Anda di halaman 1dari 20

Karyawan Tetap (PKWTT)

&
Karyawan Kontrak (PKWT)

Tubagus Fergani Maksum


Industrial Relation
PT. Mitra Adiperkasa, Tbk.

IR – HR Corporate 1
Secara Hukum dikenal 2 macam Pekerja, yaitu :

A. Pekerja Tetap (PKWTT)


B. Pekerja Kontrak (PKWT)

Hal ini sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,


Pasal 56 yang menyatakan :

 Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu


tidak tertentu. ( Ayat1)
 Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) didasarkan atas (a) jangka waktu; atau (b)
selesainya suatu pekerjaan tertentu. (Ayat 2)

IR – HR Corporate
2
PKWT & PKWTT
(Kepmenaker No. 100 Tahun 2004)

 Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya


disebut PKWT adalah perjanjian kerja antara
pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk
pekerja tertentu (Pasal 1 Ayat 1)

 Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang


selanjutnya disebut PKWTT adalah perjanjian kerja
antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap
(Pasal 1 Ayat 2)

IR – HR Corporate
3
A. Pekerja Tetap adalah pegawai yang bekerja di suatu
badan/perusahaan secara tetap berdasarkan surat keputusan.

1. Tak ada batasan jangka waktu lamanya bekerja

2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan


dalam “Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu” atau dituangkan
dalam SK.

3. Perusahaan dapat mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 bulan.

4. Masa kerja dihitung sejak masa percobaan.

5. Jika terjadi pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat


atau karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja (bagi karyawan yang
bekerja minimal 3 tahun) dan uang penggantian hak sesuai UU yang
berlaku.

IR – HR Corporate

4
Beberapa keistimewaan Pekerja Tetap :

 Gaji, fasilitas, serta benefit lainnya, yang diberikan kepada


karyawan tetap dapat memberikan rasa nyaman dan aman
tanpa rasa khawatir bagi sebagian besar orang.

 Adanya jaminan akan masa depan karyawan dan keluarganya

 Pengakhiran masa kerja/pensiun dijamin dengan uang


pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak.

 Adanya jaminan kepatuhan pengusaha terhadap UU


Ketenagakerjaan

IR – HR Corporate
5
B. Pekerja Kontrak (Kepmenaker No. 100
Tahun 2004)
1. Karyawan kontrak dipekerjakan oleh perusahaan untuk jangka waktu tertentu
saja, waktunya terbatas maksimal hanya 3 tahun.
2. Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan kontrak dituangkan dalam
“Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu”
3. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan
4. Status karyawan kontrak hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu
yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam
waktu tertentu.
5. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau
berakhirnya hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran terhadap
ketentuan yang telah disepakati bersama, maka pihak yang mengakhiri
hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar
gaji karyawan sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
6. Jika setelah kontrak kemudian perusahaan menetapkan ybs menjadi karyawan
tetap, maka masa kontrak tidak dihitung sebagai masa kerja

IR – HR Corporate
6
SURAT PERJANJIAN KERJA
 Salah satu hal yang sangat penting
yang harus diperhatikan oleh Pekerja
Tetap dan Pekerja Kontrak adalah
harus memiliki / mendapatkan Surat
Perjanjian Kerja yang ditandatangani
oleh Pengusaha dan Pekerja yang
bersangkutan.
 Khusus bagi Pekerja Tetap sebaiknya
dituangkan dalam SK Direksi
IR – HR Corporate

7
Apa yang dimaksud dengan kontrak kerja ?

 Kontrak Kerja/Perjanjian Kerja menurut


Undang-Undang No.13/2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah perjanjian
antara pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak.

IR – HR Corporate
8
Definisi Pengusaha & Pekerja/Buruh
Pengusaha adalah :
1. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;.
2. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan
Miliknya;
3. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
berada di Indonesia mewakili perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Pekerja/buruh adalah :
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
IR – HR Corporate
9
PERJANJIAN KERJA YANG MEMENUHI SYARAT
(Pasal 54 Ayat 1 UU No. 13/2003) :

a. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha


b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh
c. jabatan atau jenis pekerjaan
d. tempat pekerjaan
e. besarnya upah dan cara pembayarannya
f. syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja/buruh
g. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja
h. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dani.
tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.

IR – HR Corporate
10
PKWT Secara lisan (Pasal 63)

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang


dibuat secara lisan, wajib dibuatkan Surat
Pengangkatan bagi Pekerja, berisikan :
 Nama dan alamat pekerja
 Tanggal mulai bekerja;
 Jenis pekerjaan; dan
 Besarnya upah

IR – HR Corporate
11
Jenis Pekerjaan apa saja yang dapat
dilakukan Pekerja Kontrak ?
Berdasar UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 59
yang menyatakan :

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk
pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;


b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru,
atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

(2) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk
pekerjaan yang besifat tetap
IR – HR Corporate
12
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG SEKALI SELESAI ATAU
SEMENTARA SIFATNYA YANG PENYELESAIANNYA PALING
LAMA 3 (TIGA) TAHUN
 PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya adalah
PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu. Dibuat untuk paling
lama 3 (tiga) tahun.
 Dalam hal pekerjaan tertentu yang diperjanjikan dalam PKWT sebagaimana
dimaksud dapat diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjikan maka PKWT
tersebut putus demi hukum pada saat selesainya pekerjaan.
 Dalam PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu harus
dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai.
 Dalam hal PKWT dibuat berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu namun
karena kondisi tertentu pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat
dilakukan pembaharuan PKWT.
 Pembaharuan sebagaimana dimaksud dilakukan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja.
 Selama tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud tidak ada
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha.
 Para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan dalam ayat (5) dan ayat (6) yang
dituangkan dalam perjanjian.

IR – HR Corporate
13
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERSIFAT MUSIMAN

 Pekerjaan yang bersifat musiman adalah pekerjaan yang


pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca. Hanya
dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan pada musim
tertentu.
 Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi
pesanan atau target tertentu dapat dilakukan dengan PKWT
sebagai pekerjaan musiman. Hanya diberlakukan untuk
pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan.
 Pengusaha yang mempekerjaan pekerja/buruh berdasarkan
PKWT sebagaimana dimaksud harus membuat daftar nama
pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan tambahan.
 PKWT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 tidak
dapat dilakukan pembaharuan.

IR – HR Corporate
14
PKWT UNTUK PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PRODUK BARU

 PKWT dapat dilakukan dengan pekerja/buruh untuk melakukan


pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan. Hanya dapat dilakukan untuk jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk satu kali
paling lama 1 (satu) tahun. Tidak dapat dilakukan pembaharuan.
 PKWT sebagaimana dimaksud hanya boleh diberlakukan bagi
pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan di luar kegiatan atau
di luar pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan.

IR – HR Corporate
15
PENCATATAN PKWT
 PKWT wajib dicatatkan oleh pengusaha kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota setempat selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
penandatanganan.
 Untuk perjanjian kerja harian lepas maka yang
dicatatkan adalah daftar pekerja/buruh .

IR – HR Corporate
16
PERUBAHAN PKWT MENJADI PKWTT KEPMEN NO. 100 TH
2004 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN
KERJA WAKTU TERTENTU

 PKWT yang tidak dibuat dalam bahasa Indonesia dan huruf latin berubah
menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
 Dalam hal PKWT dibuat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (2), atau Pasal 5 ayat (2), maka PKWT berubah menjadi
PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
 Dalam hal PKWT dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan produk
baru menyimpang dari ketentuan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3), maka PKWT
berubah menjadi PKWTT sejak dilakukan penyimpangan.
 Dalam hal pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 (tiga
puluh) hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak diperjanjikan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka PKWT berubah menjadi PKWTT
sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut.
 Dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
dengan hubungan kerja PKWT sebagaimana dimaksud di atas, maka hak-hak
pekerja/buruh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan bagi PKWTT.

IR – HR Corporate
17
Pasal 61 UU No. 13 Tahun 2003
Perjanjian kerja berakhir apabila :
a. Pekerja meninggal dunia;
b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau
penetapan lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
d. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang
dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang
dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

IR – HR Corporate 18
Pasal 62 UU No. 13 Tahun 2003

 Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja


sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan
dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau
berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1),
pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan
membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar
upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu perjanjian kerja.

IR – HR Corporate
19
Terima Kasih

IR – HR Corporate
20

Anda mungkin juga menyukai