Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sistem Perencanaan Pembangunan

Kelas A

Oleh :

SALMA HANITA PUTRI

NIM. 2046000074

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki arti sangat penting


dalam penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan dan memainkan peranan penting dalam
upaya mensukseskan pembangunan diberbagai tingkatan baik nasional
maupun daerah. Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, pemerintah daerah harus
menyusun sejumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah.

Dalam suatu pembangunan daerah dilakukan oleh pemerintah


daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan
kewenangan masing-masing. Selain itu, perencanaan pembangunan
daerah harus mampu mengintegrasikan rencana tata ruang dengan
rencana pembangunan daerah yang dilaksanakan berdasarkan kondisi
dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah dan sesuai dengan
dinamika perkembangan daerah dan nasional.1

Sesuai dengan kondisi objektif daerah, maka perencanaan


pembangunan daerah perlu dirumuskan dengan berdasarkan berbagai
prinsip seperti transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel,
partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berkelanjutan. Salah satu bentuk
dokumen perencanaan pembangunan daerah adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).2

RPJMD merupakan satu dokumen resmi daerah yang


dipersyaratkan untuk mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka
1
Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, Perencanaan Pembangunan Daerah, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama), 2005, hlm. 23
2
Sjafriza, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada), 2015, hlm. 17
waktu 5 (lima) tahun ke depan dalam masa pimpinan Bupati dan Wakil
Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota terpilih. Dokumen perencanaan
pembangunan daerah tersebut meliputi:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


yang memuat kebijakan pembangunan dengan jangka
waktu 20 tahun.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun.
3. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka
waktu 1 tahun.

Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya


Pemerintah Daerah, DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian
penting pada kualitas proses dan hasil penyusunan dokumen RPJMD.
Selain itu seluruh pemangku kepentingan perlu melakukan pemantauan,
evaluasi dan review berkala atas implementasinya. Hal ini dikarenakan
dokumen RPJMD sangat terkait dengan visi dan misi pasangan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. 3 Sehingga kualitas penyusunan
RPJMD akan mencerminkan sejauh mana kredibilitas Bupati dan Wakil
Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam memandu,
mengarahkan dan memprogramkan perjalanan kepemimpinannya dan
pembangunan daerahnya dalam masa 5 (lima) tahun ke depan serta
mempertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat pada akhir masa
kepemimpinannya.

Dokumen perencanaan pembangunan kabupaten merupakan satu


kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, oleh karena
itu harus mengacu dan mempedomani dokumen perencanaan
pembangunan pusat dan provinsi. Salah satu dokumen yang harus
disusun oleh pemerintah kabupaten pada saat pergantian kepala daerah
adalah Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJMD). RPJMD
memiliki kedudukan dan fungsi strategis dalam pembangunan suatu
daerah. Hal ini dikarenakan RPJMD merupakan acuan dan panduan
3
Soekartawi, Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Rajawali Press), 1990,
hlm. 5
utama manajemen pembangunan daerah setiap tahun, selama lima
tahun. RPJMD juga memberikan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan untuk mewujudkan visi pembangunan daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 5 ayat (2), yang dimaksud
dengan RPJMD adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD serta
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN). RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah, lintas Perangkat Daerah, program kewilayahan yang
disertai dengan rencana-rencna kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 4

Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota harus memperhatikan dan


bersinergi dengan RPJMN dan RPJMD Provinsi. Selain itu untuk menjaga
kesinambungan pembangunan di Kabupaten/Kota, penyusunan RPJMD
Kabupaten/Kota harus berpedoman pada RPJPD Kabupaten/Kota
khususnya pada tahap Pembangunan Lima Tahunan. RPJMD yang
merupakan visi, misi dan program prioritas dari Bupati dan Wakil Bupati
atau Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang akan dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui program dan kegiatan yang
dituangkan dalam Rencana Strategis dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan melakukan analisis
lebih lanjut terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten/Kota:

1. Apa definisi atau hakikat dari RPJMD Kabupaten/Kota?


2. Bagaimana isi dari RPJMD Kabupaten/Kota?
3. Siapa yang membuat RPJMD Kabupaten/Kota?

BAB II

PEMBAHASAN

4
W. Arthur Lewis, Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Rineka Cipta), 1994, hlm. 33
2.1 Definisi atau Hakikat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)

RPJMD atau  Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk 
jangka periode selama 5 (lima) tahunan  yang berisi  penjabaran dari visi,
misi, dan program kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah
serta memperhatikan RPJM Nasional yang telah dijelaskan pada Pasal 1
Angka 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007  tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

RPJMD menekankan tentang pentingnya menterjemahkan secara


arif tentang visi , misi , dan agenda Kepala Daerah terpilih dalam tujuan,
sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan yang merespon kebutuhan
dan aspirasi masyarakat serta kesepakatan tentang tolok ukur kinerja
untuk mengukur keberhasilan pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun
ke depan.

Mendefinisikan perencanaan sebagai suatu cara bagaimana


mencapai tujuan sebaik-baiknya (maksimum output) dengan sumber-
sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Selanjutnya dikatakan
bahwa, perencanaan merupakan penentuan tujuan yang akan dicapai
atau yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.
Perencanaan juga diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang
dikehendaki.5 Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup lima pendekatan yaitu:

1. PERENCANAAN POLITIK
Bahwa penyusunan RPJMD  perlu melibatkan proses konsultasi
dengan kekuatan politik, terutama Kepala Daerah Terpilih

5
Wrihatnolo, Randy R dan Riant Nugroho, Manajemen Pembangunan Indonesia (Sebuah
Pengantar dan Panduan), (Jakarta: Rineka Cipta), 2006, hlm. 45
dengan DPRD. Tujuan dari perencanaan politik ini adalah
pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik ( public choice theory of
planning), khususnya penjabaran visi dan misi dalam suatu
RPJMD Kabupaten/Kota.

2. PERENCANAAN TEKNOKRATIK
Dalam perencanaan ini menggunakan metode ilmiah yang
tidak subjektif dan lebih mengarah kepada objektif. Proses
perencanaan yang dirancang berdasarkan data dan hasil
pengamatan kebutuhan masyarakat dari pengamat
professional, baik kelompok masyarakat yang terdidik yang
walau tidak mengalami sendiri namun berbekal pengetahuan
yang dimiliki dapat menyimpulkan kebutuhan akan suatu
barang yang tidak dapat disediakan pasar, untuk
menghasilkan perspektif akademis pembangunan. Pengamat
ini bisa pejabat pemerintah, bisa non-pemerintah, atau dari
perguruan tinggi.
Menurut penjelasan dalam Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, perencanaan teknokrat dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga
atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.

3. PERENCANAAN PARTISIPATIF
Dalam perencanaan ini dilaksanakan dengan semua pihak
yang berkepentingan dan adanya rasa memiliki terhadap
kelompok kepentingan. Proses perencanaan yang diwujudkan
dalam musyawarah ini, dimana sebuah rancangan rencana
dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku
pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan berasal
dari semua aparat penyelenggara negara (eksekutif,legislatif,
dan yudikatif), masyarakat, rohaniwan, dunia usaha, kelompok
profesional, organisasi-organisasi non-pemerintah.
Menurut penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yaitu perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap
pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan
aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 telah dijelaskan pula
“partisipasi masyarakat” adalah keikutsertaan untuk
mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses
penyusunan rencana pembangunan.

4. PERENCANAAN ATAS BAWAH (TOP DOWN)


Bahwa proses penyusunan RPJMD perlu adanya  sinergi
dengan rencana strategis di atasnya yaitu RPJPD dan RPJM
Nasional berdasarkan jenjang nasional atau aspirasi
perencanaan atas-bawah (top down) yaitu berasal dari
pemerintah yang berupa suatu kepentingan. Proses
perencanaan yang dirancang oleh lembaga atau departemen
menyusun rencana pembangunan sesuai dengan wewenang
dan fungsinya.

5. PERENCANAAN BAWAH ATAS (BOTTOM UP)


Dalam perencanaan bawah-atas ( bottom up) juga dilihat
berdasarkan jenjang nasional atau aspirasi. Aspirasi dan
kebutuhan masyarakat perlu untuk diperhatikan dalam
penyusunan RPJMD. Akan tetapi, perbedaan dari perencanaan
ini yaitu berasal dari rakyat atau dapat dikatakan pendekatan
perencanaan yang dimulai dari tingkatan hirarkis paling rendah
menuju ke atas.
Selain itu, menurut penjelasan dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 yaitu pendekatan atas-bawah ( top
down) dan bawah-atas (bottom up) dalam perencanaan
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil
proses diselaraskan melalui musyawarah yang melibatkan
masyarakat dan dilaksanakan di tingkat Nasional, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa.

Berdasarkan tahapan yang telah dilakukan dalam penyusunan


RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 tersebut serta merujuk pada
ketentuan-ketentuan tentang perencanaan pembangunan daerah, secara
jelas menunjukkan bahwa RPJMD Kabupaten/Kota memiliki nilai-nilai
strategis dan politis, yaitu:

1. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan media


untuk mengimplementasikan janji kepala daerah terpilih yang
telah disampaikan pada saat kampanye kepada seluruh
masyarakat;
2. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan pedoman
pembangunan selama 5 (lima) tahun;
3. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan pedoman
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);
4. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan alat atau
instrumen pengendalian bagi Satuan Pengawas Internal (SPI);
5. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan instrumen
untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala perangkat
daerah selama 5 (lima) tahun;
6. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan pedoman
bagi daerah dalam penyusunan rencana pembangunan daerah
yang selaras dengan provinsi;
7. RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan pedoman
penilaian keberhasilan pemerintah daerah.

2.2 Isi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten/Kota

Isi sistematika penulisan atau hasil perumusan rancangan dari


RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah, secara garis besar menguraikan hal-
hal sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota.
2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang
kondisi suatu Kabupaten/Kota secara komprehensif sebagai basis
atau pijakan dalam penyusunan perencanaan. Aspek yang dibahas
diantaranya adalah:
(1) Geografi dan demografi
(2) Kesejahteraan masyarakat
(3) Pelayanan umum
(4) Daya saing daerah
Menguraikan kondisi geografis, administratif, sosial
kependudukan serta pencapaian pembangunan 5 tahun terakhir
yang dikelompokkan ke dalam tinjauan aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah
Kabupaten maupun Kota.

3. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA


KERANGKA PENDANAAN
Menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap
pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut:
(1) Kinerja keuangan masa lalu
(2) Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu
(3) Kerangka pendanaan guna menyongsong pembangunan tahun

berikutnya
4. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Menguraikan keterkaitan kebijakan prioritas pembangunan
nasional dengan beragam isu strategis dan permasalahan yang
dihadapi dalam suatu Kabupaten/Kota. Memuat berbagai
permasalahan pembangunan dan isu strategis yang akan
menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang.
5. VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
Menguraikan visi dan misi Kepala Daerah terpilih untuk kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan
pembangunan beserta sasaran yang ingin dicapai di akhir tahun
RPJMD Kabupaten/Kota.
6. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Menguraikan strategi dan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Selain itu juga diuraikan mengenai program pembangunan daerah
Kabupaten/Kota dalam jangka menengah sesuai kewenangan
pemerintah dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan
daerah menuju tercapainya visi dan misi pembangunan.
7. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
Menjelaskan mengenai program prioritas dalam pencapaian visi
dan misi serta seluruh program yang dirumuskan dalam Renstra
perangkat daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target,
perangkat daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.

8. KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH


Menguraikan penetapan indikator kinerja daerah yang bertujuan
untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah
dan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir
periode masa jabatan.
9. PENUTUP
Berisi penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
dalam mengimplementasikan RPJMD Kabupaten/Kota secara
terpadu dan berkelanjutan.

2.2.1 Hubungan Antar Dokumen Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota

RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 merupakan penjabaran


dari RPJPN, RPJMN, dan RPJPD serta RPJMD Provinsi pada periode yang
sama. Tujuan pembangunan yang direncanakan di setiap tingkat
pemerintahan tersebut merupakan langkah pembangunan yang bertujuan
untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu masyarakat yang sejahtera, adil dan
makmur. Tujuan pembangunan tersebut juga perlu diarahkan untuk
dapat memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan ( Sustainable
Development Goals) yang disepakati bersama PBB yang terdiri dari 17
indikator, meliputi tujuan pembangunan ekonomi, sosial, fisik dan
lingkungan hidup. Rencana pembangunan juga perlu diintegrasikan
dengan rencana penganggaran untuk efisiensi pembangunan, sehingga
program prioritas yang dipilih dapat optimal dalam mencapai tujuan
pembangunan. RPJMD Kabupaten/Kota menjadi dasar penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Strategis
(Renstra) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berada di lingkup
wilayah pemerintahan daerah, yang selanjutnya menjadi dasar dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) OPD.

Hubungan antara RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024


dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut :

1) RPJMD Kabupaten/Kota dengan RPJPD


Kabupaten/Kota
RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 adalah
pelaksanaan RPJPD 2005- 2025 tahap IV. Penyusunan RPJMD
memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan, serta program Bupati dan Wakil Bupati atau
Walikota dan Wakil Walikota periode Tahun 2019-2024.
Sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD
Tahun 2005-2025 dijabarkan dalam program pembangunan
daerah sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah
periode 5 (lima) tahun. Suatu program pembangunan daerah
harus menjabarkan dengan baik sasaransasaran pokok
sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan tujuan dan
sasaran dari visi dan misi rencana pembangunan 5 (lima)
tahun. Untuk itu, diperlukan identifikasi berbagai
permasalahan pembangunan daerah untuk menjabarkan
pencapaian sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam
RPJPD dan mencapai tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten/Kota.

2) RPJMD Kabupaten/Kota dengan Renstra Perangkat


Daerah
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017, Renstra perangkat daerah disusun sesuai tugas dan
fungsi perangkat daerah serta berpedoman kepada RPJMD
Kabupaten/Kota dan bersifat indikatif. RPJMD Kabupaten/Kota
Tahun 2019-2024 menjadi pedoman dalam penyusunan
Renstra perangkat daerah dalam waktu 5 (lima) tahun.
Renstra perangkat daerah merupakan penjabaran teknis
RPJMD Kabupaten/Kota yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah
kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan
bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap perangkat daerah
dan dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan, serta program
dalam Renstra perangkat daerah dirumuskan dalam rangka
mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan
dalam RPJMD Kabupaten/Kota, sedangkan visi dan misi
perangkat daerah mengacu pada visi dan misi kota.

3) RPJMD Kabupaten/Kota dengan Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024
setiap tahunnya akan dijabarkan ke dalam RKPD, sebagai
suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah
Kabupaten/Kota yang memuat prioritas program dan kegiatan
dari rencana kerja perangkat daerah. Rancangan RKPD
merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah
Kabupaten/Kota yang dilaksanakan secara berjenjang mulai
dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota.
Prioritas dan sasaran pembangunan pada RKPD harus
berpedoman pada RPJMD Kabupaten/Kota, RPJMD Provinsi,
serta RPJM Nasional. Harus berpedoman pada RPJMD
mengandung makna bahwa prioritas dan sasaran
pembangunan tahunan daerah harus selaras dan sejalan
dengan program pembangunan daerah yang ditetapkan dalam
RPJMD. Selain itu, rencana program serta kegiatan prioritas
tahunan daerah juga harus selaras serta sejalan dengan
indikasi rencana program prioritas yang ditetapkan dalam
RPJMD Kabupaten/Kota.
Prioritas pembangunan daerah yaitu tema atau agenda
pembangunan pemerintah daerah tahunan yang menjadi
benang merah/tonggak capaian antara (milestones) menuju
sasaran 5 (lima) tahunan dalam RPJMD Kabupaten/Kota
melalui rencana program pembangunan daerah tahunan.

4) RPJMD Kabupaten/Kota dengan Perencanaan Lainnya


Sebagai sub sistem, maka berbagai dokumen
perencanaan yang berkaitan dengan RPJMD Kabupaten/Kota
Tahun 2019-2024 juga perlu ditelaah baik dokumen pada level
nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota yaitu :

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;


b. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
c. Dokumen terkait lainnya.

Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota berpedoman


pada RTRW Kabupaten/Kota yaitu dengan menyelaraskan
pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan
program pembangunan jangka menengah daerah dengan
pemanfaatan struktur dan pola ruang Kabupaten/Kota.
Penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota memperhatikan dan
mempertimbangkan berbagai pola dan struktur tata ruang
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, sebagai acuan untuk mengarahkan lokasi
kegiatan dan menyusun program pembangunan yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota.

Dalam menyusun RPJMD Kabupaten/Kota ini juga selain


berpedoman pada RTRW daerah sendiri, juga perlu
memperhatikan RTRW daerah lain, guna tercipta sinkronisasi
dan sinergi pembangunan jangka menengah daerah antar
Kabupaten/Kota serta keterpaduan struktur dan pola ruang
Kabupaten/kota lainnya.

2.2.2 Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota

RPJMD Kabupaten/Kota disusun dengan maksud mengarahkan


penyelenggaraan pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional, pelaksanaan pembangunan
sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati atau Walikota dan
Wakil Walikota dan selanjutnya sebagai dasar penyusunan dokumen
perencanaan lainnya.

1. MAKSUD
RPJMD Kabupaten/Kota dimaksudkan sebagai pedoman
pembangunan daerah bagi seluruh pemangku kepentingan
dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten/Kota
sesuai dengan visi, misi, dan program pembangunan daerah
Kabupaten/Kota sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh
pelaku pembangunan bersifat sinergis, kolaboratif, koordinatif,
dan integratif.
2. TUJUAN
RPJMD Kabupaten/Kota bertujuan antara lain:
1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai
dasar perumusan permasalahan dan isu strategis daerah,
sebagai dasar prioritas penanganan pembangunan daerah
5 (lima) tahun ke depan. Sebagai pedoman bagi seluruh
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun Renstra perangkat
daerah periode 2019-2024.
2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah
serta kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan
kemampuan kapasitas pendanaan 5 (lima) tahun ke
depan.
3. Menerjemahkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati atau
Walikota dan Wakil Walikota ke dalam tujuan dan sasaran
pembangunan daerah tahun 2019-2024, yang disertai
dengan program prioritas untuk masing-masing perangkat
daerah tahun 2019-2024, dengan berpedoman pada
RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2005-2025.
4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai
dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja
yang akan dilaksanakan pada tahun 2019-2024.
5. Menetapkan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah sebagai dasar penilaian keberhasilan Pemerintah
Kabupaten/Kota periode 2019-2024.

2.3 Siapa Yang Membuat Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota

Salah satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam


perencanaan pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, dimana badan inilah yang akan membantu Kepala Daerah Bupati
dan Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dalam menentukan
kebijakan dibidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian
atas pelaksanaannya.

Adapun yang menjadi tugas pokok dan fungsi Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah (BAPPEDA) setelah revisi Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan
terbitnya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional diantaranya adalah melaksanakan
koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota
terutama pada lintas batas untuk mencapai keserasian pembangunan
daerah sesuai dengan tujuan rencana pembangunan jangka panjang,
menengah dan tahunan.6

BAPPEDA mengajukan ranwal RPJMD kepada kepala daerah untuk


memperoleh persetujuan pembahasan dengan DPRD. Kepala daerah
mengajukan ranwal RPJMD kepada DPRD untuk dibahas dan memperoleh
kesepakatan, disampaikan paling lambat 40 hari sejak kepala daerah dan
wakil kepala daerah dilantik. Hasil pembahasan dan kesepakatan
dirumuskan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala

6
Jembris T Mangar, Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Halmahera Barat, Jurnal Sosial, Vol. 3 No. 1, 2015, hlm. 6
daerah dan ketua DPRD. Ranwal RPJMD disempurnakan berdasarkan
nota kesepakatan. Gubernur dan atau Bupati/Walikota mengajukan
ranwal RPJMD kepada Menteri Dalam Negeri dan atau Gubernur untuk
dikonsultasikan paling lambat 50 hari setelah Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dilantik, untuk memperoleh masukan.

Kepada daerah menetapkan raperda tentang RPJMD yang telah


dievaluasi menjadi perda tentang RPJMD, paling lambat 6 bulan setelah
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilantik. Evaluasi dilaksanakan
paling lambat 5 bulan setelah Kepala Daerah dilantik. Apabila
penyelenggara pemerintahan daerah tidak menetapkan perda tentang
RPJMD, anggota DPRD dan Gubernur/Bupati/Walikota dikenai sanksi
administratif berupa tidak dibayarkan hak keuangan yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan selama 3 (tiga) bulan. RPJMD
yang telah ditetapkan dengan perda digunakan sebagai instrumen
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten/Kota ini adalah
sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten/Kota diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD,
kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian
penyusunan rancangan RPJMD, kemudian pelaksanaan Musrenbang
RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD, dan yang
terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dalam
penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota juga melalui pendekatan politik,
teknokratik dan partisipatif, atas bawah, bawah atas.
2. Isi sistematika penulisan atau hasil perumusan rancangan dari
RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
3. Peranan BAPPEDA untuk membantu Kepala Daerah yaitu Bupati dan
Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dalam penyusunan
RPJMD Kabupaten/Kota dapat dilihat dari penyusunan rancangan
awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelengaraan Musrenbang,
penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.
Dibantu oleh pihak lainnya yaitu Sekretaris Daerah, Gubernur,
DPRD, dan Menteri Dalam Negeri.

DAFTAR PUSTAKA
Buku

Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, Perencanaan Pembangunan


Daerah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2005
Sjafriza, Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), 2015
Soekartawi, Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Rajawali
Press),1990
W. Arthur Lewis, Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Rineka Cipta), 1994
Wrihatnolo, Randy R dan Riant Nugroho, Manajemen Pembangunan
Indonesia (Sebuah Pengantar dan Panduan), (Jakarta: Rineka
Cipta),2006

Jurnal
Jembris T Mangar, Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Halmahera Barat, Jurnal Sosial, Vol. 3 No. 1,
2015

Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah

Anda mungkin juga menyukai