Anda di halaman 1dari 10

SUPLEMEN

PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN 8 (DELAPAN) AKSI
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
DI DAERAH

REMBUK STUNTING
TINGKAT PROVINSI DAN KECAMATAN

DIREKTORAT JENDERAL
BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2023
1. Latar Belakang
Rembuk stunting merupakan salah satu instrumen konvergensi penurunan stunting di
daerah yang ditetapkan untuk mendorong keberpihakan kebijakan dan anggaran penurunan
stunting agar lebih sistematis, terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu maka pada 8 (delapan) aksi
konvergensi rembuk stunting merupakan Aksi 3 yang dilakukan setelah tahapan analisis situasi
dan perencanaan kegiatan dilakukan. Melalui kegiatan rembuk stunting yang terintegrasi dalam
mekanisme perencanaan dan penganggaran diharapkan terbangun proses konfirmasi,
sinkronisasi dan sinergi lintas sektor sebagai wujud nyata komitmen pimpinan daerah untuk
penurunan stunting.
Kegiatan rembuk stunting di tingkat kabupaten/kota telah dilakukan sejak tahun 2020 secara
bertahap pada kabupaten/kota yang ditetapkan sebagai lokasi prioritas penurunan stunting
mengacu pada Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Penurunan
Stunting di Daerah. Petunjuk Teknis tersebut telah diperbaharui pada tahun 2022 sebagai
implementasi kebijakan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan
Penurunan Stunting dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI).
Dalam RAN PASTI rembuk stunting termasuk salah satu program dan kegiatan Tim
Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Bidang Koordinasi dan Konvergensi yang harus
dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan dan desa/kelurahan. Untuk itu
pelaksanaan rembuk stunting perlu diperkuat di semua level agar dapat dilakukan secara
sistematis sesuai konsep dan mekanisme kegiatan yang mengadopsi kebijakan dalam Juknis
tersebut. Untuk pelaksanaan rembuk stunting di tingkat desa mengacu pada ketentuan yang diatur
oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Maka konsep dan mekanisme pelaksanaan rembuk stunting di tingkat provinsi dan
kecamatan (termasuk kelurahan) ini disusun sebagai suplemen Petunjuk Teknis (Juknis)
Pelaksanaan 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Daerah tahun 2022 untuk
menjelaskan ketentuan umum yang telah diatur dalam Juknis tersebut.

2. Dasar Hukum
1. Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di
Daerah;
2. Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI); dan
3. Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan 8 (Delapan) Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di
Daerah.

3. Tujuan
Rembuk stunting bertujuan untuk:
1. Menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan
stunting terintegrasi;
2. Mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan
intervensi penurunan stunting terintegrasi; dan
3. Membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi di
tingkat provinsi dan kecamatan.

4. Definisi
Secara umum pelaksanaan rembuk stunting di tingkat provinsi dan kecamatan mengacu
pada konsep dan mekanisme pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kabupaten/kota. Rembuk
stunting merupakan salah satu instrumen pemerintah daerah untuk mendorong konvergensi
intervensi layanan penurunan stunting antara OPD penanggung jawab layanan dengan
sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat, serta untuk memperkuat komitmen pimpinan
daerah terhadap upaya percepatan penurunan stunting. Pemerintah daerah secara bersama-
sama melakukan konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergi hasil analisis situasi dan rancangan rencana
kerja masing-masing OPD penanggung jawab layanan dengan hasil perencanaan partisipatif
masyarakat yang dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).
Untuk itu maka rembuk stunting dapat efektif jika dilakukan dengan memanfaatkan momentum
pra-musrenbang pada setiap level pemangku kepentingan.

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Rembuk Stunting di Daerah

Dalam konteks integrasi perencanaan dan anggaran, rembuk stunting di tingkat desa
dilakukan berbasis hasil pendataan sasaran dan evaluasi pemantauan layanan sebagai bahan
musyawarah desa perencanaan. Sehingga diharapkan selambatnya bulan Juni dapat dirumuskan
isu-isu pokok permasalahan stunting sebagai dasar penentuan program/kegiatan prioritas
penurunan stunting yang diusulkan dalam RKPDes tahun rencana. Di tingkat kelurahan
implementasi rembuk stunting sebagaimana mekanisme dan target kegiatan yang dilakukan di
tingkat desa, dengan mengintegrasikan program/kegiatan prioritas stunting stunting tersebut ke
dalam dokumen perencanaan di tingkat kecamatan.
Maka pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kecamatan dapat diarahkan pada verifikasi,
konfirmasi, evaluasi dan rekomendasi atas kelayakan prioritas program/kegiatan penurunan
stunting di setiap desa/kelurahan. Hasil rembuk stunting di tingkat kecamatan dapat menjadi
masukan atas klasifikasi program/kegiatan yang menjadi kewenangan desa dan daerah.
Rangkaian kegiatan perencanaan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan tersebut
merupakan proses pelaksanaan Aksi 1 Analisis Situasi dan Aksi 2 Rencana Kegiatan.Sehingga
pada pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kabupaten/kota berbasis realitas isu permasalahan
stunting dan program/kegiatan prioritas penurunan stunting yang menjadi bahan penyusunan
Rencana Kerja (Renja) OPD untuk tahun rencana dan menjadi bahan musrenbang RKPD.
Adapun rembuk stunting di tingkat provinsi merupakan momentum penguatan mekanisme
perencanaan dan penganggaran
Rembuk stunting melalui
di tingkat kelurahan kualitas konsolidasi
dilaksanakan sebagaimanadata, agendarembuk
pelaksanaan kerja dan
program/kegiatan prioritas
stunting di tingkat desa,penurunan stunting dari hasil
dengan menindaklanjuti rembuk
hasil stunting di setiap
pengintegrasian kabupaten/kota.
program/kegiatan
prioritas stunting ke dalam dokumen perencanaan di tingkat kecamatan

5. Topik Bahasan
Topik bahasan rembuk stunting selain untuk mendorong integrasi perencanaan dan
penganggaran di daerah dalam pelaksanaannya memungkinkan pada pembahasan terkait upaya
koordinasi dan konsolidasi lintas sektor dalam penguatan kelembagaan TPPS, sosialisasi dan uji
publik kebijakan, serta peningkatan intervensi layanan penurunan stunting. Selain itu, sehubungan
dengan keragaman isu permasalahan stunting yang dihadapi di daerah maka pembahasan
rembuk stunting dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan program prioritas daerah serta
ketersediaan dukungan anggaran di daerah.
Adapun pembahasan rembuk stunting dalam konteks penguatan integrasi perencanaan
dan penganggaran di daerah dapat diarahkan pada beberapa topik sebagai berikut:
a. Tingkat Provinsi
1. Publikasi hasil analisis situasi yang menguraikan isu dan permasalahan utama
stunting di setiap kabupaten/kota;
2. Rumusan prioritas program/kegiatan penurunan stunting tingkat provinsi yang sedang
dan akan dilakukan pada tahun berjalan serta pada tahun rencana;
3. Bentuk dukungan lintas sektor terhadap konvergensi intervensi layanan pada setiap
sasaran prioritas penurunan stunting; dan
4. Komitmen dan arahan Pimpinan Daerah untuk secara strategis mempercepat
penurunan stunting dalam kurun waktu tertentu.
b. Tingkat Kecamatan
1. Publikasi hasil analisis situasi yang menguraikan isu dan permasalahan utama
stunting serta di setiap desa/kelurahan;
2. Rumusan prioritas program/kegiatan penurunan stunting di tingkat kecamatan yang
sedang dan akan dilakukan pada tahun berjalan serta pada tahun rencana;
3. Bentuk dukungan lintas sektor termasuk Dana Desa terhadap konvergensi intervensi
layanan pada pada setiap sasaran prioritas penurunan stunting terutama di
desa/kelurahan prioritas; dan
4. Komitmen dan arahan Camat untuk secara strategis mempercepat penurunan
stunting dalam kurun waktu tertentu.

6. Hasil Yang Diharapkan


Hasil kegiatan rembuk stunting di tingkat provinsi dapat menjadi dasar pengintegrasian
program/kegiatan dalam mekanisme perencanaan dan penganggaran serta sebagai bahan
publikasi/sosialisasi dan uji publik kebijakan penurunan stunting pada tingkat kabupaten/kota.
Demikian halnya hasil dari kegiatan rembuk stunting di tingkat kecamatan yang menjadi bahan
integrasi perencanaan dan penganggaran di tingkat kabupaten/kota dan ditindaklanjuti oleh
pemerintah desa dalam penyusunan prioritas Dana Desa pada tahun rencana.
Untuk itu hasil yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dari pelaksanaan rembuk stunting
terutama terkait dengan:
1. Rumusan program/kegiatan prioritas penurunan stunting di tingkat provinsi dan kecamatan
berdasarkan isu-isu pokok permasalahan stunting yang dihadapi;
2. Komitmen pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kecamatan terhadap peningkatan
intervensi layanan terendah serta pencapaian target penurunan stunting dalam kurun
waktu tertentu; dan
3. Rencana kerja koordinasi dan konsolidasi lintas sektor (TPPS) yang meliputi kegiatan
integrasi perencanaan, pelaporan, pemantauan dan evaluasi, serta sosialisasi/publikasi.

Beberapa topik bahasan lainnya seperti kegiatan koordinasi TPPS, lokakarya,


sosialisasi/publikasi kebijakan, dan agenda lainnya sesuai ketersediaan anggaran di daerah dapat
dilaporkan sebagai bagian dari tema kegiatan rembuk stunting.

7. Penanggungjawab
Rembuk stunting di tingkat provinsi maupun kecamatan menjadi tanggungjawab ketua
TPPS yang dalam pelaksanaannya dapat mendelegasikannya kepada salah satu OPD sebagai
panitia pelaksana sesuai ketersediaan anggaran. Panitia pelaksana bertanggung jawab untuk:

1. Menyusun rencana persiapan waktu, agenda acara, peserta, pengisi acara, serta kebutuhan-
kebutuhan penyelenggaraan rembuk stunting yang perlu disiapkan;
2. Konsultasi dan koordinasi kesiapan kegiatan serta konfirmasi kehadiran OPD dan pihak
lainnya (Unit Pelaksana Teknis K/L, lembaga non-pemerintah, dan swasta) yang akan terlibat
dalam pelaksanaan kegiatan; dan
3. Mengawal kualitas proses kegiatan dan menyampaikan pelaporan.

Dalam menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan rembuk stunting
bagi pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kecamatan Bappeda selaku koordinator bidang
koordinasi dan konvergensi berperan dalam melakukan pemantauan, mengarahkan singkronisasi
perencanaan daerah dan desa, serta mendorong peningkatan komitmen pimpinan daerah dan
kecamatan.

8. Peserta
Peserta rembuk stunting di tingkat provinsi meliputi unsur lintas sektor dari OPD tingkat
provinsi dan kabupaten/kota, anggota DPRD, unsur lembaga non pemerintah, perguruan tinggi,
pelaku media, pelaku usaha, serta pelaku peduli stunting lainnya. Adapun peserta rembuk stunting
di tingkat kecamatan meliputi unsur OPD terkait, pemerintah desa/kelurahan, lembaga non
pemerintah, pelaku media, pelaku usaha, serta kader masyarakat dan pelaku peduli stunting
lainnya. Kepesertaan rembuk stunting menyesuaikan tema kegiatan yang akan dibahas.

Tentunya kehadiran pimpinan daerah dalam rembuk stunting di tingkat provinsi serta
Camat di tingkat kecamatan sangat diharapkan untuk lebih mendorong komitmen dan
implementasi arah kebijakan yang lebih efektif untuk percepatan penurunan stunting.

9. Waktu Pelaksanaan
Waktu penyelenggaraan rembuk stunting disesuaikan dengan siklus perencanaan dan
penganggaran di daerah. Untuk itu maka rembuk stunting perlu dilakukan setiap tahun sebagai
upaya afirmasi kebijakan dan anggaran yang berorientasi pada percepatan penurunan stunting,
sebagaimana upaya membangun keberpihakan isu-isu prioritas lainnya di daerah. Sehubungan
rembuk stunting merupakan ruang dialog dan akuntabilitas proses perencanaan pembangunan
maka sangat strategis jika dapat dilakukan saat momentum pra musrenbang RKPD provinsi. Di
tingkat kecamatan dapat menyesuaikan dengan agenda pra-musrenbang kecamatan maupun
konsolidasi lintas sektor yang biasanya dilakukan secara rutin bulanan.

Pelaksanaan rembuk stunting di tingkat kecamatan sekurangnya sebanyak 2 (dua) kali


setahun sebagaimana tertuang dalam Perpres 72/2021. Adapun rembuk stunting di tingkat
provinsi sekurangnya dilakukan 1 (satu) kali setahun sebagaimana tertuang dalam RAN PASTI.

10. Mekanisme Pelaksanaan


Secara umum mekanisme pelaksanaan rembuk stunting di tingkat provinsi dan kecamatan
mengacu pada ketentuan dan tahapan pelaksanaan rembuk stunting yang dilaksanakan di tingkat
kabupaten/kota. Penyiapan atas agenda acara, komposisi narasumber dan peserta, dokumen
pendukung, materi dan bahan paparan, serta beberapa kebutuhan penyelenggaraan lainnya
disesuaikan dengan tematik kegiatan yang diagendakan.
Komitmen dan tindaklanjut hasil rembuk stunting di tingkat provinsi maupun kecamatan
dituangkan dalam berita acara hasil kegiatan. Dan publikasi media atas proses kegiatan maupun
sosialisasi hasil kegiatan tentunya sangat dianjurkan.

11. Pelaporan
Kelengkapan administrasi dan bahan pendukung kegiatan seperti undangan, agenda
acara, daftar hadir, naskah berita acara dan komitmen hasil kegiatan, naskah sambutan dan
materi pembahasan, serta hasil publikasi media perlu dilengkapi untuk kebutuhan pelaporan
secara internal di daerah.
Adapun pelaporan rembuk stunting provinsi dan kecamatan yang disampaikan melalui
Web Aksi Bangda mengacu pada format sebagaimana terlampir.
Lampiran-1
Format Pelaporan Rembuk Stunting Tingkat Provinsi
Lampiran-2
Format Pelaporan Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan

Anda mungkin juga menyukai