Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan Kerja

Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi


Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota
Propinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran
2008

Direktur Bina Program

Ir. Danny Sutjiono


NIP. 110 021 833
Kerangka Acuan Kerja
Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota

Kegiatan Swakelola
Propinsi Jawa Barat

1. Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu,
efisien, efektif, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat, terutma bagi masyarakat
berpenghasilan rendah sebagai upaya untuk mengurangi kesenjangan. Salah satu perwujudan pembangunan nasional
tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastuktur permukiman yang disiapkan secara lebih terencana dan terpadu
sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
Pendayagunaan sumber daya yang sinergis diharapkan mampu mengoptimalkan pelaksanaan dan hasil pembangunan
untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan
dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan serta pengembangan wilayah baik diperkotaan maupun perdesaan.
Untuk mewujjudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan
ekonomi, social dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya
mengambil inisiatif untuk mendukung Propinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang
dimaksud khusunya Bidang PU/Cipta Karya melalui penyiapan Rencana Program Investasi (RPIJM) sebagai embrio
terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya RPIJM tersebut, Kabupaten/Kota dapat
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan daerah, mendorong dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan ang layak huni ( livable).
RPIJM yang disusun perlu memperhatikan aspek kelayakan program dari masing-masing kegiatan dan kelayakan
spesialnya sesuai skenario pembangunan daerah yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang yang ada, serta kelayakan
sosial dan lingkungannya. Disamping itu RPIJM yang akan disusun daerah harus mempertimbangkan kemampuan
pendanaan dan kapasitas kelembagaan dalam mendukung pelaksanaan program investasi yang telah disusun.
Dengan demikian Rencana Program Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten/Kota diharapkan dapat
mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan kabupaten/kota, secara spesifik sesuai dengan
karakteristik dan potensi masing-masing kabupaten/kota agar dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan
kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan nyata dapat dicapai.
Pendampingan daerah dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah membentuk Tim
Stgas Pusat yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 30/KPTS/DC/2007 tanggal 2 Agustus
2007 tetang Pembentukan Satgas (Satuan Tugas) Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Daerah Kabupaten/Kota/Propinsi Bidang PU/Cipta Karya. Tim Satgas ini bertugas untuk mendukung
penyusunan RPIJM di daerah dalam bentuk pendampingan dan penilaian RPIJM yang telah disusun, serta sebagai
‘knowledge center’ bagi kabupaten/kota dalam menyusun RPIJM Daerah.
Sejalan dengan persiapan pelaksanaan tugas dekosentrasi dari Pemerintah kepada Pemerintah Propinsi, berdasarkan
Surat Direktur Jenderal Cipta Karya kepada seluruh Gubernur No. PR.02.03-DC/459 tanggal 25 September 2007 perihal
Penyusunan Rencana dan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten/Kota Bidang Pekerjaan Umum/Cipta
Karya, perlu dibentuk Satgas Propinsi untuk memfasilitasi Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPIJM di Kabupaten/Kota
masing-masing antar Satgas Propinsi selanjutnya diharapkan mampu melakukan sinkronisasi RPIJM Kabupaten/Kota di
Propinsi masing-masing dan kegioatan dikas/badan ditingkat propinsi termasuk kontribusi APBN, APBD Propinsi,
selanjutnya diharapkan mampu melakukan dan APBD Kabupaten/Kota dalam mendukung pembangunan prasarana dan
sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya di Kabupaten/Kota. Satgas Propinsi dibentuk berdasarkan SK Gubernur dan terdiri
dari unsur-unsur Bappeda Propinsi dan Dinas-Dinas yang terkait dengan pembangunan PS Bidang PU/Cipta Karya
ditingkat Propinsi.
Pelaksanaan tugas pemerintah propinsi dalam memfasilitasi penyusunan RPIJM bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Kota
akan didukung oleh sumberdaya pemerintah pusat. Sehubungan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
mengalokasikan melalui DIPA Satuan Kerja pembina dari pengembangan program Cipta Karya Tahun 2008 Kegiatan
tersebut akan dilaksanakan oleh Satgas Propinsi dalam memfasilitasi pelaksanaan tugas Tim Stagas Kabupaten/Kota
dalam menyusun RPIJM daerah masing-masing.
2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah mendukung pemerintah propinsi dalam mendampingi dan memfasilitasi pembangunan
kabupaten/kota, sebagai perwujudan peran dan fungsi koordinasi serta pembinaan teknis dalam penyelenggaraan
pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota.
Tujuan dari kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencanan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya yang sesuai dengan kebutuhan nyata daerah dan rencana pengembangan wilayah dengan dukungan peran
Pemerintah Propinsi selaku koordinator dan enabler pembangunan bidang Cipta Karya.

3. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :


1. Tersusunnya RPIJM Kabupaten/Kota yang sesuai dengan kebutuhan prioritas daerah dan rencana pengembangan
wilayah yang mengacu pada RTRW Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
2. Tersusunnya RPIJM Kabupaten/Kota yang memenuhi kelayakan teknik, ekonomi, keuangan, sosial dan lingkungan
yang didukung dengan kelembagaan daerah yang memadai.
3. Tersusunnya rencana investasi daerah yang dapat didanai dengan berbagai skema pendanaan baik melalui dana
sendiri (APBD Kota/Kabupaten), dana-dana hibah (APBN, APBD Propinsi) dan dana hibah/pinjaman luar negeri
maupun dana swasta.

4. Ruang Lingkup

Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang didampingi oleh Satuan Tugas RPIJM Bidang Cipta Karya Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 11
Kabupaten/Kota dari total 26 Kabupaten/Kota di Provinsi, yang terdiri dari 3 Kota dan 8 Kabupaten.
Penentuan lingkup wilayah tersebut diatas dirumuskan berdasarkan hasil koordinasi dengan tim Penyusunan RPIJM
Distarkim Provinsi Jawa Barat dengan sumber dana APBD Provinsi Jawa Barat yang mencakup 3 PKN meliputi 15
Kabupaten/Kota.

Lingkup Penugasan
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Tim Satgas Propinsi dengan didampingi tenaga ahli pendamping propinsi dan tenaga ahli
fasilitator kabupaten akan memberikan pendampingan teknis Penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota
dan melakukan koordinasi dengan Tim Satgas Pusat dan unit-unit kerja di lingkungan Pemerintah Propinsi dan
Kabupaten/Kota, serta melaksanakan monitoring dan mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan fasilitasi Penyusunan
RPIJM Kota/Kabupaten.
Lingkup penugasan Tenaga Ahli Pendamping Propinsi terutama difokuskan sebagai fasilitator, nara sumber, pengendali
dan mengkoordinasikan dari seluruh kegiatan pendampingan yang dilaksanakan di tingkat propinsi Kabupaten/Kota dalam
menyusun RPIJM.
Tenaga ahli pendamping propinsi bertanggung jawab terhadap terlaksananya pengendalian pendampingan dan koordinasi,
yang antara lain dilaksanakan melalui rapat berkala, dan pelaporan pelaksanaan kepada Satgas Pusat.
Tenaga Ahli Fasilitator Kabupaten/Kota terutama difokuskan pada pendampingaan fasilitasi penyusunan RPIJM bidang
Cipta Karya daerah yang disesuaikan dengan arahan dan petunjuk yang telah disampaikan, termasuk yang tercantum
dalam buku pedoman penyusunan RPIJM.

Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta
Karya Kabupaten/Kota adalah :
a. Pendampingan Satgas Propinsi dalam penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota dalam rangka
mendukung pencapaian sasaran pembangunan Bidang PU/Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPIJM
Nasional (2004 – 2009) target MDGs 2015, KSNP Perkotaan, KSNP Sektor serta RPJP Nasional (2005 – 2030), serta
rencana pengembangan wilayah (RTRW) dan rencana induk sistem maupun RPJMD dan RPJPD serta dokumen-
dokumen perencanaan terkait lainnya.
b. Sistematika RPIJM mencakup :
1. Eksekutif Summary Usulan Rencana Program Investasi Jangka Menengah bidang PU/Cipta Karya serta
kesepakatan program antara pemerintah pusat, propinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
2. Strategi dan rencana pembangunan perkotaan dan perdesaan (kota/kabupaten) yang mencakup pembahasan isu
dan kecenderungan situasi dan kondisi yang perlu diperhatikan, tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah, lingkungan strategis, skenario pembangunan serta rencana pembangunan yang ditetapkan.
3. Kajian kelayakan investasi (feasibility study) prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya yang meliputi
kelayakan teknis, teknologis, ekonomi, finansial, lingkungan dan kelayakan sosial serta kelayakan manajemen
yang dilandasi oleh rencana induk sistem serta penetapan prioritas program/proyek.
4. Kajian integratif RPIJM disesuaikan dengan kapasitas kemampuan pembiaaan dan kelembagaan.
5. Memorandum program investasi PS Bidang PU/Cipta Karya
6. Social Safeguard (Land Acquisition and Resettlement Plan)
7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
8. Analisis Keuangan Daerah dan Pembiayaan Program Pembangunan.
9. Rencana Peningkatan Pendapatan Daerah
10. Rencana Pengembangan Kelembagaan Daerah
11. Lampiran Penunjang (rencana tata ruang, rencana induks sistem, FS sektor, dll)
c. Kegiatan Bidang/Cipta Karya yang dapat dimasukkan dalam RPIJM tersebut meliputi, antara lain :
1. Pembangunan Infrastruktur Permukiman Perdesaan, untuk mendukung : i) pengembangan kawasan agropolitan,
ii) pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP),
dan iii) penyediaan Infrastruktur Badi Desa Tertinggal (PPIP).
2. Peningkatan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh dan Nelayan, melalui : i) penanggulangan kemiskinan
perkotaan (P2KP), ii) penataan dan perbaikan lingkungan permikiman (NUSSP), dan iii) peremajaan kawasan
kumuh/nelayan.
3. Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, melalui : i)
penyediaan infrastruktur permukiman (air bersih, sanitasi, drainase dan jalan lingkungan) untuk pengembangan
kawasan perumahan RSH bagi PNS/TNI-Polri/Pekerja, ii) pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(RUSUNAWA), dan iii) penyediaan infratsruktur di daerah terpencil/pulau kecil/kawasan perbatasan.
4. Pengembangan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, meliputi : i) sistem penyediaan (prasarana dan sarana) air
minum, ii) sistem pengolahan air limbah terpusat, iii) pengelolaan persampahan, iv) drainase penataan revitalisasi
kawasan/lingkungan/bersejarah.
5. Pengembangan Kawasan Permukiman, meliputi penyediaan infrastruktur untuk pengembangan/perluasan
permukiman kota dan pengembangan kawasan ekonomi terpadu.
6. Pembinaan Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk memenuhi standar keselamatan dan keamanan
bangunan gedung serta lingkungan yang layak huni.
d. Kegiatan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota perlu disusun oleh Satgas RPIJM
Kabupaten/Kota dengan mendasarkan pada manajemen strategis pembangunan daerah yang mendasarkan pada
pemenuhan kebutuhan dasar dan demand of development, serta melalui pendekatan partisipatif, yang sedapat
mungkin melibatkan berbagai stakeholder pembangunan.

5. Keluaran
Keluaran dari kegiatan pendampingan ini antara lain adalah sebagai berikut :
a. Dokumen RPIJM Kabupaten/Kota dari 3 Kota dan 8 Kabupaten yang disusun sesuai dengan ruang lingkup tersebut
diatas yang didukung oleh hasil kajian kelayakan program/proyek serta memorandum program bidang PU/Cipta Karya.
b. Kesepakatan rencana dan program antara pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota, serta stakeholder lainnya
(investor/masyarakat).
c. Konsolidasi data dan informasi mengenai pembangunan bidang cipta karya dan rencana pembangunan bidang cipta
karya di daerah.
d. Konsolidasi peta pengembangan dan prasarana bidang cipta karya.
e. Data dan informasi ang terstruktur, relevan, mutakhir ( up to date) dan lengkap terkait dengan penyelenggaraan RPIJM
bidang cipta karya.
f. Hasil monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Bidang PU/Cipta Karya.
6. Waktu dan Mekanisme Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Fasilitasi dan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah selama 6 (enam) bulan, yang dilaksanakan
melalui mekanisme swakelola oleh Satuan Tugas Pendampingan RPIJM Propinsi Jawa Barat.

7. Pembentukan Tim Satgas


Dalam pelaksanaan swakelola pendampingan penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, sesuai dengan surat Dirjen Cipta
Karya kepada seluruh Gubernur, bahwa setiap propinsi diharuskan untuk membentuk Tim Satgas dalam rangka
mendampingi Kabupaten/Kota untuk menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya sesuai dengan kebutuhan daerah masing-
masing. Swakelola ini akan dipergunakan untuk mendukung Tim Satgas Propinsi dalam memberikan pendampingan
kepada daerah, dan dalam rangka tersebut tim satgas juga akan didampingi oleh tenaga ahli pendamping propinsi dan
tenaga ahli yang bertindak selaku fasilitator kabupaten/kota.

8. Kebutuhan Tenaga Ahli Pendamping.


Kebutuhan tenaga ahli pendamping di Propinsi Jawa Barat adalah sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 4 tenaga ahli
pendamping Satgas Propinsi, dan 11 tenaga ahli yang berperan sebagai fasilitator kabupaten/kota dalam menyusun RPIJM
bidang Cipta Karya.
a. Tenaga ahli manajemen pembangunan yang bertugas di ibukota propinsi sebagai koordinator dari para fasilitator yang
akan bertugas dimasing-masing kota/kabupaten sebagai pendamping pemerintah daerah dalam penyusunan RPIJM.
Tenaga ahli ini juga bertugas membantu penyiapan RPIJM propinsi sebagai rekapitulasi dukungan pemerintah
propinsi kepada pemerintah kabupaten/kota, memfasiltasi proses legalitas RPIJM dengan fihak legislatif serta
melaksanakan pengendalian pendampingan dan pelaporan pelaksanaan pendampingan.
Tenaga ahli manajemen pembangunan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a.1. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah Dan Kota : 2 (dua) orang, dengan latar belakang pendidikan Strata 2 (S2)
bidang Pengembangan Wilayah dan Kota, berpengalaman 5 – 8 tahun pada penyusunan program bidang kecipta
karyaan.
a.2. Tenaga ahli Pembangunan Sarana dan Prasarana : 2 (dua) orang, dengan latar pendidikan Strata 2 (S2) bidang
pengembangan sarana dan prasarana (Teknik Sipil/Teknik Lingkungan/Arsitektur), berpengalaman 5 – 8 tahun
pada perencanaan dan penyusunan program sarana dan prasarana keciptakaryan.
a.3. Tenaga ahli Ekonomi Pembangunan : 2 (dua) orang, dengan latar belakang pendidikan Strata 2 (S2) bidang
Pembiayaan Pembangunan, berpengalaman 5 – 8 tahun pada pekerjaan penyusunan pembiayaan pembangunan
dan investasi sektor publik, terutama berkaitan dengan bidang ke PU an.
a.4. Tenaga ahli Manajemen dan Kelembagaan: 2 (dua) orang, dengan latar belakang pendidikan Strata 2 (S2),
berpengalaman 5 – 8 tahun pada fasilitasi pengelolaan dan legalisasi program pembangunan.
b. Sejumlah tenaga ahli pengembangan prasarana publik yang akan bertugas sebagai fasilitator pendamping pemerintah
kabupaten/kota/ dalam penyusunan RPIJM yang akan ditempatkan di masing-masing Kabupaten/Kota (yang
berjumlah 11 orang).
Latar belakang pendidikan dari tenaga ahli fasilitator kabupaten/kota minimal adalah sarjana S-1 dengan latar
belakang pendidikan planner/teknik sipil/penyehatan, yang berpengalaman minimal 5 - 8 tahun dalam penyusunan
rencana program investasi bidang cipta karya.

9. Biaya
Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Barat adalah sebesar Rp. 1.627.660.000,00 (Satu Milar
Enam Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Biaya dari kegiatan ini berasal dari DIPA
TA. 2008.

10. Pelaporan
Proses pelaporan kegiatan pendampingan Fasilitasi Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten/Kota dilakukan kepada Tim Satgas penyusunan RPIJM tingkat pusat. Tim Satgas
Propinsi diharapkan dapat melaporkan pekerjaannya menurut tahapan-tahapan laporan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan, dan mencakup antara lain hal-hal sebagai
berikut :
1. Rencana Kerja Pendampingan
2. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
3. Kesiapan Satgas tingkat propinsi, kabupaten dan kota
4. Initial findings (pengamatan sementara) terhadap semua dokumen-dokumen perencanaan di daerah.
b. Laporan Antara disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan, dan mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut :
1. Strategi dan rencana pembangunan propinsi dan kabupaten/kota
2. Disain data base RPIJM daerah
3. Laporan monitoring dan evaluasi penyiapan RPIJM
c. Draft Laporan Akhir disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima), dan mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut :
1. Kajian kelayakan program yang didukung oleh memorandum program bidang PU/Cipta Karya
2. Data base peta kondisi daerah dan kebutuhan infrastruktur
3. Draft RPIJM Propinsi, Kabupaten/Kota dari 16 Kabupaten/Kota
4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya.
d. Laporan Akhir merupakan penyempurnaan draft laporan akhir berdasarkan masukan-masukan umpan balik pada saat
pembahasan dan disampaikan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan, dan mencakup antara lain hal-hal sebagai berikut
1. RPIJM Kabupaten/Kota dari 16 kabupaten/kota yang telah dibahas dan disetujui oleh Tim Teknis dan Tim Satgas
RPIJM Pusat dan Propinsi
2. Laporan penyelengaaran serta keberlanjutan sistem informasi dan data base
3. Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya.

Anda mungkin juga menyukai