- Project Administration
- Mengontrol ijin kendaraan berat proyek, SIO dan masa berlaku SIO
ALAT
- Alat ukur (survey); Theodolit dan Auto Level
- Excavator
- Dump truck
- Dozer
- Compactor
- Pompa air
- Pacul
- Dan lain-lain
LANGKAH KERJA
- Persiapan
- Turap
a. Untuk urugan yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu disiapkan
turap untuk dapat menahan tanah disekelilingnya dan mencegah terjadinya kelongsoran seperti
Sheet Pile, Continous Pile, H pile dan lain-lain.
b. Langkah-langkah penjangkaran, secara bertahap mengikuti tahapan urugan seperti Ground
Anchor, Soil Nailing dan seterusnya.
c. Turap dengan tiang tegak dan papan turap untuk urugan tidak beresiko tinggi.
d. Pembuatan Caping Beam untuk turap-turap tersebut diatas.
- Gangguan Air
a. Mengontrol dan mengendalikan muka air tanah dengan pompa-pompa Submersible atau
Dewatering System.
b. Lokasi/ area untuk galian harus selalu kering.
c. Melindungi lereng-lereng dan tepi atas penggalian terhadap aliran air.
- Perbaikan Pekerjaan
a. Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran segera hentikan pekerjaan.
b. Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada ataupun
penambahan turap yang baru.
c. Jika karena gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/ disalurkan.
d. Memeriksa keadaan Bench Mark, bangunan sekitar, jalan yang ada, agar tidak terganggu.
e. Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material lainnya.
PEMERIKSAAN / PENGETESAN
- Persiapan
- Batas Urugan
- Kemiringan tanah urugan
- Pemadatan
- Jenis tanah urugan
- Elevasi
- Proteksi (Jenis Sistem)
- Dewatering
REKAMAN
Yang dimaksudkan di sini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali,
juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dan dibuang
keluar site/lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
“Kontraktor”.
Bahan-bahan
1. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum diberi 10 cm urugan
pasir
padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan di bawah
plat-plat beton bertulang, beton rabat, pondasi dangkal, tie beam, pile cap.
2. Urugan yang dipakai di bawah lapisan pasir padat tersebut adalah dari jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan
batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh
lebih besar dari 15 cm.
3. Diharuskan semua bahan urugan hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat
dipergunakan.
1. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diurug secara berlapis dengan
tinggi
maksimal tiap lapisan 30 cm sebelum dipadatkan, lapisan berikutnya baru boleh
dikerjakan dengan syarat lapisan dibawahnya sudah dipadatkan sesuai ketentuan dan
sudah disetujui oleh “Pengawas”.
2. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat /
compactor vibrator type yang disetujui oleh “Pengawas”.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95%
kepadatan maksimum hasil laboratorium.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering
maksimum dan kadar air optimumnya.
Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D 1557.
7. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain,
tanpa tambahan biaya.
2. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum, maka
“Kontraktor” harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai memenuhi
syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% kepadatan maksimum di laboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D 1556 atau prosedur
lainnya yang disetujui “Pengawas”.
Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan “Pengawas” dan semua biaya yang
timbul untuk keperluan ini menjadi beban “Kontraktor”.
3. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 300 meter persegi dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh “Pengawas”.
Sistem Manajemen
Secara umum manajemen dapat diartikan sebagai ilmu, ketrampilan dan seni yang
diperlukan untuk mengelola dan mengkoordinasi sumber daya yang ada untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan di awal. Maka dalam dunia konstruksi
manajemen dapat disebut sebagai suatu teknik yang terdiri dari ilmu, ketrampilan, dan
seni yang dilakukan di lingkungan proyek dalam rangka untuk mengkoordinasi antar
pihak yang ada serta mengelola sumber daya proyek yang berupa. :
1. Biaya (cost).
- waktu (time).
- peralatan (machine).
- bahan (material).
2. Tenaga kerja (labour).
Masing-masing sumber daya yang ada tidak bisa dikelola secara sama karena
masing-masing memiliki suatu karakter khusus, sebagai contoh pengelolaan peralatan
proyek tidak mungkin dapat diterapkan pada pengelolaan tenaga kerja karena tenaga
kerja adalah sekumpulan manusia yang tentunya memiliki karakter sosial yang
bermacam-macam, berbeda dengan pengelolaan peralatan yang merupakan benda
mati. Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktivitas yang bersifat khusus
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang
terbatas. Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (Time),
mutu (Quality), harga (Cost) dan Kesehatan Keselamatan Kerja (Health Safety
Enviromental). Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design),
maupunhardware (pelaksanaan fisik). Tujuan dari diadakannya suatu manajemen dalam
lingkungan proyek yaitu agar pelaksanaan proyek tersebut :
- Tepat biaya.
- Tepat mutu / kualitas.
- Tepat waktu.
Adapun yang berlaku dalam perencanaan proyek adalah :
1. Tahap perencanaan ( Planning )
Tahapan ini merupakan awal dari pekerjaan konstruksi yang merupakan suatu konsep
perencanaan proyek. Pada tahap ini meliputi gagasan dasar kemudian ditindak lanjuti dengan
survey, identifikasi dan studi kelayakan yang mencakup aspek-aspek teknis, ekonomis,
lingkungan dan lainnya. Pada tahapan ini pihak yang ikut terlibat aktif adalah pemilik proyek dan
dapat dibantu oleh konsultan perencana. Adapun hasil dari tahapan ini adalah :
- Gagasan dan ide.
- Hasil dari studi kelayakan dan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
2. Tahap Perancangan ( Design )
Dalam tahap perancangan, yang dilakukan setelah tahap perencanaan selesai, dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut :
- Tahap pra-perancangan, mencakup kriteria desain, skematik desain, dan estimasi anggaran
secara global.
- Tahap pengembangan rancangan, yang merupakan pengembangan dari tahap pra-
perancangan dengan melakukan perhitungan-perhitungan yang lebih detail, seperti perhitungan
desain, gambar detail, outline spesifikasi, dan estimasi anggaran secara rinci.
- Desain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan yang merupakan akhir dari tahap
perencanaan.
Hasil dari tahap ini berupa gambar koordinasi, gambar detail, spesifikasi, syarat-syarat umum
administrasi dan peraturan umum.
3. Tahap Pelelangan ( Procurement )
Tahap ini meliputi pengadaan jasa konstruksi dan pengadaan jasa pengawasan atau supervisi
konstruksi.
4. Tahap Pelaksanaan ( Construction )
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan hasil perancangan,dilakukan setelah ada Surat
Perintah Kerja (SPK) dan dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak baru SPK. Pekerjaan
pelaksanaan ini meliputi perencanaan kegiatan di lapangan, pengorganisasian dan koordinasi
sumber daya serta pengendalian proyek yang bertujuan menghasilkan pekerjaan yang tepat
waktu, biaya, serta memenuhi mutu yang disyaratkan.
Pada proyek Pembangunan Kantor ini ada beberapa unsur atau pihak yang terlibat di dalam
proyek tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki hubungan kerja satu sama lain di dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya masing – masing.
Ikatan berdasarkan kontrak, konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang
dihasilkan berupa gambar – gambar rencana dan peraturan serta syarat – syarat, sedangkan pemilik
proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
Sub Kontraktor hanya memiliki hubungan dengan kontraktor saja tanpa ada hubungan dengan
elemen – elemen dalam proyek selain kontraktor. Ikatan kontrak hanya terjadi dengan Kontraktor.