Anda di halaman 1dari 3

RESUME BUKU

“LOGIKA HUKUM : Dialog Antara Analitik Sintetik Hingga Pembacaan


Terhadap Dekontruksi atas Makna Teks & Realitas Hukum”

Oleh DR.H. Muhamad Rakhmat., SH., MH.

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Penalaran Hukum
Kelas B

Disusun Oleh :

SALMA HANITA PUTRI

NIM. 2046000074

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

MALANG

2021
Penalaran pada dasarnya adalah sebuah proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran dapat menghasilkan sebuah
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir atau bahkan dengan
perasaan. Dalam hal ini, perasaan memikirkan hal yang sudah ada untuk
mendapatkan pengetahuan lain yang sebelumnya tidak ada. Maka dengan demikian,
penalaran adalah sebuah aktivitas berpikir yang penting artinya untuk kepentingan
perkembangan pengetahuan. Berpikir sendiri dalam hal ini berarti kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar.

Penalaran (reasoning: Inggris), (raticinium: Latin) dimaknai dengan


pengertian:

1. Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan


2. Penerapan logika dan atau pola pemikiran abstrak dalam
3. Kemampuan untuk mengetahui beberapa hal tanpa bantuan langsung
presepsi inderawi atau pengalaman langsung

Penalaran adalah sebuah proses berpikir dalam merumuskan pengetahuan.


Secara teoritis, satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan untuk melakukan
penalaran adalah manusia. Maka oleh karena itu, kegiatan penalaran ini hanya dapat
dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan kegiatan perasaan yang juga
berlaku bagi manusia. Kegiatan penalaran itu merupakan suatu kegiatan berpikir
secara logis, kegiatan berpikir ini harus dilakukan menurut pola tertentu atau
dengan logika.

Penalaran Hukum (Legal Reasoning) merupakan salah satu unsur yang harus
dipahami oleh seorang peneliti hukum karena tanoa pemahaman terhadap
penalaran hukum, maka seseorang peneliti akan kehilangan arah dan bukan
menemui kesulitan besar dalam mensistematisasikan bahan hukum yang menjadi
topik.

Dari pengertian penalaran hukum di atas, dapat dikatakan bahwa penalaran


hukum menjadi batu uji kritis dari segi ilmu hukum untuk mengkaji semua kegiatan
yuridis dan produk yang dihasilkan dari para pengemban hukum. Sebab meskipun
intuisi seseorang pengemban hukum telah dibangun secara bertahap melalui
pendidikan hukum dan serangkaian pengalaman, boleh dikatakan bahwa intuisi yang
dimilikinya adalah intuisi seorang professional di bidang hukum. Maka dari itulah,
pengemban hukum harus selalu aktif dalam melakukan penalaran hukum. Karena
dengan penalaran hukum, akan lebih mendekatkan keadilan bagi pencari keadilan.

Anda mungkin juga menyukai