Oleh:
Mahasiswa : Putu Ari Gayatri
NRP: 03211750027002
Program studi : Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Jurusan : Teknik Lingkungan
2.1 RPJPD
Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang - Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun dan memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi.
Dokumen RPJPD pada dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas
dokumen RPJPD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJPD dapat mengemukakan
secara sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya
dengan proses menetapkan kemana daerah dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun
mendatang akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima
tahun pertama, lima tahun kedua, lima tahun ketiga dan lima tahun keempat, dari setiap
periode lima tahunan di tentukan sasaran dan bagaimana mencapai sasaran tersebut, agar
tujuan jangka panjang dapat tercapai. Tahapan penyusunan RPJPD dilakukan melalui
urutan sebagai berikut :
1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan
2. Musyawarah perencanaan pembangunan
3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan
2.2 RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Tahapan penyusunan RPJMD dilakukan melalui urutan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RPJMD
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
3. Penyusunan rancangan RPJMD
4. Pelaksanaan musrenbang RPJMD
5. Perumusan rancangan akhir RPJMD
6. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD
2.3 RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode satu (1) tahun. RKPD memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja,
pendanaan, dan prakiraan maju. Rancangan kerangka ekonomi daerah memuat gambaran
kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling
sedikit dua (2) tahun. Program prioritas pembangunan daerah memuat program – program
yang berorientasi pada pemenuhan hak – hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan
yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan.
Rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan dan pagu indikatif yang bersumber dari APBD, memuat program dan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, disertai perhitungan
kebutuhan dana bersumber dari APBD untuk tahun – tahun berikutnya dari tahun yang
direncanakan. Sumber – sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat, yaitu kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah daerah yang didanai
APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran serta masyarakat baik dalam
bentuk dana, material maupun sumber daya manusia dan teknologi. Tahapan penyusunan
RKPD dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RKPD
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
3. Penyusunan rancangan RKPD
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
6. Penetapan RKPD
2.4 RTRW
Berdasarkan Undang-Undang no. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, disebutkan
bahwa pengaturan penataan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang termasuk pedoman bidang penataan ruang.
Pelaksanaan penataan ruang dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahap pertama berupa
perencanaan tata ruang.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi, pedoman dan petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang, serta rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan perkembangan
permasalahan provinsi, keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten, daya dukung serta
daya tampung lingkungan hidup, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, serta
RTRW kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten tersebut. RTRW Kabupaten menjadi
pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
d. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah dua puluh (20) tahun dan dapat ditinjau kembali
setiap lima (5) tahun.
Selain itu, RTRW juga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Masterplan Sistem
Pengolahan Air Limbah Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan,
sehingga tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip kebiajakan pembangunan yang telah
ditetapkan.
1 Selemadeg 10 59 52,05
2 Kerambitan 15 90 42,39
3 Tabanan 12 82 51,40
5 Marga 16 71 44,79
6 Baturiti 12 64 99,17
8 Pupuan 14 71 179,02
Jumlah Jumlah Jumlah Wilayah
No Kecamatan
Desa Banjar (Km2)
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya dataran tinggi
di bagian utara wilayah Tabanan, dan dataran rendah di bagian selatannya Kabupaten
Tabanan bagian utara merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian tertinggi berada
pada puncak Gunung Batukaru, yaitu setinggi 2.276 meter dari permukaan laut. Dan di
bagian selatan Kabupaten Tabanan merupakan daerah pantai yang berupa dataran rendah.
Pada aspek imlementasi kebijakan beberapa program pengelolaan air limbah telah
dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan. Dari data tahun 2007 hingga 2014,
pemerintah Kabupaten Tabanan telah membangun 28 IPAL Komunal sebagai
pengendalian limbah domestik. Dengan cakupan layanan mencapai ±1.240 KK dan
±5.400 jiwa.Dengan prioritas lokasi pembangunan IPAL Komunal di Kecamatan Tabanan
dan Kecamatan Kediri. Dengan program-program pengelolaan limbah diharapkan mampu
menekan tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah domestic dari aktivitas rumah
tangga.
4.1 ANALISA KAITAN TATA RUANG DENGAN STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR
LIMBAH
Acuan yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Sistem Pengolahan Air Limbah
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan, yang menjadi dokumen
dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah, adalah RTRW Kabupaten Tabanan
No. 11 Tahun 2012 sehingga nantinya tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip
kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. Adapun analisa kaitan antara Tata Ruang
dan strategi sektoral disampaiakan sebagai berikut :
III. RKPD
Visi : TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN
BERPRESTASI)
Misi : 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses dan pelayanan prima
Tujuan : 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Sasaran : 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga
3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan
4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan
5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
Indikator : -
Target Capaian : -
IV. RTRW
Visi : Sesuai dengan Visi pembangunan Kabupaten Tabanan yang
tertuang dalam RPJPD Kabupaten Tabanan 2005-2025 adalah
TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara
dokumen RTRW, RPJPD, RPJMD, RPKD Kabupaten Tabanan dengan Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan. Target capaian yang
ingin diraih pada RTRW sejalan dengan yang ingin dicapai pada Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan.
Adapun program – program yang direncanakan untuk penanganan bidang air limbah di
Kabupaten Tabanan, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Rencana Pembiayaan Program Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
No Permasalahan Strategi Penanganan Usulan Program
Jangka Pendek Rencana Biaya Jangka Menegah Rencana Biaya Jangka Panjang Rencana Biaya
(Rp.) (Rp.) (Rp.)
1 Masih ada masyarakat Perbaikan dan peningkatan Program IPAL off-site 45.340.700.000 Program IPAL off-site 206.069.485.000 Program IPAL off-site 719.523.384.000
Optimalisasi IPLT
SDM
1.250.000.000
7 Kawasan Pantai Tanah Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program sanimas di 950.000.000 Peningkatan sanimas 250.000.000
Lot sebagai tempat Tanah Lot Kawasan Wisata Tanah Lot Kawasan Tanah Lot
wisata internasional
pelayanan sanitasi
hanya mengandalkan
MCK umum sedangkan
rumah makan dan
pertokoan belum
memiliki sanitasi dan
pengolah limbah yang
baik
8 Belum tertatanya system Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program sanimas di 1.850.000.000 Peningkatan sanimas 550.000.000
sanitasi di kawasan Soka dan Bedugul Kawasan Wisata Soka dan Kawasan Wisata Soka dan
wisata Soka dan Bedugul Bedugul
Bedugul
9 Sebagai hinterland Kota Permukiman baru wajib membuat IPAL Perencanaan dan 1.500.000.000 Perencanaan dan 1.500.000.000 Perencanaan dan 1.500.000.000
Denpasar pembangunan IPAL di pembangunan IPAL di pembangunan IPAL di
perkembangan kota kawasan kawasan kawasan
mengarah ke Kediri dan permukiman/perumahan permukiman/perumahan permukiman/perumahan
Tabanan sehingga
pertumbuhan dan
perkembangan
permukiman baru
menngkat akibat
perkembangan kota
Sumber : Masterplan SPAL Kabupaten Tabanan, 2014
BAB V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pelayanan air limbah di Kabupaten Tabanan sudah sangat
baik, terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) wilayah
Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Selain itu, kaitan antara tata ruang (RTRW) dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Tabanan (RPJPD,
RPJMD, RKPD) dan dokumen sektoral (Masterplan SPAL dan SSK Pemutakhiran) sudah sangat sesuai. Hal ini menandakan
komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen dalam penataan ruang serta peduli dengan lingkungan khususnya
dalam hal pengelolaan air limbah, dimana air limbah menjadi salah satu topik dalam pencapaian target universal access 100 –
0 -100 pada tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2011, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2025, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2017, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Tabanan Tahun 2018, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, 2015, Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2016-2020, Pokja Sanitasi Kabupaten
Tabanan
Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Prov. Bali, 2014, Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Tabanan, PT. Parama Krida Pertama, Tabanan
Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang NO 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang NO 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Republik Indonesia, 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.