FASILITATOR INFRASTRUKTUR
DEDE SONI SUTENDI
TIM 18 KOTA BANDUNG
LEMBAR VERIFIKASI
Mengetahui,
2
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Bulanan Fasilitator
Infrastruktur bulan Juni 2017.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman untuk lebih baik lagi.
Akhirnya semoga dari Laporan Bulanan Fasilitator Infrastruktur bulan Juni 2017 ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca dan
kelangsungan KOTAKU Kota Bandung.
3
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Program Kotaku 5
1.2. Maksud dan Tujuan Laporan 13
BAB
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAMPINGAN
2.1. Profil Wilayah Dampingan 14
V
2.2. Profil SK Kumuh 15
LAN,
BAB IV. ANALISIS PENCAPAIAN PROGRAM
4.1. Perencanaan 32
SARA
4.2. Kelembagaan
4.3. Penganggaran
33
35
4.4. Pelaksanaan 35
N&
4.5. Pemeliharaan 36
4.6. Keberlanjutan 36
4.7 Pengendalian kelurahan/desa,BKM TIPP dalam perencanaan pelaksanaan
REKO& keberlanjutan 37
DASI
LAMPIRAN – LAMPIRAN 39
4
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kebijakan Umum Pelaksanaan Program KOTAKU ( Program Kota Tanpa Kumuh )
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak untuk
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal
disebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin
pemenuhannya oleh Pemerintah sebagai penyelenggara negara.
Situasi terkini dilapangan menunjukkan sekitar 9,12% rumah tangga dari 64,1 juta rumah tangga di
Indonesia tinggal di dalam kondisi rumah yang tidak layak hunii dan terdapat 38.431 Ha kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesiaii.Akses masyarakat
terhadap pelayanan dasar perkotaan yang merupakan indikator kekumuhan, seperti jaringan air bersih,
sanitasi, persampahan, dan drainase, masih rendah.Sedangkan populasi perkotaan di Indonesia
meningkat tajam antara 2000-2010, dari 7.400 orang/km2 menjadi 9.400 orang/km2. Diestimasikan 68%
penduduk Indonesia akan tinggal di kota pada tahun 2025iii, sehingga luasan kawasan kumuh perkotaan
pun diperkirakan akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang
inovatif dan tepat sasaran.
Penanganan permukiman kumuh menjadi tantangan yang rumit bagi pemerintah kota/kabupaten,
karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga
perekonomian kota. Berangkat dari cita-cita bangsa dan memperhatikan berbagai tantangan yang ada,
Pemerintah menetapkan penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai target nasional yang
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam
RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaran pembangunan kawasan permukiman adalah
tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 Ha melalui penanganan kawasan
permukiman kumuh seluas 38.431 Ha. Untuk itu, seluruh program di Ditjen Cipta Karya (DJCK)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR)dalam kurun waktu 5 tahun ke
depan akan difokuskan untuk mewujudkan permukiman yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh
tanpa menggusur. Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian,diperlukan kolaborasi multi-pihak
antara Pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan tingkat kelurahan/desa, pihak swasta,
masyarakat, dan pihak terkait lainnya.Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif
diharapkanmemberikan berbagai dampak positif, antara lain : meningkatkan komitmen pemerintah
5
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
daerah dalam pencapaian kota layak huni; meningkatkan rasa memiliki dan tanggung-jawab masyarakat
dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan; menjamin keberlanjutan; dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap Pemerintah.
Oleh karena itu, DJCK menginisiasi pembangunan platform kolaborasi untuk mewujudkan permukiman
layak huni melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Rancangan program ini berpijak pada
pengembangan dari program nasional sebelumnya.Program tersebut telah memberikan berbagai
pembelajaran penting untuk pengembangan Program KOTAKUdan investasi berharga berupa
terbangunnya kelembagaan tingkat masyarakat, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah,
sistem monitoring dan kapasitas tim pendamping. Berdasarkan pembelajaran tersebut, Program
KOTAKU dirancang dengan Pemerintah Daerah sebagai nakhoda dalam mewujudkan permukiman layak
huni diwilayahnya, yang mencakup: (1) pengembangan kapasitas dalam perencanaan dan pelaksanaan
penanganan kumuh tingkat kota/kab karena peran pemda menjadi sangat penting dalam penyediaan
infrastruktur dan pelayanan di tingkat kota/kabupaten; (2) penyusunan rencana penanganan kumuh
tingkat kota termasuk rencana investasi dengan pembiayaan dari berbagai sumber (pusat, provinsi,
kota/kabupaten, masyarakat, swasta, dll); (3) perbaikan serta pengoperasian dan pemeliharaan
infrastruktur tingkat kota (primer atau sekunder) yang terkait langsung dengan penyelesaian
permasalahan dikawasan kumuh; (4) penyediaan bantuan teknis untuk memperkuat sistem informasi
dan monitoring penanganan kumuh, mengkaji pilihan-pilihan untuk penyelesaian masalah tanah/lahan,
dan sebagainya.
Program KOTAKU adalah program yang dilaksanakan secara nasional yang menjadi “platform” atau
basis penanganan kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan,
termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, pihak donor, swasta, masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya. Program KOTAKU bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu
untuk penanganan kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para
pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan
partisipasi masyarakat. Program KOTAKUdiharapkan menjadi “platform kolaborasi” yang mendukung
penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 Ha yang dilakukan secara bertahap di seluruh
Indonesia melalui pengembangan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat, penguatan
kelembagaan, perencanaan, perbaikan infrastruktur dan pelayanan dasar di tingkat kota maupun
masyarakat, serta pendampingan teknis untuk mendukung tercapainya sasaran RPJMN 2015-2019 yaitu
pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen.
6
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dijelaskan bahwa
Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidak-teraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat, sedangkan Perumahan Kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan
kualitas fungsi sebagai tempat hunian.
Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan karakteristik perumahan kumuh dan permukiman kumuh
dari aspek fisik sebagai berikut:
Karakteristik fisik tersebut selanjutnya menjadi dasar perumusan kriteria dan indikator dari gejala
kumuh dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.Selain karakteristik
fisik, karakteristik non fisik pun perlu diidentifikasi guna melengkapi penyebab kumuh dari aspek non
fisik seperti perilaku masyarakat, kepastian bermukim, kepastian berusaha, dsb.
7
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
Tujuan program adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar dikawasan
kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif
dan berkelanjutan.
Tujuan tersebut dicapai melalui tujuan antara sebagai berikut:
1. Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh menjadi 0 Ha;
2. Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) di tingkat
kabupaten/kota dalam penanganan kumuh yang berfungsi dengan baik;
3. Tersusunnya rencana penanganan kumuh tingkat kota/kabupaten dan tingkat masyarakat yang
terlembagakan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
4. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)melalui penyediaan
infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung pencegahan
dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh; dan
5. Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat dan pencegahan kumuh.
Pencapaian tujuan program diukur dengan merumuskan indikator kinerja keberhasilan dan target
capaian program yang akan berkontribusi terhadap tercapainya sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yaitu pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0
persen. Secara garis besar pencapaian tujuan diukur dengan indikator “outcome” sebagai berikut(lihat
lampiran 3):
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan pada kawasan
kumuh sesuai dengan kriteria kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air bersih/ air minum;
pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan kebakaran; ruang terbuka publik);
2. Menurunnya luasan kawasan kumuh karena akses infrastruktur dan pelayanan perkotaan yang
lebih baik;
3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat kota/kabupaten untuk
mendukung program KOTAKU; dan
4. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan dikawasan kumuh.
8
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
1.1.3 Prinsip
9
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
penganggaran mulai dari Pemerintah Provinsi, Pemkot/ Pemkab hingga pemerintah desa dan
kecamatan.
4. Partisipatif
Pembangunan partisipatif dengan memadukan perencanaan dari atas (top-down) dan dari
bawah(bottom-up) sehingga perencanaan di tingkat masyarakat akan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari perencanaan yang lebih makro/tingkat kota
5. Kreatif dan Inovatif
Prinsip kreatif dalam penanganan permukiman kumuh adalah upaya untuk selalu mengembangkan
ide-ide dan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang yang sangat dibutuhkan dalam
penanganan kumuh untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dan menciptakan lingkungan
permukiman yang layak huni.
6. Pengelolaan Lingkungan dan Sosial yang menjamin keberlanjutan program
Investasi KOTAKU harus memuat prinsip pembangunan yang berkelanjutan, sehingga dalam proses
perencanaan dan pelaksanaannya perlu diterapkan prinsip dan prosedur tertentu yang mengacu
pada Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Program KOTAKU.
7. Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance)
Prinsip ini menjadikan kegiatan penanganan permukiman kumuh sebagai pemicu dan pemacu
untuk membangun kapasitas pemerintah daerah pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat,
agar mampu melaksanakan dan mengelola pembangunan wilayahnya secara mandiri, dengan
menerapkan tata kelola yang baik (good governance).
8. Investasi penanganan kumuh disamping harus mendukung perkembangan kota juga harus mampu
meningkatkan kapasitas dan daya dukung lingkungan.
9. Revitalisasi peran BKM, penajaman peran BKM dari orientasi penanggulangan kemiskinan kepada
orientasi pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh.
1.1.4Cakupan
A. Komponen Program
Program KOTAKU terdiri dari komponen-komponen berikut dalam rangka pencapaian tujuannya:
10
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
a. Infrastruktur primer dan sekunder yang yang terkait langsung dengan infrastruktur tersier atau
permasalahan di kawasan kumuh, termasuk dukungan untuk pengembangan pusat usaha di
kota/kabupaten terpilih.
b. Infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan, termasuk dukungan untuk penghidupan
berkelanjutan
4. Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis
5. Dukungan untuk kondisi darurat bencana
B. Pola Penanganan
Sesuai dengan tujuan program, penanganan permukiman kumuh yang dimaksud dalam Program
KOTAKUtidak hanya mengatasi kekumuhan yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya
kekumuhan baru. Cakupan kerja penanganan kumuh dalam Program KOTAKUberdasarkan kondisi
kualitas permukiman yang ada dapat dibedakan menjadi tiga pola penanganan, yang mengacu kepada
Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yaitu:
1. Pencegahan
Tindakan pencegahan kumuh meliputi pengelolaan dan pemeliharaan kualitas perumahan dan
permukiman, serta dengan pencegahan tumbuh dan berkembangnya perumahan dan permukiman
kumuh baru. Pencegahan kumuh meliputi pengembangan aturan bersama, sosialisasi semua
peraturan yang berlaku dalam pembangunan hunian(tata ruang, IMB, garis sempadan sungai),
peningkatan kapasitas pelaku pembangunan, penegakan aturan-aturan tersebut,
pengendalian/monitoring, pemeliharaan secara rutin dan pengecekan terhadap ijin bangunan dan
standar teknis, pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan fasilitas pendukung pengembangan
penghidupan, akses terhadap informasi, dan penyediaan infrastruktur dasar dan pengembangan
penghidupan untuk masyarakat.
2. Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilaksanakan melalui pola-
pola penanganan, antara lain pemugaran, peremajaan, penataan keteraturan bangunan dan
penggunaan tanah (konsolidasi tanah), dan pemukiman kembali (perhatikan ketentuan khusus
terkait konsolidasi tanah dan pemukiman kembali pada Kerangka Kerja Pengelolaan Dampak Sosial
dan Lingkungan atau dalam Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial).
11
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
3. Pengelolaan
a. Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan
permukiman secara berkelanjutan;
b. Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya;
c. Pengelolaan oleh masyarakat difasilitasi oleh pemerintah daerah baik dukungan pendanaan
untuk pemeliharaan maupun penguatan kapasitas masyarakat untuk melaksanakan
pengelolaan; dan
d. Pengelolaan oleh pemerintah daerah dengan berbagai sumber pendanaan.
Aspek yang ditangani mencakup seluruh aspek yang diidentifikasi sebagai gejala dan penyebabkumuh,
baik dari aspek sosial, ekonomi, fisik lingkungan, maupun aspek legal yang bertujuan untuk pencapaian
visi kota tanpa kumuh.
Kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tingkat kelurahan didukung oleh
dana stimulan yang akan dialokasikan melalui Bantuan Dana Investasi (BDI) Kolaborasi dan PLPBK. BDI
Kolaborasi diberikan kepada kota/kabupaten terpilih namun dana BDI dicairkan langsung ke kelurahan
sesuai Petunjuk Teknis Pencairan dan Pemanfaatan Bantuan Dana Investasi. Pemda dan masyarakat
akan menyepakati kriteria untuk menentukan kelurahan yang akan menerima BDI Kolaborasi. BDI PLPBK
diberikan oleh pemerintah pusat kepada kelurahan terpilih yang memenuhi kriteria.
Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, ProgramKOTAKU mencakup beberapa komponen program yang
dapat dilihat pada gambar berikut ini. Bab ini kemudian menjelaskan cakupan masing-masing
komponen program tersebut.
KOMPONEN-2
KOMPONEN-1 Integrasi Perencanaan dan Pengembangan
Pengembangan Kelembagaan & Kebijakan Kapasitas untuk Pemerintah Daerah dan
Masyarakat
KOMPONEN-3
Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan Pelayanan Perkotaan di Kawasan Kumuh:
- Infrastruktur Primer dan Sekunder, termasuk dukungan pengembangan pusat usaha di Kab/Kota terpilih-
- Infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan, termasuk dukungan penghidupan berkelanjutan-
KOMPONEN-4
KOMPONEN-5
Dukungan Pelaksanaan dan Bantuan
Dukungan untuk Kondisi Darurat Bencana
Teknis
12
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) – OC4 Jawa Barat
Adapun maksud dan tujuan dibuat laporan bulan ini untuk melihat progress dari kegiatan
yang sudah berlangsung di wilayah dampingan tim 18 serta melihat kondisi wilayah yang
menjadi lokasi kedalam SK Kumuh .
13
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAMPINGAN
2.1. Administrasi Wilayah
Kecamatan Astanaanyar , Kecamatan Bojongloa Kidul dan Kecamatan Sumur Bandung
menjadi wilayah lokasi pendampingan Tim fasilitator 18 kota Bandung dalam Program
KOTAKU (Kota Tanpa kumuh), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini ;
Tabel 2.1 Wilayah Administratif di Tim 18 Kota Bandung
Kecamatan No Desa/Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT
Bojongloa Kidul 1 Cibaduyut Kidul 7 24
2 Mekarwangi 7 24
Astanaanyar 3 Nyengseret 7 46
4 Pelindung Hewan 10 59
Sumur Bandung 5 Braga 8 45
14
2 Jumlah Penduduk Miskin / MBR
Data kondisi penduduk penting sekali diungkap karena selanjutnya akan menjadi ukuran
terhadap keberhasilan Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dalam mengatasi kemiskinan diwilayah
tersebut, setidaknya apa yang telah diungkap dalam PJM Pronangkis yang disusun masyarakat
dapat menjadi acuan dan bahan komparatif dengan keadaan jumlah penduduk dimasa yang
akan datang.
Tabel 2.3 Kondisi penduduk Wilayah Dampingan
No Kecamatan Kelurahan Pddk/ Pddk Penduduk KK Jiwa Non Miskin
/ KK Jiwa Miskin Miskin
Jiwa P L Jiwa KK
1 Bojongloa Kidul Cibaduyut Kidul 9546 1785 4098 5448 523 2749 6797 1262
2 Bojongloa Kidul Mekarwangi 8569 2142 4250 4314 1004 3581 4988 1138
3 Astanaanyar Nyengseret 9876 2115 5624 6086 1018 4017 5859 1097
Astanaanyar Pelindung
4 16670 4342 8214 8456 954 3474 13196 3388
Hewan
5 Sumur Bandung Braga 5646 4536 2708 2935 1746
15
2 ASTANA ANYAR NYENGSERET 4 24,090.66 SESUAI
3 ASTANA ANYAR NYENGSERET 5 30,325.61 SESUAI
4 ASTANA ANYAR NYENGSERET 6 21,163.82 SESUAI
5 ASTANA ANYAR NYENGSERET 7 18,024.02 SESUAI
6 ASTANA ANYAR PELINDUNG HEWAN 1 44,288.51 SESUAI
7 ASTANA ANYAR PELINDUNG HEWAN 5 13,665.37 SESUAI
8 ASTANA ANYAR PELINDUNG HEWAN 6 21,125.76 SESUAI
9 ASTANA ANYAR PELINDUNG HEWAN 8 35,086.16 SESUAI
10 BOJONGLOA KIDUL CIBADUYUT KIDUL 4 44,620.75 SESUAI
11 BOJONGLOA KIDUL CIBADUYUT KIDUL 5 28,082.23 SESUAI
12 BOJONGLOA KIDUL CIBADUYUT KIDUL 6 25,444.34 SESUAI
13 BOJONGLOA KIDUL MEKARWANGI 5 22,101.19 SESUAI
14 SUMUR BANDUNG BRAGA 3 8,291.58 SESUAI
15 SUMUR BANDUNG BRAGA 4 8,122.88 SESUAI
16 SUMUR BANDUNG BRAGA 7 39,093.87 SESUAI
17 SUMUR BANDUNG BRAGA 8 13.643.65 SESUAI
JUMLAH 399,143.54
Tabel 2.4 Profil Lokasi Wilayah Dampingan Tim 18 SK Kumuh
16
BAB III CAPAIAN OUTPUT FASILITASI PROGRAM KOTAKU
3.1. Perencanaan
3.1.1. Memfasilitasi pendataan awal dan pemutakhiran baseline kumuh
Tabel 3.1. Kegiatan Perencanaan di wilayah dampingan Tim 18
3.1.2. Memfasilitasi penyusunan; review dan evaluasi Profil Permukiman Kelurahan/ Desa
No. Rencana Target Kegiatan Keterangan
1. Memfasilitasi penyusuanan; 5 kelurahan ( Pendampingan penyusunan proses
Review dan evauasi Profil Cibaduyut Kidul, review dan evaluasi Profil
Permukiman Kelurahan/Desa Mekarwangi,nye Permukiman Kelurahan/Desa
ngseret,Pelindun yang bersama TPP & BKM
g Hewan,Braga)
17
3.1.4. Memfasilitasi sinkronisasi dokumen RPLP/NUAP kedalam dokumen RPJM Desa/ Renstra
Kecamatan;
No. Rencana Target Kegiatan Keterangan
1. Memfasilitasi sinkronisasi 5 kelurahan ( Pendampingan sinkronisasi tercapai
dokumen RPLP/NUAP ke Cibaduyut Kidul, dokumen RPLP/NUAP ke
dalam dokumen RPJM Mekarwangi,nye dalam dokumen RPJM
desa/Renstra Kecamatan ngseret,Pelindun desa/Renstra Kecamatan
g Hewan,Braga bersama TPP & BKM
18
3.1.7. Memfasilitasi Proses seleksi lokasi kegiatan-kegiatan program KOTAKU
No. Rencana Target Kegiatan Keterangan
1. Memfasilitasi proses seleksi 5 kelurahan ( Memfasilitasi proses seleksi tercapai
lokasi kegiatan-kegiatan Cibaduyut Kidul, lokasi kegiatan-kegiatan
program KOTAKU Mekarwangi,nye program KOTAKU bersama
ngseret,Pelindun TPP & BKM
g Hewan,Braga
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyelsaian Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP)
Sosialisasi dokumen RPLP melalui
1
berbagi media local dan informal
Review baseline dengan mengacu ke
Permen PUPR No 2/2016
2 Penyempurnaan Baseline
Pleno di Tingkat Kelurahan Tentang
3
penyempurnaan Baseline
Perhitungan Luasan Kumuh
Deseminasi Tata cara
4 penghitungan pengurangan luasan
kumuh
Fasilitasi Kompilasi Data Investasi
5 atau Pekerjaan Infrastruktur yang
terealisasikan
Penyusunan Laporan hasil
6
Perhitungan Luasan Kumuh
Kegiatan Peningkatan Penghidupan
Masyarakat (LIVELIHOOD)
7 OJT KSM
8 Penyusunan rencana usaha KSM
19
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pelaksanaan infrastruktur skala
lingkungan
11 Pelaksanaan pembangunan fisik
12 LPD/LPJ Kegiatan KSM
13 Pencairan BDI Ke LKM (Tahap 1)
14 Pencairan BDI Ke LKM (Tahap 2)
15 Monitoring dan supervisi
pelaksanaan pekerjaan fisik
Kegiatan kolaborasi pencegahan
permukiman kumuh
3.2. Kelembagaan
3.2.1 Memfasilitasi kemandirian LKM
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi
Memfasilitasi kemandirian
1. 5 Kelurahan kemandirian Proses
kelembagaan LKM
kelembagaan LKM
20
(KPP)
3.3. Penganggaran
Peran penganggaran dalam program KOTAKU ini sangat diperlukan agar supaya rencana
bisa dapat terealisasi serta dapat menagangani masalah permukiman kumuh di Kota Bandung,
dana biaya untuk kegiatan program KOTAKU ini berasal dari dana APBN, APBD, sumber
pembiayaan lainnya dan swadaya.rencana yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bwah ini ;
Tabel 3.2. Kegiatan Penganggaran di Tim 18
No Rencana Target Kegiatan Ket Sumber Dana
1. Memfasilitasi dokumen RPLP, DED, 5 Kelurahan Fasilitasi pemilihan lokasi dan Belum APBN
Proposal kegiatan, Laporan kegiatan proiritas sesuai dengan
Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan alokasi dana BDI
Audit LKM dsb
2. Memfasilitasi penyusunan proposal 5 Kelurahan Memfasilitasi penyusunan proposal Proses APBN
PKM PKM
21
3.4. Pelaksanaan
3.4.1 Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang 8 aspek indikator kumuh beserta aspek
safeguard
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi dan
Melaksanakan
Melaksanakan
sosialisasi/penyuluhan
sosialisasi/penyuluhan
1. tentang 8 aspek indicator 5 Kelurahan Proses
tentang 8 aspek indicator
kumuh beserta aspek
kumuh beserta aspek
safeguard
safeguard
3.4.2. Melaksanakan sosialisasi/ penyuluhan tentang PHBS dan permukiman layak huni dan
berkelanjutan
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi dan
Melaksanakan
Melaksanakan
sosialisasi/penyuluhan
sosialisasi/penyuluhan
1. tentang PHBS dan 5 Kelurahan Proses
tentang PHBS dan
permukiman layak huni dan
permukiman layak huni
berkelanjutan
dan berkelanjutan
3.4.3. Memfasilitasi kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan
tumbuhnya kawasan kumuh baru
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi dan
Melaksanakan kegiatan
Melaksanakan kegiatan
peningkatan kualitas
peningkatan kualitas
1. permukiman kumuh dan 5 Kelurahan Proses
permukiman kumuh dan
pencegahan tumbuhnya
pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
kawasan kumuh baru
3.4.4. Memfasilitasi pelaksanaan kolaborasi (inkind/incash) antar pelaku/ Program dalam
peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi pelaksanaan Memfasilitasi dan
kolaborasi(inkind/incassh) Memfasilitasi pelaksanaan
1. antar pelaku/program dalam 5 Kelurahan kolaborasi(inkind/incassh) Proses
peningkatan kualitas antar pelaku/program
permukiman kumuh dan dalam peningkatan kualitas
22
pencegahan tumbuhnya permukiman kumuh dan
kawasan kumuh baru pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru
1. Meningkatkan akses 1a. Jumlah kelurahan kumuh yang dikurangi dari 1.174 kelurahan
masyarakat terhadap menjadi kurang dari 200 kelurahan berdasarkan 8 indikator kumuh.
infrastruktur dalam rangka
1b. Wilayah kumuh yang diperbaiki aksesnya terhadap infrastruktur
mengentaskan wilayah kumuh
dan pelayanan perkotaan meningkat seluas 6.700 Ha.
berdasarkan 8 indikator kumuh
1c. 60% penerima manfaat yang disurvey pada saat penyelesaian
proyek puas terhadap kualitas infrastruktur dasar dan pelayanan dasar
perkotaan di wilayah kumuh yang ditargetkan.
23
3.4.7. Memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan terkoneksi dengan
kegiatan skala kota
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi kegiatan Memfasilitasi kegiatan
Belum
pembangunan infrastruktur pembanguanan
1. 5 Kelurahan pelaksanaa
skala kelurahan terkoneksi infrastruktur terkoneksi
n
dengan kegiatan skala kota dengan kegiatan skala kota
3.4.8. Memfasilitasi infrastruktur skala kelurahan yang dibangun sesuai dengan standar teknis
dan berkualitas baik Memfasilitasi kegiatan pembangunan infrastruktur skala kelurahan
terkoneksi dengan kegiatan skala kota
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi infrastruktur
Memfasilitasi infrastruktur
skala kelurahan yang
skala kelurahan yang
dibangun sesuai dengan
dibangun sesuai dengan
standar teknis dan Belum
standar teknis dan berkualitas
1. 5 Kelurahan berkualitas baik pelaksanaa
baik memfasilitasi kegiatan
memfasilitasi kegiatan n
pembangunan infrastruktur
pembangunan infrastruktur
skala kelurahan terkoneksi
skala kelurahan terkoneksi
dengan kegiatan skala kota
dengan kegiatan skala kota
24
3.4.11. Memfasilitasi penyusunan laporan pertanggungjawaban kegiatan pembangunan
infrastruktur sesuai dengan kondisi riil pelaksanaan dilapangan
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi penyusunan
Memfasilitasi penyusunan
laporan
laporan pertangungjawaban
pertangungjawaban Belum
kegiatan pembangunan
1. 5 Kelurahan kegiatan pembangunan pelaksanaa
infrastruktur sesuai dengan
infrastruktur sesuai dengan n
kondisi riil pelaksanaan
kondisi riil pelaksanaan
dilapangan
dilapangan
3.4.12. Memfasilitasi serah terima hasil kegiatan pembangunan infrastruktur kepada pemberi
pekerjaan (PPK)
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi serah terima
Memfasilitasi serah terima
hasil kegiatan Belum
hasil kegiatan pembangunan
1. 5 Kelurahan pembangunan infrastruktur pelaksanaa
infrastruktur kepada Pemberi
kepada Pemberi pekerjaan n
pekerjaan (PPK)
(PPK)
25
3.4.15. Memfasilitasi pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan peningkatan kualitas
permukiman kumuh dan pencegahan tumbuhnya kawasan kumuh baru
No Rencana Target Kegiatan Keterangan
Memfasilitasi pelaksanaan Memfasilitasi pelaksanaan
evaluasi hasil pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan
Belum
peningkatan kualitas peningkatan kualitas
1. 5 Kelurahan pelaksanaa
permukiman kumuh dan permukiman kumuh dan
n
pencegahan tumbuhnya pencegahan tumbuhnya
kawasan kumuh baru kawasan kumuh baru
26
dan Sosialisasi)tingkat (pelatihan dan
kelurahan Sosialisasi)tingkat kelurahan
27
3.5. Pemeliharaan
3.5.1. Memfasilitasi KPP dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan diseluruh
kegiatan investasi infrastruktur
Keteranga
No Rencana Target Kegiatan
n
Memfasilitasi KPP dalam Memfasilitasi KPP dalam
pelaksanaan operasi dan pelaksanaan operasi dan Belum
5
1. pemeliharaan diseluruh pemeliharaan diseluruh pelaksana
Kelurahan
kegiatan investasi kegiatan investasi an
infrastruktur infrastruktur
3.6. Berkelanjutan
3.6.1. Memfasilitasi dan terlibat aktif dalam pelaksanaan Musrenbang Tingkat Desa
dan Tingkat Kecamatan
Keteranga
No Rencana Target Kegiatan
n
Memfasilitasi dan terlibat aktif Memfasilitasi dan terlibat
dalam pelaksanaan 5 aktif dalam pelaksanaan
1. tercapai
musrenbang tingkat Desa dan Kelurahan musrenbang tingkat Desa
Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kecamatan
28
3.6.2. Memfasilitasi pelaksanaan pemasaran sosial
Keteranga
No Rencana Target Kegiatan
n
Memfasilitasi pelaksanaan 5 Memfaslitasi pelaksanaan
1. proses
pemasaran sosial Kelurahan pemasaran sosial
29
3.6.7. Mengelola praktik baik (best practices) di kelurahan/ desa dampingannya
Keteranga
No Rencana Target Kegiatan
n
Memfasilitasi praktik baik Memfasilitasi praktik baik
5
1. (best Practices) di (best Practices) di tercapai
Kelurahan
kelurahan/desadampingan kelurahan/desadampingan
3.6.8. Menjamin data SIM KOTAKU aspek infrastruktur lengkap, akurat dan tepat
waktu
Keteranga
No Rencana Target Kegiatan
n
Menjamin data SIM KOTAKU Menjamin data SIM KOTAKU
aspek infrastruktur 5 aspek infrastruktur
1. tercapai
lengkap,akuran dan tepat Kelurahan lengkap,akuran dan tepat
waktu waktu
30
3.6.11. Tindak lanjut Temuan
Di tim 18 kota Bandung dalam program KOTAKU tidak ada temuan.
31
BAB IV ANALISIS PENCAPAIAN PROGRAM
4.1. PERENCANAAN
Pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator infrastruktur dalam program kotaku ini
salah satunya pendampingan terkait dengan kelengkapan dokumen perencanaan kegiatan di
wilayah dampingan tim 18 ini di tingkat Kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini ;
Tabel Kegiatan Perencanaan di wilayah dampingan Tim 18
No. Rencana Target Kegiatan Keterangan
1. Memfasilitasi terjadinya 5 Kelurahan Proses
interkoneksi antara kegiatan
pembangunan infrastruktur skala
kelurahan dengan kegiatan skala
kota
2. Menjamin tersedianya peta 5 Kelurahan Pendampingan penyusunan Tercapai
permukiman, delineasi kawasan peta spasial, baik peta
kumuh di setiap kelurahan/ eksisting ataupun peta
sekretariat LKM yang terupdate rencana
setiap tahun
3. Memfasilitasi penetapan 5 Kelurahan Pendampingan dan Tercapai
kawasan prioritas dan kegiatan koordinasi BKM dalam
prioritas dalam pencegahan dan pemilihan kegiatan prioritas
penanganan kawasan kumuh penanganan kawasan
permukiman kumuh
4. Memfasilitasi dokumen RPLP, 5 Kelurahan Proses Proses
DED, Proposal kegiatan,
Laporan Pertanggungjawaban
Kegiatan, Laporan Audit LKM,
dsb tersedia dan ter-arsip di
sekretariat LKM
32
4.2. KELEMBAGAAN
4.2.1 Kinerja Kelembagaan BKM
Penilaian kinerja BKM telah dilakukan di 5 Kelurahan dampingan dengan 3
kecamatan yang difasilitasi oleh tim 18, penilaian kierja BKM dilihat dari hasil form IDF
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini ;
Tabel 4.1. Rekap Penilaian Kinerja Lembaga BKM/LKM
NO URAIAN PENILAI AN RATA2
1 Kelembagaan 10 %
2 Partisipasi Perempuan 5%
3 Kolaborasi 0%
4 Dokumen Perencanaan 15 %
5 Integrasi Penganggaran 0%
33
Tabel Penilaian Kinerja TIPP
No Kegiatan Kinerja TIPP Keterangan
1 Memfasilitasi membangun visi sudah
permukiman dan refleksi
perkara kritis
2 Melakukan pendataan di sudah
tingkatkelurahan/desa
maupunbasis dalam
penyusunan profil
permukiman;
3 Bersama BKM/LKM dan Lurah / sudah
Kades difasilitasi Tim Faskel/
korkot dapat mencari bantuan
teknis mengenai perencanaan
permukiman dan beragam
pihak
4 Memfasilitasi Diskusi sudah
Kelompok Terarah dengan para
pihak untuk beragam kegiatan
penataan permukiman
5 Memfasilitasi kajian – kajian sudah
pemetaan swadaya di
masyarakat
6 Menyusun dokumen RPLP / sudah
RTPLP dibantu oleh tenaga ahli
pendamping dan fasilitator
7 Melaksanakan uji publik hasil sudah
perencanaan kepada
masyarakat
8 Melaksanakan proses proses
konsultasi dan kolaborasi
tingkat kecamatan dan/ atau
Kabupaten/Kota
9 Bersama UPL dan BKM/LKM Belum
dan Lurah / kades Memastikan pelakasanaan
pelaksanaan kegiatan sesuai
rencana dalam RPLP / RTPLP
34
4.3. PENGANGGARAN
Peran penganggaran dalam program KOTAKU ini sangat diperlukan agar supaya rencana
bisa dapat terealisasi serta dapat menagangani masalah permukiman kumuh di Kota Bandung,
dana biaya untuk kegiatan program KOTAKU ini berasal dari dana APBN, APBD, sumber
pembiayaan lainnya dan swadaya.rencana yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bwah ini ;
Tabel 3.1. Kegiatan Penganggaran di Tim 18
No Rencana Target Kegiatan Ket Sumber Dana
1. Memfasilitasi dokumen RPLP, DED, 5 Kelurahan Fasilitasi pemilihan lokasi dan Belum APBN
Proposal kegiatan, Laporan kegiatan proiritas sesuai dengan
Pertanggungjawaban Kegiatan, Laporan alokasi dana BDI
Audit LKM dsb
2. Memfasilitasi penyusunan proposal 5 Kelurahan Memfasilitasi penyusunan proposal Proses APBN
PKM PKM
4.4 PELAKSANAAN
Pelaksananan teknis di wilayah dampingan tim 18 masih dalam tahapan membuat
dokumen rencana terkait sudah dilaksanakan, akantetapi masih belum maksimal sedangkan
untuk kegiatan pembangunan di 5 kelurahan belum dilaksanakan.
35
4.4 PEMELIHARAAN
Pemeliharaan belum dilaksanakan, mengingat rencana pembangunan belum terealisasi,
namun rencana pemeliharaan yang akan dilakukan , disajikan pada tabel dibawah ini ;
Tabel 3.4. Rencana Pemeliharaan tahun 2017 – 2019
4.5 KEBERLANJUTAN
Kegiatan untuk keberlanjutan dalam masalah untuk memelihara infrastruktur yang telah
di bangun belum dilakukan, namun rencana yang akan dilakukan untuk keberlanjutan kegiatan
ini lebih kepada peran pemerintah serta kesadaran masyarakat untuk membangunan
lingkungan permukiman yang sehat dan kondusif dibarengi pemeliharaan lingkungan
permukimannya dengan pelibatan masyarakat dalam proses penanganannya, adapun kegiatan
yang dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah ;
Tabel 3.5. Rencana Keberlanjutan
36
4.6 PENGENDALIAN KELURAHAN/DESA, DESA BKM TIPP DALAM PERENCANAAN
PELAKSANAAN DAN KEBERLANJUTAN
Pengendalian Kelurahan/desa,BKM TIPP dalam perencanaan pelaksanaan dan
keberlanjutan masih belum dilakukan
37
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
1. Penyusunan DED untuk 5 Kelurahan SK penanganan kumuh kelurahan mekarwangi,kelurahan
Cibaduyut kidul, kelurahan Nyengseret, Kelurahan Pelindung Hewan & Braga sudah selesai.
2. Penyusunan indikasi kegiatan penanganan kawasan kumuh oleh TIIP 5 kelurahan SK kumuh
selesai di susun, adapun kelurahan yang telah selesai adalah kelurahan Nyengseret, kelurahan
Pelindung hewan,Kelurahan,Kelurahan Cibaduyut Kidul, kelurahan Mekarwangi serta
Kelurahan Braga.
3. Penyusunan Istisna’a 2017 kelurahan yang mendapat SK selesai disusun yaitu kelurahan
mekarwangi,kelurahan Cibaduyut kidul, kelurahan Nyengseret, Kelurahan Pelindung Hewan dan
kelurahan
4. Alokasi dana BDI di wilayah dampingan Tim 18 pada tahun 2017 belum turun
5. Progress dokumen RPLP sudah sesuai dengan target , akan tetapi masih perlu diverifikasi
5.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk perbaikan program Kotaku
1. Seharusnya Alokasi dana BDI untuk dampingan tim 18 turun supaya mempercepat
pengurangan kumuh.
2. Perlu diadakannya KBIK mengenai verifikasi RPLP agar dokumen RPLP sesuai dengan kondisi
nyata dilapangan dan sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh masyarakat itu sendiri.
38
LAMPIRAN
A. Foto Survey Kel.Nyengseret
LAMPIRAN
B. Foto Survey Kel. Braga
39
LAMPIRAN
C. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
Tabel 1
Profil Permukiman Kumuh Wilayah Dampingan (Kel.Pelindung Hewan)
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 35% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (73
unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 46% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
46% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
sesuai persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan 44% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
yang minimum memadai
34% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
5 Drainase Lingkungan 100% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir
46% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
6 Pelayanan Air Minum/Baku 49% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi,
dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang
layak)
49% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
(minimal 60liter/org/hari)
7 Pengelolaan Air Limbah 57% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban
bersama (5 KK/jamban)
16% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis
(memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-
tank)
16% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah
dengan saluran drainase lingkungan
8 Pengelolaan Persampahan 84% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman
terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu
9 Pengamanan Bahaya 0% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi
Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
1 Legalitas pendirian 7% Bangunan hunian memiliki IMB
1
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
Tabel 2
Profil Permukiman Kumuh Wilayah Dampingan (Kel.Pelindung Hewan)
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 24% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (73
unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 63% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
63% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
sesuai persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan 52% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
yang minimum memadai
49% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
5 Drainase Lingkungan 56% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir
55% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
6 Pelayanan Air Minum/Baku 71% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi,
dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang
layak)
71% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
(minimal 60liter/org/hari)
2
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
7 Pengelolaan Air Limbah 94% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban
bersama (5 KK/jamban)
28% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis
(memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-
tank)
93% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah
dengan saluran drainase lingkungan
8 Pengelolaan Persampahan 51% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman
terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu
9 Pengamanan Bahaya 100% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi
Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
1 Legalitas pendirian 39% Bangunan hunian memiliki IMB
bangunan 71% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat
2 Kepadatan penduduk 215 jiwa/ha
3 Mata pencarian penduduk 84% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit
rumah tangga)
4 Penggunaan Daya Listrik 61% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt
(Unit rumah tangga)
5 Fasilitas Pelayanan 63% Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman
Kesehatan menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit
rumah tangga)
6 Fasilitas Pelayanan 28% Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun
Pendidikan (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam
kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga)
Sumber : Dok RPLP Kel Pelindung Hewan
Tabel 3
Profil Permukiman Kumuh Wilayah Dampingan (Kel.Cibaduyut Kidul)
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 53% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (53
unit/Ha)
3
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
3 Kelayakan Fisik Bangunan 54% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
54% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
sesuai persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan 52% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
yang minimum memadai
45% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
5 Drainase Lingkungan 100% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir
82% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
6 Pelayanan Air Minum/Baku 82% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi,
dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang
layak)
82% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
(minimal 60liter/org/hari)
7 Pengelolaan Air Limbah 89% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban
bersama (5 KK/jamban)
26% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis
(memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-
tank)
29% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah
dengan saluran drainase lingkungan
8 Pengelolaan Persampahan 90% Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman
terangkut ke TPS/TPA 2 kali seminggu
9 Pengamanan Bahaya 5% Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana Proteksi
Kebakaran Kebakaran
B NON FISIK
1 Legalitas pendirian 19% Bangunan hunian memiliki IMB
bangunan 79% Lahan bangunan hunian memiliki SHM/HGB/Surat
2 Kepadatan penduduk 130 jiwa/ha
3 Mata pencarian penduduk 86% Mata pencaharian utama rumah tangga adalah
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) (Unit
rumah tangga)
4 Penggunaan Daya Listrik 57% Mayoritas rumah tangga menggunakan daya listrik <450 Watt
(Unit rumah tangga)
4
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
Tabel 4
Profil Permukiman Kumuh Wilayah Dampingan (Kel.Mekarwangi)
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 68% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah
(781unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 67% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
67% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
sesuai persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan 63% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
yang minimum memadai
50% Kondisi jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
5 Drainase Lingkungan 97% Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir
83% Kondisi jaringan drainase di lokasi permukiman memiliki
kualitas minimum memadai
6 Pelayanan Air Minum/Baku 70% Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi,
dan cuci (perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang
layak)
70% Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci
(minimal 60liter/org/hari)
7 Pengelolaan Air Limbah 77% Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban
bersama (5 KK/jamban)
71% Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis
(memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-
tank)
54% Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah
5
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
Tabel 5
Profil Permukiman Kumuh Wilayah Dampingan (Kel.Braga)
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
A FISIK
1 Keteraturan Bangunan 20% Bangunan hunian memiliki keteraturan
2 Kepadatan Bangunan Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah
(61unit/Ha)
3 Kelayakan Fisik Bangunan 79% Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang
79% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding
sesuai persyaratan teknis
4 Aksesibilitas Lingkungan 64% Kawasan permukiman terlayani jaringan jalan lingkungan
yang minimum memadai
6
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER
7
8
9