Anda di halaman 1dari 9

1.

1 Latar Belakang
Mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan
penyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasuk penyelenggaraan
pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman. Peran pembangunan Bidang Cipta Karya
khususnya dalam peningkatan sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i)
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkan lingkungan perkotaan dan
perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan
nilai tambah bagi masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi
yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan
sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa
sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota, merupakan tanggung jawab bersama,
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/kota, yang
diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan
dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders pembangunan Bidang
Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai,
yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-1
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, mengembangkan konsep perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai
upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta
Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/kota melalui fasilitasi Pemerintah Provinsi yang
mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial
maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan
pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan keuangan daerah.
Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-
JM) Kabupaten/kota Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam
pembangunan bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusun program dan anggaran
serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang lebih ideal,
efektif dan efisien.
RPI2-JM sebagai dokumen perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari
strategi pembangunan sektor bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor/Masterplan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya) di antaranya : Strategi Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Strategi Sanitasi Kota
(SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah
Kabupaten/kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/kota yang membidangi bidang Cipta
Karya.
RPI2-JM sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran
pembangunan bidang cipta karya di daerah antara pemerintah pusat, propinsi, dan
kabupaten/kota, bermanfaat dalam mendorong pembangunan infrastruktur bidang cipta karya
dalam rangka memacu pertumbuhan Kabupaten/kota dan pemerataan pembangunan. RPI2-JM
juga merupakan dokumen perencanaan yang dibuat oleh kabupaten/kota dalam mendorong
keterpaduan penanganan infrastruktur bidang cipta karya berdasarkan entitas.
RPI2-JM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber pendanaan
dan multi stakeholders di dalam investasi infrastruktur permukiman, baik dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota), swasta (dunia usaha), masyarakat, dan
pinjaman / hibah luar negeri. Dengan demikian RPI2-JM yang disusun merupakan consolidated
Feasibility Study yang dapat diterima oleh semua pihak.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-2
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
Arahan kebijakan pembangunan infrastruktur permukiman Tahun 2014 menekankan
kepada penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (livable) dan
berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan
pendekatan entitas, tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek kedepan
dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human settlements), serta
pembangunan di wujudkan secara inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin
kemitraan internasional. Ditjen Cipta Karya memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan
fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Provinsi dan Kabupaten/kota dalam mewujudkan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dengan mengawal implementasi kebijakan
keterpaduan program pembangunan bidang infrastruktur permukiman.
Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan pembangunan bidang
keciptakaryaan berdasarkan 5 kluster penanganan, yaitu Kluster A, Kluster B, Kluster C, Kluster D
dan Kluster E sebagaimana gambar dibawah ini.
Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional ditentukan
berdasarkan kategori Kabupaten/kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/ KSN/MP3EI-KPI, memiliki
perda RTRW, dan perda Bangunan Gedung (BG) sebagai kabupaten/kota kluster A yang terdiri
dari 94 kabupaten/kota. Sedangkan kabupaten/kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/ KSN/MP3EI-
KPI, dan hanya memiliki perda RTRW ditetapkan sebagai kabupaten/kota kluster B yang terdiri
dari 80 Kabupaten/kota.

Gambar 1.1
Pembagian Kluster Prioritas Pembangunan Cipta Karya

Hingga saat ini hampir seluruh kabupaten/kota telah menyusun dan memiliki
dokumen RPI2-JM (yang masih bernama RPIJM) kabupaten/kota. Namun, kualitasnya masih
sangat rendah dan belum mengacu kepada kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-3
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
bidang keciptakaryaan yang berlaku serta bersifat sektoral. Pendampingan teknis ini dimaksudkan
untuk mendorong pemerintah daerah (pemda) kabupaten/kota dalam mereview dokumen
perencanaan bidang Cipta Karya yang berkualitas dan terpadu khususnya untuk Kabupaten/kota
yang termasuk dalam kluster Strategis nasional (Kluster A dan Kluster B) yang berjumlah 176
Kabupaten/kota.
Mengingat pentingnya RPI2-JM dalam mendorong terwujudnya keterpaduan bidang Cipta
Karya khususnya kabupaten/kota yang termasuk kategori Strategis Nasional, maka Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman (Satker Randal PIP),
Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya perlu melakukan Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM
kabupaten/kota. Untuk Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat 5 (lima) kabupaten/kota yang
termasuk dalam KSN (Kawasan Strategis Nasional) Kluster A, antara lain: Kota Banjarmasin,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten
Kotabaru. Dan untuk Kluster B yaitu Kabupaten Balangan. Diharapkan dengan terlaksananya
kegiatan ini, dapat mendorong pembangunan di bidang infrastruktur permukiman yang lebih
baik.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Maksud Penyusunan RPI2-JM

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian
kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di
perkotaan maupun perdesaan.

1.2.2 Tujuan Penyusunan RPI2-JM

Tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen acuan dalam
perencanaan, pemrograman dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya,
yang memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun.

1.2.3 Sasaran Penyusunan RPI2-JM

Dalam rangka mencapai tujuan dari kegiatan ini, maka dalam pelaksanaanya dilakukan
dengan pencapaian beberapa sasaran sebagai berikut :
 Teridentifikasinya kualitas RPI2-JM Kabupaten/kota kategori Strategis Nasional terpilih.
 Terfasilitasinya pemerintah daerah dalam merencanakan keterpaduan program dabidang
infrastruktur permukiman di Kabupaten/kota kategori Strategis nasional terpilih dengan
prinsip multi sektor, multi pendanaan, dan multi tahun; berbasis pada kondisi, kebutuhan, dan
aspirasi daerah; serta sesuai dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-4
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
 Terfasilitasinya Pemerintah daerah dalam mengidentifikasi pelaksanaan keterpaduan program
bidang infrastruktur permukiman di Kabupaten/kota kategori strategis nasional TA 2014.
 Tersusunnya dokumen RPI2JM yang berisi tentang kebijakan, rencana dan program
pembangunan dan pengembangan infrastruktur bidang Cipta Karya di daerah dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir, guna mencapai terwujudnya permukiman yang layak huni dalam
lingkungan yang sehat, memadai serta produktif

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Lingkup wilayah perencanaan dalam penyusunan RPI2-JM PU/Cipta Karya Provinsi


Kalimantan Selatan meliputi 4 wilayah kajian, yaitu :
1. Kabupaten Tabalong
2. Kota Banjarbaru
3. Kabupaten Tanah Laut
4. Kabupaten Tanah Bumbu

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan ini adalah memberikan pendampingan berupa bantuan teknis kepada
kabupaten/kota dalam menyusun/mereview dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Tahun 2015-2019 yang meliputi :
1. Persiapan Pekerjaan
a. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan
koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, penyepakatan rencana kerja dan metodologi
pelaksanaan kegiatan, sampai dengan pengumpulan data dan informasi
b. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan
tujuan dan rencana kerja Penyusunan bantek RPI2-JM Kabupaten/kota yang termasuk
KSN.
Output:
 Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
 Data dan Informasi yang diperlukan
 Desain pengumpulan data dan informasi
2. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan
a. Melakukan identifikasi terhadap kualitas dokumen RPI2-JM Kabupaten/kota yang
termasuk kategori KSN.
 Penilaian terhadap kelengkapan dokumen;
 Penilaian terhadap keterpaduan strategi pengembangan kota dan kawasan;

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-5
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
 Penilaian kelayakan aspek teknis per sektor;
 Penilaian terhadap keterpaduan program berdasarkan entitas;
 Penilaian Kelayakan lingkungan dan sosial;
 Penilaian kelayakan pendanaan;
 Penilaian kelayakan kelembagaan;
 Penilaian terhadap matrik program;
b. Melakukan identifikasi pelaksanaan keterpaduan program di Kabupaten/kota yang
termasuk KSN untuk TA 2014.
c. Melakukan identifikasi perencanaan keterpaduan program di KSK Kabupaten/kota
kategori strategis nasional.
d. Melakukan identifikasi perencanaan percepatan pencapaian SPM di Kabupaten/kota
Strategis Nasional.
e. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang masuk dalam kategori inovasi
baru/creative program.
f. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang potensial didanai melalui PHLN, CSR, dan
Non APBN lainnya.
3. Melakukan analisis
Memfasilitasi Kabupaten/kota yang termasuk dalam KSN dalam melakukan analisis
perencanaan keterpaduan program infrastruktur permukiman.
4. Focus Group Discussion (FGD)
Penyedia Jasa memfasilitasi pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan stakeholder,
antara lain: Satker Randal, Satker Sektor Provinsi, Bappeda dan SKPD Kabupaten/kota bidang
Cipta Karya. FGD dilakukan dalam rangka merencanakan keterpaduan program penanganan
infrastruktur permukiman, yaitu:
a. Perumusan strategi/skenario penanganan kawasan
b. Perumusan kawasan-kawasan yang akan diprioritaskan sebagai lokasi keterpaduan
program bidang infrastruktur permukiman
c. Penyusunan Kebutuhan penanganan sektor
d. Penyusunan rencana program investasi, kriteria kesiapan, serta skema kebijakan
pendanaan sektor dalam rangka keterpaduan program berdasarkan entitas TA 2015-2019
5. Rapat Koordinasi
Penyedia Jasa melakukan rapat koordinasi yang terdiri dari :
a. Koordinasi rutin kepada Satker Randal Provinsi dan Satker Sektor Provinsi;

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-6
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
b. Koordinasi periodik dengan Provinsi termasuk Satker Sektoral Provinsi, SKPD
Kabupaten/kota yang membidangi Cipta Karya; dan Satuan Tugas RPI2-JM
Kabupaten/kota dari lokasi pekerjaan bantuan teknis;
c. Menyusun laporan rapat koordinasi setiap kali selesai melakukan rapat koordinasi.
6. Rapat Pembahasan Laporan, yaitu Penyedia Jasa melakukan ekspose dan pembahasan
kepada pihak pemerintah propinsi serta menjaring masukan penyempurnaan.

1.4 Landasan Hukum


Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Provinsi Kalimantan Selatan ini berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,
terkait dalam materi dan proses penyusunannya. Berikut dasar hukum yang digunakan dalam
penyusunan RPI2-JM Provinsi Kalimantan Selatan:
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang No. 17/ Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2010-2014;
5. Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;
6. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
7. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
8. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
9. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
10. Undang-Undang No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
12. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
13. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
14. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
15. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan Gedung;
16. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2004-2009;
17. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan;
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis;
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimum;

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-7
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur (Bidang Infrastruktur Air Minum dan Bidang
Infrastruktur Sanitasi);
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Perkotaan;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan;
24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan Dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman;
26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2007 Tentang Kerjasama Pembangunan
Perkotaan;
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);
31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);

1.5 Data Pekerjaan


 Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program
Infrastruktur Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, PPK
Perencanaan dan Pengendalian.
 Nama Pekerjaan : Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kabupaten/Kota Tahun 2016
 Lokasi : Kabupaten Tabalong, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut
dan Kabupaten Tanah Bumbu
 Sumber Pembiayaan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Petikan No. DIPA-
033.05.1.505899/2014 Tanggal 5 Desember 2013
 Konsultan : CV. Kinarya Alam Raya
 Alamat : Jl. Nuri I No. 7 Rt. 10 Perumahan Bumi Lingkar Basirih, Kelurahan
Basirih Selatan, Banjarmasin

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-8
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
 Surat Perjanjian (Kontrak)
Nomor : 663.10/09/SP/RANDAL-PIP/2014
Tanggal : 11 Juli 2014
 Biaya perencanaan : Rp. 512.000.000,-
(terbilang : Lima Ratus Dua Belas Juta Rupiah)

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penyusunan Buku Laporan Pendahuluan Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota (yang termasuk dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup yang berisikan wilayah perencanaan dan kegiatan, kemudian serta landasan
hukum.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab ini berisikan tentang gambaran umum wilayah perencanaan yang dibagi menjadi 3
bagian yaitu gambaran umum tentang historis penyusunan RPIJM/RPI2JM di Provinsi
Kalimantan Selatan, gambaran umum Provinsi Kalimantan Selatan dan gambaran
umum Kabupaten/Kota.
BAB III METODE PENDEKATAN
Bab ini berisikan tentang metode pendekatan dalam penyusunan RPI2-JM Provinsi
Kalimantan Selatan yang meliputi : pola pikir, isu strategis infrastruktur, metode
pendampingan bantuan teknis RPI2-JM, metode penyusunan dokumen RPI2-JM.
BAB IV RENCANA KERJA
Bab ini menjelaskan tentang jadwal rencana kerja secara rinci pada kegiatan
penyusunan RPI2-JM Provinsi Kalimantan Selatan.

Bantuan Teknis Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota


1-9
(yang Termasuk Dalam KSN Provinsi Kalimantan Selatan)

Anda mungkin juga menyukai