Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

LOGIKA HUKUM RATIO LOGIS PUTUSAN


MATA KULIAH : LOGIKA DAN ARGUMENTASI HUKUM

DOSEN PENGAMPU
ABDUR ROHIM,SH.,M.Kn.

NAMA KELOMPOK :
1. Nisfi Adillah
2. Yunita Febriana
3. Qurrata A’yun
4. Sona Sugianto
5. Zaini Wijaya

SEKOLAH TINGGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN


KRAKSAAN – PROBOLINGGO
TAHUN PELAJARAN
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Logika Dan Argumentasi Hukum tentang “Logika
Hukum Ratio Legis Putusan” tugas ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Logika
Dan Argumentasi Hukum.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari kata sempurna, baik dari
penyusunan, kebahasaan ataupun penulisannya. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Zainul Hasan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen mata kuliah logika dan argumentasi hukum guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Kraksaan, 17 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..……………………………………………………………….
DAFTAR ISI......................…………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…..……………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah.……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian logika hukum
B. Pengertian ratio legis putusan
C. Hubungan logika hukum dalam ratio legis putusan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..…………………………………………………………………….
B. Saran……..…..………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas berpikir sebagai penalaran manusia mempunyai ciri utama sebagai
suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika. Dalam mempelajari pola berpikir
yang luas dalam logika itulah dibutuhkan terlebih dahulu tentang apa itu logika dan
ruang lingkupnya karena hal ini akan membantu dasar pemikiran yang berdasarkan
penalaran yang logis dan kritis. selain berguna bagi sarana ilmu, penalaran yang logis
dan kritis ini juga yang nantinya akan mambantu pemahaman bagi semua ilmu, karena
penalaran yang logis, kritis, dan sistematis inilah yang menjadi salah satu syarat sifat
ilmiah.
Salah satu tujuan dari adanya hukum adalah untuk menciptakan kepastian
hukum bagi masyarakat. Kepastian hukum tersebut akan menimbulkan penggunaan
hukum yang jelas, pasti dan konsisten.

Logika khususnya logika silogisme juga memiliki suatu kepastian. Premis-


premis akan berimplikasi terhadap kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, logika juga
mengajarkan bagaimana berpikir benar. Sehingga diharapkan setiap orang dapat
melakukan penalaran yang benar sesuai dengan aturan dan metodologi.

Logika hukum dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk mencari dasar hukum
yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang merupakan perbuatan hukum
(perjanjian, transaksi perdagangan, dll) ataupun yang merupakan kasus pelanggaran
hukum (pidana, perdata, ataupun administratif) dan memasukkannya ke dalam
peraturan hukum yang ada.

Logika hukum berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau
ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk dari
pemikiran. Penalan tersebut bergerak dari suatu proses yang dimulai dari penciptaan
konsep (conceptus), diikuti oleh pembuatan pernyataan (propositio),kemudian diikuti
oleh penalaran (ratio cinium, reasoning)

Bagi para hakim logika hukum ini berguna dalam mengambil pertimbangan
untuk memutuskan suatu kasus. Sedangkan bagi para praktisi hukum logika hukum ini
berguna untuk mencari dasar bagi suatu peristiwa atau perbuatan hukum dengan tujuan

1
untuk menghindari terjadinya pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk menjadi
bahan argumentasi apabila terjadi sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan
hukum tersebut. Bagi para penyusun undang-undang dan peraturan, logika hukum ini
berguna untuk mencari dasar mengapa suatu undang-undang disusun dan mengapa
suatu peraturan perlu dikeluarkan. Sedangkan bagi pelaksanan, logika hukum ini
berguna untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu undang-undang atau
peraturan agar tidak hanya menjalankan tanpa mengerti maksud dan tujuannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja manfaat dan kegunaan logika?
2. Apa peran ratio legis putusan dalam logika hukum?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian logika hukum

Istilah tentang logika berasal dari bahasa Latin dari kata "logos" yang berarti
perkataan atau sabda. Dalam khazana kepustakaan Islam biasa disebut dengan istilah
mantiq berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata kerja "nataqa" yang diartikan
sebagai berkata atau berucap. George F. Kneller, dalam bukunya "Logic and Language
of Education" mengartikan logika sebagai suatu penyelidikan tentang dasar-dasar dan
metode metode berfikir yang benar.

Irving M. Copi menyatakan; “Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan
hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran
yang salah.” Secara ringkas dapat dikatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan dan
kecakapan untuk berpikir lurus (tepat).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logika merupakan (1) pengetahuan


tentang kaidah berpikir, (2) jalan pikiran yang masuk akal. Menurut Munir Fuadi logika
berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari suatu
penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Kelsen memandang
ilmu hukum adalah pengalaman logikal suatu bahan di dalamnya sendiri adalah logikal
. Ilmu hukum adalah semata-mata hanya ilmu logikal. Ilmu hukum adalah bersifat
logikal sistematikal dan historikal dan juga sosiologikal.

Logika dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek atau sudut pandang.


Di antaranya ialah berdasarkan sumber dari mana pengetahuan logika diperoleh, sejarah
perkembangan, bentuk dan isi argumen, dan proses atau tata cara penyimpulan.

Dapat dikatakan bahwa pengertian dari logika hukum (legal reasoning) adalah
penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian dasar
tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang
pengacara mengargumentasikan hukum dan bagaimana seorang ahli hukum menalar
hukum.

Selanjutnya ketika bicara hubungan antara hukum dan logika; Hans Kelsen
menyatakan: “bahwa suatu pandangan yang cukup banyak penganutnya di kalangan

3
para yuris adalah, bahwa terdapat suatu relasi yang istimewa erat antara hukum dan
logika (dalam arti tradisional, dari dua nilai, benar atau salah), bahwa “sifat logis”
adalah sifat khusus dari hukum, yang berarti bahwa dalam relasi-relasi timbal-balik
mereka, norma-norma dari hukum sesuai dengan asas-asas dari logika.”

Munir Fuady, mengatakan bahwa logika hukum (legal reasoning), dapat dilihat
dalam arti luas dan juga dalam arti sempit . Logika hukum dalam arti luas, berpautan
dengan aspek psikologis yang dialami oleh hakim dalam membuat suatu penalaran dan
keputusan hukum. Dalam arti sempit, logika hukum dihubungkan dengan kajian logika
terhadap suatu putusan hukum, dengan cara melakukan telaah terhadap model
argumentasi, ketepatan, dan kesahihan alasan pendukung putusan, serta hubungan logic
antara pertimbangan hukum dengan putusan yang dijatuhkannya.

Prof. Hadjon, mengemukakan bahwa dalam logika hukum dikenal tiga model,
yaitu logika silom , logika proposisi, dan logika predikat. Untuk analisa penalaran,
dikembangkan logika dianotis.Lebih lanjut Prof. Hadjon, mengatakan bahwa
kekhususan logika hukum menurut Soetarman dan PW. Brouwer, adalah satu dalil yang
kuat. Satu argumentasi bermakna hanya dibangun atas dasar logika. Dengan lain adalah
suatu "Conditio sine quo non" agar suatu keputusan dapat diterima adalah apabila
didasarkan pada proses nalar, sesuai dengan sistem logika formal yang merupakan
syarat mutlak dalam berargumentasi.

B. Pengertian ratio legis putusan

Ratio legis adalah pemikiran hukum menurut akal sehat, akal budi/nalar yang
merupakan alasan atau tujuan dari lahirnya peraturan hukum. Ratio legis putusan
merujuk pada prinsip hukum yang digunakan oleh pengadilan atau lembaga yudisial
dalam menjatuhkan keputusan atau putusan. Istilah "ratio legis putusan" berasal dari
bahasa Latin, yang secara harfiah berarti "rasio atau alasan di balik putusan". Prinsip ini
mengacu pada proses penentuan hukum atau pertimbangan yang digunakan oleh
pengadilan untuk menyusun dan memutuskan suatu kasus.

Dalam konteks ini, "ratio legis putusan" merujuk pada alasan-alasan hukum dan
pertimbangan yang mendasari putusan pengadilan. Putusan pengadilan tidak hanya
mencakup keputusan akhir atau hasilnya, tetapi juga berisi penjelasan mengenai alasan

4
mengapa pengadilan membuat keputusan tersebut. Alasan ini harus didasarkan pada
hukum yang berlaku, peraturan, prinsip hukum, dan pertimbangan yang relevan.

Ratio legis putusan memiliki beberapa fungsi penting. Pertama, itu memberikan
kejelasan mengenai alasan hukum di balik putusan pengadilan. Ini membantu pihak
yang terlibat dalam kasus untuk memahami alasan-alasan yang diterima atau ditolak
oleh pengadilan. Kedua, itu memberikan landasan bagi pengadilan lain dalam
memutuskan kasus serupa di masa depan. Putusan dengan ratio legis yang kuat dapat
menjadi preseden atau pedoman bagi pengadilan lain dalam menentukan hasil serupa
dalam kasus-kasus yang memiliki fakta dan masalah hukum yang serupa.

Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "ratio legis putusan" sering digunakan untuk
merujuk pada inti atau inti penjelasan hukum dalam putusan pengadilan, yang memuat
alasan-alasan penting yang membentuk landasan hukum dari keputusan tersebut. Dalam
banyak sistem hukum, penjelasan hukum ini dianggap sebagai bagian yang paling
otoritatif dari putusan pengadilan dan diperlakukan sebagai sumber hukum yang
mengikat.

C. Hubungan logika hukum dan ratio legis putusan


Hubungan antara logika hukum dan ratio legis putusan adalah bahwa ratio legis
putusan merupakan salah satu metode dalam menerapkan logika hukum dalam
pengambilan keputusan oleh pengadilan.
Logika hukum adalah suatu sistem pemikiran dan penalaran yang digunakan
dalam proses pengembangan dan penerapan hukum. Logika hukum melibatkan
penggunaan prinsip-prinsip penalaran yang konsisten dan rasional untuk mencapai
kesimpulan yang tepat dalam konteks hukum.
Ratio legis putusan, di sisi lain, mengacu pada alasan hukum yang menjadi dasar
atau inti dari suatu putusan pengadilan. Ratio legis putusan adalah prinsip atau nalar
hukum yang digunakan oleh hakim untuk memutuskan suatu kasus, dengan mengacu
pada tujuan atau maksud hukum yang terkandung dalam peraturan perundang-
undangan.
Dalam pengambilan keputusan, hakim menggunakan logika hukum untuk
menganalisis argumen dan fakta yang ada dalam suatu kasus. Mereka mencoba
memahami maksud dan tujuan hukum yang terkandung dalam peraturan perundang-

5
undangan terkait dan menggunakan logika hukum untuk mencapai kesimpulan yang
sesuai dengan nalar hukum tersebut.
Ratio legis putusan membantu hakim dalam menerapkan logika hukum dalam
putusan mereka. Dengan mempertimbangkan ratio legis putusan, hakim berusaha untuk
mengidentifikasi maksud dan tujuan hukum yang mendasari suatu peraturan
perundang-undangan tertentu. Mereka kemudian menggunakan logika hukum untuk
memutuskan kasus berdasarkan interpretasi dan pemahaman mereka tentang maksud
dan tujuan tersebut.
Dengan demikian, logika hukum dan ratio legis putusan saling terkait dan saling
melengkapi dalam pengambilan keputusan hukum oleh pengadilan. Logika hukum
memberikan kerangka penalaran dan prinsip-prinsip yang konsisten, sedangkan ratio
legis putusan memberikan dasar dan arahan mengenai maksud dan tujuan hukum yang
harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setidaknya ada empat kegunaan dengan belajar logika, yaitu:
1. membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tertib, metodis, dan koheren;
2. meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif
3. menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri
4. meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagi ilmu pengetahuan, logika merupakan suatu
keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika. Ilmu
pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Aristoteles, bapak logika, yaitu logika benar-benar merupakan alat
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pula, barang siapa mempelajari logika,
sesungguhnya ia telah menggenggam master key untuk membuka semua pintu masuk
ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Di samping kegunaan di atas, Surajiyo, dkk. (2009:15) mengemukakan bahwa
logika juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi kemanfaatan
teoritis, logika mengajarkan tentang berpikir sebagaimana yang seharusnya (normatif)
bukan berpikir sebagaimana adanya seperti dalam ilmu-ilmu positif (fisika, psikologi,
dsb.). Dari segi kemanfaatan praktis, akal semakin tajam/kritis dalam mengambil
putusan yang benar dan runtut (consisten).
Ratio legisputusan merujuk pada "rasio legis" atau niat atau tujuan hukum yang
terkandung dalam suatu putusan hukum. Dalam logika hukum, peran ratio legisputusan
adalah untuk mengungkapkan alasan atau argumen hukum yang melandasi suatu
keputusan hukum. Konsep ini berasal dari hukum umum dan sering digunakan dalam
praktik pengadilan.
Ratio legisputusan memiliki peran penting dalam logika hukum karena
berfungsi sebagai landasan rasional dan argumentatif untuk memahami dan
menafsirkan suatu putusan hukum. Dengan memahami ratio legisputusan, seseorang
dapat memahami niat atau tujuan dari undang-undang atau kebijakan yang mendasari
putusan tersebut.

7
Dalam praktiknya, ratio legisputusan membantu memastikan konsistensi dan
keadilan dalam pengambilan keputusan hukum. Dalam kasus yang serupa, putusan
hukum yang memiliki ratio legis yang sama seharusnya menghasilkan hasil yang
serupa. Oleh karena itu, ratio legisputusan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
membuat keputusan hukum yang sejalan dengan niat atau tujuan yang ingin dicapai
oleh undang-undang.
Dalam rangka menafsirkan hukum, para pengadil sering melihat niat atau tujuan
yang terkandung dalam ratio legisputusan suatu putusan sebelum mereka mengambil
keputusan yang sejalan dengan niat atau tujuan tersebut. Dengan demikian, ratio
legisputusan menjadi penting dalam memastikan kepastian hukum dan konsistensi
interpretasi hukum.
Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan ratio legisputusan juga dapat
menimbulkan tantangan dan kontroversi. Kadang-kadang, interpretasi tentang apa yang
merupakan ratio legis yang tepat dari suatu putusan hukum dapat menjadi subyektif,
dan berbeda pemahaman ratio legis dapat mengarah pada interpretasi yang berbeda.
Oleh karena itu, penggunaan ratio legisputusan harus dilakukan secara hati-hati dan
dalam konteks yang tepat untuk memastikan keadilan dan kepastian hukum yang
diinginkan.

B. Saran
Diharapkan bagi pembaca untuk menambah informasi dari sumber literasi lain.
Hal tersebut bertujuan agar informasi dan pengetahuan yang didapat semakin lengkap.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawir, 1984, Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta.

Angel Richard B, 1964, Reasoning and Logic, Appleton Century Craft, New York

Anda mungkin juga menyukai