
keterjadiannya disebabakan oleh proses-proses geologi. Berdasarkan keterjadian
dan sifatnya bahan galian dapat dibagi menjadi tiga kelompok: miner logam,
mineral industri serta batu bara. Karakteristik keiga bahan galian tersebut berbeda,
sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga berbeda, oleh karena itu
diperlukan berbagai macam metode untuk mengetahui keterdapatan, sebaran,
kualitas dan kuantitasnya. Daerah kalimantan barat merupakan bagian dari
Daratan Sunda dengan batuan dasar yang di perkirakan telah tersingkap sejak
jaman pratersier.Karena secara geologi pulau kalimantan stabil dan relatif aman
dari gempa bumi (tektonik dan vulkanik)karena tidak di lintasi oleh patahan kerak
bumi.batuan yang terdapat pada daera ini adalah batuan gunung api pratersieryang
bersifat asam-intermediet) sehingga kaya kandungan unsur AL. Unsur ini
merupakan unsur utama pembentukan bauksit. daerah ini merupakan daerah yang
stabil dimana proses erosi merupakan pengontrol utama bentuk lahan pada daerah
ini. Sehinggaa proses lateritirasi bauksit kemungkinan dapat berjalan sangat baik
di daerah ini.
Bauksit merupakan batuan yang memiliki kadar Alumina yang dapat
dimanfaatkan sebagai Bahan Galian Idustri sebagai bahan dasar pembuatan jenis
logam Alumina. Bauksit ini berasal dari Endapan Residual dari proses Literilitasi
Batuan Asal. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempuyai kadar Alumunium
(AL) tinggi, kadar Besi (Fe) rendah dan sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas
atau tidak mengandung sama sekali dan berat jenis berkisar antara 2,5-2,6.

1
PT. Sandai Inti Jaya Tambang sebagai perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan melihat suatu potensi yang besar untuk dibukanya
pertambangan bauksit di desa simpang bayur, kecamatan sandai, Kabupaten
Ketapang seluas 1.980 (Sk IUP Eksplorasi 275 A) dan 2.000 Ha (Sk IUP
Eksplorasi 276 B). Sehingga sangat diperlukan kegiatan eksplorasi lebih detail
untuk mendapatkan data seakurat mungkin. Data ini kemudian akan digunakan
dalam proses penambanagan nantinya.

1.2 Tujuan PKL


1.2.1 Tujuan umum
Tujuan secara umum di lakukannya praktek kerja lapangan (PKL)
ini bertujuan sebagai syarat untuk menyelesaikan matakuliah Praktek
Kerja Lapangan (PKL) pada semester VI tahun 2018
1.2.2 Tujuan Khusus
Kegian ini mempunyai tujuan mengetahui langkah-langkah
melakukan kegiatan eksplorasi di PT. Sandai Inti Jaya Tambang

1.3 Manfaat praktek kerja lapangan III


- Penulis
Penulis bisa mengambil data di perusahaan PT. Sandai Inti Jaya
Tambang
- Instansi
Instasi bisa kami membantu dalam intasi pekerja yang ada di perusaan
- Perusahaan
Bisa membantu perusahan dalam mengambil data di lapangan

2
1.4 Metodologi
Adapun metodologi yang kami gunakan dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Studi Literatur
Yaitu mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang
bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang bersifat sebagai
pendukung dan referensi yang berkatian dengan data eksplorasi detail,
2. Tahap Studi Lapangan
Observasi lapangan, dilakukan dengan meninjau langsung
kelapangan yang berkaitan dengan rumusan masalah yang ada, yang
lebih mengkhususkan permasalahan agar penelitian yang di lakukan
bias lebih efektif sesuai dengan tujuan penelitian. Kegiatan yang di
lakukan mengumpulkan dan mencari langsung data lapangan dengan
mengikuti kegiatan eksplorasi penentuan titik tes pit dan menentukan
kadar bauksit yang prospek dan non prospek mengamati, mendengar
dan meneliti bagian-bagian, proses kerja di lapangan saat eksplorasi
sedang berlangsung di PT. Sandai Inti Jaja Tambang.
3. Metode interview ( wawancara )
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dan mencari data dengan
melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
pembimbing lapangan dan pekerja yang ada di lapangan untuk
mendukung hasil laporan dan memperoleh data yang berhubungan
dengan kegiatan eksplorasi detail bauksit di PT.SIJT ( Sandai Inti Jaya
Tambang) HARITA. Data-data yang diperoleh berasal dari sumber:
a. Data Primer
Data yang langsung diperoleh pada objek penelitian yaitu pada
eksporasi detail, untuk mengetahui di mana mineral yang prospek
dan yang tidak prospek di PT.SIJT ( Sandai Inti Jaya Tambang)
HARITA, berupa data pembagian Blok Produksi, kadar mineral
setiap Front, jumlah Produksi harian dan bulanan, kadar mineral

3
Quality Control serta data yang berhubungan dengan penyusunan
laporan ini.
b. Data Sekunder
Data yang pengumpulan dan pengolahannya dilakukan oleh
orang lain dan dilakukan penelitian langsung kelapangan yang
dapat dipakai sebagai sumber data tambahan. Data ini meliputi
teori-teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran yang
diperoleh dari literatur referensi yang meliputi, survey awal,
eksplorasi umum, eksplorasi rinci atau detail, perhitungan sumber
cadangan bauksit, menentukan daerah yang prospek dan yang on
prospek serta data-data sekunder lainnya yang mendukung dan
dianggap perlu.
4. Kesimpulan
Kesimpulan akan diperoleh setelah dilakukan kolerasi antara hasil
pengolahan data-data yang ada dengan permasalahan yang diteliti.
Dengan adanya kesimpulan berarti telah diperoleh hasil akhir sebagai
pemecahan masalah yang diteliti.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan sebagai berikut:
1. HALAMAN JUDUL
2. HALAMAN PERSETUJUAN/ PENGESAHAN
a. Dosen Penguji
b. Pembimbing Industri, dosen pembimbing dan Ketua Jurusan
Teknik Pertambangan
3. KATA PENGANTAR
4. DAFTAR ISI
5. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merupakan uraian tentang alasan mendasar untuk melakukan
praktek kerja lapangan serta judul yang dipilih selama melakukan

4
praktek kerja lapangan di PT.SIJT ( Sandai Inti Jaya Tambang)
HARITA.
1.2 Tujuan PKL
Berisi tujuan yang ingin dicapai oleh mahasiswa melalui praktek
kerja lapangan.
1.2.1 Tujuan Umum
Berisi tujuan secara umum dilakukannya praktek kerja
lapangan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Berisi tujuan secara khusus dilakukannya praktek kerja
lapangan.
1.3 Mannfaat Praktek Kerja Lapangan III
- Penulis
- Instansi
- Perusahaan
1.4 Metodologi
Berisi tentang metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data lapangan.
1.5 Sistematika Penulisan
Berisi tentang sistem penulisan yang digunakan dalam peulisan
laporan praktek kerja lapangan.
1.6 Tempat dan Jadwal Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Berisi tentang dimana tempat dan waktu pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan dilaksanakan.
6. BAB II GEOLOGI REGIONAL
7. BAB III GAMBARAN UMUM PRODUKSI
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berisi tentang sejarah dari perusahaan tempat praktek kerja
lapangan tersebut.
3.2 Organisasi Perusahaan
Berisi tentang sistem organisasi yang ada di perusahaan tersebut..

5
3.3 Pelaksanaan Kerja dan Lain-Lain
Berisi tentang sistem disiplin kerja yang ditetapkan dan diterapkan
oleh perusahaan tersebut.
3.4 Proses Pelaksanaan Produksi
Berisi tentang pelaksanaan dari proses produksi perusahaan
tersebut.
BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL KEGIATAN
4.1 Deskripsi Kegiatan
Mendeskripsikan hasil kegiatan yang berkaitan dengan judul yang
di ambil.
4.2 Hasil Kegiatan
Memaparkan hasil kegiatan yang telah dilakukan berkaitan
dengan judul yang di ambil. Hasil dapat berupa data dalam tabel
atau pun grafik.
4.2 Tugas Selama Praktek
Berisi tentang kegiatan atau tugas yang dilakukan selama
pelaksanaan praktek kerja lapangan..
BAB V PENUTUP
5.1 Penutup
Berisi tentang kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan yang
dilakukan selama praktek kerja lapangan.
5.2 saran
Berisi tentang saran dari seluruh rangkaian kegiatan yang
dilakukan selama praktek kerja lapangan

1.6 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan III


Tempat kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan di
PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA GROUP yang berlokasi di Desa
Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang – Kalimantan Barat.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan dari tanggal 24 Maret 2018
sampai dengan 17 April 2018.

6
MARET 2018 Apr-18
NO JADWAL KEGIATAN
24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PENGENALAN LINGKUNGAN
2 SAFETY INDUCTION
3 PENGUMPULAN DATA LAP
4 PENGOLAHAN DATA
5 PENYUSUNAN LAPORAN
6 PRESENTASI DAN REVISI

Gambar 1.1 Jadwal kegiatan di lapangan

7
BAB II
GEOLOGI REGIONAL

2.1 Geologi Regional


Daerah sandai dan sekitarnya merupakan daerah yang menunjukan adanya
pembentukan bijih bauksit yang berpotensi untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Geologi regional daerah sandai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Jkke (Kompleks Ketapang)
Teridiri dari batu lanau, batu pasir halus sampai kasar (setempat lanau),
arenit, serpih, batusabak, tufaan.
2. Kuk (Gunungapi Kerabal)
Terdiri dari lava andesit, dasit, basal dan breksi lava.
3. Kus (Granit Sukadana)
Terdiri dari monzonit kuarsa, monzogranit, syengranit dan granit alkali-
feldspar, satuan batuan Basalt Bunga terdiri dari dasit, tufa dan lava
kemudian secara tidak selaras diatasnya diendapkan satuan alluvium.
4. Komplek Ketapang
Terdiri dari Batupasir kuarsa, batu lanau dan serpih, lingkungan
pengendapan darat-laut dangkal, berumur kapur akhir.

8
(Sumber PT.Sandai Inti Jaya Tambang)2013
Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Sandai

9
2.2 Geomorfologi
Geomorfologi daerah Sandai dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi
yaitu morfologi perbukitan tinggi, perbukitan rendah dan pedataran. Morfologi
perbukitan tinggi berkisar 225- 375 meter yang menempati lokasi di bagian sudut
kiri bawah dan sudut kiri atas serta bagian timur dari blok penyelidikan.
Morfologi perbukitan rendah tersebar dibagian utara dan selatan. Morfologi
pedataran tersebar di bagian tengah dan sudut kanan atas daerah penyelidikan.
1. Satuan metasedimen terdiri dari: batupasir, lanau dan lempung yang telah
mengalami oksidasi atau lateritisasi. Satuan batuan ini umumnya berwarna
kuning, merah-merah tua menjadi limonitik.
2. Satuan batuan granitik setempat terubah, batuan ini tersingkap dekat dengan
satuan batuan metasedimen bagian bawah. Satuan batuan ini termineralisasikan
sulfida dengan kehadiran mineral pirit halus tersebar.

Gambar 2.2 Geomorfologi Daerah Sandai


Satuan batuan granitik biotit, satuan batuan ini tersingkap di bukit yang
relatif pada ketinggian yang relatif sedang dan kondisi nya yang fresh. Satuan
batuan ini diperkirakan sebagai pembawa mineralisasi yang menerobos satuan
satuan granitik dan satuan metasedimen. Satuan batuan gunungapi terdiri dari tufa
breksi dengan fragmen-fragmen yang telah mengalami oksidasi berwarna kuning-
merah. Satuan aluvial, terdiri dari pasir lepas, lempung dan material lepas lainnya
serta bahan organik. Struktur geomorfologi yang teramati adalah berupa
kelurusan-kelurusan dan frakktur-fraktur batuan metasedimen. Satuan

10
mtasedimen diperkirakan terintrusi oleh satuan granit, sehingga terbentuk
bongkahan- bongkahan yang berserakan.
Mineralisasi yang terdapat di daerah sandai adalah berupa mineral sulfida
pirit yang tersebar pada batuan yang terubah. Ubahan yang teramati dari batuan
berupa silisifikasi, agrilik dan oksidasi atau lateritisasi ubahan silisifikasi
berwarna putih keras, ubahan agrilik berwarna abu-abu kehijauan dan lunak
terdapart mineral sulfida pirit halus tersebar sedangkan oksidasi atau lateritisasi
berwarna kuning, merah kecoklatan.

2.3 Statigrafi

Statigrafi dari hasil pengamatan lapangan litologi daerah penelitian tersusun


oleh formasi- formasi sebagai beriikut:
1. Granit Sukadana (Kus), terdiri atas batuan granit yang berwarna abu- abu
kemerahan dengan ukuran kristal kasar yang terdiri dari kuarsa, orthoklas,
plagioklas, hornblende, biotit, dan sedikit batuan diorit, diorit porfiri yang
berwarna abu-abu kehitaman. Formasi ini tersebar disebelah utara bagian
blok dari barat ketimur, kemudian dibagian tengah blok dan selatan.
2. Gunung api Kerabai (Kuk), terdiri atas perselingan Vulkanik Tuff, Batu
Apal, Batu Pasir Kuarsa, Metasedimen. Litologi ini tersebar disebelah utara
diantara formasi KUS kemudian disebelah selatan dari arah barat laut dan
tersingkap luas ke tenggara. Secara umum diseluruh daerah Eksplorasi pada
bukit-bukit tinggi merupakan intrusi Granit dan formasi Granit Sukadana
yang masih segar dan banyak boulder Granit didaerah yang relatif datar.
Sedangkan formasi Gunung api kerabai rata-rata terdiri dari perbukitan
sedang dan daerah yang datar.

11
(Sumber : D.Sudana, B, Djamal, Sukido, 1994)
Gambar 2.3 Statigrafi Regional

12
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Sandai Inti Jaya Tambang HARITA GROUP terletak di wilayah
Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, dengan luas
ijin operasi produksi 18,270 ha berdasarkan keputusan Gubernur No.630/
Distamben / 2014. Dalam hal ini diwakili oleh Feri Kadi selaku Direktur Utama
dan sah bertindak atas nama PT. SIJT (Sandai Inti Jaya Tambang) HARITA
GROUP (Perseroan ini termasuk para penerima dan atau pengganti haknya).
PT. SIJT merupakan anak perusahaan dari PT. Harita Prima Abadi Mining
yaitu suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan akta notaris nomor 86
tanggal 17 September 1996 berkedudukan di Jakarta, perusahaan ini berkantor
pusat di Panin Bank Building 2nd Floor, Jalan Jendral Sudirman – Senayan,
Jakarta Pusat.
Perusahaan ini bergerak dibidang pertambangan pada umumnya termasuk
pula eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan hasil pertambangan, khususnya
pertambangan bahan galian bauksit. Lokasi penambangan terletak di Kecamatan
Simpang Dua seluas 33.700 Ha, di Kecamatan Kendawangan seluas 13.437 Ha, di
Kecamatan Simpang Hulu seluas 81,585 Ha, di Kecamatan Sandai seluas 95.150
Ha dan di Kecamatan Marau seluas 71.733 Ha Kabupaten Ketapang, Kalimantan
Barat. Kantor perwakilan di Ketapang terletak di Jl. Sisingamangaraja no.7
Ketapang, Kalimantan Barat.
Secara garis besar PT. SIJT (Sandai Inti Jaya Tambang) HARITA melakukan
kegiatan penambangan bijih bauksit yang kegiatannya dimulai dari hauling
pendek dari front penambangan ke pencucian bauksit (Washing Plant), hauling
panjang dari stock wash menuju ke pelabuhan yang memuat material kekapal
tongkang.
PT. SIJT (Sandai Inti Jaya Tambang) HARITA GROUP aktif mulai
melakukan kegiatan penambangan dari tahun 2006- 2012 dan melakukan PHK
karyawan serta pemberhentian sementara pekerjaan dari tahun 2012 - 2013 karena

13
disebabkan kepatuhan terhadap Undang-Undang No 4/2009 tentang MINERBA
(Mineral dan Batu Bara) dan membangun industry pengolahan bahan mineral.
Undang-undang ini mensyaratkan perusahaan untuk membangun pabrik peleburan
dan pemurnian (Smelter) dan melarang pengeksporan bahan mentah.Pada tahun
2013 PT.SIJT (Sandai Inti Jaya Tambang) HARITA mulai melakukan operasi
produksi.
PT. SIJT (Sandai Inti Jaya Tambang) HARITA menyediakan peralatan
kontraktor baik dari alat bongkar dan muat (Excavator dan Bulldozer), alat
pencucian bauksit (Bauxite Processing Plant) sampai alat angkut (DumpTruck)
berbagai ukuran. Dengan peralatan kontraktor yang lengkap membuat PT. SIJT
(Sandai Inti Jaya Tambang) merupakan kontraktor yang handal dalam kegiatan
pertambangan dan memiliki kepercayaan mampu bersaing dengan kontraktor lain
dalam hal persaingan kinerja alat maupun kegiatan pekerjaan dilapangan.

3.2 Orgsanisasai Perusahaan


Struktur organisai perusaan yang kami dapat di perusaan PT. Sandai jaya inti
jaya tambnag HARITA GROUP,begini lah struktur organisasi perusaan PT.
Sandai Inti Jaya Tambang masih banyak mebutuhka tenaga kerja, masih banyak
yang kosong dalam struktur tersebut.

14
Dibuat Oleh, Diperiksa oleh, No Form : FHRD-001

STRUKTUR ORGANISASI

Tanggal efektif :
ORGANISASI : PT. SANDAI INTI JAYA TAMBANG Munggul Herwenang Boni Subekti Halaman : 1/10
SITE : SANDAI Deputy GM General Manager Revisi : -

DIRECTUR

FERRY KADI

GM OPERASIONAL

BONI SUBEKTI

DEPUTY GM

MUNGGUL HERWENANG

KTT

SUGENG SULISTIYO

SITE MANAGER

BAMBANG PRASODJO

MGR. PERENCANAAN & HSE & Compliance


MGR. PRODUKSI MGR. CSR & GA MGR. MARINE MGR. QC & LAB
MANAGER EKLSPLORASI Manager

Vacant Vacant SUKARSONO Vacant Vacant Vacant

SPT. MPE SPT. PROJECT SPT. HR & GA SPT. FINANCE SPT. MARINE SPT. QC
SUPERINTENDENT
WILDAN S.R Vacant Vacant ANINDITA WHS TRIO SAPTO S. Vacant

SPT. EKSPLORASI SPT. PLANT SPT. CSR SPT. FINANCE SPT. LAB

AMIRUDIN CATUR BUDIONO HERMAWAN Vacant

SPT. PRODUKSI SPT. LOGISTIK

15
Vacant Vacant

SPT. LA

Vacant

SUPERVISOR SPV. MPE SPV. PROJECT SPV. LOGISTIK SPV. HSE SPV. PORT SPV. QC

AZIZ N. SUYATNO WAHYUDI EDY SARWANA Vacant V. BHISMA

DUVADILAN R. Vacant TATA PERMANA

SPV. EKSPLORASI SPV. PERSONALIA SPV. REKLAMASI ROMY ABDUL HANIF

Vacant SURVEYOR Vacant M. FUADI SPV. TRAFIC

Vacant Vacant Vacant SPV. LAB

SPV. FASILITAS
Vacant IT SURATMAN
KESEHATAN

Gambar 3.1 Organisasi perusahaan


MAHBUB Z. Vacant LOADING MASTER

SPV. PLANT Vacant

SPV. PEMANTAUAN &


Vacant SPV. CSR Vacant
PENGELOLAAN LINGK.

Vacant (2) Vacant Vacant

SPV. WP

DOKUMEN DAN DATA


Vacant (2) SPV. LA
CONTROL

Vacant (2) Vacant

SPV. PIT CONTROL

Vacant (2) KA. SECURITY

Vacant
3.3 Pelaksanaan Kerja dan Lain-Lain
Pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain pada PT.Sandai Inti Jaya Tambang
HARITA GROUP meliputi:
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Produksi PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA GROUP

Senin - Kamis Jum'at Sabtu Minggu


Kegiatan Waktu Lama Waktu Lama Waktu Lama Waktu Lama
(WIB) (Menit) (WIB) (Menit) (WIB) (Menit) (WIB) (Menit)

Shif 1
Persiapan 07.00- 07.00- 07.00- 07.00-
30 30 30 30
kerja 07.30 07.30 07.30 07.30
Kerja 07.30- 07.30- 210 07.30- 07.30- 270
270 270
Produktif 12.00 11.00 12.00 12.00

12.00- 11.00 12.00- 12.00-


Istirahat 60 120 60 60
13.00 -13.00 13.00 13.00
Kerja 13.00- 13.00- 13.00- 13.00-
240 240 240 240
Produktif 17.00 17.00 17.00 17.00
Pulang 17.00 0 17.00 0 17.00 0 17.00 0
Jumlah 600 600 300 600
Shif 2
Persiapan 19.00- 19.00- 19.00- 19.00-
30 30 30 30
kerja 19.30 19.30 19.30 19.30
Kerja 19.30- 19.30- 19.30- 19.30-
270 270 270 270
Produktif 00.00 00.00 00.00 00.00
00.00- 00.00- 00.00- 00.00-
Istirahat 60 60 60 60
01.00 01.00 01.00 01.00
Kerja 01.00- 01.00- 01.00- 01.00-
300 300 300 300
Produktif 06.00 06.00 06.00 06.00
Pulang 06.00 0 06.00 0 06.00 0 06.00 0
Jumlah 0 660 0 660 0 660 0 660
Sumber: Data PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA2013

16
Keterangan Jam Kerja Produksi
1. Jam kerja efektif perusahaan ditetapkan 16 jam setiap hari kerja senin-kamis
dan Minggu , kecuali di hari jum’at shift I hanya 4 jam dan shift II 8 jam.
2. Jam masuk shift I adalah jam 07.00 WIB dan jam pulang adalah jam 19.00
WIB kecuali hari Jum’at terjadi pengurangan waktu.
3. Jam masuk shift II adalah jam 19.00 WIB dan jam pulang 07.00 WIB.
4. Waktu istirahat pada hari Senin dan hari Sabtu ditetapkan selama 1 jam yaitu
pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB untuk shift 1 dan pukul 00.00
WIB hingga 01.00 WIB untuk shift II.
5. Waktu istirahat pada hari Jum’at adalah selama 120 menit, yaitu pada pukul
11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB untuk shift I dan shift II tetap.

Jam kerja Dan Waktu Istirahat Divisi Lain


1. Staff dan administrasi mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Hari
Minggu mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 17.00 WIB. Waktu istirahat mulai
pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Hari Jum’at waktu istirahat mulai pukul
11.00 WIB sampai 13.00 WIB.
2. Departement Mainplant, Logistik dan General Affair.Shift I mulai pukul 07.00
WIB sampai jam 19.00 WIB. Waktu istirahat mulai pukul 12.00 WIB sampai
jam 19.00 WIB. Hari jumat waktu istirahat mulai pukul 11.00 WIB sampai
13.00 WIB.
3. Departement Autopool, Maintenance WP, Maintroad dan Security. Shift I
mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Waktu Isrirahat mulai pukul
12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Shift II mulai pukul 18.00 WIB sampai 06.00
WIB. Waktu istirahat mulai pukul
4. 00.00 WIB sampai 01.00 WIB.

17
Absensi Daftar Hadir Karyawan
1. Absensi untuk karyawan departement HRGA ( human reseources
departement and general affair), HSE (health, safety, environment), finance,
Staff BPP, Staff produksi dan mining, Humas dan Security, penempatan
absensinya di kantor.
2. Absen untuk karyawan departement autopool penempatan alat absensinya di
ruang departement autopool.
3. Absensi untuk karyawan departement mineplant dan departement logistik
penempatan alat absensinya diruang departement mineplant.
4. Hal-hal penting yang bersifat emergency, dimintakan untuk dapat
menjalankan tugas sesuai dengan job description di luar dari jam kerja yang
ditentukan.

Keterangan Waktu Ibadah


1. Pada hari Jum’at waktu istirahat diperpanjang menjadi 120 menit terhitung
dari pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB. Bertujuan untuk pesiapan dan
pelaksanaan sholat Jum’at bagi pemeluk Agama Islam.

3.4 Proses Pelaksanaan Produksi Perusahaan


Dalam proses kegiatan produksi pertambangan bauksit yang dikerjakan
PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA GROUP meliputi pembatasan lahan
(stacking), pembersihan lahan (land clearing), Pengupasan Tanah Penutup (over
burden removal), penggalian dan pemuatan bauksit (bauxsite loading),
Pengangkutan (hauling Pendek), Pencucian Bauksit (washing plant), Pemuatan
dan Pengangkutan (loading dan hauling Panjang), Penimbangan, penyimpanan
pada stock pile, perataan dan rehabilitasi tanah penutup (back filling), Reklamasi (
reclamation), pengelolaan tailing dan perawatan tanggul, perawatan dan
perbaikan jalan hauling. Proses pelaksanaan produksi PT.Sandai Inti Jaya
Tambang HARITA GROUP adalah sebagai berikut:

18
3.4.1 Pembatasan Lahan (Stacking)
Pembatasan lahan dilakukan untuk menandai batasan tanah penduduk yang
akan dilakukan penambangan oleh PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA
GROUP. Tanda yang digunakan berupa pita merah dan pancang yang dipasang
pada lahan yang akan ditambang.

Gambar 3.2 Pita Pembatas Lahan


3.4.2 Pembersihan Lahan ( Land Clearing)
Pembersihan lahan dilakukan untuk membersihkan area penambangan dari
semak belukar yang berada diarea penambangan. Kegiatan ini menggunakan alat
Excavator tipe Hitachi Zaxis PC 330 dan Bulldozer Komatsu dengan cara kerja
alat untuk membersihkan semak belukar dan menumbangkan pohon.

Gambar 3.3 Pembersihan Lahan

19
3.4.3 Pengupasan Tanah Penutup ( Over Burden Removal )
Pengupasan tanah penutup adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memindahkan tanah penutup atau tanah pucuk maupun batuan atas agar
memudahkan pengambilan ore. Alat yang digunakan adalah ExcavatorHitachi
Zaxis PC 330.

Gambar 3.4 Pengupasan Tanah Penutup


3.4.4 Penggalian dan Pemuatan Bauksit (Bauksit Loading)
Kegiatan menggali material bauksit dilakukan dengan cara mengambil
material dari dalam tanah yang dikeluarkan kepermukaan dengan menggunakan
alat ExcavatorHitachi Zaxis PC 350 Selanjutnya material bauksit akan langsung
dimuat ke dalam Dump Truck HINO Index 22 ton.

Gambar 3.5 Penggalian dan Pemuatan Bauksit

20
3.4.5 Pengangkutan Bauksit (Hauling Pendek)
Kegiatan hauling pendek yaitu pengangkutan material Bijih Bauksit dari
front penambangan menuju lokasi pencucian material Bijih Bauksit (Washing
Plant) dilakukan dengan alat angkut Dump Truck HINO jarak yang ditempuh
adalah 2.1 km.

Gambar 3.6 Pengangkutan material Bijih Bauksit (Hauling Pendek)


3.4.6 Pencucian Bauksit ( Washing Plant)
Material dari front penambangan akan dilakukan pencucian di washing
plant secara mekanis dengan alat pemisah First Trommel dan Trommel Scrent
bertujuan memisahkan material bijih bauksit tercuci bersih dengan material
pengotor tailing (tanah liat dan pasir) dan boulder (batuan besar). Ukuran material
bauksit tercuci bersih berkisar antara 2 mm – 10 mm. Untuk material pengotor
tailing dengan besar butiran < 2 mm dan untuk boulder dengan besar bongkahan
>10 mm.

Gambar 3.7 Pencucian Bauksit (Washing Plant)

21
3.4.7 Pemuatan dan Pengangkutan ( Loading dan Hauling Panjang)
Material bauksit yang sudah tercuci bersih dari hasil pencucian washing
plant selanjutnya akan diangkut menuju penyimpanan stock pile. Alat muat yang
digunakan adalah excavator tipe hitachi zaxis PC 330 dan untuk alat angkutnya
adalah dump truck index 30 ton, berkapasitas angkutan material besar. Untuk jenis
dump truck index 22 ton, kapasitas muatan material normal 19 – 20 ton dan
maksimal bisa mencapai 20 – 22 ton. Selanjutnya dump truck yang mengangkut
material bersih dari washing plant menuju ke tempat timbangan untuk menimbang
berat dump truck dengan muatan sehingga dapat diketahui berat material yang
dibawa menuju stock pile.

Gambar 3.8 Pemuatan dan Pengangkutan (Loading dan Hauling Panjang)


3.4.8 Penimbangan
Proses penimbangan dilakukan untuk mendapatkan berat bersih material
bijih bauksit yang dibawa oleh dump truck ke stock pile. Teknik penimbangan
yaitu melakukan penimbangan awal material dengan menimbang material Bijih
Bauksit beserta dump truck sekaligus. Setelah material di dumping di stock pile
maka berat kosong dari dump truck tersebut ditimbang, selanjutnya berat awal
dump truck + material dikurang berat kosong dengan dump truck. Maka akan
didapat berat material dengan bijih bauksit yang dibawa per ritnya.

22
Gambar 3.9 Penimbangan
3.4.8 Stock Pile
Stock Pile merupakan tempat penyimpanan dan penyeragaman material
bijih bauksit bersih yang berlokasi didekat Timbangan tempat menimbang berat
kosong dan berat isi dari alat angkut. Stock Pile juga digunakan untuk mencampur
material bauksit dengan kualitas yang baik dengan kualitas kurang baik sehingga
menghasilkan kadar bijih bauksit yang diinginkan sesuai permintaan pembeli
(Buyer). Selain itu kegunaan dan penyimpanan material Bijih Bauksit di stock pile
juga berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung didalam material.

Gambar 3.10 Stock Pile Washed

23
3.4.9 Pengembalian Tanah Penutup ( Back Filling)
Back Filling adalah kegiatan pengembalian kembali lapisan tanah penutup
dengan cara penimbunan pada lahan yang telah dilakukan penggalian dan
pengambilan material Bijih Bauksit dari dalam bumi. Kegiatan pengembalian
lapisan tanah ini menggunakan Excavator Hitachi Zaxis PC 350.
Untuk tumbuhan yang telah dibersihkan dari lahan akan ditimbun bersama
lapisan tanah penutup, agar dapat bermanfaat sebagai pupuk untuk tanaman yang
akan direklamasi.

Gambar 3.11 Pengembalian Tanah Penutup ( Back Filling)


3.4.10 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata
kembali hutan yang telah rusak akibat kegiatan pertambangan material Bijih
Bauksit. Reklamasi ini dilakukan penanaman sesuai dengan permintaan dari
pemilik lahan, biasanya menggunakan tanaman perkebunan berupa tanaman karet
dan tanaman kelapa sawit yang hasil panennnya bisa dimanfaatkan masyaraat
sebagai penopang perekonomian.
Untuk bibit, pupuk, dan penanaman ditanggung ole perusahaan termasuk
perawatan dan semua biaya sampai tanaman reklamasi siap panen baru serah
terima kepada masyarakat dan tanaman menjadi tanggung jawab dan milik sah
dari pemilik lahan.

24
.

Gambar 3.12 Reklamasi


3.4.11 Pengelolaan Air Limbah Tambang
Tailing merupakan hasil limbah produksi yang diproses melalui
penggerusan material bijih (Ore) yang mengandung bijih mineral untuk diambil
mineral berharganya. Tailing umumnya memiliki komposisi sekitar 50% batuan
dan 50% air sehingga sifatnya seperti lumpur (slurry). Tailing tersebut akan
menimbulkan dampak negatif jika tidak dilakukan pengelolaan tailing dengan
baik. Untuk itu dilakukan penanganan limbah dengan membuat kolam-kolam
pengendapan dan dapat dimanfaatkan airnya kembali untuk pencucian bijih
bauksit. Pengelolaan tailing pada PT.Sandai Inti Jaya Tambang HARITA GROUP
agar tailing tidak mencemari lingkungan sekitar tambang.

Gambar 3.13 Pengelolaan Air Limbah Tailing

25
3.4.12 Perbaikan Dan Perawatan Jalan Tambang
Kegiatan perbaikan dan perawatan jalan tambang di PT.Sandai Inti Jaya
Tambang HARITA GROUP mencakup semua akses jalan tambang yang ada,
yaitu jalan hauling pendek dan hauling panjang, jalan akses masuk front
penambangan, jalan masuk washing plant, maupun jalan diarea perkantoran.
Kegiatan perbaikan dan perawatan jalan dengan cara menimbun dan menutupi
lubang yang ada dijalan tambang. Kegiatan perawatan jalan yaitu dengan
dilakukannya penyiraman jalan tambang menggunakan media air secara rutin jika
kondisi panas dan jalan berdebu. Alat yang digunakan dalam perbaikan jalan
tambang adalah bulldozer Komatsu, Moto Grader, Vibro dan Alat yang digunakan
dalam perawatan jalan tambang adalah mobil Water Tank Nisan modifikasi
dengan muatan air 8000 Liter.

Gambar 3.14 Perbaikan Jalan Tambang

Gambar 3.15 Penyiraman Jalan Tambang

26
BAB IV
DESKRIPSI DAN HASIL KEGIATAN

4.1 Deskiripsi Kegiatan


Kegiatan eksplorasi tahapan awal dilakukan dengan beberapa tahapan
antara lain :

4.1.1 Kegiatan Survey tinjau


Survey tinjau yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari pemetaan geologi
regional, pengambilan titik koordinat, pita penanda dan metode survey tidak
langsung lainnya untuk mengedintifikasi daerah-derah anomial atau meneralisasi
yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Sasaran utama dari peninjauan ini
adalah mengindentifikasi daerah-daerah mineralisasi/cebakan skala regional
terutama hasil studi geologi regional dan analisis pengindraan jarak jauh untuk
dilakukannya pekerjaan pemboran. Lebih jelasnya, pekerjaan yang dilakukan pada
tahapan ini adalah :
a. Pengambilan titik koordinat
Pengambilan titik koordinat mengunakan alat GPS di lokai blok 7, setalah
mendapat tititk koodinat, kemudian di beri pita penanda, supaya tidak hilang ,
saat akan melakukan sumur uji.

Gambar 4.1 Pengambilan titik koordinat

27
b. Pita Penandan
Pita digunakan sebagai penanda lokasi pembuatan lubang sumur uji,
dimana titik koordinat dan kode sumur uji ditulis di pita tersebut. Sebenarnya
kita harus menggunakan patok kayu atau pun patok besi, supaya tidak hilang,
di karenaka kami langsung digali, kami mengunakan runting-runting kayu.

Gambar 4.2 Pita Penanda


4.1.2 Pembuatan Sumur Uji (Tes Pit)
Sumur uji merupakan salah satu cara pencarian endapan atau pemastian
lapisan endapan dalam arah vertikal dengan kedalaman lebih dari 2,5m. Pada
endapan lateritic atau residual kedalam sumur uji bisa mencapai 17 m.
Pembuatan sumur uji dilakukan dengan panjang dan lebar lubang 1 m x 0,8 m
bahkan bisa lebih besar dari ukuran itu tergantung pada besar badan penggalian
lubang, dengan batas kedalaman lubang sampai kong (lempung).
a. Penggalian Sumur Uji
Penggalian sumur uji menggunakan excavator hitaci zaxis pc 210, di
lokasi blok 7 shaft c, dengan kedalaman 5,20 m. sebenarnya dalam proses
sumur jij kita mengunakan cangkul atau pun sekop , tapi kami di suni
memggunakan excavator hitaci zaxis pc 210,

Gambar 4.3 Sumur uji

28
b. Pengukuran Lubang Tes Pit
Pengukuran lubang tes pit dengan kedalaman 5,20 m. Di lokasi blok 7
shaft c. Dari pengukuran ini kita bisa mengetahui kedalam ore atau bijih
bauksit, dari top soil sampai ke kongnya. Setelah di uku kita akan melakukan
pengambilan sampel.

Gambar 4.4 Pengukuran lubang sampel yanga akan ambil

c. Pengambilan Sampel
pengambilan sampel pada sumur uji, dengan kedalaman 5.20 m di ambil
sampel dengan ukuran satu meter, satu meter sampai dapat lima kantong
dengan berat kantong lima kg, . Menggunakan palu geologi dan kantong
sampel.

Gambar 4.5 Pengambilan sampel

29
d. Sampel Yang Sudah Di Ambil
Sampel yang sudah diambil dilapangan Akan di bawa ke laboraturium
untuk menjalankan proses preparasi, supaya kita bisa mengetahui kadar
bauksit yang akan kita tambang

Gambar 4.6 Sampel yang sudah di ambil


4.1.3 Preparasi Sampel
Preparasi adalah kegiatan pencucian contoh dari hasil bahan galian yang
diambil dari lapangan. Proses kegiatan sebelum dilakukan pencucian, ada
beberapa cara sebelum dicuci bahan galian yang di ambil dari lapangan sebagai
berikut:
a. Sampel Bauksit
Sempel tersebut di letakan diatas seng dan kemudian di aduk sampai rata,
di hancurkan menggunakan sekop sampai rata semua ye , agar kita lebih
mudah untuk membaginya.

Gambar 4.7 Sampel

30
b. Meratakan
Setelah di aduk kemudian di ratakan di atas seng, menggunakan sekop,
dengan maksud agar kita bisa dapat menbagikan material bauksit tersebut
menjadi delapan bagian.

Gambar 4.8 Meratakan


c. Di bagi menjadi delapan bagian
Setelah di ratakan diatas seng , kemudian kami bagi menjadi delapan
bagian, nanti akan di ambil secara silang dari delapan bagian tersebut, yang
telah kami bagi.

Gambar 4.9 Pembagian

d. Mengambil secara silang


setelah kami bagi kami ambil secara silang , empat bagian secara
silang dan empat bagian yang lainya akan di bungkus dan di buang ,
dan empat bagian di bungkus , dan di prose selanjut

31
Gambar 4.10 Mengambil secara silang

4.1 Hasil kegiatan


Titik koordinat saya dapat pada saat kami melakukan praktek kerja lapangan
di PT. Sandai Inti Jaya Tambang, saya melakukan pengambilan titik koordinat
menggunakan alat GPS mendapatkan 30 titik koordinat di PT. Sandai Inti Jaya
Tambang.
Tabel 4.1 Titik Koordinat
NAMA KODE KOORDINAT
PERUSAHAAN
No (PT) TEST PIT X Y Z

1 PT. SIJT SDWP68R 443300 9867090 75


2 PT. SIJT SDWP69 443300 9867200 86
3 PT. SIJT BPBRRD28C 443150 9867400 72
4 PT. SIJT BPBRRD18C 443350 9867200 57
5 PT. SIJT BPBRRD29C 443050 9867400 63
6 PT. SIJT BPBRAG11 443300 9867250 80
7 PT. SIJT BPBRAG10 443250 9867300 95
8 PT. SIJT BPBRBR224 443550 9867250 89
9 PT. SIJT BPBRBR223 443550 9867200 88
10 PT. SIJT BPBRBR221 443450 9867150 91
11 PT. SIJT BPBRBR222 443500 9867150 90
12 PT. SIJT BPBRRP339 443600 9867050 70
13 PT. SIJT BPBRBR211 443500 9867100 86
14 PT. SIJT BPBRBR210B 443600 9867100 78
15 PT. SIJT BPBRTO411C 443650 9867150 57
16 PT. SIJT BPBRBR285C 443300 9867350 100
17 PT. SIJT BPBRBS200C 443350 9867250 74
18 PT. SIJT BPBRRP353C 443250 9867350 93

32
19 PT. SIJT BPBRTO414C 443450 9867250 77
20 PT. SIJT BPBRBR267C 443350 9867150 80
21 PT. SIJT BPBRBR266C 443350 9867100 77
22 PT. SIJT BPBRRP354C 443150 9867150 63
23 PT. SIJT BPBRBR286C 443250 9867100 71
24 PT. SIJT BPBRBR354C 443550 9867150 76
25 PT. SIJT BPBRBR359C 443400 9867050 74
26 PT. SIJT BPBRBR360C 443450 9867050 75
27 PT. SIJT BPBRBR353C 443600 9867150 59
28 PT. SIJT BPBRTO503C 443250 9867050 70
29 PT. SIJT BPBRTO504C 443250 9867150 81
30 PT. SIJT BPBRTO495 443250 9867250 87

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kerja lapangan kerja pekerja di PT. Sandai
Inti Jaya Tambang, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kegiatan survey tinjau, yang kami lakukan adalah dengan mencari
koordinat, setelah itu kami mendapat titik koordinat kami akan melakukan
pemasangan pita penanda, supaya tidak hilang, kamudian kami melakukan
sumur uji dalam pada titik koordinat tersebut, pengambilan sampel dan sampel
yang sudah di ambil akan dibawa kelaboraturium untuk melakukan preparasi.
2. Pada pencarian titik koodinat di lapangan kami mendapat 30 titik dengan luas
areanya 3.2325 Ha..

5.2 SARAN
1. Apabila dilakukan eksplorasi disatu sisi usaha pertambangan tetap
menguntungkan, namun disini lain dituntut agar memperhatikan atau
memperdulikan terhadap kondisi lingkungannya.
2. Sebagai bentuk kepedulian perusahaan pertambangan terhadap lingkungan,
perusahaan pertambangan agar diwajibkan untuk membuat tanggul dan kolam
pengendapan, sehingga tingkat kekeruhan perairan (sungai di sekitar lokasi
penambangan) terutama saat terjadi turun hujan dapat di minimalisir.

34
DAFTAR PUSTAKA

Asiki. Sukendar. (1990). Buku Penuntun Geologi-Lapangan, Jogjakarta: Teknik


Geologi UPN “VETERAN”
Danisworo.C. (2002). Geologi-Pertambangan. Jogjakarta: Teknik Pertambangan
UPT VETERAN
Rustandi & De Kenyer. (1993). Buku Penuntun Pengenalan Lapangan Kebumian.
Ketapang: Teknik Pertambangan Politeknik ketapang.
Shaffer. (1975). Peran Bakteri Pada Proses Pembentukan Bauksit. Ketapang: PT.
APU.
Sukandarrumudi. (1999). Geologi-Pertambangan. Jogjakarta: Teknik
Pertambangan UPN VETERAN.

35
LAMPIRAN

36

Anda mungkin juga menyukai