PETUNJUK
PELAKSANAAN
PROGRAM
KOTA
TANPA
KUMUH
(KOTAKU)
DI
TINGKAT
KELURAHAN
/
DESA
Diterbitkan
Oleh:
Kementerian
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan
Rakyat
Direktorat
Jenderal
Cipta
Karya
–Direktorat
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Tujuan
program
KOTAKU
adalah
meningkatkan
akses
terhadap
infrastruktur
dan
pelayanan
dasar
di
permukiman
kumuh
perkotaan
untuk
mendukung
terwujudnya
permukiman
perkotaan
yang
layak
huni,
produktif
dan
berkelanjutan.
Mengacu
pada
tujuan
tersebut,
tujuan
antara
penyelenggaraan
Program
KOTAKU
tingkat
kelurahan/desa
adalah
terwujudnya
peningkatan
kualitas
hidup1
masyarakat,
terutama
masyarakat
di
kawasan
permukiman
kumuh,
dengan
penataan
permukiman
yang
layak
huni2
dan
berkelanjutan
melalui
peningkatan
akses
terhadap
infrastruktur
dan
pelayanan
dasar
di
tingkat
desa/kelurahan.
3
Penjelasan
lebih
rinci
mengenai
Pengamanan
Sosial
dan
Lingkungan
dapat
dilihat
pada
Buku
Petunjuk
Teknik
Pengamanan
Sosial
dan
Lingkungan
4
Untuk
desa,
RPLP
dan
RTPLP
menjadi
bagian
yang
dari
RPJM
Desa
dan
RKP
Desa
atau
Renstra
Kecamatan.
Pengertian
RPLP
dan
RTPLP
dapat
dilihat
pada
Bab
3
Tahapan
Program
Kotaku
tingkat
desa/kelurahan.
5
Standar
pelayanan
minimum
permukiman
mengacu
pada
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.
1
Tahun
2014
tentang
Standar
Pelayanan
Minimal
Bidang
Pekerjaan
Umum
dan
Penataan
Ruang
6
Untuk
kelurahan/desa
yang
belum
memiliki
BKM/LKM
akan
difasilitasi
oleh
tim
faskel
sesuai
rekomendasi
Pemerintah
Kab/Kota
dengan
pembiayaan
dari
APBD
BAB
II
KOMPONEN
PROGRAM
DI
TINGKAT
KELURAHAN/DESA
BAB
III
TAHAPAN
PROGRAM
KOTAKU
TINGKAT
KELURAHAN/DESA
7
Relawan
dapat
berpartisipasi
di
seluruh
tahapan
Program
KOTAKU
atau
pada
tahapan
tertentu
yang
menjadi
keahlian,
kesediaan
atau
komitmennya.
Misalnya,
relawan
untuk
Tim
Inti
Perencanaan
Partisipatif
(TIPP)
8 Tahapan
Review
Kelembagaaan
dapat
diselenggarakan
bersamaan
dengan
Lokakarya
sosialisasi
awal
dan
RKM
9
Untuk
status
administrasi
desa,
Review
Kelembagaan
dapat
mengkaji
Tim
Penyusun
RPJM
Desa
yang
ada
sudah
apakah
memenuhi
syarat,
komitmen
dan
kapasitas
sebagai
perencana
permukiman
tingkat
desa.
10
Tahapan
ini
dapat
dilakukan
bersamaan
dengan
tahap
penggalangan
relawan
dan
agen
sosialisasi
saat
sosialisasi
awal.
11
Hasil
baseline
100-‐0-‐100
berupa
Profil
Permukiman
Kelurahan/Desa
digunakan
sebagai
bahan
penggerak
diskusi
FGD
RPK.
Setelah
di
lakukan
rencana
Invstasi
dan
pelaksanaan
pembuatan
DED
maka
disarankan
untuk
menindaklanjuti
RPLP/RTPL
menjadi
salah
satu
BAB/Sub
BAB
dari
RPJMDes.
3.7.2
Perumusan
Aturan
Bersama
1.
Pengertian
Aturan
bersama
adalah
aturan-‐aturan
kesepakatan
dan
komitmen
warga/komunitas
dikawasan
prioritas
permukiman
kumuh
dan
Kelurahan,
untuk
mewujudkan
lingkungan
permukiman
yang
teratur
dan
layak
huni,
sesuai
kesepakatan
dalam
proses
penyusunan
RTPLP
Kawasan
prioritas
2.
Tujuan
Alat
kontrol
bagi
warga/komunitas
untuk
mewujudkan
lingkungan
permukiman
yang
teratur,
aman
dan
sehat
serta
layak
huni.
3.
Isi
aturan
bersama
Isi
aturan
bersama
bersifat
tumbuh
dan
dapat
dilengkapi
secara
bertahap
sesuai
kebutuhan.
Untuk
memudahkan
upaya
implementasi
dan
alat
kontrol
pembangunan,
maka
sebaiknya
isi
dokumen
aturan
bersama
dapat
dikelompokan,
sebagai
berikut:
a. Urusan
pembangunan
dan
penataan
lingkungan
permukiman
kumuh
dan
rawan
kumuh.
b. Urusan
pengembangan
kegiatan
usaha/ekonomi
lokal
dengan
pola
PPMK/P2B.
c. Urusan
sosial
dan
pelestarian
nilai
dan
kearifan
lokal.
d. Urusan
kelembagaan/unit
pengelola
pembangunan.
3.9.
TAHAP
PELAKSANAAN
Dalam
tahapan
pelaksanaan
kegiatan
baik
kegiatan
sosial,
ekonomi
maupun
infrastruktur
harus
sesuai
dengan
perencanaan
yang
disusun
dalam
dokumen
RPLP/RTPLP
dan
RA-‐P2B.
Pelaksanaan
semua
kegiatan
harus
dilakukan
dengan
transparan
dan
akuntabel
dimana
setiap
transaksi
harus
dapat
dipertanggungjawabkan
dan
dicatatkan
dalam
pembukuan.
Tahapan
pelaksanaan
kegiatan
dilaksanakan
setelah
dokumen
RPLP/RTPLP
dan
RA-‐P2B
disahkan
oleh
pihak
yang
berwenang.
Kegiatan
yang
dilaksanakan
merupakan
kegiatan
yang
tertera
di
RPLP/RTPLP
dan
RA-‐P2B
serta
merupakan
kegiatan
prioritas
penanganan
permukiman
kumuh
yang
sudah
ditetapkan
sebelumnya.
Adapun
sumber
pembiayaan
kegiatan
pembangunan
dapat
berasal
dari
beberapa
sumber
diantaranya
:
1. APBN/
Bantuan
dana
investasi
2. APBD
3. APB
desa
4. Swasta
5. Swadaya
6. Dll
Pelaksanaan
tingkat
kelurahan/desa
meliputi
kegiatan
ekonomi,
social,
dan
infrastruktur,
antara
lain
sbb:
a. Kegiatan
investasi
infrastruktur
skala
lingkungan
b. Kegiatan
ekonomi
terdiri
dari
:
• P2B
(ekonomi
rumah
tangga
dan
ekonomi
lokal)