BELU
OLEH:
FRIDIANA RANY NAK
21190139
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pemerintah yang baik (good governance) merupakan isu yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan yang
dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah, untuk penyelenggaraan pemerintah
yang baik adalah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat,
disamping adanya globalisasi. Oleh karena itu, seiring dengan semangat otonomi
daerah, paradigma perubahan dan globalisasi, maka pelaksanaan pemerintah kedepan
harus mampu mengimbangi perkembangan dan percepatan tuntuan dan kebutuhan
masyarakat. Untuk dapat menghadapi tuntutan perubahan perkembangan, maka
pemerintah harus memperkuat peran dan fungsinya sebagai lembaga perencanaan
untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur melalui perencanaan pembangunan yang mampu memberikan arah yang
jelas bagi seluruh pelaku pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, untuk mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah, maka daerah mempunyai
kewenangan yang lebih luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Konsekuensi
dari pelaksanaan Undang-undang tersebut, bahwa Pemerintah Daerah harus dapat
lebih meningkatkan kinerjanya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
dan pelayanan kepada publik. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Lamandau sebagai salah satu Perangkat Daerah sesuai dengan tugasnya membantu
Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang perencanaan
pembangunan, berkewajiban juga menyusun rencana strategis. Dengan demikian
diharapkan agar dapat menentukan arah perkembangan dalam meningkatkan
kinerjanya, yang mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik
lokal, regional, nasional dan global.
Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra
Perangkat Daerah sebagaimana tersebut dalam Permendagri Nomor 86
2
Tahun 2022, adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun. Adapun Rencana strategis yang disusun oleh Bappeda merupakan komitmen
yang digunakan sebagai tolak ukur bagi perumusan kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan, khususnya dalam kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten
"Bergerak Cepat Membangun Kabupaten Belu dalam Rangka Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat Menuju Kabupaten Belu JUARA (Jujur, Unggul, Adil, Religius Dan
Aman)". Melalui perencanaan strategi yang baik, Bappeda diharapkan lebih dapat
mempertajam visi dan misi serta menyelaraskan tujuan, sasaran, strategis, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Renstra Bappeda Kabupaten Belu disusun dengan tahapan persiapan
penyusunan, penyusunan rancangan awal, penyusunan rancangan, pelaksanaan forum
Perangkat Daerah/lintas Perangkat Daerah, perumusan rancangan akhir, dan
penetapan. Renstra Bappeda Kabupaten Belu mengacu pada dokumen RPJMD
Kabupaten Belu, juga mempertimbangkan sejumlah dokumen yang terkait, seperti
RTRW, Renstra Kementerian PPN/Bappenas, Renstra Bappeda Provinsi NTT, dan
sejumlah dokumen terkait lainnya.
1.2Landasan Hukum
Dalam penyusunan Renstra Bappeda, peraturan perundangan yang digunakan
sebagai landasan hukum antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten.
2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
3
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan Lembaran Nomor 4720);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
4
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2018 tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 2018 tentang Sistem
Informasi Pembangunan Daerah.
14. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Belu(Lembaran Daerah Kabupaten Belu Tahun
2016 Nomor 145);
b.Tujuan
a) Menjamin konsistensi perencanaan teknis Bappeda dengan arahan
strategis Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati sebagaimana dijabarkan di
dalam RPJMD Kabupaten
Belu.
b) Memudahkan penyusunan dan penyampaian laporan kinerja yang terukur,
baik dalam bentuk LAKIP Bappeda maupun sebagai bahan masukan
dalam penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
5
c) Menetapkan Arah Pembangunan Bappeda yang mengacu kepada RPJPD
dan RPJMD Kabupaten Belu serta sebagai pedoman dalam penyusunan
Renja Bappeda dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
1.4Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Belu
Tahun 2022-2027 secara garis besar disusun dengan sistematika sesuai dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
1.1Latar Belakang, mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra
Perangkat Daerah, fungsi Renstra Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra Perangkat Daerah,
keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra
provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja Perangkat Daerah.
1.3 Maksud dan Tujuan, memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan
dari penyusunan Renstra Perangkat Daerah.
6
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan Perangkat
Daerah, struktur organisasi Perangkat Daerah, serta uraian tugas dan fungsi
sampai dengan satu eselon dibawah kepala Perangkat Daerah. Uraian tentang
struktur organisasi Perangkat Daerah ditujukan untuk menunjukkan
organisasi, jumlah personil, dan tata laksana Perangkat Daerah (proses,
prosedur, mekanisme).
2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah.
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki
Perangkat Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber
daya manusia, aset/modal, dan unit usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah, bagian ini menunjukkan tingkat
capaian kinerja Perangkat Daerah berdasarkan sasaran/target Renstra
Perangkat Daerah periode sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib,
dan/atauindikator kinerja pelayanan Perangkat Daerah, dan/atau indikator
kinerja pelayanan Perangkat Daerah atau indikator lainnya seperti MDG’s atau
indikator yang telah diratifikasi oleh Pemerintah.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat
Daerah.
bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota (untuk Provinsi) dan Renstra Perangkat
Daerah provinsi (untuk Kabupaten/Kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan
hasil analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang berimplikasi
sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Perangkat
Daerah pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam
pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi
pengembangan yang dibutuhkan.
7
Perangkat Daerah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Identifikasi
permasalahan didasarkan pada hasil pengisian tabel.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih, bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi
Perangkat Daerah yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi
permasalahan pelayanan Perangkat Daerah, dipaparkan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan Perangkat Daerah yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
tersebut. Faktorfaktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan
perumusan isu strategis pelayanan Perangkat Daerah.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi, bagian ini mengemukakan
apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktorfaktor pendorong dari
pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
Perangkat Daerah ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra
Kementerian/Lembaga ataupun Renstra Perangkat Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis, pada bagian ini direview kembali faktor-
faktor dari pelayanan Perangkat Daerah yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan Perangkat Daerah ditinjau dari: gambaran pelayanan Perangkat
Daerah; sasaran jangka menengah pada Renstra K/L, sasaran jangka menengah
8
dari Renstra Perangkat Daerah provinsi/kabupaten/kota, implikasi RTRW bagi
Perangkat Daerah Perangkat Daerah, dan implikasi KLHS bagi pelayanan
SKPD. Selanjutnya dikemukakan metode penentuan isu-isu strategis dan hasil
penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini
diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui
Renstra Perangkat Daerah tahun rencana.
9
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Belu
10
f. Pengendalian dan evaluasi konsistensi dan kesesuaian program dan
kegiatan pada RPJMD dengan RKPD dan dengan Kebijakan Umum
Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran (PPA) serta dokumen
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
g. Pengendalian dan evaluasi capaian sasaran target pada RPJMD setiap
tahun pelaksanaan APBD;
h. Pemantauan dan evaluasi dan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan daerah;
i. Pemberian dukungan teknis perencanaan pembangunan kepada perangkat
daerah;
j. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang/aset dan ketatausahaan
Bappeda; dan
k. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
2.Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan pengendalian
serta bimbingan dalam penyusunan program, administrasi dan
penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan
12
administratif serta pelengkapan, keuangan, kepegawaian, kesekretariatan,
protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tata laksana, dan analisis
jabatan serta dokumentasi peraturan perundang-undangan pada badan
perencanaan pembangunan daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan pengendalian program;
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, keuangan dan
kepegawaian;
c. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan unit kerja;
d. Penghimpunan bahan dan data penyusunan program dan anggaran;
e. Penghimpunan bahan dan data penyusunan pelaporan;
f. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
g. Pelaksanaan urusan kesekretariatan, rumah tangga dan perlengkapan;
h. Pelaksanaan urusan perencanaan, pembangunan, humas, keprotokolan
organisasi, tata laksana dan analisis jabatan serta dokumentasi peraturan
perundang-undangan;
i. Pelaksanaan urusan pengelolaan/administrasi keuangan;
j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, dan
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.
13
Kepala Badan dalam merumuskan dan menyusun serta koordinasi kebijakan
perencanaan pembangunan infrastruktur wilayah meliputi pekerjaan umum,
perhubungan, komunikasi dan informatika, pemerintahan desa, transmigrasi,
pendidikan, kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala
Bidang mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang/sub bidang berdasarkan
prioritas dan target sasaran yang akan dicapai dalam Renstra Bappeda
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan guna penyusunan rencana kerja
(Renja) dan rencana kerja anggaran (RKA/RKAP) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA/DPPA) lingkup Bappeda;
Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan jangka
panjang (RPJPD), jangka menengah (RPJMD) dan tahunan (RKPD) dengan
SKPD mitra terkait;
b. Penyusunan prosedur standar operasional (SOP) dan sasaran kinerja
aparatur/pegawai (SKP) pada bidang-bidang serta penilaian SKP sebagai
bahan evaluasi, pembinaan dan pengembangan karir staf;
c. Pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian kegiatan bidang
pembangunan infrastruktur wilayah meliputi pekerjaan umum,
perhubungan, komunikasi dan informatika, pemerintahan desa,
transmigrasi, serta pendidikan, kesehatan;
d. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang pembangunan infrastruktur wilayah
meliputi pekerjaan umum, perhubungan, komunikasi dan informatika,
pemerintahan desa, transmigrasi, serta pendidikan dan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Infrastruktur Wilayah
Bappeda dibantu oleh:
- Sub Bidang Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perhubungan;
- Sub Bidang Infrastruktur Komunikasi, Informatika, Pemerintahan Desa
dan Transmigrasi.
14
4.Bidang Ekonomi dan Pembangunan Manusia
Bidang Ekonomi dan Pembangunan Manusia dipimpin oleh Kepala
Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan
membantu kepala badan dalam merumuskan, menyusun kebijakan
perencanaan pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia meliputi;
perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, penanaman modal, pariwisata,
lingkungan hidup dan kehutanan, pertanian, ketahanan pangan, perikanan,
pendidikan, kesehatan, pemuda, olahraga, pemberdayaan masyarakat,
pengendalian penduduk dan KB, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, tenaga kerja, perpustakaan dan kearsipan, sosial,
kebudayaan, administrasi kependudukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala
Bidang mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang/sub bidang berdasarkan
prioritas dan target sasaran yang akan dicapai dalam Renstra Bappeda
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan guna penyusunan rencana kerja
(Renja) dan rencana kerja anggaran (RKA/RKAP) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA/DPPA) lingkup Bappeda;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan jangka
panjang (RPJPD), jangka menengah (RPJMD) dan tahunan (RKPD)
dengan
SKPD terkait;
c. Penyusunan prosedur standar operasi (SOP) dan sasaran kinerja
aparatur/pegawai (SKP) pada bidang/sub bidang serta penilaian SKP
sebagai bahan evaluasi, pembinaan dan pengembangan karir staf;
d. Pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian kegiatan bidang
pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia;
e. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang ekonomi dan pembangunan manusia.
15
- Sub Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam;
- Sub Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat.
16
6.Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bidang Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dan
membantu kepala badan dalam merumuskan, menyusun kebijakan
penyelenggaraan kerjasama penelitian dan pengembangan terkait kebijakan
pembangunan daerah yang berkelanjutan. Untuk melaksanakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Penelitian dan Pengembangan
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja dan anggaran bidang/sub bidang berdasarkan
prioritas dan target sasaran yang akan dicapai dalam Renstra Bappeda
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan guna penyusunan rencana kerja
(Renja) dan rencana kerja anggaran (RKA/RKAP) dan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA/DPPA) lingkup Bappeda;
b. Pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan pembangunan jangka
panjang (RPJPD), jangka menengah (RPJMD) dan tahunan (RKPD)
dengan
SKPD terkait;
c. Penyusunan prosedur standar operasional (SOP) dan sasaran kinerja
aparatur/pegawai (SKP) pada bidang/subbidang serta penilaian SKP
sebagai bahan evaluasi, pembinaan dan pengembangan karir staf;
d. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian, fasilitasi
dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan kerjasama penelitian dan
pengembangan inovasi serta penerapan teknologi;
e. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian, fasilitasi
dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan kajian/analisa kebijakan
pembangunan;
f. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pengkoordinasian, fasilitasi
dan pelaksanaan tugas penyusunan perencanaan Publikasi Informasi Hasil
Kajian Pembangunan;
g. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang penelitian dan pengembangan.
17
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yang dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2022 –
18
2027 adalah: “Bergerak Cepat Membangun Kabupaten Belu Dalam
Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Kabupaten Belu
JUARA (Jujur, Unggul, Adil, Relegius dan Aman)”.
Misi untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut adalah.
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, akuntabel
dan transparan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan pendidikan,
kesehatan, olahraga, pencegahan dan pemberantasan narkoba serta penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK);
3. Mendorong kemandiriaan ekonomi dalam bidang pertanian melalui
pengembangan komiditi unggulan berbasis pengolahan hasil pertanian dengan
tetap memperhatikan kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup;
4. Meningkatkan kualitas masyarakat Kabupaten Belu yang bermoral melalui
kehidupan beragama, melestarikan situs, adat istiadat, budaya dan kesenian lokal
untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang berbudaya, aman, tentram dan
dinamis;
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk mendukung pemerataan ekonomi
masyarakat yang berkolerasi terhadap pengembangan perekonomian daerah.
Dikaitkan dengan visi dan misi RPJMD Kabupaten Belu Tahun 2022 -
2027 serta sebagai unsur penunjang urusan pemerintahan pada perencanaan serta
penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh Bappeda, maka fungsi dan
tugas Bappeda Kabupaten Belu terkait erat dengan pencapaian misi ke-1,
yaitu “Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, akuntabel dan transparan bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)”. Faktorfaktor penghambat dan pendorong
pelayanan Bappeda Kabupaten Belu terhadap pencapaian visi dan misi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah :
Tabel 3.2
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Perangkat Daerah
19
Terhadap Pencapaian Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Visi Bergerak Cepat Membangun Kabupaten Belu Dalam Rangka Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Menuju Kabupaten Belu JUARA
(Jujur, Unggul, Adil, Relegius dan Aman)
No Misi dan Program Permasalahan Faktor
KDH dan Wakil KDH Pelayanan Penghambat Pendorong
Terpilih Bappeda
Kab. Belu
(1) (2) (3) (4) (5)
Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
akuntabel dan transparan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
1. Perencanaan Belum optimalnya Dokumen terkait yang menjadi
pembangunan ekonomi koordinasi dan pedoman belum sepenuhnya
dan pembangunan sinkronisasi proses dijadikan acuan dalam
manusia perencanaan penyusunan rencana
2. pembangunan daerah pembangunan
Perencanaan
infrastruktur wilayah Belum efektifnya Standar pengendalian dan
3. pengendalian dan evaluasi belum akuntabel
Perencanaan evaluasi Kebijakan
pembangunan daerah pembangunan Kurang meratanya infrastruktur
4. daerah teknologi
Pengembangan Data
dan
Belum Kualitas pengelolaan data dan
Informasi
5. terintegritasnya informasi masih kurang
sistem perencanaan
Peningkatan kapasitas
pembangunan dan Keterbatasan kapasitas SDM
sumber daya aparatur
6. penganggaran
Kerjasama dengan Lembaga
Penelitian dan
Pengembangan IPTEK Belum optimalnya Litbang masih rendah
7. pengelolaan dan
Difusi dan pemanfaatan data
Pemanfaatan pembangunan
IPTEK
20
8.
Penguatan Rendahnya kapasitas
Kelembagaan SDM perencanaan
IPTEK pembangunan
Rendahnya inovasi
daerah
21
Kementerian yang difasilitasi
PPN/Bappenas Pusbindiklatren
Bappenas
22
Secara singkat proses perencanaan itu adalah aspiratif, responsif-antisipatif,
partisipatif dan implementatif.
2. Sinergis, yaitu saling berkorelasi, dalam pengertian bahwa rencana pembangunan
daerah tersebut merupakan proses penyelarasan semua kegiatan pembangunan
daerah yang dilakukan dengan efektif dan terukur, sesuai dengan kebutuhan,
kondisi dan sumberdaya yang ada.
3. Harmonis, yaitu keserasian seluruh rencana kerja masing-masing SKPD
Pemerintah Provinsi Ntusa Tenggara Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-
Nusa Tenggara Timur yang integratif dan selaras dengan rencana pembangunan
daerah NTT maupun rencana pembangunan Pemerintah (nasional).
23
3. Terwujudnya perencanaan Belum terintegrasinya Adanya IT dan
daerah yang konsisten sistem perencanaan aplikasi perencanaan
pembangunan dan yang dapat
penganggaran diintegrasikan
4. Terwujudnya pengendalian
program pembangunan yang Belum efektifnya Pelaksanaan
efektif pengendalian dan evaluasi pengendalian dan
kebijakan pembangunan evaluasi rutin
daerah dilaksanakan
24
penyusunan perencanaan KLHS berupa Kebijakan, Rencana dan Program (KRP)
yang dinilai memiliki dampak terhadap aspek kajian lingkungan hidup serta isu
pembangunan berkelanjutan strategis prioritas di Kabupaten Lamandau.
25
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
26
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
27
1. Terwujudnya 1.Persentase Tingkat
Sistem Keselarasan
Perencanaan Dokumen
Pembangunan Jangka
Daerah yang Menengah
Berkualitas Daerah dan
Tahunan 80% 90% 90% 100% 100%
Daerah Dengan
Dokumen
Perencanaan
Perangkat Daerah
2.Nilai
Komponen
18% 25% 25% 27,5% 27,5%
Perencanaan
Pada
Penilaian SAKIP
1.Meningkatnya 1.Persentase
kualitas Perangkat
perencanaan Daerah yang
pembangunan Memiliki
daerah Dokumen
Perencanaan
Pembangunan
(Renstra & 60% 65% 70%
75% 80%
Renja)
Berkualitas
Baik
2.Mewujudkan 2.Hasil Evaluasi
kinerja dan SAKIP
pelayanan Kabupaten
Bappeda
CC
yang B B BB BB
profesional
dan
kompeten
28
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
SWOT ANALYSIS
29
Pemanfaatan Teknologi Opportinities Budgeting
Informasi dan Aplikasi (memanfaatkan
Perencanaan peluang)
Threats / Perbaikan kualitas
Block Threats pengelolaan data dan
Ancaman
Kurang meratanya informasi
Infrastruktur Teknologi (mengantisipasi
Informasi ancaman)
Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran Bappeda dihasilkan dari hasil
analisis strategis sebagaimana tabel SWOT yaitu S – O (Strengths –
Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang
dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan
bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian
kebijakan.
30
Visi : Bergerak Cepat Membangun Kabupaten Belu Dalam Rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Kabupaten Belu JUARA (Jujur,
Unggul, Adil, Relegius dan Aman)
Misi : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis,
akuntabel dan transparan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
31
BAB VI
INDIKATOR KINERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
32
1. Persentase
Tingkat
Keselarasan
Dokumen Jangka
Menengah
Daerah dan - 80% 90% 90% 100% 100% 100%
Tahunan
Daerah
Dengan
Dokumen
Perencanaan
Perangkat Daerah
a. Persentase
Perangkat
Daerah yang
Memiliki
Dokumen
Perencanaan 50% 60% 65% 70% 75% 80% 80%
Pembangunan
(Renstra &
Renja)
Berkualitas Baik
2. Nilai Komponen
Perencanaan 18% 25% 25% 27,5% 27,5%
17,7% 27,5%
Pada
Penilaian SAKIP
a. Hasil Evaluasi CC
CC B B BB BB BB
SAKIP Kabupaten
33
BAB VIII
PENUTUP
7.1 kesimpulan
7.2 Saran
Renstra merupakan suatu halyang paling penting dalam perencanaan
pembangunan sebuah daerah sehingga disarankan agar pembuatan sebuah renstra
BAPPEDA harus sesuai dengan aturan yang berlaku agar program kerja dapat
berjalan secara sistematis dan mencapai target yang maksimal.
Disarankan juga agar BAPPEDA kabupaten Belu bisa memaksimalkan
kinerjanya sesuai dengan rencna strategis yang telah disusun agar dapat mencapai
target.
34