KABUPATEN/KOTA
Kelas A
Oleh :
NIM. 2046000074
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
4
W. Arthur Lewis, Perencanaan Pembangunan, (Jakarta: Rineka Cipta), 1994, hlm. 33
2.1 Definisi atau Hakikat Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)
1. PERENCANAAN POLITIK
Bahwa penyusunan RPJMD perlu melibatkan proses konsultasi
dengan kekuatan politik, terutama Kepala Daerah Terpilih
5
Wrihatnolo, Randy R dan Riant Nugroho, Manajemen Pembangunan Indonesia (Sebuah
Pengantar dan Panduan), (Jakarta: Rineka Cipta), 2006, hlm. 45
dengan DPRD. Tujuan dari perencanaan politik ini adalah
pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana
pembangunan hasil proses politik ( public choice theory of
planning), khususnya penjabaran visi dan misi dalam suatu
RPJMD Kabupaten/Kota.
2. PERENCANAAN TEKNOKRATIK
Dalam perencanaan ini menggunakan metode ilmiah yang
tidak subjektif dan lebih mengarah kepada objektif. Proses
perencanaan yang dirancang berdasarkan data dan hasil
pengamatan kebutuhan masyarakat dari pengamat
professional, baik kelompok masyarakat yang terdidik yang
walau tidak mengalami sendiri namun berbekal pengetahuan
yang dimiliki dapat menyimpulkan kebutuhan akan suatu
barang yang tidak dapat disediakan pasar, untuk
menghasilkan perspektif akademis pembangunan. Pengamat
ini bisa pejabat pemerintah, bisa non-pemerintah, atau dari
perguruan tinggi.
Menurut penjelasan dalam Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, perencanaan teknokrat dilaksanakan dengan
menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga
atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
3. PERENCANAAN PARTISIPATIF
Dalam perencanaan ini dilaksanakan dengan semua pihak
yang berkepentingan dan adanya rasa memiliki terhadap
kelompok kepentingan. Proses perencanaan yang diwujudkan
dalam musyawarah ini, dimana sebuah rancangan rencana
dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku
pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan berasal
dari semua aparat penyelenggara negara (eksekutif,legislatif,
dan yudikatif), masyarakat, rohaniwan, dunia usaha, kelompok
profesional, organisasi-organisasi non-pemerintah.
Menurut penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional yaitu perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap
pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan
aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 telah dijelaskan pula
“partisipasi masyarakat” adalah keikutsertaan untuk
mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses
penyusunan rencana pembangunan.
1. PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan, serta sistematika
penulisan penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota.
2. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang
kondisi suatu Kabupaten/Kota secara komprehensif sebagai basis
atau pijakan dalam penyusunan perencanaan. Aspek yang dibahas
diantaranya adalah:
(1) Geografi dan demografi
(2) Kesejahteraan masyarakat
(3) Pelayanan umum
(4) Daya saing daerah
Menguraikan kondisi geografis, administratif, sosial
kependudukan serta pencapaian pembangunan 5 tahun terakhir
yang dikelompokkan ke dalam tinjauan aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah
Kabupaten maupun Kota.
berikutnya
4. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Menguraikan keterkaitan kebijakan prioritas pembangunan
nasional dengan beragam isu strategis dan permasalahan yang
dihadapi dalam suatu Kabupaten/Kota. Memuat berbagai
permasalahan pembangunan dan isu strategis yang akan
menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang.
5. VISI MISI TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
Menguraikan visi dan misi Kepala Daerah terpilih untuk kurun
waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang disertai dengan tujuan
pembangunan beserta sasaran yang ingin dicapai di akhir tahun
RPJMD Kabupaten/Kota.
6. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Menguraikan strategi dan arah kebijakan pembangunan
Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Selain itu juga diuraikan mengenai program pembangunan daerah
Kabupaten/Kota dalam jangka menengah sesuai kewenangan
pemerintah dalam mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan
daerah menuju tercapainya visi dan misi pembangunan.
7. KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
Menjelaskan mengenai program prioritas dalam pencapaian visi
dan misi serta seluruh program yang dirumuskan dalam Renstra
perangkat daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif target,
perangkat daerah penanggung jawab berdasarkan bidang urusan.
1. MAKSUD
RPJMD Kabupaten/Kota dimaksudkan sebagai pedoman
pembangunan daerah bagi seluruh pemangku kepentingan
dalam mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten/Kota
sesuai dengan visi, misi, dan program pembangunan daerah
Kabupaten/Kota sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh
pelaku pembangunan bersifat sinergis, kolaboratif, koordinatif,
dan integratif.
2. TUJUAN
RPJMD Kabupaten/Kota bertujuan antara lain:
1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai
dasar perumusan permasalahan dan isu strategis daerah,
sebagai dasar prioritas penanganan pembangunan daerah
5 (lima) tahun ke depan. Sebagai pedoman bagi seluruh
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam menyusun Renstra perangkat
daerah periode 2019-2024.
2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah
serta kerangka pendanaan sebagai dasar penentuan
kemampuan kapasitas pendanaan 5 (lima) tahun ke
depan.
3. Menerjemahkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati atau
Walikota dan Wakil Walikota ke dalam tujuan dan sasaran
pembangunan daerah tahun 2019-2024, yang disertai
dengan program prioritas untuk masing-masing perangkat
daerah tahun 2019-2024, dengan berpedoman pada
RPJPD Kabupaten/Kota Tahun 2005-2025.
4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai
dengan indikasi pagu anggaran dan target indikator kinerja
yang akan dilaksanakan pada tahun 2019-2024.
5. Menetapkan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah sebagai dasar penilaian keberhasilan Pemerintah
Kabupaten/Kota periode 2019-2024.
6
Jembris T Mangar, Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Halmahera Barat, Jurnal Sosial, Vol. 3 No. 1, 2015, hlm. 6
daerah dan ketua DPRD. Ranwal RPJMD disempurnakan berdasarkan
nota kesepakatan. Gubernur dan atau Bupati/Walikota mengajukan
ranwal RPJMD kepada Menteri Dalam Negeri dan atau Gubernur untuk
dikonsultasikan paling lambat 50 hari setelah Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dilantik, untuk memperoleh masukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten/Kota ini adalah
sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencanan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten/Kota diawali dengan penyiapan rancangan awal RPJMD,
kemudian penyiapan rancangan Renstra-SKPD, kemudian
penyusunan rancangan RPJMD, kemudian pelaksanaan Musrenbang
RPJMD, kemudian penyusunan rancangan akhir RPJMD, dan yang
terakhir adalah penetapan peraturan daerah tentang RPJMD. Dalam
penyusunan RPJMD Kabupaten/Kota juga melalui pendekatan politik,
teknokratik dan partisipatif, atas bawah, bawah atas.
2. Isi sistematika penulisan atau hasil perumusan rancangan dari
RPJMD Kabupaten/Kota Tahun 2019-2024 mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
3. Peranan BAPPEDA untuk membantu Kepala Daerah yaitu Bupati dan
Wakil Bupati atau Walikota dan Wakil Walikota dalam penyusunan
RPJMD Kabupaten/Kota dapat dilihat dari penyusunan rancangan
awal, penghimpunan laporan SKPD, penyelengaraan Musrenbang,
penyusunan rancangan akhir dan penetapan peraturan daerah.
Dibantu oleh pihak lainnya yaitu Sekretaris Daerah, Gubernur,
DPRD, dan Menteri Dalam Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Jurnal
Jembris T Mangar, Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Halmahera Barat, Jurnal Sosial, Vol. 3 No. 1,
2015
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah