Disusun oleh:
07021181823014
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai pulau yaitu Pulau Jawa, Pulau
Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra serta pulau-pulau lainnya. Dengan populasi lebih
dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di
dunia dan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia (dengan penganut agama islam
lebih dari 207 juta jiwa meskipun secara resmi bukanlah negara Islam). Bentuk pemerintahan
Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Presiden. Sistem pemerintahan Indonesia ini terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan desa.
Salah satu kota yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Kota
Semarang. Kota Semarang. Ibu kota Jawa Tengah yang memiliki berbagai kecamatan dan
kelurahan, salah satunya adalah Kecamatan Banyumanik. Kecamatan Banyumanik tersebut
terdiri atas banyak kelurahan, salah satu diantaranya adalah Kelurahan Tembalang. Yang akan
penulis bahas pada makalah kali ini adalah program perencanaan pembangunan yang
dilaksanakan di Kelurahan Tembalang.
Tahapan dan tatacara penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), menyebutkan bahwa RPJMD merupakan rencana pembangunan suatu daerah untuk
jangka waktu 5 tahun yang sering disebut dengan Rencana Strategis (Renstra). Secara
operasional RPJMD diuraikan untuk kegiatan atau program pemerintah setiap tahun dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) atau sering juga disebut Rencana Kerja (Renja) Pemerintah
(Permendagri No 54 Tahun 2010). Berdasarkan penjelasan Permendagri No 54 Tahun 2010,
bahwa kedudukan RPJMD Kota/Kabupaten merupakan dokumen yang akan menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten/Kota.
Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahaan yang baik (Good
Governance) adalah dibukanya peluang bagi masyarakat dalam turut serta dalam pengambilan
keputusan pembangunan, termasuk aspek perencanaan. Ruang yang disiapkan bagi keikutsertaan
masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan adalah Musrenbang yang dilaksanakan
secara berjenjang mulai dari desa sampai tingkat nasional.
Kegiatan musrenbang tidak hanya menjadi wadah bagi penyusunan rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan. Musrenbang harus dipandang sebagai saluran resmi yang dipersiapkan
untuk mengkanalisasi aspirasi masyarakat dalam rangka memperoleh akses yang memadai dalam
kebijakan penganggaran pembangunan. Untuk itu, maka mutu proses dan mutu hasil
Musrenbang akan sangat menentukan efektifitas penyaluran aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Merujuk pada amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan
Pembangunan Nasional telah diperkenalkan tiga kutub perencanaan, yaitu Kutub perencanaan
Politis, Perencanaan Teknokratis dan Perencanaan Partisipatif. Berdasarkan pengalaman yang
ada diketahui bahwa Porsi penganggaran pemerintah sangat didominasi oleh hasil perencanaan
politis dan perencanaan teknokratis, sedangkan hasil perencanaan partisipatif (masyarakat)
kurang mendapat porsi pendanaan. Musrenbang hendaknya dipandang sebagai wadah yang
dipersiapkan untuk melakukan upaya harmonisasi dan singkronisasi berbagai kutub perencanaan
tersebut, sehingga aspirasi masyarakat dapat turut mewarnai hasil perencanaan teknokratis dan
perencanaan politis.
Berangkat dari kerangka berpikir tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk
meningkatkan mutu pelaksanaan musrenbang Kecamatan dan Kelurahan. Petunjuk Pelaksanaan
Musrenbang ini disusun sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu Musrenbang
kecamatan.
B . Rumusan Masalah
Tinjauan Pustaka
1 Landasan Teori
Landasan teori memuat konsep topik yang dibahas yang kemudian akan dikaitkan dengan
teori – teori yang berkaitan dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD) sebagai penjabaran Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan
bahan bagi penyempurnaan RKPD. Penyusunan berbagai dokumen rencana tahunan tersebut
dilakukan melalui proses koordinasi antar instansi pemerintah (Forum SKPD) dan proses
partisipasi seluruh pelaku pembangunan dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan pedoman bagi penyusunan APBD
yang akan ditetapkan secara bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah
Daerah. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mempunyai fungsi pokok sebagai : (1)
Acuan bagi seluruh pelaku pembangunan dalam menjabarkan seluruh kebijakan public, (2)
Pedoman dalam penyusunan APBD sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah selama
satu tahun, dan (3) Jaminan kepastian kebijakan sebagai wujud nyata komitmen pemerintah
dalam melaksanakan pembangunan.
Sehubungan dengan hal diatas, sebagai bagian dari proses penyelenggaraan Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka dalam perencanaan pembangunan perlu dilakukan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang akan membahas dan
menyempurnakan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk
difinalisasi lebih lanjut sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran yang
merupakan mata rantai dalam proses penyusunan APBD.
TUJUAN
Agar penyelenggaraan Musrenbang Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan dan Desa dapat
memenuhi asas demokrasi, partisifasi, kemitraan, transparansi dan akuntabilitas dengan
melibatkan para pelaku pembangunan di daerah.
Tujuan penyelenggaraan Musrenbang dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Adalah:
1. Menyempurnakan rancangan awal RKPD menjadi rancangan akhir RKPD dengan mengacu
pada naskah RPJMD 2009 – 2014 yang mulai diimplementasikan pada tahun 2009.
2. Melakukan sinkronisasi dan penyempurnaan rancangan awal Rencana Kerja SKPD menjadi
rancangan akhir Rencana Kerja SKPD dengan memperhatikan prioritas pembangunan yang
tertuang dalam rancangan RKPD serta prioritas dan aspirasi masyarakat sesuai kesepakatan
Musrenbang.
3. Melakukan sinkronisasi program, kegiatan pokok, lokasi kegiatan dan pagu anggaran yang
disusun oleh SKPD yang bersifat penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan, mempunyai
dampak nyata, terukur dan langsung dirasakan oleh masyarakat, sesuai dengan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rancangan RKPD.
4. Mengembangkan dan memperkuat proses partispisasi masyarakat dan dunia usaha dalam
penyusunan RKPD.
5. Mengembangkan dan memperkuat mekanisme pengendalian dan pengawasan (safe
guarding) terhadap pelaksanaan RKPD.
6. Merupakan media interaktif bagi segenap stakeholders daerah untuk menetapkan program
dan kegiatan daerah serta rekomendasi kebijakan guna mendukung implementasi
program/kegiatan tahun anggaran berikutnya.
7. Membangun komitmen bersama diantara steakholders dalam pencapaian pembangunan yang
berkualitas, partipatif, transparan dan akuntabel
8. Menciptakan program – program innovatif dalam perencanaan pembangunan kedepan
MUSRENBANG KABUPATEN
Tujuan Umum :
Ditujukan untuk menghasilkan kesepakatan dan komitmen diantara para pelaku pembangunan,
atas program, kegiatan dan anggaran tahunan daerah, dimana pengambilan keputusan dilakukan
secara partisifatif dengan berpedoman pada dokumen perencanaan pembangunan daerah
Tujuan Khusus:
•Meningkatkan intensitas dan kualitas partisifasi masyarakat
• Meningkatkan kualitas perencanaan
• Mewujudkan keseimbangan antara pencapaian sasaran jangka menengah dan strategis dan
sasaran tahunan
Sasaran :
• Terjaminnya keterlibatan mayarakat (Individu/kelembagaan) dalam proses pengambilan
keputusan pada musrenbang kabupaten.
• Teridentifikasi dan tersepakatinya prioritas program/kegiatan daerah untuk tahun mendatang
yang memerlukan pembiayaan APBD Kabupaten
• Teridentifikasinya kebutuhan akan kebijakan dari pemerintah kabupaten
• Tersepakatinya kegiatan-kegiatan yang memerlukan pengkajian lebih lanjut
• Terintegrasinya pendekatan partisipatif dalam keseluruhan proses perencanaan pembangunan di
kabupaten
Materi:
• Hasil rekomendasi tata cara pelaksanaan musrenbangkab,
• RPTK dan Rancangan Repetada berupa Usulan Satker (Ranc. RASK/DUP/DURP),
• Tinjauan Pelaksanaan Pembangunan yang didanai APBD Kab, APBD Prop dan APBN
tahun sebelumnya,
• Hasil Evaluasi APBD tahun lalu dan tahun berjalan,
• Hasil kajian potensi lokal (SDM dan SDA)
Keluaran :
• Arah Kebijakan Umum APBD
• Repetada yang definitif
• Daftar usulan kebijakan pada tingkat Kabupaten, Propinsi dan pusat
• Daftar usulan kegiatan/investasi yang memungkinkan terjadinya kemitraan dengan
swasta
• Daftar usulan kegiatan yang perlu pengkajian lebih lanjut
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan
dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan
dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan
dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari
aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.
Karakteristik utama dari bidang studi pembangunan yg multi dan inter-disiplin sejak diresmikan
pada tahun 1940an, adalah satu seri perubahan dalam Pemikiran Pembangunan.
Dalam discourse bidang keilmuan teori pembangunan identik dengan sifat perubahan yg
evolusiner daripada revolusiner. Pemikiran Pembangunan bukan saja merupakan terjemahan
teori tentang fakta tapi merupakan juga tentang nilai, aspirasi, tujuan sosial yg pada akhirnya
mencari sesuatu yg berlandaskan moral, etika dan keadilan. Maka perubahan dalam studi
pembangunan menjurus ke evolusi ide2 yang paralel daripada revolusi ide2. maka tidak heran
apabila konflik, bahasan, debat, posisi dan juga sanggahan moral tersirat dalam bahasan strategi
pembangunan dengan teori2 pembangunan yang majemuk.
Pembangunan mencakup teori dan praktek yaitu bagaimana pembangunan seharusnya atau
mungkin terjadi dan upaya riil yg dilakukan utk menerapkan berbagai aspek pembangunan dalam
praktek. Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep
yang statis.Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir.
Proses pembangunan merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan
terjadinya suatu proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan
struktur sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, tetapi tergantung dengan “innerwill”,
proses emansipasi diri. Dengan demikian, partisipasi aktif dan kreatif dalam proses
pembangunan hanya mungkin bila terjadi karena proses pendewasaan.
2. metode penelitian
Metode penelitian adalah metode yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian untuk
memperoleh suatu kesimpulan. Metode penilitian yang dilakukan penulis meliputi:
2.1 Jenis Sumber Data
Kajian ini menggunakan metode peneltian kualitatif dengan menjabarkan sumber –
sumber data primer dan sekunder untuk dianalisis dan diperbandingkan, data primer
dikumpulkan melalui wawancara pada subyek yang akan diteliti yaitu : Pihak Kelurahan
Ungaran sedangkan data sekunder yaitu data yang didownload melalui media internet, serta
informasi berupa literatur buku yang berkaitan dengan topik bahasan
BAB III
Pembahasan
1. Perencanaan Ideal
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.
Menentukan : menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan)
Tindakan : Spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan
Tepat : Dikaitkan dengan tindakan
Pilihan-pilihan
1. Pemilihan tujuan dan kriteria
2. Identifikasi seperangkat alternative yang konsisten dengan preskripsi dengan
pemilih alternative yang memungkinkan
3. Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan
Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan
jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time
frame.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan
Menurut yang penulis dapat dari hasil wawancara dengan pak lurah, perencanaan yang
ideal itu adalah perencanaan yang mengikuti tata cara aturan pembuatan pembangunan yang
telah ada di undang-undang atau di PP (peraturan pemerintah) selain itu tidak hanya di peraturan
saja melainkan di perlukannya aspirasi masyarakat sebagai pengguna infrastuktur atau
pembangunan tersebut. Ini semua bertujuan agar pembangunan yang telah di lakukan ini tepat
sasaran dan berguna bagi masyarakat nya.
Ada 4 hal yang dapat menyebabkan seseorang gagal melaksanakan rencana yang
disusunnya.
Yang pertama adalah kurangnya tekad dan kekonsistenan. Setelah membuat
perencanaan, orang yang bersangkutan harus belajar mendisiplin diri sendiri untuk melakukan
setiap langkah yang sudah ia rencanakan dengan detil dan konsisten, sehingga apa yang
dilakukannya dapat terus mengalami peningkatan. Tanpa tekad, konsistensi dan disiplin, kita
tidak akan pernah bisa melihat sebuah rencana terwujud dalam realita.
Penyebab kedua adalah kurangnya persiapan. Kadang kala kita sudah merencanakan
sesuatu dengan baik, tapi gagal di tengah jalan karena tidak adanya persiapan
Penyebab ketiga adalah kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat, seperti suami
atau isteri, anak-anak maupun keluarga. Kadang, kurangnya dukungan bisa melemahkan fighting
spirit yang kita miliki sehingga membuat kita gagal meraih rencana.
Keempat adalah mentoring. Seringkali seseorang gagal mewujudkan rencana karena
ia tidak memiliki mentor yang bisa memberi arahan, menolong untuk menetapkan langkah-
langkah persiapan ataupun menerapkan pendisiplinan pribadi atas hidup orang yang
bersangkutan.
Selain itu juga dibutuhkan tekad yang besar, sehingga apa yang sudah kita rencanakan
akan bisa terwujud. Untuk bisa membangun mentalitas seperti ini amat diperlukan peran seorang
mentor, apalagi jika keluarga kita tergolong orang-orang yang sekedar menjalani hidup belaka,
sehingga tidak ada figur yang bisa kita teladani guna mengadopsi semangat dan tekadnya.
Dengan adanya seorang mentor yang sudah terbukti berhasil, kita bisa dengan mudah terinspirasi
untuk meniru keberhasilan dan apa yang ia lakukan dalam meraih pencapaian tersebut.
Selain itu, kita juga membutuhkan adanya orang-orang maupun resources yang bisa
memberikan input inspirasional dalam hidup kita. Selanjutnya, kita membutuhkan komunitas
yang mendukung. Dengan adanya ketiga hal ini, akan jauh lebih mudah untuk membangun dan
memiliki mentalitas seorang pejuang, sehingga apapun yang kita rencanakan pasti bisa terwujud.
a) alternative
Agar dapat menetapkan perencanaan yang baik maka sebelumnya agar disusun berbagai
alternative, misalnya untung dan rugi kelebihan dan kekurangannya, kendala dan dukungannya,
sehingga dapat menentukan perencanaan yang paling baik.
b) Harus realistis
Bila perencanaan tidak realistis, mungkin baik diatas kertas saja akan tetapi tidak dapat
dilaksanakan dalam prakteknya.
Misalnya : keterbatasan dalam teknologi, keterbatasan sumber dana, tenaga kerja, dsb.
c) Harus ekonomis
Penulis mengatakan bahwa perencanaan di wilayah tembalang ini adalah perencanaa yang
ideal karena telah mencakupi berbagai aspek dan kriteria perencanaan yang ideal tersebut.
Terbukti perencanaan di kelurahan ini di bentuk atau di buat dari isi aspirasi-aspirasi masyarakat
pada saat kegiatan musrembang yang telah di laksanakan. Dan selain itu tata pengelolaan system
keuangan yang di bukukan oleh kelurahan ini bersifat fakta atau sesuai dengan apa yang telah di
lakukan oleh pihak swasta.
Kemudian proses nya tidak hanya berhenti di kekelurahan saja. Tugas tersebut akan di
serah kan kepada pihak swasta sebagai orang ketiga yang melaksanakan tugas tersebut. Tugas
tersebut berupa pengaspalan jalan, paving, perbaikan masjid, dan pebuatan saluran air. Setelah
pekerjaan itu selesai di lakukan oleh pihak swasta dalam waktu yang telah ditentukan. Maka
salah satu anggota kekelurahan akan mencek dan melihat apa pekerjaan itu benar-benar telah
selesai. Setelah itu barulah kekelurahan membuat laporan lagi tetapi laporan itu menejlaskan
bahwa sudah terlaksanakan nya program itu kepada pemerintah kota.
Kesimpulan
Perencanaan ideal adalah perencanaan yang baik serta efektif dapat dinikmati oleh
masyarakat serta perencanaan tersebut berdasarkan alternative, harus realistis, ekonomis,
flexibel, dan harus didasari dengan partisipasi. Selain itu perencanaan yang idela ini di dasar dari
aspirasi-aspirari warga atau partisipasi warga dalam kegiatan musrembang yang telah di adakan
kemaren tanggal 10 januari 2015 di kelurahan tembalang. Musrembang ini bertujuan agar
program perencanan pembangunan yang di buat oleh kelurahan ini sesuai dengan keinginan
masyarakat, sehingga pembangunan yang dilakukan itu berguna dan bermanfaat serta dapat di
nikmati oleh masyarakat sebagai penggunannya.
Perencanaan program di daerah tembalang ini adalah perencanaa yang ideal karena telah
mencakupi berbagai aspek dan kriteria perencanaan yang ideal tersebut seperti salah satu kriteria
nya adalah Partisipasi dan ekonomis. Terbukti perencanaan di kelurahan ini di bentuk atau di
buat dari isi aspirasi-aspirasi masyarakat pada saat kegiatan musrembang yang telah di
laksanakan. Dan selain itu tata pengelolaan system keuangan yang di bukukan oleh kelurahan
ini bersifat fakta atau sesuai dengan apa yang telah di lakukan oleh pihak swasta.
Daftar pustaka
http://danisnugroho.blogspot.com/2010/11/syarat-syarat-perencanaan-yang-baik.html Di unduh
http://abbalukengbone.blogspot.com/2014/02/tahap-pelaksanaan-musrembang-tingkat.html
Di unduh pada tanggal 6 januari 2015 jam 10:00
Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Pembangunan Nasional.